PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan program
1. Menanggulangi dan menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor
lingkungan yang kurang sehat tidak menjadi faktor risiko timbulnya penyakit menular di
masyarakat
2. Mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat melindungi
masyarakatdari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungan sehingga tercapai derajat
kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat yang optimal,
3. Meningkatnya mutu lingkungan hidup serta kemauan dan kemampuan individu, keluarga,
dan masyarakat serta pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan yang
berwawasan kesehatan.
1.3 Sasaran
1. Tempat tinggal (rumah) penduduk,
2. Tempat-tempat umum (seperti pasar, restoran, tempat ibadah, sumber air minum
penduduk, dan pembuangan air limbah dan sebagainya). Sasaran yang diperiksa pada
tempat-tempat umum selain lingkungan fisiknya (pencemaran air, pembuangan sampah
dan limbah lainnya), juga pengolahan makanan (food handler).
1.4 Strategi
1. Melakukan pemeriksaan ke rumah warga, tempat-tempat umum, tempat pengolahan
makanan, lingkungan pemukiman dan tempat pengolahan pestisida,
2. Edukasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan lingkungan baik secara perorangan
maupun individu.
2
5. Mengawasi usaha Makanan olahan yang dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat
(IRT)
6. Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2)
7. Pelaksanaan klinik sanitasi
8. Memperkuat Kerjasama lintas sektor Pemberdayaan masyarakat
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
4
Tabel 1.Gambaran Umum
5
SssSuSumber :Kecamatan Klungkung Dalam Angka tahun 2015.BPS
Kab.Klungkung
1. Data Kependudukan
Jumlah Penduduk Jumlah penduduk Puskesmas Klungkung I tahun 2015
adalah 36.304 jiwa terdiri dari 17.906 jiwa laki-laki dan 18.398 Jiwa perempuan.
6
Grafik 1 Jumlah Penduduk UPT.Puskesmas KLungkung I Tahun 2015
7
Grafik 2. Jumlah Penduduk Per Desa /Kelurahan Di Wilayah UPT.Puskesmas Klungkung I Tahun 2015
Sumber: Kecamatan Klungkung dalam angka tahun 2015 BPS Kabupaten Klungkung
8
dikarenakan mobilitas penduduk yang sangat tinggi.Dengan heterogenya penduduk
permasalahan kesehatan jauh lebih komplek.
Jumlah Penduduk
9
Sumber: Kecamatan Klungkung dalam angka tahun 2015 BPS Kabupaten Klungkung
4 Sarjana/Sarjana Muda
SKM : 2 orang
10
Akper : 11 orang
AKL : 1 orang
AKZI : 1
AKG : 1
11
BAB III
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting di dunia ini. Keberadaanya
pun mutlak harus ada bagi kehidupan manusia, kehilangan air 15% dari berat badan pun
dapat menyebabkan kematian. Air itu sendiri terdapat di seluruh alam sekitar 71% dari
permukaan bumi tertutup oleh air. Air terdapat di alam dengan wujud dalam bentuk padat
(es), cair, dan gas atau uap. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas air dengan kaitannya
dalam hal persediaan air bersih sangat berpengaruh bagi kehidupan makhluk hidup
terutama manusia (Slamet, 1994).
Air juga merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara
berlimpah-limpah. Namun, ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan
manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Dalam suatu tabel distribusi
air di bumi ditunjukkan bahwa lebih dari 97% air di muka bumi ini merupakan air laut
yang tidak dapat digunakan oleh mansia secara langsung. Dari 3% air yang tersisa, 2%
diantaranya tersimpan sebagai gunung es di kutub dan uap air, yang juga tidak bisa
digunakan secara langsung. Air yang benar-benar tersedia bagi keperluan manusia hanya
0,62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Jika ditinjau dari segi
kualitas, air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003% dari seluruh air yang
ada (Efendi, 2003).
Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi. Pergantian total air
sungai berlangsung sekitar 18-20 tahun, sedangkan pergantian uap air yang terdapat di
atmosfer berlangsung sekitar 12 hari dan pergantian air tanah dalam membutuhkan waktu
ratusan tahun (Miller, 1992).
Pencemaran air diakibatkan oleh masuknya bahan pencemar (polutan) yang dapat
berupa gas, bahan-bahan pelarut dan partikulat. Pencemaran memasuki badan air dengan
12
berbagai cara, misalnya melalui atmosfer, tanah, limpasan pertanian, limbah domestik
dan perkotaan, pembuangan limbah idustri, pembuangan hasil aktivitas manusia, dan
lain-lain. Polutan ini hampir 90% dapat digolongkan akibat perilaku manusia (Efendi,
2003).
Mengingat hal tersebut pentingnya pengawasan sarana air bersih dalam kesehatan
lingkungan guna mencegah penyebaran penyakit melalui air. Selain itu, Air bersih juga
dapat dikatakan sebagai air yang sudah terpenuhi syarat fisik dan kimia. Namum, didalam
air bersih belum terpenuhi syarat bakteriologi. Syarat fisik meliputi rasa, bau, sisa zat
padat, dan derajat kekeruhan sedangkan syarat kimia meliputi pH, kandungan senyawa
kimia dalam air, kandungan residu atau sisa, misalnya residu pestisida, deterjen
(kandungan senyawa toksik atau racun) dan sebagainya. Air bersih juga merupakan air
yang layak untuk digunakan untuk kebutuhan apapun. Namun, air bersih belum dapat
dikatakan sebagai air yang siap minum (Suriawiria, 2005).
Air bersih merupakan suatu alat pemenuhan kebutuhan yang sangat berguna
dalam kehidupan. Menurut kegunaannya, air dibedakan menjadi 4 golongan, yaitu air
yang digunakan untuk air minum secara langsung (tanpa harus diolah terlebih dahulu), air
baku untuk diolah sebagai air minum dan kebutuhan rumah tangga, air untuk keperluan
perikanan dan peternakan, dan air untuk keperluan pertanian sekaligus usaha perkotaan,
industri dan pembangkit listrik. Dari keempat kegunaan air tersebut, yang dapat disebut
dengan kebutuhan air bersih adalah air baku untuk diolah sebagai air minum dan
keperluan rumah tangga (Gabriel, 2000).
13
Tabel 3.Data Sarana Air Bersih/Minum Tahun 2015
AIR BERSIH
PDAM PP NON PDAM SGL SUMUR BOR
WILAYAH JML JML
DESA JML PEMAKAI JML PEMAKAI PEMAKAI PEMAKAI PEMAKAI
PEDESAAN/KOTA SAMB PEMAKAI SAMB JML JML
KU (KK) KU ( KK) (KK) (KK) (KK)
RMH RMH
SP KAUH Kota 0 0 536 564 - - - - 0 0 - -
SP KLOD Kota 0 0 928 1469 - - - - 0 0 - -
SP KLOD
KANGIN Kota 3 75 1607 1842 - - - - 21 32 - -
TOJAN Desa 0 0 650 704 - - - - 0 0 - -
SATRA Desa 0 0 272 311 - - - - 0 0 - -
GELGEL Desa 0 0 858 1214 - - - - 0 0 - -
KAMASAN Kota 0 0 1067 1095 - - - - 0 0 - -
KP GELGEL Kota 0 0 296 327 - - - - 0 0 - -
TANGKAS Desa 0 0 677 822 - - - - 0 0 - -
JUMPAI Desa 0 0 69 69 - - - - 191 381 - -
Pedesaan 0 0 2526 3120 - - - - 191 381 - -
Jumlah Kota 3 75 4434 5297 - - - - 21 32 - -
Total 3 75 6960 8417 - - - - 212 413 - -
14
AIR BERSIH AIR M
WILAYAH PMA SPT PAH TA SARANA LAIN TOTAL JML
NO DESA
PEDESAAN/KOTA PEMAKAI PEMAKAI PEMAKAI JML % Y
JML JML JML JML PEMAKAI(KK) JML PEMAKAI(KK) JML JML
(KK) (KK) (KK) (KK) CAK DIPE
1 SP KAUH Kota - - - - - - - - - - 564 100 -
2 SP KLOD Kota - - - - - - - - - - 1469 100 -
SP KLOD
3 KANGIN Kota - - - - - - - - - - 1874 100 2
4 TOJAN desa - - - - - - - - - - 704 100 -
5 SATRA desa - - - - - - - - - - 311 100 -
6 GELGEL desa - - - - - - - - - - 1214 100 -
7 KAMASAN Kota - - - - - - - - - - 1095 100 -
8 KP GELGEL Kota - - - - - - - - - - 327 100 -
9 TANGKAS desa - - - - - - - - - - 822 100 -
10 JUMPAI desa - - - - - - - - - - 450 100 -
Jumlah Pedesaan - - - - - - - - - - 3501 100 -
Kota - - - - - - - - - - 5329 100 2
15
Total - - - - - - - - - 8830 100 2
Tabel 4.Data Sarana Air Bersih/Minum Tahun 2015
16
3.2 Pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU)
Pengawasan di TTU, merupakan salah satu upaya strategis terciptanya TTU yang
sehat. Melalui upaya ini, diharapkan masyarakat yang berada di tempat-tempat umum
seperti pengunjung, pedagang, pengelola, awak angkutan, masyarakat yang berada
disekitarnya akan terhindar dari berbagai macam penyakit.Adapun yang dimaksud
dengan tempat-tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta
atau perorangan yang digunakan untuk kegiatan bagi masyarakat seperti sarana
pariwisata, transportasi, sarana ibadah, sarana perdagangan dan olah raga, rekreasi serta
sarana sosial lainnya.
Kondisi lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat di TTU dapat
menimbulkan berbagai penyakit. Penularan penyakit karena kurang tersedianya air bersih
dan jamban, kurang baiknya pengelolaan sampah dan air limbah, kepadatan vektor
berupa lalat dan nyamuk, kurangnya ventilasi dan pencahayaan, kebisingan dan lain-lain.
TTU yang tidak sehat dapat menimbulkan berbagai penyakit, yang selanjutnya dapat
menurunkan kualitas sumber daya manusia.
Penyakit yang banyak terjadi di TTU antara lain diare, demam berdarah, ISPA
(Infeksi Saluran Pernafasan Akut) serta penyakit-penyakit lain akibat terpapar asap
rokok, seperti penyakit Paru-paru, Jantung dan Kanker.Sekitar 55% sumber penularan
penyakit demam berdarah terjadi di TTU, oleh karena itu tempat-tempat umum perlu
menjadi perhatian utama dalam pemberantasan penyakit.Terjadinya penyakit-penyakit
tersebut disebabkan lingkungan yang buruk dan perilaku yang tidak sehat seperti tidak
menggunakan air bersih, membuangg sampah sembarangan, membiarkan air tergenang,
dan kebiasaan merokok di tempat umum yang sangat sulit untuk di hindarkan dari
kebiasaan masyarakat.Untuk mencegah resiko terjadinya berbagai penyakit dan
melindungi diri dari ancaman penyakit setiap individu, kelompok dan masyarakat di
TTU,untuk itu pentingnya pengawasan TTU merupakan salah satu upaya untuk
pencegahan penularan penyakit di tempat-tempat umum
17
Tabel 5.TTU Tahun 2015
TTU
HOTEL TERMINAL OBYEK WISATA PASAR TTU LAINNYA JUMLAH
DESA
DIPE
% DIPER DIPERI DIPERI
JML DIPERIKSA MS JML MS % MS JML MS % MS JML DIPERIKSA MS % MS JML RIKS MS % MS JML MS %
MS IKSA KSA KSA
A
SP KAUH - - - - - - - - - - - - - - - - 12 12 12 100 12 12 12
SP KLOD - - - - - - - - - - - - - - - - 25 25 24 96 25 25 24
SP KLOD 92
KANGIN - - - - - - - - - - - - - - - - 13 13 12 92.308 13 13 12
TOJAN - - - - - - - - - - - - - - - - 13 13 13 100 13 13 13
SATRA - - - - - - - - - - - - - - - - 6 6 6 100 6 6 6
94
GELGEL - - - - - - - - - - - - - - - - 18 18 17 94.444 18 18 17
92
KAMASAN - - - - - - - - - - - - - - - - 13 13 12 92.308 13 13 12
KP GELGEL - - - - - - - - - - - - - - - - 2 2 2 100 2 2 2
TANGKAS - - - - - - - - - - - - - - - - 11 11 11 100 11 11 11
JUMPAI - - - - - - - - - - - - - - - - 9 9 9 100 9 9 9
98
Pedesaan - - - - - - - - - - - - - - - - 57 57 56 98.246 57 57 56
95
Kota - - - - - - - - - - - - - - - - 65 65 62 95.385 65 65 62
96
Total - - - - - - - - - - - - - - - - 122 122 118 96.721 122 122 118
18
19
3.3 Pengawasan Tempat Penjualan Makanan Minuman (TPM) dan Industri Rumah Tangga
Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan
memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut
WHO, yang dimaksud makanan adalah : “Food include all substances, whether in a
natural state or in a manufactured or preparedform, wich are part of human
diet.”Batasan makanan tersebut tidak termasuk air, obat-obatan dan substansi-substansi
yang diperlukan untuk tujuan pengobatan.
Makanan yang dikonsumsi hendaknya memenuhi kriteria bahwa makanan
tersebut layak untuk dimakan dan tidak menimbulkan penyakit, diantaranya :
1. Berada dalam derajat kematangan yang dikehendaki
2. Bebas dari pencemaran di setiap tahap produksi dan penanganan selanjutnya.
3. Bebas dari perubahan fisik, kimia yang tidak dikehendaki, sebagai akibat dari
pengaruh enzym, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan kerusakan-
kerusakan karena tekanan, pemasakan dan pengeringan.
4. Bebas dari mikroorganisme dan parasit yang menimbulkan penyakit yang dihantarkan
oleh makanan (food borne illness).
Pengertian higiene menurut Depkes adalah upaya kesehatan dengan cara
memelihara dan melindungi kebersihan individu subyeknya. Misalnya mencuci
tangan untuk melindungi kebersihan tangan, cuci piring untuk melindungi
kebersihan piring, membuang bagian makanan yang rusak untuk melindungi
keutuhan makanan secara keseluruhan.
Sanitasi makanan adalah salah satu usaha pencegahan yang menitik
beratkan kegiatan dan tindakan yang perlu untuk membebaskan makanan dan minuman
dari segala bahaya yang dapat menganggu atau memasak kesehatan, mulai dari
sebelum makanan diproduksi, selama dalam proses pengolahan,
penyimpanan, pengangkutan, sampai pada saat dimana makanan dan minuman
tersebut siap untuk dikonsumsikan kepada masyarakat atau konsumen. Sanitasi makanan
ini bertujuan untuk menjamin keamanan dan kemurnian makanan, mencegah
konsumen dari penyakit, mencegah penjualan makanan yang akan merugikan
pembeli. mengurangi kerusakan / pemborosan makanan.
Dalam pengelolaan makanan ada 6 prinsip yang harus di perhatikan yaitu:
20
2. Cara penyimpanan bahan makanan
Tidak semua bahan makanan yang tersedia langsung dikonsumsi oleh
masyarakat. Bahan makanan yang tidak segera diolah terutama untuk katering dan
penyelenggaraan makanan RS perlu penyimpanan yang baik, mengingat sifat
bahan makanan yang berbeda-beda dan dapat membusuk, sehingga kualitasnya
dapat terjaga. Cara penyimpanan yang memenuhi syarat hgiene sanitasi makanan
adalah sebagai berikut:
penyimpanan harus dilakukan ditempat khusus (gudang) yang bersih dan
memenuhi syarat
Barang-barang agar disusun dengan baik sehingga mudah diambil, tidak
memberi kesempatan serangga atau tikus untuk bersarang, terhindar dari
lalat/tikus dan untuk produk yang mudah busuk atau rusak agar disimpan
pada suhu yang dingin.
3. Proses pengolahan
Pada proses / cara pengolahan makanan ada tiga hal yang perlu mendapat
perhatian Yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan
Tempat pengolahan makanan adalah suatu tempat dimana makanan
diolah, tempat pengolahan ini sering disebut dapur. Dapur mempunyai
peranan yang penting dalam proses pengolahan makanan, karena itu
kebersihan dapur dan lingkungan sekitarnya harus selalu terjaga dan
diperhatikan. Dapur yang baik harus memenuhi persyaratan sanitasi.
b. Tenaga pengolah makanan / Penjamah Makanan
Penjamah makanan menurut Depkes RI (2006) adalah orang yang
secara langsung berhubungan dengan makanan dan peralatan mulai dari
tahap persiapan, pembersihan, pengolahan pengangkutan sampai
penyajian.Dalam proses pengolahan makanan, peran dari penjamah
makanan sangatlah besar peranannya. Penjamah makanan ini mempunyai
peluang untuk menularkan penyakit. Banyak infeksi yang ditularkan
melalui penjamah makanan, antara lain Staphylococcus aureus ditularkan
melalui hidung dan tenggorokan,
kuman Clostridium perfringens, Streptococcus, Salmonella dapat ditularkan
melalui kulit. Oleh sebab itu penjamah makanan harus selalu dalam
keadan sehat dan terampil.
c. Cara pengolahan makanan
Cara pengolahan yang baik adalah tidak terjadinya kerusakan-
kerusakan makanan sebagai akibat cara pengolahan yang salah dan
mengikui kaidah atau prinsip-prinsip higiene dan sanitasi yang baik atau
disebut GMP (good manufacturing practice).
4. Cara pengangkutan makanan yang telah masak
21
Pengangkutan makan dari tempat pengolahan ke tempat penyajian atau
penyimpanan perlu mendapat perhatian agar tidak terjadi kontaminasi baik dari
serangga, debu maupun bakteri. Wadah yang dipergunakan harus utuh, kuat dan
tidak berkarat atau bocor. Pengangkutan untuk waktu yang lama harus diatur
shunya dalam keadaan panas 60 C atau tetap dingi 4 C.
5. Cara penyimpanan makanan masak
Penyimpanan makanan masak dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
tempat penyimpanan makanan pada suhu biasa dan tempat penyimpanan pada
suhu dingin. Makanan yang mudah membusuk sebaiknya disimpan pada suhu
dingin yaitu < 40C. Untuk makanan yang disajikan lebih dari 6 jam, disimpan
dalam suhu -5 s/d -10C.
6. Cara penyajian makanan masak
Saat penyajian makanan yang perlu diperhatikan adalah agar makanan
tersebut terhindar dari pencemaran, peralatan yang digunakan dalam kondisi baik
dan bersih, petugas yang menyajikan harus sopan serta senantiasa menjaga
kesehatan dan kebersihan pakaiannya.
22
Tabel 6..Data hasil pengawasan TPMTahun 2015
RESTORAN/RM LOKASI MAK JAN DS PENGERAJIN MAK/MIN TPM LAINNYA JML TOTAL
NO DESA YG JML % YG JML % YG JML % YG JML JML YG JML
JML
DIPERIKSA MS MS
JML
DIPERIKSA MS MS
JML
DIPERIKSA MS MS
JML
DIPERIKSA MS
% MS
TOTAL DIPERIKSA MS
% MS
94.4 94.4
1 SP KAUH - - - - - - - - - - - - 18 18 17 4 18 18 17 4
93.3 93.3
2 SP KLOD - - - - - - - - - - - - 30 30 28 3 30 30 28 3
SP KLOD 86.6 86.6
3 KANGIN 2 - - - 1 - - - - - - - 15 15 13 7 15 15 13 7
88.2 88.2
4 TOJAN - - - - - - - - - - - - 17 17 15 4 17 17 15 4
84.2 84.2
5 SATRA - - - - - - - - - - - - 19 19 16 1 19 19 16 1
91.0 91.0
6 GELGEL - - - - - - - - - - - - 67 67 61 4 67 67 61 4
92.8 92.8
7 KAMASAN - - - - - - - - - - - - 28 28 26 6 28 28 26 6
90.0 90.0
8 KP GELGEL - - - - - - - - - - - - 30 30 27 0 30 30 27 0
86.1 86.1
9 TANGKAS - - - - - - - - - - - - 36 36 31 1 36 36 31 1
84.2 84.2
10 JUMPAI - - - - - - - - - - - - 38 38 32 1 38 38 32 1
89.2 89.2
Total 2 - - - 1 - - - - - - - 298 298 266 6 298 298 266 6
23
3.4 Pengawasan Rumah, Jamban Keluarga (Jaga), Air Limbah (SPAL), Sampah(TPS)
Sanitasi adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada
pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia.Menurut WHO rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat
berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta
keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu.Perumahan sehat
merupakan konsep dari perumahan sebagai faktor yang dapat meningkatkan standar
kesehatan penghuninya. Konsep tersebut melibatkan pendekatan sosiologis dan teknis
pengelolaan faktor risiko dan berorientasi pada lokasi, bangunan, kualifikasi, adaptasi,
manajemen, penggunaan dan pemeliharaan rumah di lingkungan sekitarnya.Sarana
lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan
pengembangan kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya. Prasarana lingkungan adalah
kelengkapan dasar fisik lingkungna yang memungkinkan lingkungan pemukiman dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rumah sehat
adalah bangunan tempat berlindung dan beristirahat serta sebagai sarana pembinaan
keluarga yang menumbuhkan kehidupan sehat secara fisik, mental dan sosial, sehingga
seluruh anggota keluarga dapat bekerja secara produktif. Oleh karena itu keberadaan
perumahan yang sehat, aman, serasi, teratur sangat diperlukan agar fungsi dan kegunaan
rumah dapat terpenuhi dengan baik.Jadi sanitasi perumahan adalah menciptakan keadaan
lingkungan perumahan yang baik atau bersih untuk kesehatan.
24
b. Kualitas Udara
Kualitas udara di lingkungan perumahan harus bebas dari gangguan gas
beradun dan memenuhi syarat baik mutu lingkungan sebagai berikut:
Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi
Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3
Gas SO2 maksimum 0,10 ppm
Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari
Kebisingan dan Getaran
Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB
Tingkat getaran maksimum 10 mm/detik
e. Vektor Penyakit
Indeks lalat harus memenuhi syarat
Indeks jentik nyamuk dibawah 5%
25
f. Penghijauan
Pepohonan untuk penghijauan lingkungan pemukiman merupakan
pelindung dan juga berfungsi untuk kesejukan, keindahan dan
kelestarian alam.
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut (PPM & PL, 2002) :
1. Memenuhi kebutuhan fisiologis antara lain pencahayaan, penghawaan dan ruang
gerak yang cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.
2. Memenuhi kebutuhan psikologis antara lain privacy yang cukup, komunikasi
yang sehat antar anggota keluarga dan penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antar penghuni rumah
dengan penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas
vektor penyakit dan tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar
matahari pagi, terlindungnya makanan dan minuman dari pencemaran, disamping
pencahayaan dan penghawaan yang cukup.
4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena keadaan luar maupun dalam rumah, antara lain persyaratan garis sempadan
jalan, konstruksi yang tidak mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak
cenderung membuat penghuninya jatuh tergelincir.
5. Rumah yang sehat harus dapat mencegah dan mengurangi resiko kecelakaan
seperti terjatuh, keracunan dan kebakaran (APHA). Beberapa aspek yang harus
diperhatikan dalam kaitan dengan hal tersebut antara lain :
a. Membuat konstruksi rumah yang kokoh dan kuat
b. Bahan rumah terbuat dari bahan tahan api
c. Pertukaran udara dalam rumah baik sehingga terhindar dari bahaya racun
dan gas
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin sehingga bahaya jatuh dan
kecelakaan mekanis dapat terhindari.
e. Parameter Penilaian Rumah Sehat
6. Lingkup penilaian rumah sehat dilakukan terhadap kelompok komponen rumah,
sarana sanitasi dan perilaku penghuni, sebagai berikut :
a. Kelompok komponen rumah, meliputi : Langit-langit, Dinding,
Lanta,Jendela kamar tidu,Jendela ruang keluarga dan ruang
tamu, Ventilasi, Sarana pembuangan asap dapur,Pencahayaan
7. Kelompok sarana sanitasi, meliputi :
a. Sarana Air Bersih
b. Sarana Pembuangan Kotoran
c. Sarana Pembuangan Air Limbah
d. Sarana Pembuangan Sampah
8. Kelompok Perilaku Penghuni
a. Membuka jendela kamar tidur
b. Membuka jendela ruang keluarga
c. Membersihkan rumah dan halaman
d. Membuang tinja bayi dan balita ke jamban
e. Membuang sampah pada tempat sampah
26
Tabel 7..Data hasil pengawasan TPMTahun 2015
JUMLAH
RUMAH YANG RUMAH MEMENUHI
JUMLAH RUMAH MEMENUHI RUMAH DIBINA
BELUM RUMAH DIBINA SYARAT (RUMAH
NO DESA SELURUH SYARAT (RUMAH SEHAT) MEMENUHI SYARAT
MEMENUHI SEHAT)
RUMAH SYARAT
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 SP KAUH 564 257 45.57 307 257 45.57 257 100.00 257 100.00
2 SP KLOD 1469 597 40.64 872 597 40.64 597 100.00 597 100.00
SP KLOD
3 KANGIN 1874 643 34.31 1231 704 37.57 643 91.34 643 91.34
4 TOJAN 704 338 48.01 366 399 56.68 338 84.71 338 84.71
5 SATRA 311 198 63.67 113 224 72.03 198 88.39 198 88.39
6 GELGEL 1214 561 46.21 653 653 53.79 561 85.91 561 85.91
7 KAMASAN 1095 407 37.17 688 456 41.64 407 89.25 407 89.25
8 KP GELGEL 327 246 75.23 81 258 78.90 246 95.35 246 95.35
9 TANGKAS 822 290 35.28 532 354 43.07 290 81.92 290 81.92
10 JUMPAI 450 155 34.44 295 207 46.00 155 74.88 155 74.88
JUMLAH 8830 3692 41.81 5138 4109 46.53 3692 89.85 3692 89.85
27
3.5 Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2)
TP2 adalah setiap unit usaha yagn sebagian atau seluruh kegiatannya melakukan
pengelolaan Pestisida mulai dari pembuatan , peracikan ,pengemasan ,penyimpanan dan
juga penjualan.Ruang lingkup pengawasan TP2 yaitu pabrik pestisida, perkebunan
(gudang)toko/kios,KUD.
Kegiatan pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida (TP2) bertujuan untuk
mengetahui kondisi kesehatan lingkungan TP2 agar dapat dipenuhinya pengawasan
teknispengamana pengelolaan pestisida sehingga dapat timbulnya dampak negatif akibat
pengelolaan pestisida.
Klinik sanitasi adalah suatu upaya atau kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan
kesehatan promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang berisiko
tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis lingkungan pemukiman yang dilaksanakan
oleh petugas puskesmas bersama masyarakat yang dapat dilaksanakan secara pasif dan
aktif di dalam dan di luar gedung.
Integrasi upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis
lingkungan semakin relevan dengan ditetapkannya paradigma sehat yang lebih
menekankan pada upaya promotif-preventif dibanding upaya kuratif-rehabilitatif.
Melalui klinik sanitasi, ketiga upaya pelayanan kesehatan yaitu promotif,
28
preventif, dan kuratif dilakukan secara terintergrasi dalam pelayanan kesehatan
program pemberantasan penyakit berbasis lingkungan, di dalam maupun di luar
gedung.
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan lingkungan untuk pemberantasan penyakit dengan
bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik
sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian
integral dari kegiatan Puskesmas.Secara umum klinik sanitasi bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melaui upaya preventif, kuratif, dan promotif
yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus menerus. Secara khusus bertujuan:
1. Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam
program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan lingkungan
dengan memberdayakan masyarakat;
29
Tabel.9 DATA KEGIATAN KLINIK SANITASI
30
BAB IV
PEMBAHASAN DAN PERENCANAAN
4.2 Perencanaan
1. Pendekatan kepada masyarakat baik melalui penyuluhan, kunjungan rumah
maupun melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat
31
3. Peningkatan kerjasama antara lintas sektor baik kader, petugas pustu/poskesdes,
petugas puskesmas dan pemegang kebijakan
32
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
2. Program kesehatan lingkungan belum mencapai pada tingkat yang diharapkan, disamping
itu ancaman sakit terhadap masyarakat pada umumnya masih cukup tinggi dengan seperti
penyakit yang berbasis pada lingkungan seperti DBD, Diare, Chikungunya, TBC dll
5.2 Saran
Beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam pencapain Program kesehatan lingkungan di
UPT.Puskesmas Klungkung I adalah
Program kesehatan lingkungan belum mencapai pada tingkat yang diharapkan, disamping itu
ancaman sakit terhadap masyarakat pada umumnya masih cukup tinggi dengan seperti penyakit
yang berbasis pada lingkungan seperti DBD, Diare, Chikungunya, TBC dan lain lain sehingga
perlunya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
Perlunya peningkatan Sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan seperti jamban sehat dan
air bersih yang ada.
Peningkatan pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi untuk semua kegiatan kesehatan
lingkungan yang dilaksanakan untuk mempermudah evaluasi.
33