SHIFT B
15 Brand beserta Slogan dan Filosofinya
4. Ada Yang Lebih Bagus Dari HIT? Yang Lebih Mahal Banyak (HIT)
Jenius! Slogan produk pembasmi
nyamuk satu ini adalah contoh dari
penyusunan kalimat yang sederhana
namun sangat tepat dan mengena.
Dalam slogan tersebut HIT tidak
mengunggulkan produknya sendiri
dan tidak menyebutkan bahwa
produknya memiliki harga yang
lebih terjangkau dibanding produk
pembasmi nyamuk serupa. Namun
kalimat slogan tersebut dapat mengajak orang untuk berpikir dan berasumsi mengenai
harga serta kualitas produk HIT.
5. Bongkar! Bongkar Kebiasaan Lama, Top Kopi Kopinya Orang Indonesia (TOP
Coffee)
"Bongkar! Bongkar! Bongkar!"
Tiga kalimat tersebut cukup
sering terdengar dari seorang
pria bersuara berat yang khas
pada tahun 2012 silam. Sosok
Iwan Fals sebagai seorang
seniman nasionalis rupanya
cukup sukses mempengaruhi
masyarakat Indonesia untuk
menjadi sosok yang nasionalis
dan mencintai produk dalam
negeri. Ia dipilih menjadi brand
ambassador karena dianggap memiliki kesamaan karakter dengan Top Coffee yang
idealis dan fenomenal.
Kata "Bongkar" yang diucapkannya secara berulang dalam slogan ini bermakna
penegasan bagi masyarakat Indonesia agar memiliki keberanian untuk beralih ke produk
lokal. Dalam hal ini, Top Kopi adalah produk lokal berupa kopi yang paling tepat untuk
dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Senada dengan konsep slogan Djarum 76, Sampoerna Hijau juga memiliki slogan "Nggak
ada Lo Nggak Rame" dan "Asiknya Rame-Rame" yang kurang lebih memiliki makna
serupa. Dikarenakan produsen rokok tidak diperkenankan untuk menampilkan produk
serta pesan yang berhubungan dengan produknya, kedua merek ini mengambil strategi
serupa dengan mengasosiasikan produk mereka dan kegiatan merokok sebagai bagian
dari kehidupan sosial.
8. Orang Pintar Minum Tolak Angin (Tolak Angin)
Slogan yang muncul pada tahun 2000-an
ini mulai populer sejak muncul dalam
iklan yang diperankan oleh tokoh-tokoh
dengan image pintar seperti Rhenald
Kasali, Soebronto Laras, Agnes Monica,
Lula Kamal, dan Anggito Abimanyu. Kata
“Orang Pintar” yang digunakan dalam
slogan Tolak Angin digunakan untuk
mengubah image jamu yang identik
dengan arti kuno, kampungan, dan tua
menjadi produk yang baru, modern, dan
membanggakan.
Produk jamu sejenis lainnya ada yang menawarkan produk mereka menggunakan slogan
iklan dengan strategi sanggahan atas slogan Tolak Angin diatas. Slogan tersebut
berbunyi, "Orang Bejo Lebih Untung dari Orang Pintar". Lantaran slogan tersebut sempat
menarik perhatian sebagian masyarakat, namun banyak pula pihak yang menganggap
strategi offensive seperti ini pada advertising merupakan tindakan putus asa yang justru
akan berdampak kurang baik pada produk mereka sendiri.
Satu contoh slogan yang memiliki pola nyaris sama dengan slogan Tolak Angin adalah
milik Dirjen Pajak, yakni "Orang Bijak Bayar Pajak". Dari segi penyusunan kalimatnya,
bisa dilihat bahwa slogan Tolak Angin dan Dirjen Pajak memiliki kemiripan. Disengaja
atau tidak, slogan Tolak Angin telah menginspirasi banyak merek lainnya dalam
menciptakan slogan.
9. Jeruk Kok Minum Jeruk (Nutrisari)
Tokoh jeruk dan Joshua nampaknya sudah
sangat melekat dalam benak masyarakat
dalam iklan Nutrisari. Digambarkan bahwa
nikmat dan enaknya jeruk Nutrisari bahkan
dapat membuat si jeruk ini pun juga ingin
meminumnya. Kuatnya asosiasi slogan
dengan merek atau produk, dapat membantu
perusahaan dalam membangun citra dan
tetap berada dalam pikiran konsumen. Hal ini
diharapkan dapat memperkuat kemungkinan
masyarakat untuk memilih produk atau jasa
yang memiliki citra lebih kuat dan baik.
10. Buat Anak Kok Coba-Coba (Minyak Kayu Putih Cap Lang)
Slogan ini memberikan edukasi kepada
orang tua bahwa untuk anak mereka
harus memberikan yang terbaik.
Slogan Minyak Kayu Putih Cap Lang
masuk ke dalam daftar ini dikarenakan
slogannya yang mampu untuk
memberikan edukasi serta tersirat adanya
peringatan bagi konsumen agar tidak
coba-coba dalam memilih produk untuk
anak mereka. Secara tidak langsung
mereka meyakinkan masyarakat akan
kualitas produk yang ditawarkan. Strategi dan konsep slogan iklan seperti ini adalah
ideal, mereka tidak menyerang produk lain namun juga tidak memberikan janji-janji yang
(seringnya) tidak digenapi oleh kualitas produk atau jasa yang mereka tawarkan.
11. Pancen Oye! (Oskadon)
Oskadon merupakan obat sakit kepala
tanpa rasa kantuk yang diperuntukkan
bagi kalangan menengah ke bawah.
Oskadon dengan mudah memposisikan
diri di benak konsumen karena
taglinenya yang memiliki pelafalan dan
nada bicara yang unik. Ki Manteb
Sudarsono yang adalah seorang dalang
wayang, terpilih menjadi brand
ambassador Oskadon dan memiliki
hubungan dengan alasan mengapa slogan
Oskadon menggunakan bahasa Jawa dan
berbunyi, "Pancen Oye!".
Penggunaan bahasa daerah adalah salah satu strategi yang dapat digunakan pada saat
membidik masyarakat daerah tertentu. Contoh produk lainnya yang menjadikan
masyarakat Jawa sebagai target marketnya adalah Kuku Bima Ener-G dengan "Roso!"
(Dibaca "Rosso!") dan Antangin dengan slogan "Wes Ewes Ewes Bablas Angine".