Pada bab ini membahas mengenai perhitungan dari data yang di peroleh di
lapangan pada proyek Pompa Pengendali Banjir Sub DAS Bendung Kota
Palembang, yang difokuskan pada pekerjaan pemancangan dinding turap CCSP.
Tabel 5.1. Data deskripsi lapisan tanah dan nilai SPT TB.03
54 Universitas Sriwijaya
55
Data deskripsi lapisan tanah dan nilai SPT pada TB.04 dapat dilihat pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Data deskripsi lapisan tanah dan nilai SPT TB.04
Berdasarkan data dari Tabel 5.1. dan Tabel 5.2. dapat disimpulkan bahwa
pemancangan menggunakan CCSP berukuran 14 meter untuk titik bor 03 dan 04
yang berada di sekeliling kolam retensi telah memenuhi syarat karena berada
pada kedalaman tanah yang bersifat kenyal dan plastis (medium stiff to stiffclay)
sehingga dapat dipancang dengan menggunakan vibro hammer dan hydraulic
hammer dan diharapkan dapat kuat untuk menahan beban
Universitas Sriwijaya
56
b. Endapan Rawa
Endapan rawa adalah tanah endapan yang dibentuk dari lempung berhumus
dan lempung bergambut. Endapan rawa dengan posisi titik pemboran TB.04
sampai dengan TB.06, daya dukung tanah izin seperti Tabel 5.4.
Dari data Tabel 5.3. dan Tabel 5.4. didapatkan nilai daya dukung tanah izin
ujung tiang , friksi tiang, q ultimate , dan q all.
Universitas Sriwijaya
57
Gambar 5.1. Beban dan gaya yang terjadi di dinding turap CCSP
Cara Pendekatan
Universitas Sriwijaya
58
qab = qaa + c + d
= 1029 kg/m2 + 1369 kg/m2 + 3300 kg/m2 = 5.689 kg/m²
Universitas Sriwijaya
59
q 1 1 q 1 1
[ L2 x 2 − x 4 ] = [ L4 − L4 ]
6(EI)L 2 4 6(EI)L 2 4
q 1 1 ql3 1
L⁴ = 24 . kekakuan EI sama → 24 qL3
6EIL 4 EI
TITIK B.
1 1
q₁. L₁³ + q₂. L₂³ = ( MB.L₁ ) / 3 + ( MB.L2) / 3 + ( MD.L2) / 6
24 24
1
(3359 x 4 + 4281 x 6,7 ) = (4MB) / 3 + (6,7 MB) /3 + (6,7 MD )/6
24
TITIK D
1
q₂.L₂³ = ( MD.L₂ ) / 3 + ( MB. L₂ ) / 6
24
1
. 4281 x 6,7³ = ⅓ x ( MD x 6,7 ) + 1/6 ( MB x 6,7 )
24
24,058 = MD + 0,502 MB
55.898 = MD +3,19 MB _
MB
SFD : RA = RA¹ - L₁
11.881
= 6.718 – = 3.748 ton
4
Universitas Sriwijaya
60
RB = RB₁¹ + RB₂¹ + ( Mb / L₁ ) + ( Mb / L₂ ) – ( Md / L₂ )
= 23.075 kg
ML₁ = ⅛ x q₁ x L₁²
ML₂ = ⅛ x q₂ x L₂²
MD MB
RD = RD¹ + - = 14.341 + (18.000/6,7) – (11.881/6,7) = 15.254 kg
L₂ L₂
43.074
SF = 11,244
= 3,83 > 2 ok → Aman dengan sling Ø 1½˝
Universitas Sriwijaya
61
Berikut gambar beton sebagai tumpuan di titik B yang dapat dilihat pada
Gambar 5.3.
1.0 N = 1.540 kg
Blok Beton
1 x 1 x 0,7 m³
13.427 ton
Ep1 0.7
0.7 q
1.0
Ep2
6.2
Ep3
q.kp
Gambar 07
Gambar 5.3. Beton sebagai tumpuan di titik B
Gaya menahan = Ep + W
= 840 kg/m2
Gaya menahan :
w = Ntg φ = 1540 tg 10° = 271 kg
Ep₁ = ½ x 0,7² x 589 x 1,42 = 205 kg
Ep₂ = 840 x 1,42 x 6,2 = 7395 kg
Ep3 = ½ x 6,2² x 589 x 1,42 = 16.075 kg +
23.946 kg
Sf = 23.946 / 13.427
= 1,78 > 1,5 → OK! 1 x 1 x 0,7 m³
Universitas Sriwijaya
62
0.5
Dead Man
0,5 x 1,0 x h m h
Blok beton
1 x 1 x 0.7 m³ 0,5
CCSP
Beban dan gaya yang bekerja pada balok dead man dapat dilihat pada
Gambar 5.5.
Gambar 5.5. Beban dan gaya yang bekerja pada dead man
Universitas Sriwijaya
63
h² + 1,7 h – 25 = 0
h1,2 = - 1.7 ± √1.7² + 100
2
= - 1,7 ± 10,1
2
= 4,22 m → terlalu panjang
Universitas Sriwijaya
64
Dicoba dengan tinggi blok beton 2,5 meter seperti pada Gambar 5.6
dibawah ini.
3.0 3.0
0.5 m H1 = 0.5
CCSP
W
q.ka q.kp Angkur
Ea = ⅓. γ Sat. ka (H₂³-H₁³) (√ kp +√ ka )
= 4.977,54 B + 3.588,27
Universitas Sriwijaya
65
Dicoba lagi dengan tinggi blok beton 2 m tertanam 0,5 m dibawah muka
jalan dibantu dengan tiang pancang pipa baja Ø 0,30 m , sepanjang 6 m
q₁ = 1.106 kg/m²
q₂ = 1,5 x 2400 = 3600 kg/m²
Akibat muatan h₂
Universitas Sriwijaya
66
Dari hasil perhitungan di atas dan analisa dari data survey lapangan
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
Universitas Sriwijaya
67
3 meter, maka gaya total yang harus ditahan untuk 1 buah sling adalah 18
ton = 180 kN = 18000 kg, sehingga sehingga luas penampang baja angkur
18000/1000 = 18 cm2 dimana A = 0.25 * 3.14 * d2 = 18 sehingga d = 4.8
cm = 1.9 inch. Dan dilapangan dipasang sling dengan diameter 50 mm
Universitas Sriwijaya