Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus

PATENT DUCTUS ARTERIOUSUS

Oleh :

dr. Junior J.V. P Pratasik

Pembimbing :

dr. Maria Deasy Moniaga

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KOTA BITUNG
2018

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan kasus dengan judul :

PATENT DUCTUS ARTERIOUSUS

Telah dikoreksi dan dibacakan pada tanggal November 2018

Pembimbing :

dr. Maria Deasy Moniaga

2
BAB I

PENDAHULUAN

Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan bawaan yang paling sering


dijumpai, meliputi hampir 30% dari seluruh kelainan bawaan. Para petugas medis
merupakan ujung tombak dalam deteksi dini bayi dengan penyakit jantung bawaan,
oleh karena itu kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya penyakit jantung
bawaan perlu terus ditingkatkan, mengingat insidensi penyakit ini cukup tinggi
yaitu hampir 1% dari semua bayi yang lahir hidup.1,2

Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak


diketahui. Berbagai jenis obat, penyakit ibu, pajanan terhadap sinar x telah diduga
sebagai penyebab eksogen penyakit jantung bawaan. Penyakit rubela yang diderita
ibu pada awal kehamilannya dapat menyebabkan penyakit jantung bawaan pada
bayinya, terutama duktus arteriosus persisten. Apapun sebabnya, pajanan terhadap
faktor penyebab tersebut harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh
karena pada minggu kedelapan pembentukan jantung sudah selesai.1

Penyakit jantung bawaan dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu


penyakit jantung bawaan non-sianotik dan sianotik. Jumlah pasien penyakit jantung
bawaan non-sianotik jauh lebih besar daripada sianotik, yakni berkisar antara 3
sampai 4 kali. Salah satu penyebab penyakit jantung bawaan yang non-sianotik
ialah Patent Ductus Arteriosus (PDA). PDA adalah duktus arteriosus yang tetap
terbuka setelah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7% dari seluruh penyakit jantung
bawaan. PDA ini sering dijumpai pada bayi prematur, insidennya bertambah
dengan berkurangnya masa gestasi.1

PDA dapat disebabkan karena berbagai faktor, diantaranya adalah pengaruh


lingkungan pada waktu bayi dalam kandungan, pewarisan gen-gen yang mengalami
perubahan atau mutasi, dapat juga merupakan tanda dari suatu sindroma tertentu,
atau juga karena kombinasi berbagai faktor genetik dan faktor lingkungan yang
bersifat multifaktorial.3

3
PDA umumnya ditemui pada bayi-bayi yang lahir prematur, juga pada bayi
normal dengan perbandingan 1 kasus dari 2500 - 5000 kelahiran setiap tahunnya.3
Pada bayi prematur, penutupan mungkin normal terlambat. Murmur kadang-kadang
dapat terdengar pada bayi normal untuk beberapa saat setelah lahir.4

Insidensi terjadinya PDA pada bayi berkisar 57 per 1.000.000 kelahiran,5,6


dimana 1 dari 3 kelahiran bayi prematur memiliki berat badan di bawah 1500 g
mempunyai kemungkinan yang besar untuk mendapatkan PDA,5,7 yang
memberikan kontribusi besar pada morbiditas dan mortalitas bayi prematur.5

Pasien dengan PDA kecil dapat hidup normal dengan sedikit atau tidak ada
gejala. Pengobatan termasuk pembedahan pada PDA yang besar umumnya berhasil
dan tanpa komplikasi sehingga memungkinkan seseorang untuk hidup dengan
normal.1,3 PDA yang kecil mungkin tidak menimbulkan gejala. PDA yang lebih
besar yang tidak diterapi dapat menyebabkan hipertensi pulmonal, infeksi paru
berulang, aritmia atau gagal jantung yang merupakan kondisi kronis dimana jantung
tidak dapat memompa darah dengan efektif.4 PDA menyebabkan gagal jantung
pada 15% bayi prematur dengan berat badan lahir 1750g.1,2,4 Seseorang yang
mempunyai masalah struktural pada jantung, seperti PDA, mempunyai resiko yang
tinggi terkena endokarditis dibanding orang normal.1

BAB II

4
LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : An. A.G.M

Jenis Kelamin / Umur : Perempuan/ 4 tahun 3 bulan

Tempat tanggal lahir : Manado, 4 Juni 2018

Berat badan lahir : 1.900 gram

Kebangsaan : Indonesia

Suku : Minahasa

Agama : Katolik

Alamat : Kaasar jaga VI

Masuk rumah sakit : 18 Juni 2018

Ruangan : NICU RSUD MANEMBO NEMBO

IDENTITAS ORANG TUA

5
Nama Ibu : R.S

Umur Ibu : 37 Tahun

Pendidikan Ibu : SMA

Pekerjaan Ibu : IRT

Status Perkawinan Ibu :I

Nama Ayah : F.M

Umur Ayah : 38 Tahun

Pendidikan Ayah : SMA

Pekerjaan Ayah : Pelaut

Status Perkawinan Ayah :I

FAMILY TREE

14 tahun 4 3ൗ12 tahun

ANAMNESIS

6
Anamnesis diberikan oleh : Ibu kandung dari pasien

Keluhan Utama

- Sesak nafas hilang timbul sejak usia 1 tahun

Riwayat Penyakit Sekarang

Sesak nafas dialami penderita sejak usia 1 tahun. Sesak dialami sewaktu
makan dan menangis. Awalnya ibu penderita tidak terlalu memperhatikan sesak
yang dialami penderita. Sesak bertambah berat sejak 1 tahun, apabila penderita
sedang bermain. Aktivitas sehari-hari penderita sedikit terbatas karena mudah lelah
dan sesak. Apabila penderita mengalami sesak, terlihat sedikit kebiruan. Keluhan
ini menghilang apabila penderita beristirahat. Riwayat kebiruan jika tidak sesak
disangkal ibu penderita. Sejak usia 1 tahun, penderita tidak nafsu makan, dan harus
dipaksa baru mau makan walaupun sedikit dibandingkan dengan anak-anak
seumuran.

Saat ini keluhan sesak tidak ada. Demam dan batuk disangkal. Nyeri perut
disangkal. BAB dan BAK tidak ada keluhan. Pasien sudah terdiagnosis dengan
Patent Ductus Arteriosus sejak usia 1 tahun. Saat ini datang untuk kontrol.

Anamnesis Antenatal

- Selama hamil ibu pasien rutin kontrol 9x di bidan


- Imunisasi Tetanus Toxoid 2x selama hamil
- Selama hamil ibu pasien dalam keadaan sehat

Penyakit yang sudah pernah dialami

- Morbili : (-)
- Varicella : (-)
- Pertusis : (-)
- Diare : (+)
- Cacing : (-)
- Batuk/Pilek : (+)
- Lain-lain : (-)

7
Kepandaian / Kemajuan Bayi :

- Pertama kali membalik :6 Bulan


- Pertama kali tengkurap :7 Bulan
- Pertama kali duduk :8 Bulan
- Pertama kali merangkak :8 Bulan
- Pertama kali berdiri :9 Bulan
- Pertama kali berjalan : 16 Bulan
- Pertama kali tertawa :3 Bulan
- Pertama kali berceloteh :6 Bulan
- Pertama kali memanggil mama : 12 Bulan
- Pertama kali memanggil papa : 12 Bulan

Anamnesis Makanan

- ASI : Lahir – 24 bulan


- PASI : Lahir – sekarang
- Bubur susu : 4 bulan – 12 bulan
- Bubur saring :-
- Bubur halus : 12 bulan – 18 bulan
- Nasi Lembek : 18 bulan – 24 bulan

Imunisasi

Dasar Ulangan

I II III I II III

BCG +

Polio + + +

DTP + + +

Campak +

Hepatitis B + + +

Anamnesis Keluarga

8
Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya pasien yang sakit seperti ini di dalam keluarga.

Keadaan Sosial, Ekonomi, kebiasaan dan Lingkungan


Pasien tinggal bersama keluarga di rumah permanen, beratapkan
seng, dinding dari beton dan lantai dari keramik. Jumlah kamar ada 3 kamar
dan di huni oleh 5 orang: 3 orang dewasa dan 2 orang anak.
- WC / kamar mandi : Di dalam rumah
- Sumber air minum : Sumur
- Sumber penerangan listrik : PLN
- Penanganan sampah : Dibakar

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak Sakit

Keadaan mental : Compos Mentis

Gizi : Kurang (standar WHO masuk ke kelompok di antara -2 SD


dan -3 SD)

Berat Badan : 12 Kg

Tinggi Badan : 97 Cm

Tekanan darah : 90/60 mmHg

Nadi : 100x/menit (regular, isi cukup, kuat angkat)

Respirasi : 28x/menit

Suhu Badan : 36,2ºC

KULIT
Warna : Sawo matang
Efluoresensi : (-)
Pigmentasi : (-)

9
Lapisan lemak : Cukup
Turgor : Kembali cepat
Tonus : Eutoni
Oedema : (-)

KEPALA
Bentuk : Mesocephal
Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
Ubun-ubun besar : Sudah menutup
Mata

- Exophthalmus / enophthalmus : -/-


- Tekanan bola mata : Normal pada perabaan
- Konjungtiva : Anemis (-)
- Sklera : Ikterik (-)
- Refleks kornea : +/+
- Pupil : Pupil bulat isokor ɵ 2mm-2mm
RC +/+
- Lensa : Jernih
- Fundus : Tidak di evaluasi
- Visus : Tidak di evaluasi
- Gerakan : Normal

Telinga : Sekret -/-


Hidung : Sekret -/-
Mulut

- Bibir : Sianosis (-)


- Lidah : Beslag (-)
- Gigi : Caries (-)
- Selaput mulut : Mukosa mulut basah
- Gusi : Perdarahan (-)
- Bau pernapasan: Foetor (-)

Tenggorokkan

10
- Tonsil : T1 – T1, Hiperemis (-)
- Faring : Hiperemis (-)

Leher

- Trakea : Letak tengah


- Kelenjar : Pembesaran KGB (-)
- Kaku kuduk : (-)

THORAX
Bentuk : Simetris kiri = kanan
Retraksi : (-)

Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dada simetris kanan = kiri, retraksi (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor kanan = kiri
Auskultasi : Suara pernapasan bronkovesikular, ronkhi -/-,
wheezing -/-

Jantung

Iktus cordis : Tidak tampak


Batas Kiri : Linea midclavicularis sinistra
Batas Kanan : Linea parasternalis dextra
Batas Atas : ICS II -III
Bunyi Jantung apex : M1 > M2
Bunyi jantung aorta : A1 > A2
Bunyi jantung pulmonal : P1 < P2
Bising : (+) kontinu gr. III/VI PM ICS II-III LPSS

ABDOMEN
Bentuk : Datar, lemas,
Hepar : Tidak teraba
Lien : Tidak teraba
Lain -lain : Bising Usus (+) normal, nyeri tekan (-)

11
GENITALIA : ♀, normal

KELENJAR : Pembesaran KGB (-)

ANGGOTA GERAK : Akral dingin, CRT ≤ 2”

Tulang Belulang : Deformitas (-)

Otot-otot : Eutoni

Reflek-reflek : Fisiologis +/+, patologis -/-, spastis (-), klonus (-).

RESUME

Seorang anak perempuan usia 4 tahun 3 bulan , BB 12 Kg, TB 97 cm, MRS 18


Januari 217 jam 15.00 WITA dengan keluhan utama: Sesak nafas hilang timbul
sejak usia 1 tahun. Saat ini keluhan sesak disangkal. Pasien sudah terdiagnosis
dengan Patent Ductus Arteriosus sejak usia 1 tahun dan saat ini datang untuk
kontrol echocardiography.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit, kesadaran


compos mentis, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit, reguler, isi cukup,
kuat angkat, respirasi 28 x/menit, dan suhu tubuh 36,2ºC. Pemeriksaan status gizi
didapatkan gizi kurang. Pada pemeriksaan kepala tidak ada conjungtiva anemis,
sklera ikterik, dan pernapasan cuping hidung. Pemeriksaan thoraks simetris, tidak
ada retraksi. Pemeriksaan jantung ditemukan adanya bising kontinu grade III/6 PM
ICS II-III pada linea parasternalis sinistra. Pemeriksaan pulmo dalam batas normal.
Abdomen penderita datar, lemas, bising usus menurun, hepar dan lien tidak teraba.
Pada ekstremitas ditemukan akral hangat, CRT ≤ 2 “.

DIAGNOSIS SEMENTARA

Patent Ductus Arteriosus + Gizi kurang

TERAPI

12
- O2 1-2 l/m via nasal canal (K/P)
- Captopril 3 x 3.6 mg
- Cavicur 2 x ½ cth
- Pro: Echocardiography

FOLLOW UP IMC JANTUNG ANAK

18 Januari 2017, Jam 15.00 WITA

S: Sesak (-)

13
O: KU: tampak sakit Kes: CM

T: 90/60 mmHg N: 100x/m R: 28 x/m S: 36,2oC

Kep: conj.anemis (-), skl. Ikterik (-), PCH (-)

Tho: simetris, retraksi (-)

C: Bising (+) kontinu gr. III/6 PM ICS II-III LPSS

P: Sp. bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abd : Datar, lemas, bising usus (+) normal,

H/ L: tidak teraba.

Eks : Akral dingin, CRT ≤2”

A: Patent Ductus Arteriosus + Gizi Kurang

P: - O2 1 L/m via nasal (K/P)

- Captopril 3 x 3.6 mg

- Cavicur syr, 2 x ½ cth

- Pro: Echocardiography

19 Januari 2017, Jam 06.00 WITA (Hari Perawatan Kedua)

S: Sesak (-)

O: KU: tampak sakit Kes: CM

T: 90/60 mmHg N: 102x/m R: 28 x/m S: 36,7oC

14
Kep: conj.anemis (-), skl. Ikterik (-), PCH (-)

Tho: simetris, retraksi (-)

C: Bising (+) kontinu gr. III/6 PM ICS II-III LPSS

P: Sp. bronkovesikuler, Rh -/-, Wh -/-

Abd : Datar, lemas, bising usus (+) normal,

H/ L: tidak teraba.

Eks : Akral dingin, CRT ≤2”

A: Patent Ductus Arteriosus + Gizi Kurang

P: - O2 1 L/m via nasal (K/P)

- Captopril 3 x 3.6 mg

- Cavicur syr, 2 x ½ cth

- Pro: Echocardiography

19 Januari 2017, Jam 15.00 WITA (Hari Perawatan Kedua)

Echocardiograph

15
Situs Solitus AV-VA Concordance
Muara Vena Sistemik dan Pulmonal Normal
Dimensi Ruang Jantung Normal
Tampak TI Ringan, PI Ringan, dan AI Ringan

16
Tampak PDA dengan Ukuran 10mm
Arkus Aorta di Kiri, Tidak Ada Coarticio Aorta

Kesan : PDA, TI ringan, PI ringan, AI ringan

S: Sesak (-) post echocardiograph

O: KU: tampak sakit Kes: CM

T: 90/60 mmHg N: 98x/m R: 28 x/m S: 36,5oC

PF lain st. quo

A: Patent Ductus Arteriosus + Gizi Kurang

P: - PDA closure

- Captopril 3 x 3.6 mg

- Cavicur syr, 2 x ½ cth

- Pro: Rawat Jalan

BAB III

PEMBAHASAN

17
Pada laporan kasus ini akan di bahas mengenai seorang anak perempuan usia 4
tahun 3 bulan , berat badan 12 Kg, tinggi badan 97 cm, dengan diagnosis Patent
Ductus Arteriosus. Diagnosis ini di tegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

Pada anamnesis di dapatkan pasien memiliki riwayat sesak nafas sejak usia
1 tahun, hilang timbul, memberat dengan aktivitas, membiru jika sesak dan tidak
nafsu makan. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan bahwa tanda
suatu penyakit jantung kongenital ialah sesak nafas yang hilang timbul apabila
beraktivitas berat dan menghilang dengan istirahat, berat badan sulit bertambah
karena tidak nafsu makan.1,2,8

Dari pemeriksaan fisik ditemukan bising jantung berupa bising kontinu gr.
III/6 PM ICS II-III LPSS. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang mengatakan
bahwa gejala suatu PDA ialah bising kontinu yang dapat didengar pada daerah
katub pulmonal yaitu intercostal 2-3 linea parasternalis sinistra.1,2,3,4

Secara klinis, PDA timbul pada bayi prematur murmur sistolik, bounding
peripheral pulses, hyperactive precordium dan wide pulse pressure.
Echocardiography digunakan sebagai gold standard diagnosis PDA. PDA sering
sulit diidentifikasi secara klinis dalam 24 jam kelahiran.9,10 Pemeriksaan fisik
berkala yang dikombinasikan dengan echocardiography serial sangat penting untuk
mendeteksi PDA secara dini dan penangangan PDA

Dari pemeriksaan penunjang echocardiography ditemukan adanya PDA.


Sesuai dengan kepustakaan, untuk mendiagnosis suatu PDA, secara klinis memang
sulit.8,9 Pada foto thorax dapat dijumpai kardiomegali akibat pembesaran jantung
kiri dan curahan paru yang meningkat. EKG dapat menunjukan hipertrofi ventrikel
kiri dan dilatasi atrium kiri. Diagnosis pasti ditegakan dengan pemeriksaan
echocardiography.8

Pada penderita ini, dianjurkan untuk dilakukan PDA closure, captopril 3,6
mg, dan cavicur sirup. PDA closure merupakan terapi definitif untuk PDA.1,2,3
Captopril diberikan untuk menurunkan cardiac output untuk mengurangi beban
kerja jantung.1 Sementara cavicur sirup untuk memperbaiki nafsu makan penderita.

18
Gambar 1. Algoritma Penanganan PDA.8

Pemberian oksigen pada penderita PDA maupun penyakit jantung


kongenital lainnya hanya sebagai terapi simptomatik apabila penderita tersebut
sedang sesak.

Penangan terhadap PDA meliputi penanganan dengan cara farmakoterapi


(Cyclooxygenase inhibitors) dan ligasi bedah.9,11-17 Secara farmakoterapi,
penggunaan cyclooxygenase inhibitor seperti Indomethacin. Penggunaan
indomethacin sering digunakan tetapi ibuprofen direkomendasikan sebagai
drug of choice.9,13 Menutupnya PDA dengan menggunakan parasetamol telah
dilaporkan pada beberapa bayi prematur.9,14,16 Ligasi bedah di pikirkan apabila
penanganan secara farmakoterapi tidak berhasil atau jika terdapat
kontraindikasi.9,11,17

19
DAFTAR PUSTAKA

1. UKK Kardiologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Penanganan Penyakit Jantung

pada Bayi & Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta: 2005; 198-220

20
2. Park MK. Pediatric Cardiology for Practitioners. Ed 4. Mosby. USA: 2002; 37-

102

3. Pedoman Diagnosis dan Terapi. Ed 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak

FKUPRSHS. Bandung: 2005; 5:125-46

4. Tilkian A., Conover M. B. Memahami Bunyi dan Bising Jantung dalam Praktik

Sehari-hari. Binarupa Aksara. Tangerang. 14: 208-17

5. Nizarali Z, Marques T, Costa C, Barroso R, Cunha M. Patent Ductus

Arteriosus: Perinatal Risk Factors. J Neonatal Biology. 2012, 1:3

6. Hoffman Jl, Kaplan S. The incidence of Congenital Heart Disease. J Am Coll

Cardiol 2012 39: 1890-1900

7. Richards J, Johnson A, Fox G, Campbell M. A second course of ibuprofen is

effective in the closure of a clinically significant PDA in ELBW infants.

Pediatrics 2012;124: e287-e293.

8. Advani N. Duktus Arterious Persisten. Dalam: Gunardi H, Teheteru ES,

Kurniati N, Advani N, Setyanto DB, Wulandari HF, et al. Kumpulan Tips

Pediatri. IDAI. 2008; 129-30

9. Sinha B. Controversies in Management of Patent Ductus Arterious in the

Preterm Infant. J Pulmonology and Respiratory Medicine. 2013, S13

10. Skelton R, Evans N, Smythe J (2014) A blinded comparison of clinical and

echocardiographic evaluation of the preterm infant for patent ductus arteriosus.

J Paediatr Child Health 30: 406-411.

21
11. Weisz DE, McNamara PJ. Patent Ductus Arteriosus Ligation and Adverse

Outcomes: Causality or Bias?. J Clin Neonatol. 2014; 3(2): 67-75

12. Sehgal A, Coombs P, Tan K, McNamara PJ. Spectral Doppler waveforms in

systemic arteries and physiological significance of a patent ductus arteriosus. J

Perinatol. 2011;31:150–6.

13. Ohlsson A, Walia R, Shah SS. Ibuprofen for the treatment of patent ductus

arteriosus in preterm and/or low birth weight infants. Cochrane Database Syst

Rev 4; 2013

14. Hammerman C, Bin-Nun A, Markovitch E, Schimmel MS, Kaplan M, et al.

Ductal closure with paracetamol: a surprising new approach to patent ductus

arteriosus treatment. Pediatrics J;2011:128: 1618-1621.

15. Dani C. Ibuprofen and Paracetamol for Patent Ductus Arteriosus. J Pediatric

and Neonatal. 2014;3(2):302-26

16. Terrin G, Conte F, Scipione A, Bacchio E, Conti MG, Ferro R, et all. Efficacy

of paracetamol for the treatment of patent ductus arteriosus in preterm

neonates. Italian Journal of Pediatrics. 2014;40:21

17. Malviya M, Ohlsson A, Shah S. Surgical versus medical treatment with

cyclooxygenase inhibitors for symptomatic patent ductus arteriosus in preterm

infants. Cochrane Database Syst Rev. 2013;3

22
23

Anda mungkin juga menyukai