Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU PROSOSIAL SISWA SMP DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.

0
(KOLABORASI GURU DAN KONSELOR)

Nila Zaimatus Septiana


Institut Agama Islam Negeri Kediri
nila.zaima@gmail.com

Abstrak
Revolusi industri 4.0 (IR-4) merupakan era disrupsi yang ditandai dengan pergantian sistem lama
dengan sistem baru berbasis teknologi yang berupa IoT (Internet of Things). Di dunia pendidikan
adanya sistem baru tersebut berdampak pada perubahan pola pikir, sikap dan perilaku siswa. Siswa
yang memiliki ketergantungan tinggi terhadap teknologi cenderung bersikap acuh terhadap
lingkungan. Hal tersebut mengakibatkan lemahnya pola interaksi langsung antar siswa dan juga
perilaku prososial siswa. Perilaku prososial merupakan tindakan yang dapat memberikan
keuntungan baik bagi diri sendiri maupun orang lain di lingkungan sosial. Penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan bagaimana perilaku prososial siswa di era revolusi industri 4.0 dan upaya
kolaborasi guru dan konselor dalam meningkatkan perilaku prososial siswa di sekolah. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah
konselor yang dipilih sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian teknik analisis data
menggunakan teknik naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku prososial siswa di era
revolusi industri 4.0 semakin menurun sehingga diperlukan arahan dan bimbingan baik dari para
guru maupun konselor untuk mengembalikan fitrah individu sebagai makhluk sosial. Untuk
meningkatkan perilaku prososial siswa baik guru maupun konselor merancang berbagai kegiatan
kolaboratif yang bermanfaat bagi kehidupan sosial siswa di sekolah.

Kata Kunci: Perilaku Prososial, Revolusi Industri 4.0, Kolaborasi Guru dan Konselor

Abstract
Industry Revolution 4.0 (IR-4) is a disrupted era characterized by a change in the old system with a
new technology-based system in the form of IoT (Internet of Things). In the world of education the
existence of a new system has an impact on changes in mindset, attitudes and behavior of students.
Students who have a high dependence on technology tend to be indifferent to the environment. This
results in a weak pattern of direct interaction between students and students' prosocial behavior.
Prosocial behavior is an action that can provide benefits for both yourself and others in the social
environment. This study aims to describe how prosocial behavior of students in the industrial
revolution era 4.0 and collaborative efforts of teachers and counselors in improving students'
prosocial behavior in schools. The method used in this study is descriptive qualitative. The subjects
of this study were teachers and counselors who were selected according to predetermined criteria.
Then the data analysis technique uses narrative techniques. The results showed that the prosocial
behavior of students in the industrial revolution era 4.0 was decreasing, so that direction and
guidance were needed from both teachers and counselors to restore the nature of individuals as
social beings. To improve the prosocial behavior of students both teachers and counselors design
various collaborative activities that are beneficial to the social life of students at school.

Keywords: Prosocial Behavior, Industry Revolution 4.0, Teacher and counselor‟s collaboration

Revolusi industri 4.0 merupakan era tersebut pertama kali dilakukan oleh Jerman dan
disrupsi yang ditandai dengan pergantian sistem Jerman pula yang mengglobalkan istilah industri 4.0
lama dengan sistem baru berbasis teknologi yang sejak tahun 90-an.
berupa IoT (Internet of Things). IoT merupakan Ciri-ciri revolusi industri 4.0 yang dapat
suatu konsep dimana objek tertentu memiliki diamati saat ini yakni kehidupan masyarakat mulai
kemampuan untuk mentransfer data melewati bertumpu pada cyber-physical system (CPS). CPS
jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari merupakan integrasi antara komputasi, jaringan dan
manusia ke manusia lain atau dari manusia ke aktifitas fisik dimana aktifitas fisik tersebut dapat
perangkat komputer. Adapun pemanfaatan IoT berdampak pada proses komputasi dan sebaliknya.
Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
111
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

CPS menggabungkan proses fisik yang dinamis teknologi informasi dan komunikasi, produk pintar
dengan jaringan dan komputer sehingga dan individu yang cerdas di seluruh rantai nilai dan
menyediakan suatu bentuk yang abstrak, model dan siklus hidup sebagai produk lengkap. Dengan
desain serta teknik analisis yang mengintegrasikan demikian, sensor dan elemen kontrol tersebut
keseluruhan hal tersebut. Dengan adanya CPS memungkinkan menghubungkan mesin ke pabrik,
manusia dituntut untuk beradaptasi dengan cepat. armada, jaringan, dan manusia.
Gagasan Industri 4.0 pertama kali dicetuskan Revolusi industri 4.0 menunjukkan
oleh pemerintah Jerman sebagai bagian dari strategi perkembangan yang sangat signifikan dalam bidang
teknologi tinggi untuk mempromosikan industri teknologi dan pemerolehan informasi, hal ini dapat
komputerisasi dan manufakturnya. Industry 4.0 dilihat dari perkembangan revolusi industri mulai
adalah inisiatif strategis pemerintah Jerman yang dari yang pertama. Adapun tahapan dalam
secara tradisional sangat mendukung perkembangan sistem manufaktur industri dari
pengembangan sektor industri. Dalam hal ini, proses manual hingga konsep Industry 4.0 dapat
Industry 4.0 dapat dilihat juga sebagai tindakan dilihat pada Gambar 1.1 berikut:
untuk mempertahankan posisi Jerman sebagai salah
satu negara paling berpengaruh dalam permesinan
dan manufaktur otomotif. Konsep dasar pertama
kali dipresentasikan di pameran Hannover pada
tahun 2011. Sejak diperkenalkan, Industry 4.0 di
Jerman menjadi topik diskusi umum dalam
komunitas penelitian, akademik, dan industri di
berbagai kesempatan. Gagasan utamanya adalah
memanfaatkan potensi teknologi dan konsep baru
seperti ketersediaan penggunaan internet / internet
of things (IoT), integrasi proses teknis dan proses
bisnis di perusahaan-perusahaan, pemetaan digital Gambar 1.1 Tahapan revolusi industri (sumber:
dan virtualisasi dunia nyata, 'Pabrik' yang cerdas google)
termasuk alat produksi industri yang 'pintar' dan
produk-produk 'pintar' (Andreja: 2017). Revolusi industri pertama (FIR) dimulai
Andi & Sinan (2017), juga menggambarkan dengan mekanisasi dan pembangkit tenaga mekanik
tentang perkembangan revolusi industri 4.0 yang pada tahun 1800-an. Hal ini membawa transisi dari
telah meluas di seluruh Eropa dan telah diadopsi di pekerjaan manual ke proses manufaktur pertama
Asia, terutama di Cina. Di Amerika dan dunia dan sebagian besar dilakukan pada industri tekstil.
istilah „internet of things‟, internet industri ‟atau„ Peningkatan kualitas hidup adalah pendorong utama
internet adalah segalanya‟ diterapkan sebagai adanya perubahan.
alternatif. Poin utama dari konsep ini adalah metode Revolusi industri kedua (SIR) dipicu oleh
pembuatan dan produksi tradisional yang sedang proses elektrifikasi yang memungkinkan
mengalami transformasi ke digital. Adopsi umum industrialisasi dan produksi massal. Hal yang sering
yang dilakukan oleh industri manufaktur teknologi disebutkan dalam konteks ini adalah kutipan dari
informasi dan komunikasi (TIK) secara progresif Henry Ford, yang mengatakan tentang mobil T-
mengurangi batasan antara dunia nyata dan dunia Model Ford "Anda dapat memiliki warna apa pun
virtual, seta menciptakan sistem produksi baru, asalkan warnanya hitam." Kutipan ini menangkap
khususnya, sistem produksi cyberphysical (CPS). dengan baik pengenalan produksi massal tetapi
CPS merupakan jaringan online dari “mesin tanpa kemungkinan kustomisasi produk.
sosial” yang dirancang sesuai dengan jaringan Revolusi industri ketiga (TIR), dimulai pada
sosial. Secara khusus, Teknologi informasi akan tahun 1969 dengan pengembangan Jaringan Badan
dihubungan dengan bagian mekanik dan elektronik Proyek Penelitian Lanjutan (Advanced Research
yang kemudian berinteraksi satu sama lain melalui Projects Agency Network/ ARPANET), yang
jaringan. Dapat dikatakan bahwa teknologi merupakan jaringan packet switching awal dan
identifikasi frekuensi radio (RFID), yang telah jaringan pertama yang mengimplementasikan paket
digunakan sejak 1999, adalah bentuk awal dari protokol TCP / IP. Hal tersebut memicu
teknologi ini. CPS tidak hanya mesin jaringan yang perkembangan internet di era informasi. Hampir
saling berhubungan satu sama lain, sistem ini juga sama dengan revolusi sebelumnya, revolusi industri
menciptakan jaringan mesin, properti, sistem ketiga didorong terutama oleh kemajuan teknologi

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
112
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

di bidang manufaktur, distribusi dan faktor energi. kerja dan hubungan yang harmonis antar individu
Revolusi industri ketiga bersifat global, tetapi juga atau kelompok masyarakat. Perubahan yang
bersifat lokal, sehingga menimbulkan istilah disikapi secara bijak akan dapat menghasilkan
'glokal'. TIR diatur untuk mengubah cara kita output yang positif namun sebaliknya, jika
bekerja, memproduksi, dan mencari kegiatan yang perubahan tersebut disikapi kurang bijak akan
menyenangkan. Hal ini secara fundamental akan merugikan baik diri sendiri maupun orang lain.
mengubah cara kita merencanakan dan mengelola Selain dampak positif, ada pula dampak
sesuatu, sehingga dapat mengarah pada glokalisasi negatif dari penggunaan teknologi antara lain dari
produksi dan penyesuaian kembali dalam bidang aspek sosial, terganggunya proses interaksi langsung
pekerjaan (Roberts, 2015) dengan orang disekitar baik teman maupun keluarga,
Saat ini memasuki revolusi industri keempat stress akibat informasi yang muncul di media yang
yang dipicu oleh pengembangan Teknologi tidak sesuai dengan harapan, terbengkalainya tugas
Informasi dan Komunikasi (TIK). Basis dan kewajiban, dan kecanduan gadget yang
teknologinya adalah otomatisasi cerdas dari sistem membuat seseorang menjadi tergantung dan tidak
cyber-physical dengan kontrol terpusat dan mandiri.
konektivitas canggih (keberfungsian IoT/ Internet Beberapa kasus terkait dengan dampak
of Things). Dampak dari teknologi baru ini untuk negatif penggunaan teknologi (khususnya gadget)
sistem produksi industri adalah reorganisasi sistem yang dialami oleh para remaja antara lain, artikel
otomatisasi hierarkis klasik untuk mengatur sendiri yang ditulis oleh Larasati (2018), mengenai
sistem produksi cyber-physical yang perundungan di dunia maya (cyber bullying) dan
memungkinkan produksi kustom massal yang kasus body shaming. Selain itu juga dari artikel
fleksibel dan fleksibilitas dalam jumlah produksi. yang ditulis oleh Josina (2018), terdapat kasus
Dampak dari revolusi industri 4.0 di bidang pelecehan di dunia maya dan juga di dunia nyata
industri tidak bisa diragukan lagi, hal tersebut dapat yang dilaporkan dari dua aplikasi terkemuka yakni
menguntungkan secara nilai materiil karena dapat facebook dan whatsapp
dengan mudah memenuhi kebutuhan pasar yang Kasus selanjutnya yakni terkait
bervariasi. Namun, disisi lain dengan penggunaan penggunaan teknologi informasi yang tidak tepat
teknologi akan berdampak pula terhadap perekrutan sehingga dapat mendistorsi kehidupan masyarakat
tenaga kerja. Banyak perusahaan menggunakan Indonesia. Salah satunya dari artikel yang ditulis
sistem robotik dalam proses produksi sehingga oleh Sukoyo (2018) mengenai penyebaran
tenaga manusia semakin tidak diperlukan lagi. informasi hoax yang masif. Banyak individu yang
Lima tahun setelah diperkenalkan di Jerman, mudah terpengaruh berita hoax yang ada di media.
konsep Industry 4.0 dikenal di seluruh dunia dan Penelitian Deepty & Geeta (2015) mengungkap
telah ditransfer dari bidang aplikasi aslinya ke tentang masa remaja dan kaitannya konsep diri dan
bidang manufaktur industri di bidang teknik dan perilaku prososial remaja. Hasil penelitian
non-teknik lainnya. Konsep yang sesuai seperti menunjukkan ada hubungan signifikan antara
Otomotif 4.0, Logistik 4.0 dan Pendidikan 4.0 perilaku prososial dan konsep diri remaja Perilaku
memiliki kesamaan dengan makna asli Industri 4.0 prososial dimaksudkan untuk menciptakan empati,
hanya penggunaan alat TIK, konektivitas yang luas kooperatif, tanggungjawab sosial yang positif dan
serta menangkap dan menganalisis data waktu- menguntungkan satu sama lain. Dengan demikian
nyata. diharapkan perilaku prososial remaja tinggi shingga
Dalam bidang pendidikan, baik pendidik dapat menghindari kasus yang timbul akibat
maupun peserta didik saat ini sudah mulai pengaruh negatif dari perkembangan teknologi
beradaptasi dalam menghadapi tantangan di era khususnya media sosial.
revolusi industri 4.0. Istilah pendidikan 4.0 yang Kasus lain yang sering dialami dan
diadaptasi dari konsep industri 4.0, memiliki ciri mengalami peningkatan signifikan akibat kurang
khusus yang sama terutama dalam pemanfaatan bijak dalam berteknologi seperti pada artikel yang
teknologi dalam proses pembelajaran. Kemudahan ditulis oleh Nugraha (2018), yakni kasus penghinaan
mencari informasi, mentransfer informasi dan dan penipuan, hal tersebut dipengaruhi oleh
membuat sesuatu yang baru dengan mudah tingginya penggunaan internet, pengguna media
dilakukan hanya dengan mengkoneksikan sosial termasuk jual beli online. Selanjutnya artikel
komputer dan jaringan. Perubahan cara kerja lama Miranti (2018) juga mengungkapkan terkait kasus
dengan cara kerja baru yang serba mudah secara kejahatan yang muncul yakni adanya kasus
otomatis memicu adanya perubahan pola pikir, cara pembunuhan yang dilakukan seorang remaja ketika

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
113
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

cintanya ditolak oleh seorang gadis yang dikenal di prososial tersebut namun dapat pula dibantu oleh
dunia maya. konselor yang notabennya adalah pendamping
Banyaknya kasus yang dialami oleh remaja perkembangan siswa secara optimal di sekolah.
akibat kurang bijaknya dalam menggunakan Terkait dengan peran guru dan konselor dalam
teknologi sehingga merugikan diri sendiri bahkan membentuk perilaku prososial didahului oleh
orang lain. Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan pembentukan komunikasi yang baik, penelitian Rene
Tinggi, Mohammad Nasir, dalam artikel Puspita & Nan (2005) menyatakan bahwa Sumber yang
(2018) menyebutkan, perubahan era Revolusi komunikatif yang didapatkan di lingkup pendidikan
Industri 4.0 harus dibarengi dengan perubahan secara konsisten memiliki hubungan positif dengan
perilaku sosial dan perilaku budaya. perilaku prososial.
Perilaku sosial merupakan perilaku yang Terkait komunikasi pula, isi pesan dalam
diperuntukkan kepada orang lain. Kemudian text tertentu dapat berpengaruh terhadap empati dan
perilaku budaya merupakan perilaku yang berkaitan perilaku prososial seperti penelitian dari Sara, dkk
dengan akal budhi dan daya manusia. Jika (2015) yang hasilnya yakni Isi pesan yang
digabungkan perilaku sosial berbudaya yakni membangun empati dapat meningkatkan afektif
perilaku yang dimaksudnya untuk menjalin interaksi indikator dari empati dan perilaku prososial namun
dengan orang lain di lingkungan sosialnya dengan menurunkan self-perception dari empati yang relatif
menggunakan akal budi dan daya manusia. Dengan mengontrol pesan. Disini berarti dari pesan
berperilaku tersebut diharapkan dapat menjalin seseorang dapat dikontrol dalam memilih bahasa
interaksi yang saling menguntungkan bagi semua atau kalimat yang empatik.
pihak yang berinteraksi. Perilaku menguntungkan Guru dan konselor dapat berkolaborasi
tersebut disebut pula dengan perilaku prososial. untuk membentuk perilaku prososial siswa di
Perilaku prososial yakni perilaku atau sekolah dengan strategi-strategi tertentu yang
tindakan yang dapat memberi keuntungan baik bagi disesuaikan dengan kegiatan yang dilakukan.
diri sendiri maupun orang lain. Perilaku prososial Dengan strategi yang tepat diharapkan akan dapat
sangat diperlukan dalam menghadapi era teknologi meningkatkan perilaku prososial siswa sehingga
informasi dan komunikasi sebagai bentuk tercipta iklim kerjasama, saling menghormati dan
penyesuaian di era revolusi industri 4.0. saling membantu antar siswa. Dengan demikian
Perlunya perilaku prososial dalam siswa akan lebih siap dalam menghadapi dan
kehidupan sosial dilatarbelakangi oleh keinginan menyikapi perkembangan era teknologi dan
dalam diri sendiri untuk hidup berdampingan dengan informasi dengan bijak.
orang lain, saling tolong menolong, memberi Penelitian-penelitian yang terkait dengan
kebahagiaan dan kesejahteraan sehingga masing- peningkatan perilaku prososial antara lain, penelitian
masing orang dapat berfungsi dengan baik untuk Sebastian & Michael (2010), yang menggunakan
kehidupan sosialnya. Penelitian Lara, dkk (2018) permainan musik untuk meningkatkan perilaku
menyatakan bahwa Emosi positif dan feedback prososial pada anak, hasilnya bergabung dengan
positif menggambarkan perhatian yang diberikan musik (bernyanyi dan menari) membuat perilaku
kepada seseorang sehingga dapat meningkatkan prososial anak usia 4 tahun meningkat. Di dalam
perilaku prososial. Jika diaplikasikan dalam bermusik anak akan berinteraksi satu sama lain
penggunaan teknologi, akan sangat meminimalisir dengan cara yang sama di musikal, memiliki tujuan
adanya kasus-kasus yang telah dijelaskan di atas. yang sama, berkoordinasi tentang tindakan mereka
Karena masing-masing orang memiliki toleransi dan pada waktu itu, meniru gerakan dan komentar verbal
motivasi untuk membantu dan menghormati orang satu sama lain, di dalam bermusik mereka juga
lain. berbagi emosi, pengalaman dan aktifitas bersama.
Perilaku prososial dapat ditingkatkan Selanjutnya penelitian dari Lusria & Zulmi
dengan berbagai cara. Di dunia pendidikan (2014) melalui kegiatan pramuka dapat
khususnya dimana kerjasama, toleransi dan karakter meningkatkan perilaku prososial remaja di pondok
itu di bentuk, memiliki cara tersendiri yang dapat pesantren. Selain di bidang ekstrakurikuler, guru
dilakukan oleh tenaga pendidik dan didukung oleh bidang studi dapat pula meningkatkan perilaku
pihak-pihak terkait seperti staf dan orang tua siswa. prososial dalam pemberian tugas, seperti penelitian
Guru selaku pihak yang setiap hari bersinggungan Singh & Teoh (2014) bahwa perilaku prososial dapat
langsung dengan siswa, memiliki kesempatan besar ditingkatkan dengan menggunakan tugas abstrak
dalam membentuk perilaku prososial. Guru tidak daripada tugas konkrit. Elvirda (2016) juga meneliti
harus bekerja sendiri untuk membentuk perilaku tentang pengelolaan kelas dan dampaknya terhadap

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
114
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

perilaku prososial, temuan penelitiannya yakni meningkatnya perilaku prososial pada peserta didik
perilaku prososial anak-anak meningkat dalam sehingga peserta didik lebih siap secara fisik dan
bentuk perilaku kooperatif, persahabatan, mental menghadapi era revolusi industri 4.0 tanpa
membantu, berbagi, dan peduli. terkena dampak negatif penggunaan teknologi
Beberapa penelitian terkait strategi yang khususnya pada aspek sosial-budayanya.
dapat dilakukan baik guru atau konselor untuk
meningkatkan perilaku prososial antara lain, METODE
penelitian Nadav (2016) yang mengemukakan Penelitian ini bertujuan untuk
bahwa perilaku prososial dapat dirangsang melalui mendeskripsikan data mengenai perilaku prososial
benefit psikologis, hal tersebut meningkatkan siswa di era revolusi industri 4.0 dan upaya
tindakan prososial. Benefit yang dimaksud dapat kolaborasi guru dan konselor dalam meningkatkan
berupa reinforcement baik verbal maupun non perilaku prososial siswa di era revolusi industri 4.0.
verbal. Sejalan dengan penelitian Nadav, penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah
Lara & Tanya (2015) menunjukkan hasil Reward deskriptif kualitatif. Sandelowsky (dalam polit,
emosional dalam tindakan untuk orang lain 2003), mengemukakan bahwa penelitian deskriptif
merupakan sesuatu yang lebih menguntungkan bagi kualitatif cenderung tidak melakukan interpretasi
seseorang daripada melakukan sesuatu untuk diri data yang mendalam. Penelitian ini cenderung
mereka sendiri. Reward emosional dapat berupa bersifat eklektik dan didasarkan pada oleh pendapat
perasaan senang, puas, bahagia dan lain sebagainya. umum inkuiri naturalistik.
Selain pemberian benefit dan reward Pemilihan subjek dalam penelitian ini
psikologis strategi diskusi kelompok juga dapat menggunakan teknik purposive sampling yakni
meningkatkan perilaku prososial, seperti dalam pemilihan sampel berdasarkan tujuan tertentu sesuai
penelitian Irsan, dkk. (2017) yang hasilnya dengan tujuan penelitian dan kriteria yang
menunjukan bahwa perilaku prososial siswa SMP diperlukan dalam penelitian (Creswell, 2012).
Negeri 4 Palu sesudah mengikuti layanan diskusi Subjek dalam penelitian ini adalah konselor dengan
kelompok lebih tinggi dibandingkan sebelum beberapa kriteria diantaranya, konselor berada pada
mengikuti layanan diskusi kelompok. Selain metode jenjang SMP/MTs di Kota Kediri, selanjutnya
diskusi kelompok, penggunaan metode sosiodrama konselor harus berlatar belakang S1 BK, kemudian
juga dapat meningkatkan perilaku prososial sesuai konselor harus memiliki kegiatan kolaboratif dengan
penelitian maria & sinta (2014) yang hasilnya guru/wali kelas.
perilaku prososial siswa dapat ditingkatkan melalui Pengumpulan data dilakukan melalui
layanan penguasaan konten dengan teknik beberapa cara antara lain observasi langsung,
sosiodrama. wawancara dan angket yang berisi pertanyaan
Strategi yang bisa diterapkan khususnya terbuka melalui google dokumen. Kehadiran peneliti
guru BK menggunakan metode bimbingan dalam penelitian ini tidak penuh, sebatas pada
kelompok juga dapat meningkatkan perilaku bentuk kegiatan pengamatan dan wawancara dengan
prososial, seperti penelitian Wulandari, dkk. (2018) konselor sekolah selebihnya untuk angket dikirim
yang hasilnya ada pengaruh yang signifikan melalui email untuk diisi secara online.
penggunaan layanan bimbingan kelompok terhadap Analisis data dilakukan dengan teknik
perilaku prososial siswa kelas vii.a SMP Negeri 22 naratif. Dan tahapan dalam analisis data
Kota Bengkulu. mengadaptasi dari tahapan dari Miles & Hubberman
Dari hasil penelitian-penelitian di atas dapat (dalam Yusuf, 2016) antara lain reduksi data, display
disimpulkan bahwa perilaku prososial sangat data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Reduksi
diperlukan di era revolusi industri, dimana hampir data menunjuk pada proses pemilihan, pemfokusan,
semua orang tidak lepas dari yang namanya penyederhanaan, pemisahan dan pentransformasian
teknologi dan sangat berpengaruh terhadap data mentah lapangan. Kemudian display data
kehidupan dan sebagian besar membuat individu merupakan bentuk memaparkan data dalam bentuk
tergantung. Agar tidak menghilangkan peran narasi dan dalam bentuk display matrik. Display
kehidupan sosial di era ini maka perilaku prososial matrik menampilkan grafik atau tabel date termasuk
perlu dikembangkan. Perilaku prososial dapat kode untuk tujuan analisis (Miles & Huberman &
dikembangkan melalui berbagai strategi atau metode Saldana, 2014). Selanjutnya penarikan kesimpulan
yang dapat diterapkan oleh guru mata pelajaran yang didasarkan pada proses-proses analisis
maupun guru BK. Kolaborasi antar keduanya sebelumnya. Ketiga proses analisis data tersebut
diharapkan dapat menunjang terbentuknya atau saling berhubungan satu sama lain.

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
115
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

Selanjutnya informasi yang didapat terkait


HASIL DAN PEMBAHASAN dengan interaksi siswa dengan guru, dan siswa
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dengan siswa lain. Di beberapa SMP/MTs banyak
mengenai perilaku prososial di era revolusi industri guru yang mengeluhkan masalah etika dan sopan
4.0 (IR-4) dan upaya kolaborasi guru dan konselor santun dari siswanya, banyak siswa kurang mampu
dalam mengembangkan perilaku prososial. Dari hasil menunjukkan sikap hormat pada guru bahkan
penelitian dapat diketahui bahwa perilaku prososial cenderung meremehkan guru, hal tersebut
siswa usia remaja awal pada khususnya, saat ini dikarenakan siswa banyak mendapat role model
banyak mengalami penurunan, hal ini diakibatkan dari sosial media maupun televisi, selain itu
karena perubahan-perubahan yang timbul di era IR-4 kedekatan yang dibangun antara guru dan siswa di
yang berpengaruh pada pola pikir, sikap dan perilaku sosial media membuat batasan peran masing-
siswa. masing tidak terlihat lagi. Guru bukan lagi menjadi
Beberapa pembahasan terkait hasil penelitian sosok yang dihormati namun banyak siswa yang
akan dijabarkan sebagai berikut: menganggap guru seperti teman yang dalam
a) Perilaku Prososial Siswa SMP di Era berinteraksi tidak perlu menggunakan norma-
Revolusi Industri 4.0 norma sosial pada umumnya.
Dari hasil observasi, wawancara dan Selanjutnya interaksi siswa dengan siswa lain,
pelancaran angket pada beberapa konselor adanya era disrupsi ini membuat peran orang lain
SMP/MTs di Kediri diperoleh berbagai informasi di sekitar cenderung tergantikan dan fokus pada
yang dikelompokkan dalam beberapa topik antara siswa menjadi bebada tidak sesuai dengan yang
lain, penggunaan gadget oleh siswa di sekolah, semestinya. Beberapa fenomena yang diamati dan
interaksi siswa dengan guru dan interaksi siswa hasil wawancara dengan konselor, banyak siswa
dengan siswa lain, dampak dari penggunaan yang mengalami perubahan terhadap kepedulian
gadget bagi siswa di sekolah, dan perilaku lingkungan ini, hal ini sering dibuktikan dengan
prososial siswa di sekolah. sikap acuh terhadap lingkungan, ketika seseorang
Penggunaan gadget pada siswa di SMP/MTs mendapatkan role model dari sosial media, mereka
tidak diperkenankan selama jam pelajaran sekolah cenderung membentuk kelompok yang sesuai
kecuali pada matapelajaran dan materi tertentu dengan minat dan mengesampingkan kelompok
yang membutuhkan bantuan internet misalnya lain yang dianggap tidak sesuai, perilaku yang
matapelajaran TIK ataupun matapelajaran lain muncul kadang terjadi bullying dan perilaku
untuk praktik. Pada matapelajaran tertentu di agresif baik secara lisan maupun fisik.
sekolah tertentu ada matapelajaran khusus yang Selain itu, banyak siswa yang mengutamakan
memerlukan browsing internet untuk mencari eksistensi di dunia maya daripada eksistensi di
bahan pembelajaran, sehingga pada waktu tertentu dunia nyata dan cenderung mengesampingkan
siswa diperbolehkan untuk menggunakan tugas utamanya sebagai seorang pelajar.
handphone, namun setelah itu handphone harus Dampaknya, banyak siswa SMP dan sederajat
disimpan kembali. Namun demikian, tidak jarang yang tugas perkembangannya terkadang tidak
para guru menyita handphone siswa yang ketahuan sesuai dengan tahapannya. Misalnya, pada
membawa dan menggunakannya saat jam perkembangan psikososial siswa SMP yang masih
pelajaran berlangsung dan tidak pada waktu yang berada pada tahap mencari identitas melompat ke
diperkenankan menggunakan handphone. tahap selanjutnya yakni intimacy (membangun
Pada jenjang SMP ini rata-rata siswa memiliki hubungan dekat dengan lawan jenis seperti orang
sosial media dan aktif menggunakannya, bahkan dewasa).
antara guru dan siswa banyak yang saling Perilaku sosial lain yang dapat diamati
terhubung di sosial media sehingga aktifitas siswa khsusunya melalui sosial media siswa SMP,
dapat dipantau melalui sosial media tersebut. mereka cenderung mengungkapkan simpati,
Dengan adanya sosial media, bagi guru akan empati dan emosi terhadap orang lain
mempermudah dalam memperoleh informasi menggunakan bahasa tertulis dan terbuka sesuai
terkait dengan perkembangan-perkembangan dengan isi hati mereka, bukan mengungkapkan
terkini dan topik-topik yang sedang ramai dan secara langsung, padahal ketika bertemu atau tatap
menjadi bahan pembicaraan dikalangan siswa, muka terkadang tidak ada percakapan yang berarti.
guru juga mudah memperoleh informasi terkait Hal ini menunjukkan bahwa interaksi langsung
dengan permasalahan yang dialami siswa. antar individu mulai memudar. Perilaku lain yang
sering ditunjukkan oleh para siswa ketika para

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
116
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

siswa berkumpul dalam suatu kegiatan, mereka  Kemahiran kata-kata


lebih tertarik berinteraksi dengan gadget daripada dalam yang kurang
berinteraksi dengan ligkungan sekitarnya mencoba pantas di
(pengamatan di luar konteks sekolah). berbagai sosial media
aplikasi yang  Bullying
Dari fenomena-fenomena tersebut, guru dan
memper-  Agresifitas
konselor beserta civitas akademik yang lain mudah dalam  Menjadi
memiliki peran besar dalam membantu anak memperoleh pribadi yang
menyiapkan diri memasuki era IR-4. Hal ini dapat informasi atau konsumtif
dilakukan dengan cara meningkatkan ketrampilan pengetahuan  Malas
lain diluar kemampuan akademik yang dimiliki.  Memperluas beraktifitas
Guru di era IR-4 bukan hanya sebagai penyampai hubungan  kepedulian
multilateral sosial yang
informasi kepada siswa, namun juga sebagai role
dengan kurang dan
model dalam pengembangan sikap, ketrampilan menggunakan makin
dan perilaku. Sehingga diharapkan nantinya siswa sosial media dikesampingk
tidak hanya cerdas secara akademik namun juga annya norma
mampu bersikap bijak, mampu berinovasi dan sosial
mengembangkan kreatifitasnya sesuai dengan 
tuntutan zaman.Pola interaksi dengan lingkungan Sikap/  Menumbuh-  Kurang
perlu dibentuk agar siswa tidak kehilangan jati etika kan menghargai
dirinya sebagai makhluk sosial. Jika semua hal kreatifitas, orang lain
motivasi yang
sudah tergantikan oleh teknologi, hendaknya peran
bersaing yang ditunjukkan
lingkungan sosial tetap terjaga demi mendukung tinggi, dengan
perkembangan sosialnya secara optimal. mengembang komentar-
Perilaku dalam menggunakan gadget di kan kreatifitas komentar
sekolah memang tidak dapat diamati secara  Siswa dapat negatif di
langsung karena adanya peraturan yang berlaku, mengikuti sosial media
namun dampak dari hal tersebut terlihat melalui perkembanga  Bebas
n jaman meluapkan
perilaku, sikap / etika, dan gaya komunikasi ketika
dengan cepat emosi negatif
dengan guru ataupun dengan teman-teman mereka.
 Mengembang terhadap
Dibawah ini merupakan gambaran sikap dan kan pola pikir orang lain
perilaku siswa SMP terkait dampak dari anak  Menurunnya
penggunaan gadget. minat belajar
siswa akibat
kecanduan
gadget
 Memudarnya
rasa simpati,
Tabel 1.1 Dampak Penggunaan Gadget empati dan
pada Siswa SMP toleransi
Aspek Dampak akibat dari
kebutuhan
Positif Negatif individu
untuk
Perilaku  Mempermu-  Kecanduan eksistensi di
dah dalam game online sosial media
mengakses  Mengakses Gaya  Memperkaya  Bebas
berbagai hal hal-hal yang komuni- perbenda- berkomentar
terkait tidak kasi haraan dengan kata-
pembelajaran bermanfaat kata/istilah kata yang
 Memper- dan terlarang baru kurang pantas
mudah dalam  Minimnya  Memperlancar  Kurang
mendapatkan komunikasi komunikasi memperhatika
informasi dan aktif siswa antar individu n norma
referensi terhadap dalam
untuk ligkungan berbicara
mendukung sosial dengan orang
kegiatan  Menggunakan yang lebih tua
belajar
Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
117
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

 Memunculkan Selanjutnya siswa yang kecanduan sosial


istilah-istilah media selalu ingin eksis baik di dunia maya
baru yang maupun di dunia nyata, mereka cenderung tidak
tidak baku mempedulikan lingkungan sekitar dan juga
dan sulit
mengesampingkan norma sosial yang ada. Siswa
dimengerti
orang awam cenderung berupaya maksimal untuk mewujudkan
eksistensinya tersebut meskipun kadang cara yang
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa digunakan menuai pro dan kontra dari lingkungan.
dampak positif maupun negatif dari IR-4 dapat Sebagai contoh, seorang siswa yang selalu ingin
berpengaruh terhadap cara seseorang dalam eksis di sosial media dengan mengeluarkan
berfikir dan berperilaku. Revolusi industri keempat pernyataan-pernyataan yang kontrovesrsial dan
didukung oleh kecerdasan buatan dan akan memicu konflik, menulis kata-kata yang tidak
mengubah tempat kerja dari karakteristik berbasis sopan, membuly orang lain dan sebagainya.
tugas menjadi karakteristik yang berpusat pada Demi eksistensi seseorang cenderung mencari
manusia. Adanya konvergensi manusia dan mesin, teman yang memiliki minat yang sama dan
akan mengurangi jarak subjek antara humaniora cenderung mengikuti aturan kelompok baik
dan ilmu sosial serta ilmu pengetahuan dan disukai maupun tidak disukai. Hal ini sesuai
teknologi (Xing & Tshilidzi, 2019). Dengan dengan teori psikososial Erickson (1995), bahwa
adanya konvergensi tersebut, maka pengembangan pada masa remaja dimana seorang anak mencari
aspek sosial yang bertujuan untuk mengembalikan identitas diri akan rela bergabung dalam kelompok
fungsi sosial sebagaimana mestinya perlu untuk meskipun tidak merasa nyaman, membuat stereotip
dilakukan agar setiap inidivdu mampu kelompok, membuat sesuatu yg ideal dalam
menyesuaikan diri di era IR-4 tanpa mengubah kelompok, menetapkan siapa musuh dan kadang
perilaku dalam berinteraksi sosial. Saat ini, menguji anggota lain tanpa alasan untuk membuat
eksistensi individu lebih banyak di dunia maya suatu janji sebagai bentuk kesetiaan dalam
dibandingkan dengan dunia nyata, sehingga kelompok.
perilaku prososial siswa di dunia nyata perlu Perubahan besar pada revolusi industri 4.0
ditingkatkan untuk keberhasilan individu hidup di membuat manusia semakin tergantung dengan
lingkungan sosial dan mengembangkan diri secara kecanggihan teknologi dan menuntut manusia
optimal. untuk dengan cepat beradaptasi. Dalam dimensi
Hasil pengumpulan data terkait dengan intelektualitas, kemajuan teknologi memiliki
perilaku prososial siswa SMP/MTS yang dapat kontribusi penting dalam pencarian informasi,
diamati, banyak siswa yang cenderung pengolahan informasi dan penciptaan sesuatu yang
berkelompok atau membuat grup dan dalam baru berdasarkan teknologi. Namun disisi lain,
kelompok tersebut rata-rata mereka memiliki keberadaan manusia di lingkungan sosial menjadi
minat yang sama terhadap sesuatu entah itu gaya kurang bermakna. Dengan kata lain, peran manusia
hidup, hobi dan lain-lain. Sebagian besar siswa lain sudah tergantikan oleh mesin yang canggih
memiliki tokoh idola entah tokoh film, tokoh dari yang dibutuhkan oleh masing-masing orang. Hal
sosial media seperti instagram, facebook, youtube tersebut dapat berdampak pada sikap individualis,
dan lain-lain yang membuat perilaku, sikap, gaya kurangnya toleransi sesama, dan minimnya rasa
komunikasi mereka mengikuti tokoh idolanya. hormat serta keinginan untuk saling tolong
Permasalahan terkait perilaku sosial siswa SMP menolong. Padahal, Manusia dan kehidupan sosial
sebagian besar ditimbulkan karena masalah menjadi kunci pokok yang memiliki kontribusi
kecanduan gadget dan kecanduan sosial media penting dalam berbagai hal misalnya tingginya
demi eksistensi. tingkat pendapatan, kepuasan hidup, dan kohesi
Siswa kecanduan gadget misalnya kecanduan sosial (Healy & Cote, 2001).
game online dan kecanduan dalam berselancar di Untuk dapat beradaptasi dengan perubahan
dunia maya, menunjukan sikap apatis terhadap besar yang terjadi saat ini khususnya perubahan
lingkungan. Dampak yang ditimbulkan bagi siswa dalam hierarki sosial, mengembalikan fitrah
yang mengalami hal itu antara lain mereka hanya manusia sebagai makhluk sosial perlu dilakukan
bersikap dan berperilaku sekedarnya di lingkungan terutama dengan mengembangkan perilaku
sosial, kurang peka dan kurang cepat tanggap prososial. Pengembangan perilaku prososial perlu
dengan fenomena di sekitar, dan cenderung dilakukan untuk mengembalikan fungsi individu
memikirkan hal yang menguntungkan diri sendiri. sebagai makhluk sosial yang dapat berinteraksi

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
118
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

dengan lingkungan tanpa selalu menggunakan teknologi di era ini masih dalam kategori
media, dengan kata lain interaksi fisik secara moderat/sedang, khususnya dalam hal produksi
langsung (face to face) dengan memperhatikan teknologi, menciptakan keuntungan, energi,
eksistensi masing-masing. Selain itu perilaku material, pengetahuan, informasi,
prososial perlu dibentuk untuk menumbuhkan pemakaian,pengelolaan, dan perubahan sosial.
toleransi yang saat ini sudah mulai memudar. Dari Hanya dalam hal kreatifitas dalam dunia
hasil kuesioner, beberapa perilaku prososial yang pendidikan masuk kategori tinggi.
perlu dikembangkan antara lain, toleransi, peduli Selanjutnya aspek-aspek perubahan pada
antara sesama, sikap peka/tanggap/sigap dengan revolusi industri keempat khususnya dalam bidang
sekitar, sikap yang tidak individualis, tanggung pendidikan antara lain, inovasi pendidikan 4.0. IR-
jawab, kerjasama, respect, altruis, empati, gotong 4 dikendalikan oleh kecerdasan buatan dan
royong, saling menghormati, kepedulian, kesopanan kerangka kerja fisik digital yang membuat mesin
baik dalam tutur kata maupun sikap dan tata krama penghubung manusia yang lebih universal.
baik di lingkungan rumah, sekolah, masyarakat. Revolusi cepat dalam inovasi telah menghasilkan
Selanjutnya sikap hormat kepada yang lebih tua, model pendidikan lain untuk masa depan yakni
simpati, dan empati. Pendidikan 4.0. Untuk mempersiapkan lulusan
Bentuk-bentuk perilaku prososial di atas dapat masa depan dan pekerjaan yang akan dicapai
dibentuk dalam diri siswa dengan menggunakan dalam IR-4 di mana lebih banyak robot pintar yang
strategi-strategi tertentu. Strategi-strategi tersebut akan menggantikan orang-orang di divisi kegiatan
bisa diterapkan oleh tenaga pengajar dalam hal ini tertentu, pendidikan harus memanfaatkan
guru yang bertatap muka langsung dengan siswa, informasi dan kemampuan terkait yang tidak dapat
dan juga konselor sebagai pembimbing siswa digantikan oleh robot (Shahroom & Norhayati,
dalam mencapai perkembangan optimal. 2018). Dengan kata lain, peserta didik
Kolaborasi antar keduanya diharapkan dapat dipersiapkan untuk menjadi siswa yang cerdas dan
mengoptimalkan pengembangan perilaku prososial mampu menghadapi era disrupsi yang mana
peserta didik. ketrampilan yang dimiliki nantinya tidak dapat
Revolusi industri 4.0 merupakan era disrupsi bertahan dan tidak tergantikan oleh mesin robotik.
yang menimbulkan banyak perubahan di segala Dalam dunia pendidikan, adanya IR-4 tidak
aspek. Perubahan tersebut terkait dengan pola hanya merubah tata cara dalam mengorganisir
pikir, sikap dan perilaku, dan yang paling kentara sebuah lembaga pendidikan, ataupun merubah tata
adalah terkait dengan cara kita merencanakan, cara guru dalam mengelola pembelajaran, namun
melakukan ataupun menghasilkan sesuatu. juga merubah beberapa aspek dalam diri siswa.
Menelaah perubahan-perubahan dari revolusi Dari hasil angket yang dilancarkan peneliti,
industri pertama. Robert (2015) mengemukakan menunjukkan adanya beberapa perubahan pada
beberapa penjelasan terkait tahap-tahap revolusi diri siswa dalam era IR-4, khususnya dampak dari
industri dari yang pertama. Revolusi industri pemanfaatan teknologi itu sendiri.
pertama dan kedua merupakan kekuatan yang
mendorong pembentukan masyarakat modern. b) Bentuk Kolaborasi Guru dan Konselor
Revolusi-revolusi tersebut menghasilkan dalam Meningkatkan Perilaku Prososial di
perubahan signifikan dalam ideologi, hierarki Era Revolusi Industri 4.0
sosial, manufaktur dan distribusi, hubungan Dalam lingkup pendidikan, peran pendidik
internasional, hubungan perdagangan, dan yang sangat penting dalam mengembangkan konsep diri
paling penting, kemajuan teknologi. Berbeda dan aspek sosial siswa. Seorang siswa yang
dengan dua revolusi industri sebelumnya, revolusi mengalami keberhasilan akademik di kelas
industri ketiga juga memiliki efek signifikan dalam ditentukan oleh keberhasilan dalam perkembangan
mengubah hampir setiap aspek dalam masyarakat, sosial mereka (Lavoie, 2019). Dalam
terutama dalam cara hidup dan merencanakan mengembangkan ketrampilan sosial tidak selalu
sesuatu. Hal ini dikarenakan pada revolusi industri dapat dilakukan ketika proses pembelajaran di
ketiga sudah dikembangkan sistem otomastisasi, kelas, oleh karena itu diperlukan kolaborasi dengan
listrik dan komputerisasi. Revolusi industri ketiga konselor yang memiliki kompetensi terkait
berdampak besar dalam bidang TIK, pengetahuan, perkembangan anak untuk membentuk kegiatan
pertahanan, kesehatan, pendidikahmbn, diluar proses pembelajaran di kelas, untuk
manufaktur, sektor keuangan dan administrasi. mengembangkan aspek sosial khususnya perilaku
Dalam bidang pendidikan khususnya pemanfaatan prososial siswa.

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
119
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

Adapun bentuk kolaborasi atau kegiatan Pertimbangan kolaborasi tersebut antara lain,
yang dapat dilakukan guru dan konselor dalam guru sebagai tenaga pengajar yang selalu bertatap
meningkatkan perilaku prososial dijabarkan dalam muka dengan siswa asumsinya mengenal dengan
tabel berikut: baik siswa yang diajar dan mampu mengajar serta
mendidik siswa siswinya. Selanjutnya, konselor yang
Tabel 1.2 kolaborasi guru dan konselor ahli dalam bidang bimbingan yang berfokus pada
Kegiatan Pelaksana perkembangan siswa asumsinya dapat memahami
cara membimbing dan mengarahkan siswa agar
Konselor Guru mencapai perkembangan optimal dengan
Pelatihan yang √ √ menggunakan strategi-strategi tertentu.
berkaitan dengan Disamping kolaborasi dengan guru, dalam modul
meningkatkan pelaksanaan kurikulum 2013 (kemendikbud, 2013)
ketrampilan sosial ditekankan perlunya kolaborasi antara guru BK atau
konselor dengan personil sekolah lain seperti kepala
Konseling sebaya √ sekolah, staf administrasi, orang tua dan pihak terkait
pemberian tugas yang √ lainnya. Pendekatan terintegrasi ini bertujuan untuk
sistematis dan membantu peserta didik agar dapat mengembangkan
melibatkan individu atau mewujudkan potensi dirinya secara utuh, baik
satu dengan yang lain aspek pribadi, sosial, belajar dan karir atau terkait
dengan pengembangan pribadi peserta didik sebagai
Berkegiatan di luar √
makhluk yang berdimensi biopsikososiospiritual
kelas dengan
melakukan (biologis, psikis, sosial, spiritual).
permainan-permainan Kolaborasi yang dilakukan baik oleh konselor
kooperatif dengan guru ataupun personel sekolah yang lain,
diharapkan dapat membantu siswa dalam
Membuat proyek √ meningkatkan pemahaman diri sendiri, orang lain /
penemuan-penemuan
lingkungan dan dalam pengambilan keputusan
spektakuler bersama
siswa terutama dalam bersikap dan berperilaku menghadapi
era disruptif saat ini.
Diskusi kelompok, √ √
problem solving, dan PENUTUP
petualangan bersama.
Simpulan
Parenting class √ √ Perilaku prososial siswa remaja di era revolusi
bersama-sama dengan industri 4.0 semakin menurun, hal tersebut
konselor dikarenakan perubahan-perubahan yang terjadi dan
berpengaruh terhadap pola pikir, sikap, dan perilaku
Melakukan modeling √ √ siswa. Untuk mengembalikan fitrah individu sebagai
ketika proses
pembelajaran maupun makhluk sosial maka diperlukan arahan dan
diluar proses bimbingan dari para guru maupun konselor, sehingga
pembelajaran masing-masing individu dapat bersikap bijak
terhadap berbagai perubahan yang ada.
pemberian informasi √ √
dan pembiasaan Saran
Untuk peneliti selanjutnya, disarankan untuk lebih
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama antara mendalami tentang dampak-dampak lain yang
konselor dengan guru matapelajaran tersebut di atas muncul akibat era revolusi 4.0, khususnya dampak
bertujuan untuk, pertama selain memaksimalkan pada di dunia pendidikan. Selanjutnya,
kemampuan akademik juga mengoptimalkan mengembangkan sebuah instrumen yang bisa
kemampuan nonakademik siswa khsusunya dalam digunakan sebagai acuan untuk cerdas dalam
perkembangan aspek sosialnya, kedua berteknologi menyesuaikan era yang ada.
mengoptimalkan kemampuan guru dan konselor
dalam membimbing siswa agar dapat beradaptasi
dengan baik di era digital dan meminimalisir dampak DAFTAR PUSTAKA
negatif yang ditimbulkan.

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
120
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

Aknin, lara b., tanya broesch. Prosocial behavior Kirschner, sebastian & michael tomasello. Joint
leads to happiness in a small-scale rural music making promotes prosocial behavior
society journal of experimental psychology: in 4-year-old children. Journal of evolution
general american psychological association and human behavior 31 (2010) 354 – 364
2015, vol. 144, no. 4, 788–795 Konrath, sara., emily falk, andrea fuhrel-forbis, mary
Andreja, rojko. Industry 4.0 concept: background liu, james swain, richard tolman, rebecca
and overview. Ijim 77 ‒ vol. 11, no. 5, cunningham, maureen walton. Can text
2017, diakses 15 Desember 2018 messages increase empathy and prosocial
Andy cerika & sinan maksumic. The effects of new behavior?. Article. Plos one |
emerging technologies on doi:10.1371/journal.pone.0137585
human resources: emergence of industry september 10, 2015
4.0, a necessary evil?. Article (university of Lara b aknin1., julia w van de vondervoort2 & j
agder, 2017) kiley hamlin. Positive feelings reward and
Bekkers, rené and nan dirk de graaf. Field of promote prosocial behavior. Journal of
education and prosocial behavior. Article. current opinion in psychology 2018, 20:55–
Aper prepared for marktdag sociologie, 59
june 2, 2005, brussels Lavoie, rick, “the teacher‟s role in developing social
Creswell, J. W. (2012). Educational research : skills | ld topics | ld online,” accessed march
planning, conducting, and evaluating 4, 2019,
quantitative and qualitative research. http://www.ldonline.org/article/6170/.
Boston: Pearson. Lusiria, devi, zulmi yusra. Efektivitas pelatihan
Deepty gupta, geeta thapliya. A study of prosocial pramuka peduli untuk meningkatkan
behaviour and self concept of adolescents i- perilaku prososial remaja di pondok
manager’s journal on educational pesantren. Jurnal riset aktual psikologi
psychology, vol. 9 l no. 1 may - july 2015 vol.5 no.1 2014
Erikson, Erik H. 1995. Childhood and Society. Matondang, elvrida sandra. Perilaku prososial
London: Vintage Books (prosocial behavior) anak usia
Hartanti, Maria T.S. & Sinta Saraswati. dini dan pengelolaan kelas melalui
Meningkatkan Perilaku Prososial Rendah pengelompokan usia rangkap (multiage
Melalui Layanan Penguasaan Konten grouping). Jurnal pendidikan dasar vol. 8.
dengan Teknik Sosiodrama. Indonesian No.1, januari 2016 hal 34-47
Journal of Guidance and Counseling: Miles, Matthew B. & Huberman, A. Michael &
Theory and Aplication Vol.3 No.3 (2014) Saldana, Johny. 2014. Qualitative Data
Healy, t.s., & cote, the well-being of nations: the Analysis: a Methods Sourcebook. USA:
role of human and social capital education Sage Publications
and skills. Organization for economic Miranti, Seli Andina. cinta Ditolak, Bocah Ini
cooperation and development. (organisation Bunuh Gadis Yang Dikenalnya Di Dunia
for economic co-operation and Maya,
development, 2001), http://jabar.tribunnews.com/2018/10/23/cint
https://eric.ed.gov/?id=ed453111. a-ditolak-bocah-ini-bunuh-gadis-yang-
Irsan, abdul munir, munifah. Pengaruh layanan dikenalnya-di-dunia-maya, (diakses 15
diskusi kelompok terhadap peningkatan desember 2018)
perilaku prososial siswa (studi kasus di smp Nadav, klein. Prosocial behavior increases
negeri 4 palu). Jurnal konseling & perceptions of meaning in life. The journal
psikoedukasi volume 2, nomor 1, juni 2017. of positive psychology, june 2016
Hal. 29 – 44 Nugraha mega. Kejahatan di dunia maya meningkat,
Josina. Kasus Pelecehan Online, Aplikasi Facebook tahun 2018 polda jabar tangani 288 kasus,
& Whatsapp Tertinggi, Artikel, http://jabar.tribunnews.com/2018/12/28/kej
https://inet.detik.com/cyberlife/D- ahatan-di-dunia-maya-meningkat-tahun-
4371682/kasus-pelecehan-online-aplikasi- 2018-polda-jabar-tangani-288-kasus,
facebook-whatsapp-tertinggi, (diakses, 15 (diakses 15 desember 2018)
desember 2018)Larasati, Citra. Cyber Polit, Denise F. 2003. Nursing Research, Principles
Bullying di Kalangan Siswa Meningkat di and Methods. New Jersey: Lrancott
2018. Artikel. Williams and Wilxins.
http://news.metrotvnews.com/peristiwa/dkq Puspita, ratna. Menristekdikti: revolusi industri 4.0
q49ek-cyber-bullying-di-kalangan-siswa- harus dibarengi perubahan perilaku.
meningkat-di-2018 (diakses 15 desember Https://republika.co.id/berita/pendidikan/du
2018) nia-kampus/18/12/03/pj5he4428-
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. menristekdikti-revolusi-40-harus-dibarengi-
Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum ubah-perilaku, (diakses 15 desember 2018)
2013 untuk Guru BK/Konselor. Jakarta: Roberts, B. H. (2015). The Third Industrial
Kemendikbud Revolution: Implications for Planning Cities

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
121
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019
Perilaku Prososial Siswa Smp Di Era Revolusi Industri 4.0

and Regions, (June), 1–22.


Shahroom, Aida Aryani and norhayati hussin,
“industrial revolution 4.0 and education,”
international journal of academic research
in business and social sciences 8, no. 9
(2018): 22–24,
https://doi.org/10.6007/ijarbss/v8-i9/4593.
Singh, s., & teoh, v.y. Enhancing prosocial behavior
among college students: exploring the role
of abstract mindset. International journal of
law and social sciences, 3, 2 (2014)
Sukoyo, Yeremia. Penyimpangan Penggunaan TI
akan Mendistorsi Kehidupan Masyarakat,
artikel,
https://www.beritasatu.com/nasional/52570
7-penyimpangan-penggunaan-TI-akan-
mendistorsi-kehidupan-masyarakat.html,
(diakses 15 desember 2018)
Wulandari tri, i wayan dharmayana, vira afriyati.
Pengaruh layanan bimbingan kelompok
terhadap perilaku prososial siswa kelas vii
di smp negeri 22 kota bengkulu. Jurnal
ilmiah bimbingan dan konseling, volume 1
nomor 2 2018
Xing bo and tshilidzi marwala, “implications of the
fourth industrial age on higher education,”
accessed february 24, 2019,
https://arxiv.org/ftp/arxiv/papers/1703/1703
.09643.pdf.
Yusuf, A. Muri. 2016. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan. Jakarta: Prenada Media

Prosiding Seminar Nasional & Call Paper Nila Zaimatus Septiana Lita
122
Psikologi Pendidikan 2019
Fakultas Pendidikan Psikologi, Aula C1, 13 April 2019

Anda mungkin juga menyukai