Anda di halaman 1dari 14

BAB 5

TINJAUAN PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas mengenai perhitungan dari data yang di peroleh di
lapangan pada proyek Pompa Pengendali Banjir Sub DAS Bendung Kota
Palembang, yang difokuskan pada pekerjaan pemancangan dinding turap CCSP.

5.1. Pengujian SPT


Pengujian SPT dilakukan dengan pengeboran sebanyak 6 titik untuk lokasi
Kelurahan 10 Ilir dengan rata-rata pengeboran dilakukan sedalam 30,45 meter.
Lokasi pemancangan CCSP berada pada TB.03 dan TB.04. Data deskripsi lapisan
tanah dan nilai SPT pada TB.03 dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Data deskripsi lapisan tanah dan nilai SPT TB.03

Kode Kedalaman (m) Deskripsi Tebal Lapisan N SPT


Titik rata-rata
TB.03 0,00 – 0,30 Lantai kerja - -
0,30 – 9,70 Lempung, warna abu- 9,70 2
abu tua, dijumpai sisa-
sisa vegetasi

9,70 – 20,95 Lempung , warna abu 11,25 9,5


– abu, sifat agak
kenyal dan plastis
(medium stiff to
stiffclay)

20,5 – 25,45 Lanau lempungan, 4,5 45


warna abu-abu tua,
sifat padat – sangat
padat (clayeysilt)

25,45–27,45 Lempung serpih, 2,00 51


warna abu-abu
kehijauan , sifat sangat
padat , plastisitas
rendah
( very hard clay )

54 Universitas Sriwijaya
55

Data deskripsi lapisan tanah dan nilai SPT pada TB.04 dapat dilihat pada
Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Data deskripsi lapisan tanah dan nilai SPT TB.04

Kode Kedalaman Deskripsi Tebal Lapisan N SPT


Titik (m) rata-rata
TB.04 0,00 – 0,35 Lempung laterite 3,50 5
(timbunan) dan
dibagian permukaan
cor beton akses jalan
pengawasan

0,35 – 8,90 Lempung, warna abu- 5,40 4


abu, dijumpai sisa-sisa
vegetasi, sifat lunak
(endapan rawa)

8,90 – 17,50 Lempung , warna abu 8.60 16


– abu, sifat agak
kenyal dan plastis
(medium stiff to
stiffclay)

17,50-25,45 Lanau lempungan, 7,95 48,75


warna abu-abu tua,
sifat padat – sangat
padat (clayeysilt)

25,45–30,45 Lempung serpih, 4,55 57,33


warna abu-abu
kehijauan , sifat sangat
padat , plastisitas
rendah
( very hard clay )

Berdasarkan data dari Tabel 5.1. dan Tabel 5.2. dapat disimpulkan bahwa
pemancangan menggunakan CCSP berukuran 14 meter untuk titik bor 03 dan 04
yang berada di sekeliling kolam retensi telah memenuhi syarat karena berada
pada kedalaman tanah yang bersifat kenyal dan plastis (medium stiff to stiffclay)
sehingga dapat dipancang dengan menggunakan vibro hammer dan hydraulic
hammer dan diharapkan dapat kuat untuk menahan beban

Universitas Sriwijaya
56

5.2. Daya Dukung Tanah Sheet Pile


Susunan lapisan tanah bawah permukaan pada lokasi pemancangan CCSP
dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Endapan aluvial
Endapan aluvial adalah tanah jenis tanah yang terbentuk dari endapan
lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi tanah baik di sungai maupun di
danau.. Endapan aluvial sungai dengan posisi titik pemboran TB.01 sampai
dengan TB.03,daya dukung tanah izin seperti Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Daya dukung tanah izin TB.01 – TB.03

Ujung Tiang Friksi Tiang q ult q all


Kode Dalam (m) qd.A Ө.Σli . fi ( ton) (ton)
TB.01 14,00 6,40 13,96 20,36 6,79
TB.02 14,00 2,80 8,63 11,43 3,81
TB.03 14,00 6,31 9,76 16,06 5,35

b. Endapan Rawa
Endapan rawa adalah tanah endapan yang dibentuk dari lempung berhumus
dan lempung bergambut. Endapan rawa dengan posisi titik pemboran TB.04
sampai dengan TB.06, daya dukung tanah izin seperti Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Daya dukung tanah izin TB.04 – TB.06

Ujung Tiang Friksi Tiang q ult q all


Kode Dalam (m) qd.A Ө.Σli . fi ( ton) (ton)
TB.04 14,00 21,72 26,52 48,24 16,08
TB.05 14,00 16,82 20,98 37,79 12,60
TB.06 14,00 11,91 19,27 31,19 10,40

Dari data Tabel 5.3. dan Tabel 5.4. didapatkan nilai daya dukung tanah izin
ujung tiang , friksi tiang, q ultimate , dan q all.

Universitas Sriwijaya
57

5.3. Analisa Perhitungan Dinding Turap CCSP


Upaya untuk mengetahui spesifikasi dari dinding turap CCSP, berikut
adalah skema perhitungan yang dapat dilihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Beban dan gaya yang terjadi di dinding turap CCSP

Cara Pendekatan

d₀.γw = 6,7 m x 1000 kg/m3 = 6.700 kg/m²

d₀.γ¹.kp = 6,7 m x 589 kg/m3 x 1,42 = 5.604 kg/m²

Sehingga didapatkan, qpb = 12.304 kg/m²

q.ka = 680 kg/m2 x 0,704 = 479 kg/m²

h₃.γb.ka = 0,5 m x 1562 kg/m3 x 0,704 = 550 kg/m²

Sehingga didapatkan, qaa = 1029 kg/m²

Universitas Sriwijaya
58

h₂. γ¹.ka = 10 m x 589 kg/m3 x 0,704 = 4.147 kg/m2

h₂. γ w = 10 m x 100 kg/m3 = 10.000 kg/m2

Diakumulasi didapat nilai 14.147 kg/m²

qad = 1029 kg/m2 + 14,147 kg/m2 = 15.176 kg/m²


C 3,3
10 x 589 x 0.704
= → C →1369 kg/m²
10
d 3,3 d 3,3
h₂.γw = 10 = 10 m x 1000 kg/m3 = 10 → d = 3300kg/m²

qab = qaa + c + d
= 1029 kg/m2 + 1369 kg/m2 + 3300 kg/m2 = 5.689 kg/m²

Untuk mempermudah pengerjaan perhitungan, beban dijadikan beban


merata seperti pada Gambar 5.2.

Gambar 5.2. Beban merata

Universitas Sriwijaya
59

q 1 1 q 1 1
[ L2 x 2 − x 4 ] = [ L4 − L4 ]
6(EI)L 2 4 6(EI)L 2 4

q 1 1 ql3 1
L⁴ = 24 . kekakuan EI sama → 24 qL3
6EIL 4 EI

TITIK B.
1 1
q₁. L₁³ + q₂. L₂³ = ( MB.L₁ ) / 3 + ( MB.L2) / 3 + ( MD.L2) / 6
24 24

1
(3359 x 4 + 4281 x 6,7 ) = (4MB) / 3 + (6,7 MB) /3 + (6,7 MD )/6
24

62.606 = 3,57MB + 1,12 MD

TITIK D
1
q₂.L₂³ = ( MD.L₂ ) / 3 + ( MB. L₂ ) / 6
24

1
. 4281 x 6,7³ = ⅓ x ( MD x 6,7 ) + 1/6 ( MB x 6,7 )
24

53,649 = 2,23 MD + 1,12 MB (dibagi 2,23)

24,058 = MD + 0,502 MB

55.898 = MD +3,19 MB _

-31,840 = - 2,688 MB → MB = 11.881 kg.m (-)

55.898 = MD + 3.19 x 11.881 → MD = 18.000 kg.m (-)

AKIBAT TUMPUAN SENDI - ROLL

RA¹ = RB₁¹ = ½ q₁.L₁ = ½ x 3359 x 4 = 6.718 kg

RB₂¹ = RD¹ = ½ q₂.L₂ = ½ x 4281 x 6,7 = 14.341 kg

MB
SFD : RA = RA¹ - L₁

11.881
= 6.718 – = 3.748 ton
4

Universitas Sriwijaya
60

RB = RB₁¹ + RB₂¹ + ( Mb / L₁ ) + ( Mb / L₂ ) – ( Md / L₂ )

= 6.718 + 14.341 + ( 11.881 / 4 )+ (11.881 / 6,7 ) – (18.000 / 6,7 )

= 21.059 + 2970 +1733 – 2687

= 23.075 kg

Momen Mo → MA¹ = MB¹ = MD¹ = 0

ML₁ = ⅛ x q₁ x L₁²

= ⅛ x 3359 x 4² = 6.718 kgm

ML₂ = ⅛ x q₂ x L₂²

= ⅛ 4281 x 6.7² = 24.022 kg

MD MB
RD = RD¹ + - = 14.341 + (18.000/6,7) – (11.881/6,7) = 15.254 kg
L₂ L₂

Safety Factor Terhadap Geser

τ = 1,08 √ 𝜎𝑏𝑘 = 1,08 x √500 = 24,15 kg/cm²

Luas tampang CCSP = 0,173 m² = 1730 cm²

P = 1730 cm² x 24,15 kg /cm² = 41.780 kg = 41,78 ton

P = 13.427 kg = 13,427 ton

SF = 41,78 / 13.427 = 3,112 > 1,50 → Aman terhadap geser

Safety Factor Sling

RA = 3748 kg → 3 CCSP maka RA = 3 x 3748 = 11.244 kg

Sling ø 1½˝ = 3,8 cm → P = ¼ . π . 3,8² x 3800 = 43.074 kg

43.074
SF = 11,244
= 3,83 > 2 ok → Aman dengan sling Ø 1½˝

Universitas Sriwijaya
61

Berikut gambar beton sebagai tumpuan di titik B yang dapat dilihat pada
Gambar 5.3.

1.0 N = 1.540 kg
Blok Beton
1 x 1 x 0,7 m³
13.427 ton
Ep1 0.7
0.7 q

1.0

Ep2
6.2

Ep3

q.kp
Gambar 07
Gambar 5.3. Beton sebagai tumpuan di titik B

Gaya menahan = Ep + W

q = 1 x 0,7 (2200 – 1000)

= 840 kg/m2

Gaya menahan :
w = Ntg φ = 1540 tg 10° = 271 kg
Ep₁ = ½ x 0,7² x 589 x 1,42 = 205 kg
Ep₂ = 840 x 1,42 x 6,2 = 7395 kg
Ep3 = ½ x 6,2² x 589 x 1,42 = 16.075 kg +
23.946 kg

Sf = 23.946 / 13.427
= 1,78 > 1,5 → OK! 1 x 1 x 0,7 m³

Dipakai blok beton :


1 x 1 x 0,7 m³ = 0,7 m³ → 0,9 x 0,9 x 0,9 m³ = 0,729

Universitas Sriwijaya
62

5.4. Analisa Perhitungan Dead Man


Skema atau ilustrasi bentuk dead man di lapangan dapat dilihat pada
Gambar 5.4.

0.5

Dead Man
0,5 x 1,0 x h m h

Blok beton
1 x 1 x 0.7 m³ 0,5
CCSP

Gambar 5.4. Skema bentuk dead man di lapangan

Beban dan gaya yang bekerja pada balok dead man dapat dilihat pada
Gambar 5.5.

Gambar 5.5. Beban dan gaya yang bekerja pada dead man

Universitas Sriwijaya
63

Tebal jalan inspeksi 20 cm, tanah 30 cm


RA = 3748 kg/m
q = 0,50 x 2400 kg/m2
= 1200 kg/m² (dianggap beton semua)

Dimensi dead man


Taksiran dicoba ukuran 0,5 x 1 x h
0,5 x 1,0 x h = 0,5 h m³
N = 0,5 h x 2400 = 1200 h kg
Ep1 = q . kp . h = 1200 x 1,42 x h = 1.704 h

Ep1 = q . kp . h = 1200 x 1,42 x h = 1.704 h

Ep2 = ½ . h² . γsat . kp = ½ x h² x 1589 x 1,42 =1128 h²

W = N . tanφ = 1200 h x tan 10° = 212 h +


1128 h² + 1915 h

Dead man menahan 3 CCSP


Gaya yang harus ditahan dead man 3 x RA = 3 x 3748 = 11.244 kg
1128 h² + 1915 h – (sf) 11.244 = 0
1128h² + 1915 h – 2,5 x 11.244 = 0
1128h² + 1915 h – 28.110 = 0

h² + 1,7 h – 25 = 0
h1,2 = - 1.7 ± √1.7² + 100
2
= - 1,7 ± 10,1
2
= 4,22 m → terlalu panjang

Dikarenakan lokasi pemasangan dead man berada dekat dengan pemukiman


penduduk dan akan sulit untuk dikerjakan maka nilai h tersebut terlalu panjang

Universitas Sriwijaya
64

Dicoba dengan tinggi blok beton 2,5 meter seperti pada Gambar 5.6
dibawah ini.

3.0 3.0
0.5 m H1 = 0.5
CCSP

H2 = 3 Ea1 Ep1 11.244 kg


N R H = 2.5
Ea2 Ep2
q1

W
q.ka q.kp Angkur

Gambar 5.6. Skema blok beton 2,5 meter

Dianggap plat individual

H₁ = 0,5 m < ⅓ H₂ = ⅓ x 3 = 1,0 m → Plat Dangkal

Gesekan tanah longsor

Ea = ⅓. γ Sat. ka (H₂³-H₁³) (√ kp +√ ka )

= ⅓ x 1589 x 0,704 (3³ - 0,5³) (√1,42 + √0,704)

= 372,88 x (26,875) x (2,03) = 20.350,09 kg/m¹

Tekanan tanah aktif dan pasif

Ep-Ea = ½. γ Sat. (H₂²-H₁²) (kp-ka)

= ½ x 1.589 (3² - 0,5²) (1,42 - 0.704)

= 794,5 x 8,75 x 0,716 = 4.977,54 kg/m¹

Daya Tahan tanah terhadap tarikan

Rult = B (Ep – Ea) + Ea.tgφ

= B (4.977,54) + 20.350,09 x tg10°

= 4.977,54 B + 3.588,27

Universitas Sriwijaya
65

Gaya tarik angkur 3 x 3748 = 11.244 kg


4977,54B + 3.588,27
Sf = 1,5 =
11.244

16.866 = 4977,54B + 3.588,27 → B = 2,67 m ∞ 3 m ( angkur continous )

Angkur harus tetap continous

Dicoba lagi dengan tinggi blok beton 2 m tertanam 0,5 m dibawah muka
jalan dibantu dengan tiang pancang pipa baja Ø 0,30 m , sepanjang 6 m

q₁ = 1.106 kg/m²
q₂ = 1,5 x 2400 = 3600 kg/m²

Akibat muatan vertikal.


Ea₁ = q₁ . ka . h = 1106 x 0,568 x 1,5 = 942 kg/m¹
Ep¹ = q₁ x kp. h = 1106 x 1.761 x 1,5 = 2.921 kg/m¹

Akibat muatan h₂

R₁¹ = ½. γsat ( H₂²- H₁²) (kp-ka) → continous


= ½ x 1.683 (2²-0,5²) (1,761 - 0,568) = 3.765 kg/m¹

Rult₁ = R₁¹ + Ep₁ - Ea₁ = 3


= 3765 + 2921 – 942 = 5744 kg/m¹
Continues 3 m → k¹ = 3 x 5744 = 17.233 kg/m¹

Penerus titik Ø 30cm ; 6 m


(Ep – Ea) 6 = {½ 𝑥 4,52 𝑥 1683 (1,761 − 0,568 )} 0,3
= 6.099 kg/m¹

(Ep - Ea) 3 = q₁ x 4,5 x 0,3 (kp – ka)


= 1106 x 4,5 x 0,3 ( 1,761 -0,568)
= 1.615 kg

Universitas Sriwijaya
66

(Ep – Ea) 4 = h3 . γsat (kp – ka)


= 1,5 x 1683 (1,761 x 0,568) x 4,5 x 0,3
= 4066 kg

(Ep – Ea) 5 = q₂ . (kp – ka) do.b


= 3600 (1,761 – 0,568 ) 4,5 x 0,3
= 5.798 kg

k¹ = 17.232 + 6.099 + 1.614 + 4.066 + 5.798 = 34.809 kg


34.809
terhadap gaya h₂ → SF = 3 𝑥 4555 = 2,55 > 1,5 → aman

5.5. Kesimpulan Hasil Perhitungan

Dari hasil perhitungan di atas dan analisa dari data survey lapangan
dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Dengan jarak yang dekat dengan rumah penduduk ketika pengalian


pembuatan retaining wall dengan ketinggian 6 meter, maka desain
perkuatan tebing untuk kolam retensi di desain menggunakan CCSP
dengan H = 14 m dengan angkur deadman ditarik dengan sling.
2. Berdasarkan analisa stabilitas dengan tipe turap beton CCSP dan dengan
menggunakan data tanah hasil survey yang telah dilakukan, maka
kedalaman turap beton yang diperlukan adalah minimal 13,4 meter dan
dalam pelaksanaan di lapangan menggunakan panjang turap beton yang
digunakan adalah 14 meter, dengan tipe CCSP W-450-B-1000
3. Momen maksimum yang akan terjadi pada bangunan dinding kolam
retensi adalah adalah sebesar 4,73 ton.m sedangkan momen maksimum
CCSP W-450-B-1000 yang digunakan adalah 30.4 ton.m, sehingga tipe
turap CCSP tersebut aman untuk digunakan.
4. Gaya yang harus ditahan oleh angkur sling yang tersusun atas material
baja sling adalah sebesar 58.8 kN/m atau dibulatkan 6 t/m. Jika jarak sling

Universitas Sriwijaya
67

3 meter, maka gaya total yang harus ditahan untuk 1 buah sling adalah 18
ton = 180 kN = 18000 kg, sehingga sehingga luas penampang baja angkur
18000/1000 = 18 cm2 dimana A = 0.25 * 3.14 * d2 = 18 sehingga d = 4.8
cm = 1.9 inch. Dan dilapangan dipasang sling dengan diameter 50 mm

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai