Terapi komplikasi
Antiedema : larutan manitol 20 %
Antibiotika, Antidepresan, Antikonvulsan, atas indikasi
Anti trombosis vena dalam dan emboli paru.
Terapi Nonfarmakaologi
Operatif
Neurorestorasi ( dalam fase akut) dan Rehabilitasi medik
9. Edukasi 1. Menjelaskan tentang penyakit beserta penyebab
(Hospital Health 2. Apa saja yang harus dilakukan selama di rumah sakit
Promotion) ( monitoring, pemeriksaan penunjang, tatalaksanaan)
3. Apa yang pasein dapat laukukan untuk membantu
penatalaksanaan
4. Berapa lama perawatan
10. Prognosis Ad vitam
Tergantung berat stroke dan komplikasi yang timbul
Ad functionam
Penilaian dengan parameter :
o Activity of daily living (Barthel index)
o NIH Stroke Scale (NIHSS)
o Risiko kecacatan dan ketergantungan fisik/kognitif setelah 1
tahun : 20-30%
11. Tingkat Evidens Level 1a, Level 1b, Level IIa, Level IIb, Level IIIa, Level IIIb, dan
Level IV
12. Tingkat
A,B,C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis Komite medik Rumah Sakit Bakti Timah Muntok
14. Indikator
15. Kepustakaan 1. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline
Stroke 2007. Jakarta, 2007.
2. Gofir A. Manajemen Stroke Evidence Based Medicine.
Yogyakarta: Pustaka Cendekia, 2009
3. Misbach J dkk. Kelompok Studi Stroke. Guideline Stroke 2011.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI),
Jakarta, 2011. (Misbach, 2011)
4. Jauch EC et al. Guidelines for the Early Management of Patients
with Acute Ischemic Stroke. A Guideline for Healthcare
Professionals From the American Heart Association/American
Stroke Association. Stroke 2013; 44:870-947. (Jauch, 2013)
5. Morgenstern LB et al. Guidelines for the Management of
Spontaneous Intracerebral Hemorrhage. Guideline for
Healthcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke 2010; 41:1-
23. (Morgenstern, 2010)
6. Furie K et al. Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients
With Stroke or Transient Ischemic Attack : A Guideline for
Healthcare Professionals From the American Heart
Association/American Stroke Association. Stroke 2011;42:227-
276. (Furie, 2011)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RUMAH SAKIT BAKTI TIMAH MUNTOK
Ilmu Saraf
Vertigo
1. Pengertian Adanya sensasi gerakan atau rasa gerak dari tubuh atau lingkungan
(Definisi) sekitarnya dengan gejala lain yang timbul, terutama dari jaringan
otonomik yang disebabkan oleh gangguan alat keseimbangan tubuh
oleh berbagai keadaan atau penyakit.
Vertigo vestibuler
Sensasi rasa berputar
Tempo serangan episodik
Mual dan muntah ada
Gangguan pendengaran bisa ada atau tidak
Gerakan pencetus adalah gerakan kepala
Retensio plasenta
o Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelah kelahiran bayi
Sisa plasenta
o Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
o Perdarahan dapat muncul 6-10 hari post partum disertai
subinvolusi uterus
Ruptur uteri
o Nyeri perut hebat
o Kontraksi hilang
Inversio uteri
o Fundus uteri tidak teraba saat palpasi abdomen
o Lumen vagina terisi masa
o Nyeri ringan atau berat
Gangguan pembekuan darah
o Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalan darah
o Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji pembentukan darah
sederhana
o Terdapat faktor predisposisi: solusio placenta, kematian janin
dalam uterus, eklampsia dan emboli air ketuban
5. Diagnosis Kerja Hemorrhagic post partum
6. Diagnosis Banding -
7. Pemeriksaan Pemeriksaan darah rutin terutama untuk menilai
Penunjang Kadar Hb < 8 gr%.
Pemeriksaan golongan darah.
Pemeriksaan waktu perdarahan dan waktu pembekuan darah
(untuk menyingkirkan penyebab gangguan pembekuan darah).
8. Tatalaksana Tatalaksana umum
o Berikan oksigen dengan nasal kanul 3L/menit
o Pasang infus intravena dengan kanul berukuran besar (16 atau
18) dan mulai pemberian cairan kristaloid (NaCl 0,9% atau
Ringer Laktat atau Ringer Asetat) sesuai dengan kondisi ibu.
o Lakukan pengawasan tekanan darah, nadi, dan pernapasan ibu.
o Periksa kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan, parut
luka, dan tinggi fundus uteri.
o Periksa jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan
dan laserasi (jika ada, misal: robekan serviks atau robekan
vagina).
o Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban.
o Pasang kateter Folley untuk memantau volume urin
dibandingkan dengan jumlah cairan yang masuk. Catatan:
produksi urin normal 0.5-1 ml/kgBB/jam atau sekitar 30
ml/jam)
o Jika kadar Hb< 8 g/dl lakukan transfusi darah
o Tentukan penyebab dari perdarahannya dan lakukan
tatalaksana spesifik sesuai penyebab
Talaksana lanjutan
o Atonia uteri
Lakukan pemijatan uterus
Pastikan plasenta lahir lengkap.
Berikan 20-40 unit Oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl
0,9%/ Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan 10
unit IM.
Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml larutanNaCl
0,9%/Ringer Laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga
perdarahan berhenti.
Bila tidak tersedia Oksitosin atau bila perdarahan tidak
berhenti, berikan Ergometrin 0,2 mg IM atau IV (lambat),
dapat diikuti pemberian 0,2 mg IM setelah 15 menit, dan
pemberian 0,2 mg IM/IV (lambat) setiap 4 jam bila
diperlukan. Jangan berikan lebih dari 5 dosis (1 mg).
Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 g asam traneksamat IV
(bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah 30 menit).
Lakukan pasang kondom kateter atau kompresi bimanual
internal selama 5 menit.
Siapkan operasi histerektomi jika diperlukan
Perlu Diingat : Jangan berikan lebih dari 3 liter larutan
intravena yang mengandung oksitosin. Jangan berikan
ergometrin kepada ibu dengan hipertensi berat/tidak
terkontrol, penderita sakit jantung dan penyakit pembuluh
darah tepi.
o Robekan Jalan Lahir,Ruptura Perineum dan Robekan Dinding
Vagina
Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber
perdarahan.
Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan dengan
antiseptik.
Hentikan sumber perdarahan dengan klem kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap.
Lakukan penjahitan
Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 g asam
traneksamat IV (bolus selama 1 menit, dapat diulang setelah
30 menit)
o Robekan Serviks
Paling sering terjadi pada bagian lateral bawah kiri dan kanan
dari porsio
Siapkan operasi untuk histerektomi dan laparotomi
o Retensio Plasenta
Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutanNaCl
0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan
10 unit IM. Lanjutkan infus oksitosin 20 unit dalam 1000 ml
larutanNaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40
tetes/menit hingga perdarahan berhenti.
Lakukan tarikan tali pusat terkendali.
Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan
plasenta manual secara hati-hati.
Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (Ampisilin 2 g
IV DAN Metronidazol 500 mg IV).
Segera atasi atau rujuk ke fasilitas yang lebih lengkap bila
terjadi komplikasi perdarahan hebat atau infeksi
o Sisa Plasenta
Berikan 20-40 unit oksitosin dalam 1000 ml larutan NaCl
0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 60 tetes/menit dan
10 unit IM. Lanjutkan infus Oksitosin 20 unit dalam 1000 ml
larutan NaCl 0,9% atau Ringer Laktat dengan kecepatan 40m
tetes/ menit hingga pendarahan berhenti
Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan
keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila serviks hanya
dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta
dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan kuretase
Berikan antibiotika profilaksis dosis tunggal (ampisillin 2 g
IV dan Metronidazol 500 mg)
Jika perdarahan berlanjut, tata laksana seperti kasus atonia
uteri.
9. Edukasi 1. Kondisi penyakit pasien
(Hospital Health 2. Tujuan dan tatacara tindakan medis
Promotion) 3. Alternatif tindakan medis dan resikonya
4. Rencana perawatan, pemberian obat-obatan dan tindakan yang
dilakukan
5. Kemungkinan resiko dan komplikasi yang bisa terjadi
6. Prognosa penyakit dan prognosa terhadap tindakan yang
dilakukan
10. Prognosis Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
Ad fungsionam : Dubia ad bonam
11. Tingkat Evidens Level 1a, Level 1b, Level IIa, Level IIb, Level IIIa, Level IIIb, dan
Level IV
12. Tingkat
A,B,C
Rekomendasi
13. Penelaah Kritis Komite medik Rumah Sakit Bakti Timah Muntok
14. Indikator
15. Kepustakaan 1. Prawirohardjo, S. Saifuddin, A.B. Rachimhadhi, T.
Wiknjosastro Gulardi H. Ilmu Kebidanan Sarwono
Prawirohardjo.Edisi keempat cetakan ketiga. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010: Hal 522-
529.(Prawirohardjo, et al., 2010)
2. KementerianKesehatan RI dan WHO. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta: KementerianKesehatan RI. 2013(Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2013)
3. Cunningham, F.G.,MD, Mac Donald P.C.,MD, Garet N.F.,MD,
Ectopic Pregnancy, Williams Obstetrics 20; 1998
4. Saifuddin A.B : Ilmu Kebidanan edisi ketiga; Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; Jakarta 1997
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
RUMAH SAKIT BAKTI TIMAH MUNTOK
Ilmu Obstetri dan Ginekologi
Abortus
1. Pengertian Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
(Definisi) diluar kandungan,dan sebagai batasan digunakan kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat anak kurang dari 500 gram.
Jenis dan derajat abortus :
Abortus imminens adalah abortus tingkat permulaan, dimana terjadi
perdarahan pervaginam ostium uteri masih tertutup dan hasil konsepsi
masih baik dalam kandungan.
Abortus insipiens adalah abortus yang sedang mengancam dimana
serviks telah mendatar dan ostium uteri telah membuka, akan tetapi
hasil konsepsi masih dalam kavum uteri.
Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari
kavum uteri masih ada yang tertinggal.
Abortus komplit adalah seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum
uteri pada kehamilan kurang dari 20 minggu.
2. Anamnesis Abortus imminens
o Riwayat terlambat haid dengan hasil B HCG (+) dengan usia
kehamilan dibawah 20 minggu
o Perdarahan pervaginam yang tidak terlalu banyak, berwarna
kecoklatan dan bercampur lendir
o Tidak disertai nyeri atau kram
Abortus insipiens
o Perdarahan bertambah banyak, berwarna merah segar disertai
terbukanya serviks
o Perut nyeri ringan atau spasme (seperti kontraksi saat persalinan)
Abortus inkomplit
o Perdarahan aktif
o Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
o Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
o Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi tertinggal
o Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat perdarahan
Abortus komplit
o Perdarahan sedikit
o Nyeri perut atau kram ringan
o Mulut rahim sudah tertutup
o Pengeluaran seluruh hasil konsepsi
3. Pemeriksaan Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
Fisik Penilaian tanda-tanda syok
Periksa konjungtiva untuktanda anemia
Mencari ada tidaknya massa abdomen
Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
o Abortus iminens
Osteum uteri masih menutup
Perdarahan berwarna kecoklatan disertai lendir
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Detak jantung janin masih ditemukan
o Abortus insipiens
Osteum uteri terbuka, dengan terdapat penonjolan kantong dan
didalamnya berisi cairan ketuban
Perdarahan berwarna merah segar
Ukuran uterus sesuai dengan usia kehamilan
Detak jantung janin masih ditemukan
o Abortus inkomplit
Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa konsepsi
Perdarahan aktif
Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
o Abortus komplit
Osteum uteri tertutup
Perdarahan sedikit
Ukuran uterus lebih kecil usia kehamilan
4. Kriteria Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
Diagnosis pemeriksaam penunjang.
Abortus iminen
o Perdarahan sedikit
o Nyeri perut sedang
o Uterus sesuai usia gestasi
o Serviks tertutup
o Tidak ada epulsi jaringan konsepsi
Abortus insipien
o Perdarahan sedang sampai banyak
o Nyeri perut sedang sampai hebat
o Uterus sesuai usia kehamilan
o Serviks terbuka
o Tidak ada epulsi jaringan konsepsi
Abortus inkomplit
o Perdarahan sedang sampai banyak
o Nyeri perut sedang sampai hebat
o Uterus sesuai dengan usia kehamilan
o Serviks terbuka
o Epulsi sebagian jaringan konsepsi
Abortus komplit
o Perdarahan sedikit
o Nyeri perut ringan atau tidak ada
o Uterus lebih kecil dari usia gestasi
o Serviks terbuka/tertutup
o Epulsi seluruh jaringan konsepsi
Missed abortion
o Perdarahan tidak ada
o Nyeri perut tidak ada
o Uterus lebih kecil dari usia kehamilan
o Serviks tertutup
o Janin telah mati tapi tidak ada epulsi jaringan
5. Diagnosis Abortus Iminen
Kerja Abortus Insipien
Abortus Inkomplit
Abortus komplit
6. Diagnosis
-
Banding
7. Pemeriksaan Pemeriksaan USG.
Penunjang Pemeriksaan tes kehamilan (BHCG): biasanya masih positif sampai
7-10 hari setelah abortus.
Pemeriksaan darah lengkap