Anda di halaman 1dari 4

PENANGGULANGAN PATEK (

ANTRAKNOSA ) PADA TANAMAN CABAI

8 Votes

SERANGAN PATEK DI BUAH CABAI

Penyakit patek atau antraknosa merupakan salah satu jenis penyakit


tanaman yang sering merepotkan petani atau pembudidaya. Kerugian yang
ditimbulkan oleh serangan patek atau antraknosa ini terbilang sangat besar,
bahkan tidak jarang penyakit patek atau antraknosa menimbulkan
kegagalan panen, terutama pada tanaman cabai. Penyakit ini banyak
menyerang di tanaman cabai terutama saat Budidaya di lakukan di sekitar
bulan Pebruari sampai bulan Mei.

Hal terjadi karena pada bulan tersebut lingkungan dengan curah hujan sudah
mulai tinggi dengan disertai panas. Sehingga Spora dari Jamur yang
menyebabkan Antraknosa di cabai banyak berkembang. Penyakit Patek (
Antraknosa ) ini sebenarnya banyak menyerang tanaman Hortikultura,
namun yang paling sering dan parah apabila penyakit ini menyerang
tanaman cabai.

1 – Tanaman yang Rentan Terserang Patek Atau Antraknosa

Penyakit patek atau antraknosa menyerang berbagai jenis tanaman. Penyakit


ini sangat sulit dikendalikan, terutama jika kelembaban areal pertanaman
sangat tinggi. Bagian tanaman yang terserang penyakit patek atau
antraknosa pada umumnya adalah buah atau daun. Penyakit patek atau
antraknosa menyerang pada bagian daun terutama pada tanaman
sansevieria, anggrek, bromelia, miracle, seledri, dan melon. Penyakit ini juga
sering menyerang buah, terutama pada tanaman cabai, melon, apel, tomat,
mangga, kopi, pepaya, alpukat, dan sebagainya.

2 – Jamur Penyebab Serangan Penyakit Patek Atau Antraknosa

Penyakit patek atau antraknosa disebabkan oleh serangan cendawan.


Penyakit ini terutama menyerang pada saat kelembaban udara tinggi dan
suhu rendah. Pada musim hujan, penyakit patek atau antraknosa bisa
menggagalkan areal pertanaman cabai hanya dalam waktu beberapa hari.
Penyebaran miselium dan spora cendawan penyebab patek atau antraknosa
sangat cepat. Serangan sangat hebat terjadi pada saat kelembaban di atas
95% dan suhu udara dibawah 32° C. Beberapa jenis cendawan yang paling
sering menyebabkan timbulnya penyakit patek atau antraknosa
adalah Colletrotichum sp. dan Gloesperium sp. Pada buah cabai,
cendawan tersebut mampu bertahan di dalam biji selama 9 bulan. Cendawan
ini menjadi momok yang paling menakutkan terutama di daerah subtropis dan
daerah tropis seperti Indonesia.

3 – Gejala Serangan Patek Atau Atraknosa

Penyakit patek atau antraknosa sangat ditakuti terutama oleh petani cabai.
Serangan patek atau antraknosa ini mampu membuyarkan impian petani
tanam cabai untuk memetik hasil yang besar, bahkan tidak jarang justru
menimbulkan kerugian meskipun harga cabai sedang tinggi. Tanaman yang
terserang penyakit patek atau antraknosa yang disebabkan oleh infeksi
cendawan Colletrotichum sp. menunjukkan gejala bercak cokelat
kehitaman yang kemudian akan meluas menjadi busuk lunak. Pada bagian
tengah bercak terdapat kumpulan titik-titik hitam yang merupakan koloni
cendawan. Sedangkan tanaman yang terserang patek atau antraknosa akibat
infeksi cendawan Gloesperium sp. menunjukkan bercak cokelat dengan bintik-
bintik berlekuk. Pada bagian tepi bintik-bintik tersebut berwarna kuning
membesar dan memanjang. Jika kelembaban tinggi, cendawan akan
membentuk lingkaran memusat atau konsentris berwarna merah jambu.
Serangan pada buah cabai biasanya diawali dari bagian ujung buah yang
mengakibatkan die back atau mati ujung.

BACA JUGA : TEKNIK BUDIDAYA CABE UNTUK MENCEGAH SERANGAN CACAR


BUAH…

4 – Pengendalian Patek atau Antraknosa secara efektif

Di Indonesia, penyakit ini tergolong penyakit yang paling sulit dijinakkan,


terutama pada saat musim hujan. Untuk petani cabai yang menanam
dengan musim berbuah pada saat musim hujan harus melakukan
pengontrolan yang ketat dan terus-menerus. Berikut ini beberapa upaya
penanganan untuk mengendalikan serangan patek atau antraknosa :

1. Perlakuan pada bibit atau biji tanaman yang akan dibudidayakan,


misalnya untuk tanaman cabai atau tomat, rendam bibit atau biji
menggunakan larutan fungisida sistemik, seperti benomil, metil
tiofanat, atau karbendazim. Dosis atau konsentrasi larutan adalah 2 g/l.
perendaman dilakukan selama 4 – 6 jam.
2. Pilih dan gunakan lahan yang bukan bekas dari tanaman yang sejenis
dari tanaman cabai seperti terong, tomat ( yang masih satu Famili )
sehingga siklus dari jamur ini bisa putus dan tanaman kita aman
3. Secara teknis, bagian tanaman yang terserang harus dimusnahkan
dari lahan atau areal pertanaman atau akan lebih bail bila di lakukan
pemendaman terhadap cabai yang busuk. Lakukan pengamatan di
lapangan secara kontinu atau terus menerus.
4. Berikan pupuk dengan kandungan P, K, dan Ca tinggi agar jaringan
tanaman lebih kuat. Jangan melakukan pemupukan N ( Urea atau Za )
atau sumber lain berlebihan, karena akan menyebabkan jaringan
tanaman berair sehingga rentan terhadap serangan cendawan.
5. Berikan pupuk organik yang banyak. Pemupukan organik akan
meningkatkan ketahanan tanaman dari serangan hama maupun
penyakit.
6. Hindari adanya genangan air di areal pertanaman, serta
buat pembersihan lahan termasuk penyiangan gulma perlu dilakukan
secara rutin.
7. Gunakan mulsa hitam perak sehingga bisa untuk mengurangi
kelembaban yang ada di sekitar tanaman cabai
8. Perlebar jarak tanam dengan pola tanam zig – zag untuk menjaga
sirkulasi udara dan saluran dengan kedalaman 40 Cm ( saluran
tengah ) dan kedalaman 50 Cm ( untuk saluran air di bagian
tepi/keliling lahan ). Saluran ini berfungsi untuk mengurangi
kelembaban tinggi saat terjadi hujan berkepanjangan. Untuk di
tanaman cabai kami merekomendasikan untuk pakai jarak tanam 70
x 70 Cm.
9. Perlu dilakukan pewiwilan ( Rompes ) terhadap tunas lateral yang
berada di bawah Cabang Y ( Cabang Utama ) sehingga akan mengurangi
kelembaban mikro tanaman, pada saat musim penghujan
10. Jika kelembaban di sekitar areal pertanaman tinggi, misalnya hujan
terus menerus, lakukan pencegahan menggunakan pestisida kimia.
Beberapa bahan aktif yang bisa digunakan untuk mengendalikan
penyakit patek atau antraknosa adalah fungisida sistemik dengan
bahan aktif benomil, karbendazim, metil tiofanat, difenokonazol,
triadimefon. Fungisida kontak dengan bahan aktif mankozeb,
klorotalonil, tembaga oksiklorida dan propineb. Lakukan
penyelingan bahan aktif tersebut setiap kali melakukan penyemprotan
dengan dosis atau konsentrasi sesuai pada kemasan.
11. Berdasarkan pengalaman pribadi, saya melakukan kombinasi dari
beberapa bahan aktif, misalnya benomil + mankozeb masing-
masing ½ dosis, karbendazim + mankozeb masing-masing ½
dosis, metil tiofanat + klorotalonil masing-masing ½ dosis,
difenokonazol + propineb masing-masing ½ dosis. Setiap kali
penyemprotan lakukan penggantian kombinasi bahan aktif tersebut,
setelah satu putaran kemudian kembali ke kombinasi awal yang
pertama kali digunakan.
12. Gunakan Varietas tanaman cabai yang cocok untuk di tanam di daerah
dengan musim penghujan, setidaknya kita sudah dari awal
menghindari penyakit yang namanya Cacar ini. Cabai itu salah satunya
adalah varietas Cabai F1 Horison, Cabai F1 Flash 750 dan cabai F1
Rimbun 3
13. Ciri – Ciri Cabai yang cocok di tanam di musim penghujan sudah
pernah kita bahas dan kita ulas, bisa kunjungi di
http://www.lmgaagro.web.id.

Anda mungkin juga menyukai