Anda di halaman 1dari 10

Jambura Journal of Sports Coaching

Vol. 1, No. 1, Januari 2019


ISSN: 2654-3435

KESEGARAN JASMANI SISWA 10-12 TAHUN SE-KOTA


GORONTALO

PHYSICAL FITNESS STUDENTS 10-12 YEARS, GORONTALO CITY

Syarif Hidayat
Program Studi PKO, Fakultas Olahraga dan Kesehatan
Universitas Negeri Gorontalo
syarif3479@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesegaran jasmani siswa usia
10-12 tahun se-Kota Gorontalo. Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. populasi dalam
penelitian ini berjumlah 18.814 siswa yang berasal dari 116 Sekolah Dasar sedangkan sampel
berjumlah 1789 siswa yang berasal dari 18 sekolah yang diambil menggunakan teknik cluster
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan pengukuran. Instrumen
yang digunakan untuk mengukur kesegaran jasmani menggunakan instrumen Tes TKJI 2010.
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan standar norma kesegaran jasmani dari
TKJI untuk mengukur tingkat kesegaran jasmani siswa. Hasil penelitian menunjukan terdapat
0 siswa atau 0% dalam klasifikasi baik sekali, terdapat 19 siswa atau 1% dalam klasifikasi
baik, terdapat 267 siswa atau 15% dalam klasifikasi sedang, terdapat 1432 siswa atau 80%
dalam klasifikasi kurang, terdapat 71 siswa atau 4% dalam klasifikasi kurang sekali. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa siswa usia 10-12 Tahun Se-Kota Gorontalo tingkat
kesegaran jasmani dalam kondisi kurang.

Kata Kunci: Kesegaran Jasmani, Siswa, Usia, Kota Gorontalo.

Abstract

The purpose of this study was to determine the level of physical fitness of students
aged 10-12 years in Gorontalo City. This type of research is survey research. The population
in this study amounted to 18,814 students from 116 Elementary Schools while a sample of
1789 students from 18 schools was taken using a cluster sampling technique. Data collection
techniques used to test and measurement techniques. The instrument used to measure physical
fitness uses the TKJI Test instrument 2010. Data analysis techniques in this study used the
standard physical fitness norms of TKJI to measure the level of physical fitness of students.
The results showed that there were 0 students or 0% in the excellent classification, there were
19 students or 1% in the good classification, there were 267 students or 15% in the middle
classification, there were 1432 students or 80% in the less classification, there were 71
students or 4% in the classification less. Thus it can be concluded that students aged 10-12
years in Gorontalo City level of physical fitness are in poor condition.

Keywords: Physical Fitness, Students, Age, Gorontalo City .

12
Pendahuluan akan berpengaruh pada kegiatan belajar
Pendidikan jasmani sebagai suatu siswa, karena siswa dengan status
proses pembinaan manusia yang kesegaran jasmani yang baik akan
berlangsung seumur hidup. Pendidikan bertambah semangat dalam mengikuti
jasmani memberikan kesempatan kepada proses pembelajaran. Dengan kesegaran
siswa untuk terlibat langsung dalam aneka jasmani yang baik atau kondisi fisik yang
pengalaman belajar melalui aktivitas baik akan mempertinggi kemampuan dan
jasmani, bermain, dan berolahraga yang kemauan belajar. Artinya status kesegaran
dilakukan secara sistematis, terarah, dan jasmani seseorang berpengaruh terhadap
terencana. Pembekalan pengalaman belajar kesiapan maupun kemampuan fisik
itu diarahkan untuk membina, sekaligus maupun pikiran untuk menerima beban
membentuk gaya hidup sehat dan aktif kerja (aktivitas belajar) yang merupakan
sepanjang hayat. kewajiban siswa tiap hari. Pemantauan
Tujuan umum pendidikan jasmani di status kesegaran jasmani juga sangat
sekolah dasar adalah memacu penting dilakukan, karena sebagai alat
pertumbuhan dan perkembangan jasmani, evaluasi bagi siswa untuk peningkatan
mental, emosional dan sosial yang selaras kesegaran jasmaninya.
dalam upaya membentuk dan Sekolah Dasar keberadaanya
mengembangkan hidup sehat. Menurut menyebar di seluruh wilayah Indonesia,
Mahendra (2003: 6) Pendidikan jasmani tidak hanya terpusat di daerah perkotaan
memberikan kesempatan pada siswa untuk saja akan tetapi sudah menyebar sampai
mengembangkan pengetahuan dan daerah pedesaan bahkan daerah
ketrampilan yang berkaitan dengan pegunungan, keberadaan SD hampir selalu
aktivitas jasmani, perkembangan estestika, ada di tingkat Kelurahan / Desa, bahkan
dan perkembangan sosial. Dengan ada yang terdapat lebih dari satu SD di
demikian pendikan jasmani jasmani tingkat kelurahan. Hal ini termasuk di
memberikan pengauatn dan pengaruh daerah Kota Gorontalo. Sekolah Dasar di
terhadap pengktan kesegaran jasmani Kabupaten ini berrjumlah 116 sekolah
siswa. yang tersebar dalam 9 kecamatan.
Upaya sekolah untuk meningkatkan Penulis merasa tertarik untuk
kesegaran jasmani siswa, hanyalah melalui mengetahui dan mengadakan penelitian
pembelajaran jasmani yang diberikan mengenai kategori kesegaran jasmani
seminggu sekali, Menurut Iriyanto (2004: siswa usia 10-12 tahun di kota Gorontalo.
17) Seharusnya peserta didik melakukan Sampai saat ini tingkat kesegaran jasmani
aktivitas olahraga seminggu perlu 3-5 kali siswa belum diketahui karena selama ini di
untuk menjaga tingkat kesegaran SD Negeri Kota Gorontalo belum pernah
jasmaninya. Karena kebugaran akan diadakan tes kesegaran jasmani terhadap
menurun 50% setelah berhenti olahraga peserta didik. Penulis merasa tertarik untuk
atau latihan selama 4-12 minggu dan akan mengetahui dan mengadakan penelitian
terus berkurang hingga 100% selama 10-30 mengenai kategori kesegaran jasmani
minggu. siswa usia 10-12 tahun di Kota Gorontalo.
Pendidikan jasmani yang diajarkan di
sekolah diharapkan dapat membuat siswa Kesegaran Jasmani
terbiasa hidup sehat dan senang melakukan Mutohir & Maksum (2007:51)
aktivitas jasmani secara aktif di setiap kesegaran jasmani adalah kesanggupan
harinya. Tingkat kesegaran jasmani yang tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa
baik merupakan modal awal bagi anak usia mengalami kelelahan yang berarti.
SD untuk pencapaian kesegaran jasmani Sedangkan menurut Utomo & Suwandi
selanjutnya, Kesegaran jasmaninya baik (2008:60) kesegaran jasmani dapat

13
diartikan sebagai kemampuan tubuh untuk perkembangan gerak yang baik tersebut
melakukan aktivitas sehari-hari tanpa benar-benar disadari oleh guru pendidikan
mengalami kelelahan yang berarti. jasmani di sekolah dasar, karena pada usia
Dekdikbud (1997:4) kesegaran jasmani anak sekolah dasar pertumbuhan akan tetap
pada hakikatnya berkenaan dengan berlangsung. Anak menjadi lebih tinggi,
kemampuan dan kesanggupan fisik lebih berat, lebih kuat dan lebih banyak
seseorang untuk melaksanakan tugasnya belajar berbagai keterampilan.
sehari-hari secara efisien dan efektif dalam Karakteristik anak usia sekolah dasar
waktu yang relatif lama tanpa dilihat dari perkembangan jasmani yaitu
menimbulkan kelelahan yang berarti, dan keadaan jasmani anak menjadi lebih stabil
masih memiliki cadangan tenaga untuk dan lebih kuat, kekuatan badan dan tangan
melaksanakan aktifitas lainya. pada anak laki-laki bertambah dengan
Dari berbagai pendapat di atas dapat pesat, pada umumnya ada hubungan yang
ditarik kesimpulan bahwa kesegaran tetap dalam perkembangan tulang dan
jasmani adalah kemampuan atau jaringan, pampai usia 12 tahun anak akan
kesanggupan yang dimiliki oleh seseorang bertambah panjang 1-6 cm tiap tahunnya,
untuk melakukan pekerjaan dengan efisien pada usia 10 tahun anak laki-laki agak
tanpa mengalami kelelahan yang berarti, lebih besar sedikit daripada anak
dan masih dapat menikmati waktu luang perempuan, sesudah itu maka anak
dengan baik. Jadi kesegaran jasmani perempuan lebih unggul dalam panjang
adalah untuk meningkatkan fungsi tubuh badan, tetapi sesudah kurang lebih 15
manusia dan kesegaran jasmani merupakan tahun anak laki-laki mengejarnya dan akan
bagian dari total fitness. tetap unggul dari anak perempuan.
Sedangkan perkembangan psikomotorik
Karakteristik Anak Usia 10-12 Tahun yaitu keseimbangan relatif berkembang
dengan baik, koordinasi mata dengan
Usia sekolah dasar merupakan masa-
tangan (visio-motorik) berkembang dengan
masa yang sangat menentukan didalam
baik, ada perubahan dalam sifat dan
kemungkinan pencapaian pertumbuhan dan
frekuensi motorik kasar dan halus,
perkembangan yang sangat baik di masa
kecakapan motorik makin disesuaikan
depannya. Peran pendidikan jasmani
dengan keleluasaan lingkungan, gerakan
sebagai alat pendidikan untuk mencapai
motorik lebih tergantung dari pada aturan
tujuan yang bersifat menyeluruh. Disebut
formal dan aturan yang telah ditentukan
menyeluruh, karena yang ingin dicapai
dan bersifat kurang spontan (Rahayu dalam
melalui penyediaan pengalaman gerak bagi
Mardiyono, 2013: 21).
para siswa, bukan hanya perkembangan
Guru harus memahami betuk
fisik (kebugaran jasmani dan keterampilan
karakteristik anak, karena setiap murid
gerak dasar), tetapi juga perkembangan
khususnya di sekolah dasar memiliki
intelektual (kemampuan memecahkan
perbedaan satu sama lainnya. Disinilah
masalah), perasaan dan emosional (konsep
peran dan fungsi serta tanggung jawab
diri yang positif), dan sosial (kemampuan
guru di sekolah dasar, selain mengajar juga
kerjasama), (Lutan, 2002: 1).
memperhatikan keragaman karakteristik
Oleh karena itu, pendidik harus dapat
siswa. Guru bukan hanya sebagai pengajar
menciptakan kondisi yang sesuai dengan
akan tetapi guru juga mempunyai tugas
tingkat pertumbuhan, perkembangan dan
sebagai motivator atau pendorong, sebagai
kematangan anak sekolah dasar serta
pembimbing, dan memberi fasilitas belajar
sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai
bagi murid-murid untuk mencapai tujuan
tingkat perkembangan tertentu yang
utama dalam proses kegiatan belajar.
diharapkan.
Pentingnya pertumbuhan fisik dan

14
Pengukuran Kesegaran Jasmani bertahap dari tahap satu ketahap
Prosedur yang digunakan dalam berikutnya yang frekuensinya semakin
rangka pengukuran dan penilaian. tes meningkat.
adalah alat pengukur yang mempunyai 4. Tes Cooper, merupakan tes selama 12
standar yang obyektif sehingga dapat menit dimana dalam tes cooper ini
digunakan secara meluas, serta dapat betul- menggunakan kapasitas aerobic karena
betul dapat digunakan untuk mengukur dan program dan standar penafsiran hasil tes
membandingkan keadaan psikis dan disusun berdasarkan prediksi langsung
tingkah laku individu. terhadap VO2 maks.
Berdasarkan pendapat di atas maka 5. Tes A.C.S.P.F.T, merupakan tes yang
dapat disimpulkan bahwa tes adalah cara terdiri dari beberapa item yaitu lari
(yang dapat digunakan) atau prosedur cepat 50 m, lompat jauh tanpa awalan,
(yang perlu ditempuh) dalam rangka lari jauh, angkat tubuh atau gantung
pengkuran dan penilaian dibidang siku, shuttle run, baring duduk, tekuk
pendidikan yang berbentuk pemberian togok ke muka.
tugas atau serangkaian tugas baik berupa Dalam penelitian ini tes pengukuran
pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab tingkat kesegaran jasmani akan
atau perintah, sehingga dapat dihasilkan menggunakan TKJI 2010 untuk usia 10-12
nilai yang melambangkan tingkah laku tahun. Pemilian tes ini dikarenakan tes ini
atau prestasi teeste. telah lazim digunakan dan berlaku untuk
Dalam mengukur tingkat kesegaran seluruh wilayah Indonesia. Selain itu tes
jasmani seseorang dapat dilakukan dengan ini relatif mudah untuk dilakukan dengan
menggunakan beberapa tes kesegaran intrumen yang telah teruji validitas putra
jasmani antara lain : 0,884 Puteri 0,897 dan nilai reliabilitas
1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia 2010 untuk putra 0,911 dan untuk Puteri 0,942.
untuk anak umur 10-12 tahun, meliputi sehingga layak digunakan untuk
5 butir tes yaitu lari cepat, angkat tubuh pengambilan data penelitian.
untuk putra dan gantung siku untuk Tes yang digunakan untuk
Puteri, baring duduk, loncat tegak, dan mengetahui tingkat kesegaran jasmani
lari jauh. Di setiap tingkatan jumlah adalah tes TKJI yang terdiri atas lima tes
proporsi tes TKJI untuk anak umur 10- antara lain:
12 tahun berbeda-beda hal ini 1. Lari 40 m, tes ini bertujuan untuk
disesuaikan berdasarkan jenis kelamin mengukur kecepatan.
dan umur. 2. Tes gantung siku tekuk, tes ini
2. Tes Harvard, merupakan tes bertujuan untuk mengukur ketahanan
pengukuran dengan naik turun bangku otot lengan dan otot bahu.
selama 5 menit, digunakan untuk 3. Baring duduk 30 detik, tes ini bertujuan
mengukur kardiorespirasi, yang untuk mengukur kekuatan otot perut
merupakan salah satu bagian dari 4. Loncat tegak, tes ini bertujuan untuk
komponen kesegaran jasmani. daya ledak otot dan tenaga eksplosif.
Pelaksanaannya yaitu dengan 5. Lari 600 m, tes ini bertujuan untuk
menggunakan bangku dengan ukuran 20 mengukur daya tahan jantung,
inchi (50 cm), irama langkah pada peredaran darah dan pernafasan.
waktu naik turun bangku (NTB) 30
langkah per menit. Jadi 1 langkah setiap Metode Penelitian
2 detik.
3. Tes Multi Stage, merupakan tes yang Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
menggunakan irama musik dan Penelitian ini dilaksanakan di
pelaksanaannhya yaitu iramanya secara Sekolah Dasar se-Kota Gorontalo pada 9

15
kecamatan dengan masing-masing Tabel 1. Jumlah Sampel Penelitian
kecamatan diambil 2 Sekolah sebagai
sampel penelitian Adapun pelaksanaan
penelitian ini dilakukan pada mulai bulan
Agustus sampai dengan Oktober tahun
2018.

Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian
ini adalah deskriptif. Menurut Sugiyono
(2006: 21), didalam penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berfungsi untuk
mendeskripsikan atau memberi gambaran
terhadap obyek yang diteliti melalui data
sampel atau populasi sebagai mana adanya,
tanpa melakukan analisis dan kesimpulan Instrumen Penelitian
yang berlaku untuk umum. Instrumen yang digunakan untuk
Penelitian ini berupa kumpulan data mengukur tingkat kesegaran jasmani dalam
yang nantinya dituangkan dalam bentuk penelitian ini adalah Tes Kesegaran
laporan dan uraian untuk mengetahui Jasmani Indonesia (TKJI) (Depdikbud,
tingkat kesegaran jasmani siswa usia 10 – 2010) untuk usia 10-12 tahun yang sudah
12 tahun se Kota Gorontalo. Metode yang dibakukan yang terdiri atas 5 tes yaitu:
digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Lari 40 meter
metode survei. Teknik pengumpulan data Tes ini bertujuan untuk mengukur
dengan tes pengukuran. kecepatan. Hasil yang dicatat adalah
waktu yang dicapai oleh pelari untuk
Populasi dan Sampel Penelitian menempuh jarak 40 meter, dalam
Populasi dalam penelitian ini adalah satuan detik.
semua siswa yang duduk dibangku 2. Tes gantung siku tekuk
sekolah Sekolah Dasar di Kota Gorontalo Tes ini bertujuan untuk mengukur
yang tersebar dalam 9 kecamatan (Dumba kekuatan dan daya tahan otot lengan
Raya, Dungingi, Hulonthalangi, Kota dan otot bahu. Hasil yang dicatat adalah
Barat, Kota Selatan, Kota Tengah, Kota waktu yang dicapai oleh peserta untuk
Timur, Kota Utara, Sipatana). Jumlah mempertahankan sikap tersebut dalam
populasi dalam penelitian ini yaitu 18.814 satuan detik.
siswa yang berasal dari 116 Sekolah 3. Tes baring duduk 30 detik
Dasar. Tes ini bertujuan untuk mengukur
Subyek penelitian ini adalah kekuatan dan daya tahan otot perut.
seluruh siswa usia 10 – 12 tahun siswa Hasil yang dihitung dan dicatat adalah
Sekolah Dasar se-Kota Gorontalo. Teknik jumlah gerakan baring duduk yang
pengambilan sampel menggunakan cluster dapat dilakukan dengan sempurna
sampling dimana masing-masing selama 30 detik.
kecamatan diambil 2 Sekolah Dasar dan 4. Tes loncat tegak
jumlah total sampel penelitian adalah 1789 Tes ini bertujuan untuk mengukur daya
siswa. Adapun rincian dari sampel tersebut ledak otot tenaga eksplosif. Hasil yang
tercantum dalam tabel 1 berikut ini: dicatat adalah selisih raihan loncatan
dikurangi raihan tegak.
5. Tes lari 600 meter
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya

16
tahan jantung, peredaran darah dan Hasil dan Pembahasan
pernafasan. Pengambilan waktu
dilaksanakan pada saat bendera Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putera
diangkat sampai pelari tepat melewati Usia 10 Tahun SD Negeri Se-Kota
garis finish. Gorontalo.
Reliabilitas dan validitas Tes Terdapat 0 atau 0% siswa dalam
Kesegaran jasmani Indonesia (TKJI) klasifikasi baik sekali, terdapat 0 atau 0%
adalah: siswa dalam klsifikasi baik, Terdapat 7
1. Rangkaian tes untuk anak putra usia 10- siswa atau 3% dalam klasifikasi sedang,
12 tahun mempunyai nilai terdapat 234 siswa atau 91% dalam
reliabilitas 0,911 dan untuk anak Puteri klasifikasi kurang, dan terdapat 15 siswa
dengan nilai reliabilitas 0,942. atau 6% dalam klasifikasi kurang sekali.
2. Rangkaian tes untuk anak putra usia 10-
12 tahun mempunyai nilai validitas Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Puteri
0,884 dan untuk anak Puteri dengan Usia 10 Tahun SD Negeri Se-Kota
nilai validitas 0,897. Gorontalo.
Terdapat 0 siswa atau 0% dalam
Teknik Analisis Data klasifikasi baik sekali, terdapat 0 siswa
atau 0% dalam klasifikasi baik, terdapat 13
Teknik analisis data yang digunakan
siswa atau 6% dalam klasifikasi sedang,
dalam penelitian ini adalah deskriptif
terdapat 184 siswa atau 86% dalam
kuantitatif. Data yang terkumpul dari
klasifikasi kurang, terdapat 16 siswa atau
masing-masing item tes merupakan data
8% dalam klasifikasi kurang sekali.
kasar dari hasil setiap butiran-butiran tes
tersebut diubah menjadi nilai dengan cara
Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putera
mengkonservasikan hasil data kasar setiap
Usia 11 Tahun SD Negeri Se-Kota
butir tes dengan menggunakan tabel
Gorontalo
penilaian Tes Kesegaran Jasmani
Terdapat 0 siswa atau 0% dalam
Indonesia (TKJI) untuk anak usia 10-12
klasifikasi baik sekali, terdapat 7 siswa
tahun dari pusat pengembangan kualitas
atau 7% dalam klasifikasi baik, terdapat 80
jasmani 2010.
siswa atau 23% dalam klasifikasi sedang,
Nilai dari kelima butiran tes tersebut
terdapat 253 siswa atau 73% dalam
kemudian dijumlahkan dan hasil dari
klasifikasi kurang, terdapat 7 siswa atau
penjumlahan tersebut menjadi data untuk
2% dalam klasifikasi kurang sekali.
menentukan kategori tingkat kesegaran
jasmani siswa dengan tabel norma Tes
Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Puteri
Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) pada
Usia 11 Tahun SD Negeri Se-Kota
buku acuan yang sudah dibakukan, yaitu
Gorontalo
yang diterbitkan oleh pusat pengembangan
Terdapat 0 siswa atau 0% dalam
kualitas jasmani 2010.
klasifikasi baik sekali, terdapat 2 siswa
Untuk menentukan status kesegaran
atau 1% dalam klasifikasi baik, terdapat 22
jasmani peserta Tes Kesegaran Jasmani
siswa atau 22% dalam klasifikasi sedang,
Indonesia (TKJI), berikut disajikan tabel
terdapat 212 siswa atau 74% dalam
nilai dan tabel norma Tes kesegaran
klasifikasi kurang, terdapat 10 siswa atau
Jasmani Indonesia (TKJI) untuk anak usia
3% dalam klasifikasi kurang sekali.
10-12 tahun (Depdikbud, 2010).

17
Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putera atau 0% dalam klasifikasi baik, terdapat
Usia 12 Tahun SD Negeri Se-Kota 155 siswa atau 19% dalam klasifikasi
Gorontalo sedang, terdapat 625 siswa atau 77% dalam
Terdapat 0 atau 0% siswa dalam klasifikasi kurang, terdapat 26 siswa atau
klasifikasi baik sekali, terdapat 6 atau 2% 3% dalam klasifikasi kurang sekali.
siswa dalam klsifikasi baik, Terdapat 25 BS B
siswa atau 7% dalam klasifikasi sedang, KS 0% 1%
3% S
terdapat 320 siswa atau 86% dalam 19% BS
klasifikasi kurang, dan terdapat 23 siswa
atau 6% dalam klasifikasi kurang sekali. B

K S
Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Puteri 77%
Usia 12 Tahun SD Negeri Se-Kota K
Gorontalo KS
Terdapat 0 siswa atau 0% dalam PUTERI
klasifikasi baik sekali, terdapat 0 siswa
atau 0% dalam klasifikasi baik, terdapat 82 Gambar 2. Diagram Persentasi Kesegaran
siswa atau 26% dalam klasifikasi sedang, Jasmani Siswa Puteri SD Negeri Se-Kota
terdapat 229 siswa atau 74% dalam Gorontalo
klasifikasi kurang, terdapat 0 siswa atau Secara Keseluruhan Kesegaran Jasmani
0% dalam klasifikasi kurang sekali. Siswa Putera dan Puteri Usia 10-12 Tahun
SD Negeri Se-Kota Gorontalo
Kesegaran Jasmani Siswa Putera Usia 10- Terdapat 0 siswa atau 0% dalam
12 Tahun SD Negeri Se-Kota Gorontalo klasifikasi baik sekali, terdapat 19 siswa
Terdapat 0 atau 0% siswa dalam atau 1% dalam klasifikasi baik, terdapat
klasifikasi baik sekali, terdapat 13 siswa 267 siswa atau 15% dalam klasifikasi
atau 1% dalam klsifikasi baik, Terdapat sedang, terdapat 1432 siswa atau 80%
112 siswa atau 11% dalam klasifikasi dalam klasifikasi kurang, terdapat 71 siswa
sedang, terdapat 807 siswa atau 83% dalam atau 4% dalam klasifikasi kurang sekali.
klasifikasi kurang, dan terdapat 45 siswa KS, 4% BS, 0% B, 1%
S, 15%
atau 5% dalam klasifikasi kurang sekali.
BS
BS B
0% S B
KS 1%
5% 11% BS S
B K, 80% K
K S
KS
83%
K KESELURUHAN SISWA

KS Gambar 3. Diagram Persentasi Kesegaran


PUTERA Jasmani Keseluruhan Siswa SD Negeri Se-
Kota Gorontalo
Gambar 1. Diagram Persentasi Kesegaran
Jasmani Siswa Putera SD Negeri Se-Kota
Gorontalo Pembahasan
Kesegaran jasmani dapat diartikan
Kesegaran Jasmani Siswa Puteri Usia 10- sebagai kemampuan tubuh untuk
12 Tahun SD Negeri Se-Kota Gorontalo melakukan aktivitas sehari-hari tanpa
Terdapat 0 siswa atau 0% dalam mengalami kelelahan yang berarti.
klasifikasi baik sekali, terdapat 6 siswa

18
Kesegaran jasmani salah satu faktor yang 1. Makanan / Gizi
berpengaruh bagi pertumbuhan dan Aspan makan agar mendapatkan energi
perkembangan anak di sekolah. Kesegaran untuk melakukan kegiatan sehari – hari
jasmani yang baik akan berpengaruh pada di sekolah merupakan kebutuhan yang
kegiatan belajar siswa, karena siswa wajib terpenuhi. Beberapa hal urgen
dengan status kesegaran jasmani yang baik sangat berpengaruh terhadap aktivitas
akan lebih siap secara jasmani dalam anak di sekolah, salah satunya adalah
mengikuti proses pembelajaran. Sehingga sarapan pagi sebelum berangkat ke
dibutuhkan tingkat perkembangan sekolah. Makanan bergizi dan sesuai
Kesegaran jasmani yang akan mendukung porsi dipagi hari adalah makan yang
bagi perkembangan dan minat belajar dapat menjaga Kesegaran jasamni
siswa di sekolah. manusia. Aupan makan memberikan
Beberapa ahli berpendapat bahwa suplai energi bagi anak dalam
manfaat latihan kesegaran jasmani bagi melakukan aktivitasnya di sekolah,
anak khususnya anak usia sekolah yaitu a) sarapan akan membuat berbagai
meningkatkan kapasitas belajar anak, b) kegiatan anak di sekolah menjadi lebih
Meningkatkan ketahanan terhadap maksimal, sebagai contoh yaitu proses
penyakit dan menurunkan angka tidak belajar anak dari pagi sampai sore
masuk sekolah. Disisi lain latihan sangat membutuhkan suplai energi
kesegaran jasmani berdampak secara yang digunakan untuk menjaga stamina
psikologis seperti mengendurkan tubuh, berpikir, menganalisa pelajaran
ketegangan mental, suasana hati tenang, dan fokus pada pembelajaran.
nyaman dan rasa terhibur. Beberapa 2. Istirahat
pernyataan di atas dapat disimpulkan Dalam sehari semalam, waktu yang
bahwa latihan kesegaran jasmani akan diperlukan untuk istirahat bagi orang
berdampak positif bagi anak baik secara dewasa 7 sampai 8 jam sedangkan
fisik maupun psikis terhadap anak. Dengan anak-anak usia 10-12 tahun akan yang
mengetahui tingkat kesegaran jasmani membutuhkan waktu istirahat lebih
siswa berarti akan diketahui tingkat banyak. Istirahat dan tidur memiliki
kualitas fisik yang akan berdampak kepada peran yang amat penting dalam
kesiapan siswa dalam belajar di sekolah. menjaga kesehatan tubuh kita. Bahkan,
Data hasil penelitian diketahui bahwa jam tidur yang kurang, mampu
Kesegaran jasmani siswa SD Negeri Se- meningkatkan resiko terjadinya
Kota Gorontalo berada dalam kategori baik penyakit. Istirahat adalah menjaga
sekali 0% (0 siswa), baik sebesar 1%, keseimbangan antara kinerja dan
sedang sebesar 15%, kurang sebesar 80%, istirahat agar proses recovery atau
kurang sekali sebesar 4%, sehingga dapat masa kembali asal berjalan dengan baik
disimpulkan Kesegaran Jasmani usia 10-12 sehingga tubuh akan kembali bugar
tahun siswa SD Negeri Se-Kota Gorontalo setelah istirahat.
tergolong rendah dimana terdapat 1432 3. Aktifitas Olahraga
atau 80% siswa tingkat Kesegaran Olahraga juga dapat didefinisikan
jasmaninya berada dalam kategori kurang sebagai semua bentuk aktivitas fisik
selebihnya berada di kategori sedang, baik yang berkontribusi terhadap kebugaran
dan kurang sekali. fisik, kesejahteraan mental, serta
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas interaksi sosial. Banyak sekali bentuk-
tingkat Kesegaran jasmani yang siswa bentuk dari olahraga, seperti bermain,
dapat disebabkan beberapa faktor antara rekreasi, senam, maupun gerakan fisik
lain : lainnya. Banyak manfaat yang di
dapatkan tubuh manusia ketika rutin

19
melakukan olahraga setiap hari, 10-12 tahun didapatkan data bahwa
diantaranya: dapat melindungi diri dari Terdapat 0 siswa atau 0% dalam klasifikasi
berbagai macam penyakit kronis baik sekali, terdapat 19 siswa atau 1%
seperti stroke, jantung, diabetes dan dalam klasifikasi baik, terdapat 267 siswa
lain – lain. Selain itu juga berolahraga atau 15% dalam klasifikasi sedang,
dapat meningkatkan suasana hati dan terdapat 1432 siswa atau 80% dalam
sters karena rutinitas, ditambah lagi klasifikasi kurang, terdapat 71 siswa atau
jika konsiten melakukan aktifitas 4% dalam klasifikasi kurang sekali. Maka
olahraga dapat membentuk otot – otot dapat disimpulkan secara keseluruhan
di dalam tubuh manusia dengan baik bahwa siswa SD Negeri Se-Kota Gorontalo
sehingga bentuk tubuh lebih ideal. termasuk dalam keadaan tidak bugar.
Diketahui dalam proses pembelajaran
di sekolah siswa menerima pelajaran Daftar Pustaka
olahraga hanya sekali dalam seminggu,
tentu saja itu tidak memenuhi Ateng, A. (1997). Pengantar Asas-Asas
kebutuhan siswa untuk meningkatkan dan Landasan Pendidikan Jasmani
Kesegaran jasmani. Ditambah lagi dan Olahraga dan Rekreasi. Jakarta.
aktifiats siswa zaman sekarang banyak Refika Aditama
dihabiskan duduk di dalam rumah Depdikbud. (1996). Ketehuilah Tingkat
dibandingkan harus bermain dan Kesegaran Jasmani Anda. Pusat
berinterkasi dengan teman sebaya Kesegaran Jasmnai dan Rekreasi
diluar rumah. Ditambah lagi zaman Giriwijoyo & Didik Zafar Sidik (2013).
yang semakin maju dimana anak usai Ilmu Kesehatan Olahraga. Bandung:
sekolah dasar saja sudah punya dan PT Remaja Rosdakarya
pandai mengunakan smartphone yang Hairy, J. (2008). Dasar-dasar Kesehatan
membuat siswa itu banyak Olahraga. Universitas terbuka.
menghabiskan waktu diam dan http:sadosokesegaranjasmani.com/2011/09
bermain smartphone yang /13definisi-kebugaran-jasmani.
mengakibatkan aktifitas fisiknya Diakses pada tanggal 26 Februari
berkurang. Untuk mendapatkan 2016 pukul 19.30 WIB
Kesegaran jasmani yang baik minimal Ikhsan, M. (1988). Pendidikan Kesehatan
harus melakukan aktivitas olahraga tiga Dan Olahraga. Jakarta. Erlangga
kali seminggu dan dilakukan secara Irianto, D.P. (2004). Pedoman Praktis
rutin dan teratur. Berolahraga Untuk Kebugaran dan
Pelaksanaan pembelajaran PJOK Kesehatan. Yogyakarta: PT Andi
yang hanya dilakukan seminggu sekali Offset
dimasing – masing kelas dengan alokasi Kementrian Pendidikan Nasional Pusat
waktu yang terbatas, dirasa masih/kurang Pengembangan Kualitas Jasmani.
dan belum bisa meningkatkan Kesegaran (2010). Tes Kesegaran Jasmani
jasmani siswa SD Negeri Se-Kota Indonesia Untuk Umur 10-12 Tahun.
Gorontalo. Sebab untuk mendapatkan Jakarta: Pusat Pengembangan
Kesegaran jasmani yang baik, maka Kualitas Jasmani Tahun 2010
diperlukan aktifitas olahraga dan aktifitas Koasasih, E. (1985). Olahraga Teknik dan
fisik yang teratur dan meningkat. Program Latihan. Jakarta: Akademi
Pressindo
Simpulan Kravitz, L. (1997). Panduan Lengkap
Berdasarkan hasil tes jasmani siswa Bugar Total. Jakarta. PT. Raja
SD Negeri Se-Kota Gorontalo dengan Tes Grafindo Persada
Kesegaran Jasmani Indonesia, untuk usia

20
Lutan, R. (2002). Menuju Sehat Bugar.
Direktorat Jendral Pendidikan Dasar
Menengah dan Olahraga. Jakarta :
Depdiknas
Muhajir. (2006). Pendidikan Jasmani
Olahraga & Kesehatan. Jakarta.
Erlangga
Nurhasan. (2008). Aktivitas Bugar.
Universitas Terbuka.
Roji. (2004). Pendidikan Jasmani. Jakarta.
Erlangga
Sajoto, M. (1988). Peningkatan dan
Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik
dalam Olahraga. Semarang: Dahara
Press
Senjaya, H. (1993). Penuntun Tes
Kesegaran Jasmani. Jakarta. Refika
Aditama
Sugiyono. (2006). Statistika Untuk
Penelitian. Bandung : Alphabet
Sumosardjuno, S. (1988). Kesehatan
Olahraga. Jakarta : PT Gramedia
Suryobroto, A.S. (2004). Sarana dan
Prasarana Pendidikan Jasmani.
Yogyakarta: FIK UNY
Wahjoedi. (2001). Landasan Evaluasi
Pendidikan Jasmani. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada

21

Anda mungkin juga menyukai