636 1210 1 SM PDF
636 1210 1 SM PDF
2, ISSN 2338-6480
PENENTUAN KADAR SIANIDA DAUN SINGKONG DENGAN VARIASI
UMUR DAUN DAN WAKTU PEMETIKAN
ABSTRAK: Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar sianida yang terkandung dalam
daun singkong. Daun singkong yang dijadikan sampel yaitu daun muda dan daun tua yang masing-
masing dipetik pada pagi hari maupun sore hari. Penentuan kadar sianida dilakukan dengan
metode titrasi pembentukan kompleks sianida. Hasil penelitian menunjukkan kadar sianida pada
daun singkong muda dan tua yang dipetik pada pagi hari yaitu 3,46% dan 3,67%. Sementara kadar
sianida pada daun singkong tua yang dipetik sore hari yaitu 2,81% dan 2,91%.
Kata Kunci: Kadar Sianida Daun Singkong, Variasi Umur Daun, dan Waktu Pemetikan.
Asam sianida ini bila dikonsumsi pada 250 ml dan tambahkan 10 ml larutan asam
jumlah besar akan mengakibatkan kepala tartrat 5%.
pusing, mual, perut terasa perih, badan 2. Kertas saring ukuran 1 x 7 cm dicelupkan
gemetar, bahkan bisa mengakibatkan pingsan. dalam larutan asam pikrat jenuh, kemudian
Bila kadar racun yang dikonsumsi cukup dikeringkan di udara. Setelah kering
banyak, selain gejala tersebut, gejala lain yang dibasahi dengan larutan Na2CO3 8% dan
dapat timbul antara lain mata melotot, mulut digantungkan pada leher erlenmeyer di atas,
berbusa, kejang dan sesak napas. Masyarakat dan ditutup sedemikian rupa sehingga
umumnya memetik daun singkong yang muda kertas tidak kontak dengan cairan dalam
sebagai sayur, tetapi daun yang tua juga erlenmeyer.
terkadang ikut dipetik. Selain itu waktu 3. Kemudian dipanaskan di atas penangas air
pemetikan daun singkong ini perlu untuk 50°C selama 15 menit. Apabila warna
diteliti, kapan waktu pemetikan yang banyak oranye dari kertas pikrat berubah menjad
menunjukkan kadar sianida pada daun warna merah berarti dalam bahan terdapat
singkong tersebut. Sehingga perlu rasanya HCN.
dilakukan penelitian untuk mengetahui kadar b). Uji Kuantitatif
sianida pada daun singkong muda dan tua yang 1. Timbang 10-20 gr sampel yang sudah
dipetik pagi hari maupun sore hari. ditumbuk halus, tambahkan 100 ml
aquadest dalam labu kjeldhal, maserasikan
Alat Dan Bahan (rendam) selama 2 jam.
Alat yang digunaka adalah : Satu set 2. Kemudian tambahkan lagi 100 ml aquadest
alat destilasi, Satu set alat titrasi, Labu dan distilasi dengan uap (steam destilation).
Erlenmeyer, Neraca analitik/timbangan. Distilat ditampung dalam erlenmeyer yang
Sedangkan bahan yang digunakanadalah telah diisi dengan 20 ml NaOH 2,5%.
AgNO3 0,02 N, Larutan NaOH 2,5%, Larutan 3. Setelah distilat mencapai 150 ml, distilasi
Na2CO3 8%, Larutan kalium tartrat 5%, dihentikan. Distilat kemudian ditambah 8
Larutan asam pikrat, NH4OH, KI 5%, ml NH4OH, 5 ml KI 5% dan dititrasi
Aquadest, Kertas saring, Aluminium foil, dengan larutan AgNO3 0,02 N sampai
Aquadest. terjadi kekeruhan (kekeruhan ini akan
mudah terlihat apabila di bawah erlenmeyer
METODE PENELITIAN ditaruh kertas karbon hitam). (Soedarmadji
a). Uji Kualitatif dkk., 1997).
1. Maserasikan 50 gram bahan yang telah
ditumbuk dalam 50 ml air pada erlenmeyer HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Kualitatif Sianida
118
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 1 No. 2, ISSN 2338-6480
(a) (b)
Gambar 2. (a) Kertas Pikrat sebelum pengujian kualitatif sianida; (b) Kertas pikrat setelah
pengujian kualitatif sianida
Uji kualitatif menggunakan metode antara ion pikrat (PO-) dengan ion H+ dari
kertas pikrat digunakan sebagai kertas indikator sianida. Reaksi ini akan terjadi jika asam pikrat
untuk menentukan ada atau tidaknya sianida dan HCN mengion. Kondisi optimum untuk
yang dalam maserat tersebut. Kertas pikrat ini terjadinya reaksi tersebut yaitu pada pH 10,8.
sebelumnya dari kertas saring yang telah Sehingga perlu ditambahkan larutan NaHCO3
dicelupkan ke dalam larutan asam pikrat jenuh. agar dapat menjamin ion pikrat stabil dan
Warna awal kertas pikrat yaitu warna kuning mampu menangkap H+ dari sianida. Karena H+
dan akan berwarna merah bata jika kertas setara dengan HCN, maka perubahan warna
pikrat tersebut terkena uap sianida. kertas pikrat merupakan fungsi dari konsentrasi
Perubahan warna kertas pikrat dari HCN.
kuning ke merah bata merupakan hasil reaksi
Gambar 3. Proses reaksi antara asam pikrat dengan HCN (Sitorus, 1989).
Ternyata kertas pikrat yang diletakkan Penentuan Kadar Sianida
di atas maserat yang dipanaskan berubah dari Uji kuantitatif meliputi tahapan
warna kuning menjadi warna merah bata. Ini maserasi (perendaman) sampel, destilasi dan
berarti uap yang muncul dari pemanasan titrasi. Hasil yang diperoleh pada tahapan titrasi
maserat tersebut mengandung sianida yang dengan larutan AgNO3 0,02 N adalah sebagai
dibuktikan oleh warna merah bata pada kertas berikut :
pikrat tersebut.
Tabel 1. Hasil Titrasi Sampel pada Berbagai Variasi Daun dan Waktu.
Pemetikan pagi hari
Jenis daun Volume sampel (ml) Volume AgNO3 (ml)
Daun muda 100 8,4
Daun tua 100 7,6
Pemetikan Sore Hari
Jenis daun Volume sampel (ml) Volume AgNO3 (ml)
119
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 1 No. 2, ISSN 2338-6480
Daun muda 100 10,8
Daun tua 100 7,8
Penentuan kadar sianida melalui memperlambat pengendapan perak iodida (KI)
titrasi pembentukan kompleks ini mengikuti yang terlalu cepat.
modifikasi Deniges, dimana ion iodida (berasal Dasar titrasi ini adalah pembentukan
dari larutan KI) ditambahkan sebagai indiaktor. ion kompleks yang sangat stabil Ag(CN)2-.
Penggunaan ion iodida sebagai indikator 2CN- + Ag+ Ag(CN)2-
karena jumlah perak iodida (AgI) yang Titik akhir titrasi didasarkan atas
diendapkan adalah sangat besar sekali penampilan kekeruhan akibat pengendapan
kemungkinan untuk dilihat dengan mudah dan perak sianida, yang dituliskan :
kelarutannya kurang dari perak sianida Ag+ + Ag(CN)2- 2AgCN
(AgCN). Sehingga pada titik akhir titrasi akan Endapan AgCN sendiri berwarna
mengendap sebagai pengganti perak sianida putih (Vogel, 1990).
(AgCN). Akan tetapi, titik akhir titrasi yang Kadar sianida yang diperoleh pada
terjadi terlalu cepat, sehingga sebelum titrasi masing-masing jenis daun dengan variasi
perlu ditambahkan amonia yang dengan waktu pemetikan seperti yang tertera pada tabel
pembentukan zat terlarut Ag(NH3)2+, akan 2.
Tabel 2. Kadar Sianida Beberapa Sampel
No Variasi Daun - Waktu Petik Kadar Sianida (%)
1 Daun Muda – Pagi Hari 3,46
2 Daun Tua – Pagi Hari 2,81
3 Daun Muda – Sore Hari 3,67
4 Daun Tua – Sore Hari 2,97
% Sianida
4
3.5
3
2.5
2
1.5 % Sianida
1
0.5
0
Berdasarkan gambar 4.1. dapat dilihat bagian kulit batang, tangkai daun yang masih
bahwa kandungan sianida pada daun muda baik muda, kulit umbi dan bagian daun muda.
pada pemetikan pagi hari dan sore hari lebih Berdasarkan standar nasional
banyak dari pada daun tua. Ini dikarenakan Indonesia (SNI) Tahun 2006 tentang bahan
aktivitas enzim linamerase paling tinggi pada tambahan pangan, bahwa jumlah sianida yang
daun yang sangat muda. Aktivitas enzim diperbolehkan pada makanan yaitu 1 mg/kg.
endogenous ini menurun sesuai bertambahnya Artinya bahwa tiap kilogram berat badan orang
umur tanaman. Hal ini juga relevan dengan hanya boleh mengkonsumsi 1 mg sianida. Jika
penelitian Sitorus (1989) yang menyatakan berat badan rata-rata orang 50 kg, maka jumlah
bahwa bagian tanaman yang paling banyak sianida yang boleh dikonsumsi sebesar 50 mg.
mengandung glikosida sianogenik adalah Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa
jumlah sianida (tiap 20 gr sampel) pada daun
120
Jurnal Ilmiah Pendidikan Kimia “Hydrogen” Vol. 1 No. 2, ISSN 2338-6480
muda pemetikan pagi hari, daun tua pemetikan atau direbus terlebih dahulu untk
pagi hari, daun muda pemetikan sore hari dan mengurangi kadar sianidanya.
daun tua pemetikan sore hari berturut-turut2. Pemetikan daun singkong sebaiknya dilakukan
sebesar 6,9 mg, 5,61 mg, 7,34 mg dan 5,94 mg. pagi hari.
121