Anda di halaman 1dari 21

Kajian

Pemindahan Ibu Kota Negara

Disampaikan oleh Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas dalam


Dialog Pemindahan Ibu Kota Negara di Provinsi Kalimantan Tengah

Palangka Raya, 19 Juli 2019


Kerangka Paparan

1. Mengapa Ibu Kota perlu pindah ke luar Jawa?


2. Dampak Ekonomi Pemindahan Ibu Kota Negara
3. Penentuan Calon Lokasi Ibu Kota Negara
4. Kebutuhan Pembiayaan dan Kelembagaan
5. Rancangan Kawasan yang akan dibangun dan
Timeline Pelaksanaan Pemindahan Ibu Kota Negara

2
1 Mengapa Ibu Kota harus pindah ke Luar Jawa?

3
Mengapa Ibu Kota harus pindah ke Luar Jawa? (1/2)

1 Sekitar 57% Penduduk Indonesia


terkonsentrasi di Pulau Jawa
2 Kontribusi Ekonomi per Pulau
terhadap PDB Nasional 3 Krisis Ketersediaan Air di
Pulau Jawa terutama DKI
Jakarta dan Jawa Timur

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Pulau jawa memiliki jumlah penduduk


tertinggi, 56,56% dari total jumlah penduduk
Indonesia, sementara itu daerah-daerah lain Kontribusi Ekonomi Pulau Jawa terhadap PDB
memiliki jumlah penduduk sangat rendah Nasional 58,48%, Share PDRB Jabodetabek
(<10%) kecuali Pulau Sumatera terhadap PDB Nasional 20,85%.

4
Mengapa Ibu Kota harus pindah ke Luar Jawa? (2/2)

Pertumbuhan urbanisasi yang Meningkatnya beban Jakarta:


Konversi Lahan sangat tinggi, dengan
4 5 6
sehingga terjadi penurunan
terbesar terjadi di konsentrasi penduduk daya dukung lingkungan dan
terbesar di Jakarta dan
Pulau Jawa besarnya kerugian ekonomi
Jabodetabekpunjur

Jumlah Penduduk
✓ Rawan banjir
✓ Tanah turun dan muka air laut naik
✓ Kualitas air sungai 96% tercemar
berat
✓ Kemacetan tinggi dan sistem
pengelolaan transportasi sangat
buruk
Sumber: Hasil Modelling KLHS Bappenas, 2019
✓ Kerugian ekonomi akibat
kemacetan mencapai Rp 56 triliun
per tahun (PUSTRAL-UGM 2013)
5
2 Dampak Ekonomi Pemindahan Ibu Kota Negara

6
Pemindahan IKN Ke Luar Jawa Akan
Mendorong Perdagangan Antar Wilayah di Indonesia

Pemindahan ibu kota ke provinsi di luar Jawa akan meningkatkan perdagangan


antar wilayah:
❖ Perdagangan di dalam provinsi ibu kota baru
❖ Perdagangan antar provinsi di Indonesia:
• Dari Pulau Jawa ke Provinsi Luar Jawa
• Antar Provinsi di Luar Jawa

Lebih dari 50% wilayah Indonesia akan merasakan


peningkatan arus perdagangan jika Ibu Kota Negara dipindah
ke Provinsi yang memiliki konektivitas dengan provinsi lain yang
baik

Perdagangan antar Wilayah di Indonesia akan Tumbuh


dan mendorong perdagangan antar Provinsi Luar Jawa

7
Pemindahan IKN ke Luar Pulau Jawa akan Mendorong
Investasi Di Provinsi Ibu Kota Baru dan Provinsi Sekitarnya

Selain itu……
Pemindahan ibu kota negara Ke Luar Pulau Jawa akan
• Pemindahan ibukota negara ke meningkatkan output beberapa sektor non-tradisional,
provinsi baru akan menciptakan terutama Sektor Jasa
dorongan investasi yang lebih
luas pada wilayah lain

• Keterkaitan ekonomi provinsi ibu


kota baru dengan Provinsi lain
disekitarnya akan menjadi salah
satu pendorong investasi di
provinsi lain

8
Pengalaman Dampak Ekonomi
Pemindahan Ibu Kota Negara Brazil
Quistorff (2015) melakukan estimasi dampak pemindahan ibukota Brazil dari Rio de Janeiro ke Brasilia pada tahun 1960.
Studi tsb menunjukan bahwa tidak ada kerugian ekonomi yang dialami Rio de Janeiro, sedangkan Brasilia mengalami
dampak positif yang signifikan berupa:
Rio de Janeiro -> Brasilia (1960)
• Peningkatan populasi Brasilia
Tahun Jumlah Populasi (orang)
1955 69.669
1960 136.643
2019 4.558.991
• 10 tahun awal pasca pemindahan ibu kota, pertumbuhan
Jumlah penduduk Brasilia Jumlah penduduk Rio de Janeiro
penduduk Brasilia per tahun mencapai 14,4% dibandingkan (ribu jiwa) (ribu jiwa)
Rio de Janeiro yang hanya 4,2%
Sumber: Brazilian Institute of Geography and Statistics,World Urbanization Prospects

Efek pengganda lapangan kerja


Efek pengganda output sebesar 2.93 1.7 pekerjaan swasta tercipta dari setiap
penambahan pekerjaan di sektor publik

Quistorff, B (2015). Capitalitis? Effects of the 1960 Brazilian Capital Relocation. SSRN Electronic Journal. 9
3 Penilaian Kriteria Calon Lokasi Ibu Kota Negara

10
Kriteria Penentuan Lokasi Ibu Kota Negara
❑ Lokasi Strategis, secara geografis berada di tengah wilayah Indonesia untuk
mereprensentasikan keadilan dan mendorong percepatan pengembangan
wilayah KTI (Indonesia Centris).
❑ Tersedia lahan luas milik pemerintah/BUMN Perkebunan untuk mengurangi
biaya investasi.
❑ Lahan harus bebas bencana gempa bumi, gunung berapi, tsunami, banjir,
erosi, serta kebakaran hutan dan lahan gambut
Lokasi Strategis yang berada di tengah wilayah ❑ Tersedia sumber daya air yang cukup dan bebas pencemaran lingkungan
Indonesia (Indonesia Centris). ❑ Dekat dengan kota eksisting yang sudah berkembang untuk efisiensi investasi
awal infrastruktur.
✓ Akses mobilitas/logistik : bandara, pelabuhan dan jalan.
✓ Ketersediaan pelabuhan laut dalam sangat penting untuk mewujudkan
Indonesia sebagai negara maritim melalui konektivitas tol laut antar
pulau.
✓ Tingkat layanan air minum, sanitasi, listrik, dan jaringan komunikasi yang
memadai untuk dikembangkan
❑ Potensi konflik sosial rendah dan memiliki budaya terbuka terhadap
pendatang, serta memiliki dampak negatif minimal terhadap komunitas lokal.
Lokasi aman dan bebas terhadap Risiko Bencana ❑ Memenuhi perimeter pertahanan dan keamanan, terutama (a) to minimize
gempa bumi, gunung berapi dan tsunami vulnerability of State; (b) Safeguard its territorial; (c) help to gain Regional and
International Affairs; (d) Tidak dekat wilayah perbatasan negara.
11
Penilaian Calon Lokasi Ibu Kota Negara
di Provinsi Kalimantan Tengah

• Luas deliniasi kawasan 401.364,16 Ha dan Lokasi Potensial 40.962,62 Ha


• Kuantitas air permukaan diperoleh melalui dua DAS utama yaitu DAS Kahayan dan DAS
Katingan
• Daya dukung air tanah di lokasi deliniasi sebagian besar termasuk ke dalam kelas
sedang
• Provinsi Kalimantan Tengah memiliki historis kebakaran hutan cukup banyak dalam
kurun waktu 2015-2018. Titik lokasi kebakaran banyak terdapat di sisi selatan dan
tengah wilayah delineasi yang merupakan guna lahan hutan rawa gambut primer dan
sekunder
• Memiliki Pelabuhan Sampit yang terletak jauh dari lokasi deliniasi (±219 km), Bandara
Tjilik Riwut di Kota Palangkaraya (±149 km)
• Aspek pertahanan dan keamanan, memiliki akses darat dan udara. Akses laut melalui
Pelabuhan Laut Sampit yang terletak jauh dari lokasi calon Ibu Kota Negara

12
4 Kebutuhan Pembiayaan dan Kelembagaan

13
Estimasi Jumlah Penduduk yang Direncanakan
dan Kebutuhan Lahan
Skenario I: seluruh ASN dipindahkan, Skenario II: ASN dipindahkan sebagian melalui
tanpa dilakukan right sizing jumlah ASN skema right sizing jumlah ASN
Penduduk Penduduk
Kategori Keterangan Kategori Keterangan
(2017) (2017)

Eksekutif, Legislatif, 195.550 Estimasi jumlah penduduk ASN (Eksekutif, 111.510 Estimasi jumlah penduduk
dan Yudikatif yang beraktivitas di Legislatif, dan yang beraktivitas di
lembaga negara Eksekutif, Yudikatif) lembaga negara
Legislatif, dan Yudikatif Eksekutif, Legislatif, dan
POLRI/TNI 25.660 Skenario pindah sebagian Yudikatif
POLRI/TNI 25.660 Skenario pindah sebagian
Anggota keluarga 884.840 Estimasi setiap pegawai
Eksekutif, Legislatif, memiliki 4 anggota Anggota keluarga 480.244 Estimasi setiap pegawai
Yudikatif, dan keluarga ASN (+POLRI) memiliki 4 anggota
POLRI/TNI 4 org per keluarga keluarga
4 org per keluarga
Pelaku Ekonomi 393.950 Estimasi jumlah penduduk Pelaku Ekonomi 184.150 Estimasi jumlah penduduk
yang beraktivitas di sektor yang beraktivitas di sektor
ekonomi pendukung ekonomi pendukung
Jumlah Penduduk 1.500.000 Jumlah Penduduk 870.000

40.000 Ha 30.000 Ha
Sumber: BPIW, BKN, Kemen.PAN-RB & Polri
• Perhitungan luas kebutuhan gedung pemerintah berdasarkan Perpres No 73 Tahun 2011
tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara 14
Estimasi Cost Project dan Pembiayaan Fisik Ibu Kota Negara
Sumber Pembiayaan

Cost Project APBN Swasta


No. Komponen (Termasuk PNBP- (Skema Kerja
(Rp Miliar) Skema KPBU
Earmark/ Manajemen Sama
Aset) Pemanfaatan)
A. Fungsi Utama:
1. Gedung Legislatif V
2. Gedung Eksekutif 51.145 V
3. Gedung Yudikatif v
4. Istana Negara dan Bangunan Strategis TNI/POLRI v
B. Fungsi Pendukung:
1. Rumah Dinas (Bertingkat & Rumah Tapak ASN & TNI/POLRI) v v v
2. Sarana Pendidikan (SD, SMP, & SMA) v
3. Sarana Pendidikan (Perguruan Tinggi, R&D Center) v v
4. Sarana Kesehatan 246.742 v v
5. Museum-museum v
6. Diplomatic Compound (Berupa Lahan) v
7. Klaster Permukiman Non-ASN v
8. MICE/Convention Center v
C. Fungsi Penunjang:
1. Sarana dan Prasarana (Jalan, Listrik, Telekomunikasi, Air Minum, 156.177
v v
Drainase, Pengolah limbah, Sarana OR)
2. Ruang Terbuka Hijau (Taman Budaya, Botanical Garden, ICT
4.000 v v v
Park, Science/Techno Park, National Park)
D. Pengadaan Lahan 8.000 v
Total 466.064 74.444 265.237 127.384

Keterangan: Cost project bandar udara, pelabuhan, dan jalan tol pembiayaannya melalui BUMN.
15
Konsep Pengelolaan Ibu Kota Negara
Infrastruktur yang Dibutuhkan
Utilitas
• Saluran Multifungsi
• Penerangan
• Air Bersih dan Minum
• Listrik
• Jalan
• dll Keterangan :
Diperlukan pembentukan Badan Otorita untuk
Gedung mempermudah pengelolaan management Aset
Perkantoran dan Funding untuk Proyek KPBU Utilitas;
(Eksekutif, Legislatif,Yudikatif) BADAN OTORITA
Fasilitas Publik
• Rumah Sakit
• Olahraga/Kesenian
• Sekolah
• Perpustakaan
• Urban Transport
• Pasar
• Rusunawa
• Dll
16
Rancangan Kawasan yang akan dibangun dan
5 Timeline Pelaksanaan Pemindahan Ibu Kota

17
Tujuan Perwujudan Ibukota Negara Baru :
Sebagai Representasi Identitas Bangsa
1. Ibu Kota Baru sebagai Simbol Identitas Bangsa
2. Ibu Kota Negara yang Green, Smart, Beautiful,
dan Sustainable
3. Ibu Kota Negara yang Modern dan Berstandar
Internasional
4. Ibu Kota Negara dengan tata kelola
pemerintahan yang efisien dan efektif
Canberra (2011), Lesson Learned

, Lesson Learned
18
Rancangan Zonasi dan Tahapan Pembangunan
Tahap Pembangunan

• Istana
• Kantor Lembaga Negara (Eksekutif, Legislatif,
Yudikatif)
2021-2024 • Taman Budaya
• Botanical Garden

• Perumahan ASN/TNI/POLRI
• Diplomatic Compound
• Fasilitas pendidikan dan kesehatan
• Universitas, Science and Techno Park,
• High Tech and Clean Industries,
2025-2029 • R&D Center
• MICE/Convention Center
• Sport Center, Museum,
• Shopping Mall
• National Park
• Kebun Binatang
• Klaster Permukiman Non-ASN
2030-2045 • Bandara dan Pelabuhan

• Metropolitan
• Wilayah pengembangan terkait dengan wilayah
provinsi sekitarnya

19
Time Line
Pelaksanaan Pemindahan Ibu Kota Negara
A. 2017-2019 : Penyusunan dan Penyelesaian Kajian
B. 2020 : Penyiapan Regulasi dan Kelembagaan, Penyusunan Master
Plan Kota, dan Perencanaan Teknis Kawasan
C. 2021: Penyediaan Lahan, penyusunan DED Kawasan , dan Ground
Breaking Pembangunan Ibu Kota Negara Baru
D. 2022-2024 : Pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan dan
sebagian Kawasan IKN
E. 2022-2024 : Pembangunan Kawasan Inti Pusat Pemerintahan dan
sebagian Kawasan IKN
20
TERIMA KASIH

Hanya untuk kalangan terbatas


Tidak untuk dikutip tanpa izin tertulis dari Kementerian PPN/Bappenas

Anda mungkin juga menyukai