Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ABD.

RAHMAN

STAMBUK : A42120067

KELAS : B PJKR

PENGUASAAN DIRI

Menurut kamus psikologi (Chaplin, 2002), definisi kontrol diri atau self control adalah kemampuan
individu untuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri dan kemampuan untuk menekan atau
menghambat dorongan yang ada. Goldfried dan Merbaum, mendefinisikan kontrol diri sebagai suatu
kemampuan untuk menyusun, membimbing, mengatur dan mengarahkan bentuk perilaku yang
dapat membawa individu kearah konsekuensi popositif

Kontrol diri merupakan satu potensi yang dapat dikembangkan dan digunakan individu selama
proses-proses dalam kehidupan, termasuk dalam menghadapi kondisi yang terdapat dilingkungan
yang berada disekitarnya, para ahli berpendapat bahwa kontrol diri dapat digunakan sebagai suatu
intervensi yang bersifat preventif selain dapat mereduksi efek-efek psikologis yang negative dari
stressor-stresor lingkungan. Disamping itu kontrol diri memiliki makna sebagai suatu kecakapan
individu dalam kepekaan membaca situasi diri dan lingkungannya serta kemampuan untuk
mengontrol dan mengelola faktor-faktor perilaku sesuai dengan situasi dan kondisi untuk
menampilkan diri dalam melakukan sosialisasi (Calhoun dan Acocela, 1990).

Mengapa penting memiliki self control ? Pertama, kontrol diri berperan penting dalam hubungan
seseorang dengan orang lain (interaksi social). Hal ini dikarenakan kita senantiasa hidup dalam
kelompok atau masyarakat dan tidakbisa hidup sendirian. Seluruh kebutuhan hidup kita (fisiologis)
terpenuhi dari bantuan orang lain, begitu pula kebutuhan psikologis dan social kita. Oleh karena itu
agar kita dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup ini dibutuhkan kerjasama dengan orang lain dan
kerjasama dapat berlangsung dengan baik jika kita mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang
merugikan orang lain. Kedua, Kontrol diri memiliki peran dalam menunjukkan siapa diri kita (nilai
diri). Seringkali seseorang memberikan penilaian dari apa yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-
hari dan kontrol diri merupakan salah satu aspek penting dalam mengelola dan mengendalikan
perilaku kita. Kontrol diri menjadi aspek yang penting dalam aktualisasi pola pikir, rasa dan perilaku
kita dalam menghadapai setiap situasi. Seseorang yang dapat mengendalikan diri dari hal-hal yang
negatif tentunya akan memperoleh penilaian yang positif dari orang lain (lingkungan sosial), begitu
pula sebaliknya. Ketiga, kontrol diri berperan dalam pencapaian tujuan pribadi. Pengendalian diri
dipercaya dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hal ini dikarenakan
bahwa seseorang yang mampu menahan diri dari perbuatan yang dapat merugikan diri atau orang
lain akan lebih mudah focus terhadap tujuan-tujuan yang ingin dicapai, mampu memilih tindakan
yang memberi manfaat, menunjukkan kematangan emosi dan tidak mudah terpengaruh terhadap
kebutuhan atau perbuatan yang menimbulkan kesenangan sesaat. Bila hal ini terjadi niscaya
seseorang akan lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

DISIPLIN

 Berdasarkan pandangan Siswanto “2001”


Memandang bahwa teori disiplin dalam psikologi ialah suatu perbuatan menghormati, menghargai,
patuh, dan taat pada norma norma yang berlaku, baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta
sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi sanksinya apabila ia melanggar
tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya.

 Berdasarkan pandangan Flippo “Dalam Atmodiwirjo, 2000”

Mengemukakan bahwa teori disiplin dalam psikologi ialah setiap usaha mengkoordinasikan perilaku
individu pada masa yang akan datang dengan mempergunakan hukum dan ganjaran. Definisi diatas
memfokuskan pengertian teori disiplin dalam psikologi sebagai usaha untuk menata perilaku
individu sehingga terbiasa melaksanakan hal sebagaimana mestinya yang dirangsang dengan
hukuman dan ganjaran.

 Berdasarkan pandangan Atmosudirjo “Dalam Atmodiwirjo, 2000”

Mendefinisikan teori disiplin dalam psikologi sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat
hubungannya rasionalisme, sadar, tidak emosional. Pandangan ini mengilustrasikan bahwa teori
disiplin dalam psikologi sebagai suatu bentuk kepatuhan pada norma melalui pengendalian diri yang
dilakukan melalui pertimbangan yang rasional. (Baca juga mengenai teori empati dalam psikologi)

 Berdasarkan pandangan Depdiknas “2001”

Mendifinisikan teori disiplin dalam psikologi atau tertib ialah suatu perbuatan menetap dalam
melakukan hal, berdasarkan pandangan pandangan ini teori disiplin dalam psikologi sebagai suatu
perbuatan menetap dalam melakukan hal. Berdasarkan pandangan pandangan ini teori disiplin
dalam psikologi sebagai perbuatan yang taat pada hal norma yang menjadi kesepakatan atau telah
menjadi ketentuan.

FRUSTRASI

Frustrasi berasal dari bahasa Latin frustratio, adalah sebuah rasa kecewa atau jengkel karena tidak
tercapai dalam pencapaian tujuan. Frustasi dapat diartikan juga sebagai sebuah kondisi terhambat
dalam mencapai suatu tujuan (Markam,2003). Frustasi merupakan suatu sebuah kondisi ketegangan
yang tak menyenangkan, dipenuhi sebuah rasa dan kegiatan syaraf yang semakin meninggi yang
disebabkan oleh rintangan dan masalah.

Frustrasi dapat berasal dari dalam (internal) atau dari luar pribadi (eksternal) yang mengalaminya.
Sumber yang berasal dari dalam termasuk kekurangan pribadi masing masing seperti kurangnya rasa
percaya pribadi atau ketakutan pada keadaan sosial yang menghalangi pencapaian tujuan.
Hambatan juga dapat menjadi sumber internal dari frustrasi saat sebuah kondisi mempunyai
beberapa tujuan yang saling berinterferensi satu sama lain.

Penyebab eksternal dari frustrasi mencakup sebuah kondisi sebuah kondisi di luar pribadi seperti
jalan yang macet, tak punya uang, atau tak kunjung mendapatkan jodoh. Dalam hal masalah, ada
beberapa macam masalah yang biasanya dihadapi oleh sebuah kondisi seperti
Masalah fisik : Kemiskinan, kekurangan gizi, bencana alam dsb.

Masalah social : Sebuah kondisi perekonomian yang tak bagus, persaingan hidup yang keras,
perubahan tak pasti berbagai aspek kehidupan.

Masalah pribadi : Keterbatasan keterbatasan pribadi sebuah kondisi dalam bentuk cacat fisik atau
penampilan fisik yang kurang menarik bisa menjadi penyebab frustasi dan sedih

EMOSI

Emosi diartikan sebagai impuls yang muncul akibat dari suatu rangsangan dari dalam maupun dari
luar. Emosi bermacam macam, seperti emosi sedih, emosi marah, emosi bahagia, dan bentuk emosi
lainnya. Emosi dalam bahasa awamnya seringkali dipakai untuk mendeskripsikan kemarahan saja,
namun sebenarnya emosi memiliki arti yang lebih luar dan mewakili banyak macam perasaan.

Emosi berkaitan dengan psikologi seseorang dan suasana hati yang sedang berlangsung. Emosi dapat
dikeluarkan berupa perilaku tertentu. Perasaan dan perilaku saling terhubung dengan emosi. Emosi
berarti isi hati yang dituangkan dalam ekspresi fisik.

Pengertian

Emosi berasal dari kata emotion dalam bahasa Prancis atau dalam bahasa Latin emovere yang
artinya keluar. Secara etimologisnya emosi diartikan “bergerak keluar”. Emosi merupakan suatu
konsep yang luas dan tidak dapat dispesifikkan. Emosi merupakan suatu reaksi bisa positif maupun
negatif sebagai dampak dari rangsangan dari dalam diri sendiri maupun dari luar. Berikut ini
pengertian emosi menurut para ahli:

Prez, 1999 merupakan seorang EQ organizasional consultant dan juga pengajar. Prezz
mengungkapkan arti emosi adalah suatu reaksi tubuh dalam menghadapi sesuatu. Sifat dan
intensitas emosi terkait erat dengan aktivitas kognitif sebagai hasil dari persepsi terhadap situasi.

Hathersall, 1985 emosi adalah kondisi psikologis yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat
diungkapkan atau dilihat darir eaksi wajah atau tubuh.

Keleinginan dan Keleinginna, 1981 emosi adalah kondisi yang berhubungan dengan tujuan tingkah
laku. Emosi diatikan sebagai perasaan, misalnya pengalaman afektif, kenikmatan, marah, bahagia,
takut, sedih.

William james, emosi yaitu kondisi budi rohani yang menampakkan diri dengan suatu perubahan
yang jelas.

IMAJINASI

Psikolog Soviet Lev Semenovich Vygotsky disebut dua proses dan dekat dalam struktur dan fungsi.
Mereka dicirikan sebagai sangat terkait, dengan asal yang sama dan struktur. Berbicara tentang apa
yang imajinasi dalam psikologi, ilmuwan menganggap perlu, aspek integral dari pemikiran, terutama
kreatif, menjelaskan bahwa proses berpikir melibatkan kedua peramalan dan acara mengantisipasi.

Berbagai situasi masalah membuat orang berpikir, untuk bermimpi, untuk membentuk dalam pikiran
gagasan tentang apa yang dapat dilakukan, untuk memperkuat motivasi mencari solusi, dan
menentukan arahnya. Tingkat ketidakpastian momen kontroversial dari kehidupan menentukan
pentingnya peran imajinasi, menjalankan fungsi mereka bahkan jika ketidaklengkapan situasi awal,
melengkapi produk dari kegiatan mereka.

Berbicara tentang apa yang imajinasi dalam psikologi, kita tidak bisa mengabaikan hubungannya
dengan proses emosional dan kehendak, yang disebut, sesuai dengan ajaran Lva Vygotskogo, hukum
realita emosi imajinasi. Manifestasi utamanya – adalah munculnya benar, emosi tidak imajiner
dalam acara dalam pikiran manusia dengan cara apapun. Hal ini memberikan kontribusi untuk
realisasi efek psikologis yang tidak diinginkan yang diinginkan dan mencegah. Sebagai contoh,
merenungkan situasi saat ini, seseorang bisa mengalami emosi yang tidak menyenangkan ketika
berpikir tentang versi tertentu dari peristiwa yang memaksa dia untuk mencari cara lain untuk
memecahkan masalah.

Anda mungkin juga menyukai