Anda di halaman 1dari 3

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Tahun hijriah seperti juga tahun masehi merupakan bagian dari fenomena alam biasa. Secara
ringkas, bila kalender masehi mendasarkan penghitungan pada peredaran bumi mengelilingi
matahari, kalender hijriah mengacu pada peredaran bulan mengelilingi bumi. Karena itulah kita
sering mendengar kalender hijriah disebut pula kalender qamariyah (qamar artinya bulan),
sedangkan kalender masehi dikenal dengan sebutan kalender syamsiyah (syams artinya matahari).
Sebagaimana firman Allah dalam Surat at-Taubah ayat 36:

“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan
Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram (mulia).
Itulah (ketetapan) agama yang lurus."

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tidak semua bulan berkedudukan sama. Dalam Islam ada empat
bulan utama di luar Ramadhan, yakni Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Karena
kemuliaan bulan-bulan itulah, Islam menganjurkan pemeluknya untuk memanfaatkan momentum
tersebut sebagai ikhtiar memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Mereka
didorong untuk memperbanyak puasa, dzikir, sedekah, dan solidaritas kepada sesama.

Waktu adalah salah satu dari makhluk Allah, seperti juga manusia, jin, dan binatang. Namun,
sebagaimana ada tempat-tempat utama, seperti Multazam, Masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan
lainnya, waktu pun demikian. Dalam tiap rentang waktu tertentu (hari, pekan, bulan, dan tahun)
selalu terkandung bagian waktu yang diistimewakan, misalnya waktu antara maghrib dan isya,
sepertiga malam terakhir, hari Jumat, bulan Ramadhan, bulan Muharram, dan lain sebagainya.
Dalam waktu-waktu spesial itulah pahala bisa dilipatgandakan, dosa-dosa bisa dihapus, dan doa-doa
kemungkinan besar dikabulkan.

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Allah memang telah menganugerahi kita kesempatan-kesempatan emas yang demikian banyak.
Allah mengutamakan waktu-waktu tertentu karena hendak memberi keutamaan pada hamba-
hamba-Nya.

“Ketahuilah bahwa dimuliakannya sejumlah waktu dan tempat tertentu merupakan kehendak
dimuliakannya manusia, melalui perbuatan-perbuatan baik dan akhlak mulia yang mereka lakukan.”
(Muhammad Ibnu ‘Asyur dalam at-Tharîr wat Tanwîr)
kemuliaan bulan tertentu tidak mutlak berarti kemuliaan umat Islam secara otomatis. Kemuliaan
umat Islam mengandung syarat, yakni ketika mereka mau mengisi waktu-waktu khusus tersebut
dengan amal saleh dan akhlakul karimah.
Keutamaan bulan-bulan khusus adalah satu hal, dan keutamaan pribadi orang-orang Islam adalah
hal yang lain. Keistimewaan bulan Muharram adalah satu soal, sementara keistimewaan individu-
individu kaum Muslimin adalah soal lain. Hal tersebut sangat tergantung bagaimana kita umat Islam
merespons keutamaan-keutamaan yang diberikan Allah itu kepada kita: apakah mengisinya dengan
baik atau tidak.

Di antara amalan yang amat dianjurkan di bulan pertama kalender hijriah ini adalah puasa.
Dalam hadits riwayat Ibnu Majah dijelaskan, "Seseorang datang menemui Rasulullah ‫ ﷺ‬dan
bertanya, ‘Setelah Ramadhan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?' Nabi menjawab, ‘Puasa di
bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram.”

Kedua adalah meningkatkan solidaritas antarsesama, utamanya anak yatim” dengan memberikan
santunan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua dan secara ekonomi lemah. Dan juga kepada
fakir dan miskin.

Dan yang tidak kalah penting dalam Bulan Muharram adalah menjaga keluarga kita sendiri.
merupakan bulan yang bagus untuk mengawali tahun dengan perbuatan dan perangai positif yang
kita mulai dari dalam diri kita dan keluarga. Semoga dalam bulam Muharram ini kita bisa
menjernihkan hati, membenahi perilaku, dan memperindah karakter kepribadian kita karena allah
swt.

Hj

Anda mungkin juga menyukai