BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Stabilitas Emosi
kepribadian yang pada dasarnya bulat dan harmonis. Dijelaskan pula oleh
mampu memiliki situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara
stabil.
sesuatu dengan kondisi emosi yang tetap atau sama. Menurut Smitson (dalam
emosi, yang reaksi-reaksi emosinya tepat bagi situasi dan konsisten dari suatu
respon, terutama respon negatif, bebas dari rasa takut yang tidak beralasan
stabil dengan individu yang memiliki emosi tidak stabil. Individu yang
sifat antara lain: tidak produktif, mudah cemas, tegang, frustasi serta kurang
c) steaming atau suasana hati. Selain itu, menurut Young (dalam Ekawati,
didukung oleh kesehatan emosi serta penyesuaian emosi yang terdiri tiga
aspek yaitu:
a. Adekuasi emosi
dan sehat, oleh karena itu untuk memperoleh kesehatan emosi tidak
dengan cara menahan atau menghilangkan reaksi emosi yang timbul. Sikap
dan emosi.
b. Kematangan emosi
tidak mudah khawatir atau cemas dan tidak mudah marah. Definisi tentang
c. Kontrol emosi
Kontrol emosi merupakan fase khusus dari kontrol diri yang sangat
Kontrol emosi ini meliputi pengaturan emosi dan perasaan sesuai dengan
tuntutan lingkungan atau situasi dan standar dalam diri individu yang
yang kurang baik dapat di lihat dari timbulnya kegagalan pada hal-hal
produktif (Smith, 1955). Kontrol emosi termasuk salah satu aspek kontrol
berlebihan.
serta penyesuaian emosi yang terdiri tiga aspek yaitu: Adekuasi emosi,
kematangan emosi dan kontrol emosi. Apabila ketiga aspek itu berfungsi
cemas dan tidak mudah marah dan pada akhirnya mencapai suatu
emosi.
B. Kontrol Diri
mengubah perilaku agar sesuai untuk orang lain, menyenangkan orang lain,
fisik, psikologis dan perilaku seseorang, dengan kata lain serangkaian proses
perilaku yang telah disusun untuk meningkatkan hasil dan tujuan tertentu
Secara fungsional didefinisikan sebagai konsep dimana ada atau tidak adanya
dan kepuasan untuk memperoleh tujuan masa depan, yang biasanya di nilai
secara sosial.
Di dalam kamus psikologi (Arthur dan Emily, 2010), self control adalah
a. Objective Control
diri yang dimunculkan oleh individu secara nyata dalam suatu situasi
tertentu.
b. Subjective control
kontrol diri.
c. Experiences control
saat individu berinteraksi dengan lingkungannya, dan pada saat yang sama
a. Orientasi religius
c. Faktor kognitif
a. Kontrol perilaku
menyenangkan.
b. Kontrol kognisi
c. Kontrol keputusan
tujuan tersebut, dari berbagai macam pilihan aksi yang dapat dilakukan
oleh remaja.
d. Kontrol emosi
Ada tiga teknik kontrol diri yang dikemukakan oleh Cormier (dalam
yang otomatis.
diinginkan berhasil.
hal yang tidak mungkin atau yang menggantungkan tingkah laku yang
biasa terjadi.
suatu proses dimana individu mengamati dan peka terhadap segala sesuatu
mengubah tingkah laku yang dapat dilakukan dengan memberi hadiah atau
C. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
karena dapat menyerang siapa saja, tidak memandang umur dan sosial-
resiko.
darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal, dll. Namun jika
hipertensinya berat dan menahun dn tidak diobati bisa timbul gejala seperti :
sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak napas, napas pendek (terengah-
telinga berdengung, sulit tidur, tengkuk terasa berat, nyeri kepala dibagian
belakang dan di dada, otot melemah, terjadi pembengkakan pada kaki dan
denyut jantung yang kuat, cepat dan tidak teratur, impotensi, pendarahan di
berlebih. Sedangkan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi, antara lain
usia, jenis kelamin dan genetik (Smeltzer, 2004). Dari berbagai penyebab
terjadinya gangguan pada sistim saraf otonom dan sirkuasi hormon. Menurut
serangan stroke.
negatif yang diperoleh tubuh dapat mempengaruhi kerja sistem saraf otonom
dan sirkulasi hormon. Stimulus negatif tersebut dapat berupa stres fisik
dan akan memicu rangsangan di area pusat vasomotor yang terletak pada
medula otak. Rangsangan area ini akan mengaktivasi sistem saraf simpatis
sekunder.
jenis variabel.
b. Hipertensi sekunder terjadi sebagai akibat sekunder dari penyakit lain yang
berikut :
a. Genetik
Indian, Ameriks Selatan yang tekanan darahnya rendah dan tidak banyak
c. Janin
d. Jenis kelamin
e. Natrium
secara efisien baik diturunkan atau di dapat. Ada yang berpendapat bahwa
f. Sistem renin-angiotensin
(yang memacu natrium dan terjadinya retensi air sebagai akibat). Beberapa
kadar renin yang meningkat, tetapi sebagian besar normal atau rendah,
g. Hiperaktivitas simpatis
h. Resistensi insulin/hiperinsulinemia
insulin telah diketahui sejak beberapa tahun silam, terutama pada pasien
6. Riwayat Penyakit
kesehatan. Menurut Gray, dkk (2005) gejala hipertensi adalah (sakit kepala,
Adanya sakit kepala ternyata tidak banyak berkorelasi dengan tekanan darah.
Kerusakan organ, terutama jantung, otak, dan ginjal, berkaitan dengan derajat
keparahan hipertensi.
tidak menimbulkan gejala dan baru diketahui ketika memeriksa tekanan darah
sering tidak merasakan adanya gejala dan baru mengetahui ketika memeriksa
karena dapat menyerang siapa saja, tidak memandang umur dan sosial-
ekonomi.
Dalam Rofakcy dan Aini (2015) hipertensi dapat berakibat fatal jika
peningkatan tekanan darah sangat tinggi dalam waktu lama. Selain itu jantung
dada, 9) sakit kepala dan pusing, 10) denyut nadi dan jantung yang tidak
teratur, dan 11) menjadi mudah marah, yaitu menjadi salah satu dampak
buruk yang sudah terbukti dan sering dialami orang yang mempunyai
penyakit hipertensi yaitu mudah marah atau memiliki emosi yang tidak stabil
hal itu terjadi ketika tekanan darahnya sedang tinggi-tingginya. Hal ini akan
membuat penderita mudah marah dan merasa bahwa segala sesuatu yang ada
penyakit gagal jantung, terkena serangan jantung, resiko tinggi penyakit arteri
dan tidak efisien termasuk individu yang memiliki stabilitas emosi yang tidak
emosional yang stabil bisa dilakukan dengan cara mengontrol emosi, dengan
perilaku yang kuat. Kontrol emosi yang dilakukan meliputi kontrol emosi
positif (marah, sedih, takut, cemas, malu, benci, rasa bersalah, muak).
Kontrol emosi yang merupakan fase khusus dari kontrol diri yang
mental. Dengan kontrol diri adalah benteng yang mencegah seseorang dari
D. Dinamika Psikologis
Pasien Hipertensi
Keterangan :
jantung, resiko tinggi penyakit arteri koroner, pembesaran ventrikel kiri jantung,
diabetes, penyakit ginjal kronis dan serangan stroke. yang menyebabkan faktor
psikologis seperti stress, gangguan emosional, mudah khawatir, takut dan cemas
yang termasuk individu yang memiliki stabilitas emosi yang tidak stabil.
E. Hipotesis
yaitu ada hubungan antara kontrol diri (self control) dengan stabilitas emosi pada