Anda di halaman 1dari 19

Etika Berpakaian dalam

Perspektif Budaya di Indonesia


 Etika Berpakaian di Sumatera Barat
Busana Minangkabau pada intinya adalah
penutup aurat, itu juga yang diajarkan di
dalam agama Islam. Adat Minangkabau adat
yang berlandaskan Adaik Basandi Syara',
Syara' Basandi Kitabullah, berdasarkan
falsafah hidup itu jelas ditegaskan bahwa
urang Minangkabau adalah Islam, bahwa
setiap urang Minangkabau akan mengacu
pada ajaran Al Qur'an dan hadis.
1. Pakaian Adat Bundo Kanduang atau
Limpapeh Rumah Nan Gadang
Pakaian ini adalah lambang
kebesaran bagi para wanita
yang sudah menikah. Pakaian
tersebut adalah simbol dari
pentingnya peran seorang ibu
didalam rumah tangga yang
sudah dibangun. Pakaian ini terdiri
dari tingkuluak (tengkuluk), baju
batabue, minsie, lambak atau
sarung, salempang, dukuah (
kalung), dan galang (gelang)
2. Pakaian Adat Gadih Minang
Gadih minang adalah sebutan bagi
perempuan minangkabau yang
belum menikah. Pakaian kemuliaan
seorang perempuan Minangkabau
ialah baju kuruang (baju kurung).
Baju kurung merupakan baju yang
lapang tidak berlekuk seperti
kebaya.
Kemudian dibawahnya digunakan
kodek yang menyerupai sarung.
Kodek dipakai sebagai pengganti
rok.
3. Pakaian Adat Pria Minangkabau
Sebutan untuk pakaian adat
Sumatera Barat tepatnya di
Minangkabau adalah pakaian
penghulu. Sesuai dengan maknanya,
bahwa pakaian ini hanya digunakan
oleh tertua adat atau orang
tertentu, dimana dalam
pemakaiannya pun juga diatur
sedemikian rupa oleh hukum adat.
Pakaian ini terdiri dari beberapa
kelengkapan diantaranya Deta, baju
hitam, sarawa, sesamping, cawek,
sandang, keris, dan tungkek.
4. Pakaian Adat Bujang Minang

Bujang minang adalah sebutan


bagi pria minangkabau yang
belum menikah. Pakaian sehari-
hari bujang minang adalah baju
gunting cina dan celana batik.
Kemudian pakaian ini dihiasi
sarung di bahu atau leher.
 Etika Berpakaian di Jambi

Dalam berbusana kaum wanita


sehari-hari pada awalnya hanya
dikenal dengan kain dan baju kurung
, untuk penutup kepalanya dilengkapi
Tengkuluk. Sedangkan kaum prianya
mengenakan celana setengah ruas
yang melebar pada bagian betisnya
dan umumnya berwarna hitam,
sehingga lebih leluasa geraknya
dalam melakukan kegiatan sehari-
hari. Pakaian untuk pria ini
dilengkapi dengan kopiah sebagai
penutup kepala.
 Etika Berpakaian di Yogyakarta
a) Pakaian Wanita
1. Pinjung
Pinjung adalah kain yang digunakan
sebagai penutup sampai ke dada.
Biasanya kain pinjungan dilengkapi
dengan kemben atau kain penutup
dada. Model pinjung juga dilengkapi
dengan baju batik atau lurik sebagai
penutup terluar. Pakaian pinjung
umumnya dipakai abdi dalem
keraton Kasultanan Yogyakarta.
2. Lurik
Lurik umumnya digunakan oleh
perempuan pedesaan. Pakaian
model lurik juga dapat
digunakan oleh semua usia
mulai dari anak-anak sampai
dengan orang tua. Pakaian
model lurik memiliki motif kain
yang bergaris secara vertikal
dengan permukaan kain yang
terasa kasar dan memiliki
lengan panjang.
3. Kebaya
Pakaian kebaya umumnya
digunakan oleh pemudi dari
kelompok priyayi, dan
bangsawan. Tentunya baju
kebaya sebagai pakaian harian
berbeda pemakaiannya dengan
kebaya sebagai pakaian resmi.
Dalam keseharian kebaya
dipakai dengat aturan yang lebih
longgar seperti bisa digunakan
tanpa sepatu, atau tanpa
menggunakan sanggul, dan
rambut cukup digelung agar
terlihat lebih rapi.
b) Pakaian Pria
Surjan
Pakaian surjan esensinya adalah
lurik atau model kemeja
berlengan panjang. Pakaian
surjan terbuat dari kain
bertekstur tebal dengan motif
yang kebanyakan vertikal. Surjan
ini berwana gelap dengan
kancing baju di bagian atas.
Pelengkap penampilan surjan
adalah jarik. Jarik bermotif apapun
bisa dipadankan dengan surjan.
Tentunya seringkali dipadankan
juga dengan alas kaki sandal atau
mungkin juga tidak beralas kaki.
 Etika Berpakaian di Maluku
Baju Cale

Baju Cale sering disebut kain


salele, pakaian ini memiliki kain
yang tebal, tetapi tetap nyaman
saat di pakai. Pakaian adat yang
satu ini memiliki warna yang
cerah yaitu merah dengan garis-
garis warna emas atau perak.
a. Pakaian Untuk Pria.
Atasan yang dikenakan berbentuk seperti jas
dilengkapi dengan kemeja di dalamnya. Untuk
celana biasanya mengenakan celana warna hitam
atau celana dengan warna yang sama dengan jas.
Untuk memberikan kesan elegan sepatu yang
dikenakan adalah sepatu vantovel.

b. Pakaian Untuk Wanita


Baju Cele untuk wanita dikombinasikan
dengan kain sarung tenun atau kebaya dengan
warna yang senada. Sama hal nya dengan yang
dikenakan pria, sepatu yang dipakai adalah sepatu
vantovel. Untuk penghias dan menambah
keindahan, pakaian wanita biasanya ditambahkan
beberapa aksesoris
 Etika Berpakaian di Jakarta
1. Pakaian Pria
Pakaian sehari-hari pria
Betawi berupa baju koko
atau sadariah, celana batik,
kain pelekat, dan peci atau
kopiah. Pakaian seperti itu
dapat pula dikenakan pada
pertemuan-pertemuan
tidak resmi antar keluarga
atau kenalan, bahkan di
daerah pinggiran, pakaian
semacam ini dikenakan
pula pada acara resmi.
 Pakaian Wanita
Pakaian wanita berupa kain
kebaya panjang di bagian depan,
berenda, baju seperti ini disebut
juga baju encim. Rambutnya
disanggul yang tidak terlalu
besar di atas tengkuk. Rambut
dihias dengan tusuk konde dan
bunga warna putih. Warna
selendang yang dikenakan dan
sering berfungsi sebagai
kerudung tidak terlalu
diserasikan dengan kebaya,
melainkan kontras atau mencolok.
Pakaian seperti Ini lebih dikenal
sebagai pakaian None Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai