Anda di halaman 1dari 5

PEMEKARAN KABUPATEN BOGOR TIMUR

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor bersama DPRD Kabupaten Bogor telah


menyepakati pengesahan Daerah Otonomi Baru (DOB) Bogor Timur dalam rapat paripurna
yang digelar di gedung DPRD Kabupaten Bogor pada Senin (22/7/2019). Selanjutnya proses
pemekaran akan berlanjut ke DPRD Provinsi Jawa Barat dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan
Kamil. Jika disetujui, prosesnya akan berlanjut ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Menurutnya, DOB Bogor Timur perlu diwujudkan mengingat luasnya wilayah
Kabupaten Bogor. DOB Bogor Timur akan mempermudah pelayanan publik bagi masyarakat
Bogor Timur. Ada tujuh kecamatan di Kabupaten Bogor yang akan menjadi DOB Bogor Timur,
tujuh kecamatan itu antara lain, Jonggol, Cariu, Cileungsi, Tanjungsari, Klapanunggal,
Gunungputri, dan Sukamakmur. Rencananya, Kecamatan Jonggol akan menjadi pusat
pemerintahan Kabupaten Bogor Timur. Sekitar 1.200 warga wilayah Timur Kabupaten Bogor
mengawal jalannya rapat paripurna di gedung DPRD Kabupaten Bogor terkait pengesahan
DOB Bogor Timur. Alhafiz menyebutkan sebanyak 1.200 warga itu datang menggunakan
empat bus dan 120 mobil pribadi dengan titik kumpul di Metland Cileungsi, Kabupaten Bogor.
"Sebanyak 1.200 orang ini perwakilan dari 75 desa tujuh kecamatan, terdiri dari Organisasi
Masyarakat (Ormas) dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) se-Bogor Timur. Mereka
antusias menanggapi, persetujuan bersama," ujar Alhafiz.

Tetapi Bupati Bogor Ade Yasin sendiri juga blm dapat belum mendapat restu dari
Kementerian Dalam Negeri untuk memecah wilayah di Kabupaten Bogor. Penyebabnya,
sampai saat ini pemerintah pusat masih melakukan moratorium pemekaran wilayah di
Indonesia."Ada moratorium pemekaran terhadap 314 daerah yang diusulkan, ya, tidak ada
pemekaran, itu kebijakan pemerintah," kata Kepala Pusat Penerangan Kemendagri Bahtiar
Baharuddin saat dihubungi Tempo, Jumat, 26 Juli 2019.

Bahtiar menjelaskan pemerintah saat ini memang tengah fokus membangun daerah,
namun bukan dengan cara memekarkan daerah itu menjadi kabupaten atau wilayah baru.
Konsep pembangunan wilayah tanpa melakukan pemekaran itu, kata Bahtiar, disebut dengan
Indonesia sentris."Kami akan membuka daerah terisolasi, membuka pusat-pusat pertumbuhan
baru, pemerataaan antar wilayah termasuk daerah perbatasan dengan konsep Indonesia sentris,"
kata Bahtiar.

Bupati Bogor Ade Yasin sebelumnya mengatakan rencana pemekaran Bogor Barat dan
Bogor Timur tinggal menunggu kepastian dari pemerintah pusat. Ade mengatakan pihaknya
akan terus aktif dalam mewujudkan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Kabupaten Bogor.“Bogor
Barat proses sudah selesai, tinggal pelaksanaan saja. Kalau Bogor Timur sudah dikirim ke
Provinsi untuk dibahas, tetapi yang jelas dari Kabupaten Bogor proses administrasinya sudah
beres,” kata Ade kepada Tempo, Selasa, 23 Juli 2019.

Ade mengatakan alasan memisahkan wilayahnya menjadi tiga bagian adalah guna
mendekatkan pelayanan publik mengingat wilayah Bogor sangat luas dengan total 40
kecamatan. “Udah cukup tiga aja, jangan misah lagi, abis nanti,” kata Ade saat ditanyai potensi
pemisahan wilayah Bogor lainnya.Lebih jauh, Ade mengatakan, terkait DOB Kabupaten
Bogor, akan dianggarkan Rp 40 miliar melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)
2020 sesuai petunjuk Gubernur Jawa Barat. “Perintah gubernur di tahun depan itu, kita akan
menyiapkan anggaran untuk perisapan Bogor Barat sebesar Rp 40 miliar,” kata dia.

Ade mengatakan peruntukkan anggaran Rp 40 miliar tersebut akan dialokasikan untuk


pembangunan infrastruktur penunjang kabupaten baru dan akan terus dianggarkan
oleh Kabupaten Bogor selama 3 tahun. “Persiapannya sampai mereka bisa pilkada sendiri,
kurang lebih 3 tahunan,” ujarnya.
Selain itu rapat paripurna DPRD Senin, 20 Mei 2019, ternyata Pemekaran Kabupaten
Bogor Timur masih ada tiga desa yang belum menyelesaikan Surat Keputusan Musyawarah Desa
(SKMD). Ketua Pansus Bogor Timur DPRD Kabupaten Bogor, Junaidi Samsudin, mengatakan,
Presidium Bogor Timur harus menyelesaikan SKMD tersebut paling lambat akhir Mei 2019.
Apabil hingga akhir bulan Mei 2019 masih ada desa yang belum menyelesaikan SKMD, pansus
berencana akan menggelar rapat internal. " Ya, kita rapat internal untuk mencari keputusannya
seperti apa. Tapi saya yakin lah ini bisa selesai. Masih ada waktu," ujar Junaidi.
Presidium Bogor Timur akan pastikan tiga desa menyelesaikan SKMD dalam tiga hari ini
Menyikapi masih adanya tiga desa yang belum menyerahkan SKMD, Ketua DPP Presidium
Kabupaten Bogor Timur, Nafizul Alhafiz Rana, menyatakan, pertemuan yang diadakan hari ini
memang untuk memastikan kekurangan SKMD. "Memang masih ada tiga desa belum
menyelesaikan SKMD, yakni Desa Wanaherang dan Tlajung Udik di Kecamatan Gunungputri,
dan Desa Leuwikaret di Kecamatan Klapanunggal," katanya
Dalam 2-3 hari ini, pihak presidium akan turun lagi ke tiga desa itu untuk menjelaskan
pentingnya pemekaran, karena ini demi pembangunan. Menurut Nafizul, sudah tidak ada
masalah serius terkait persetujuan di tingkat desa, namun hanya perlu diajak bicara untuk
dijelaskan lagi.
Sebagaimana diberitakan, BupatiBogor memang telah mengirimkan surat kepada DPRD
Kab Bogor nomor : 135.1/73-Adpem tanggal 22 Oktober 2018. Surat itu berisi
Permohonan Pembahasan Persetujuan Bersama tentang Pembentukan Daerah Persiapan
Kabupaten Bogor Timur.Dalam surat yang ditandatangani Bupati Nurhayanti waktu itu,
disebutkan bahwa usulan pembentukan Kab. Bogor Timur telah terakomodasi dalam Rancangan
Pembangunan Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018. Selain itu, telah dilakukan pula kajian
potensi Bogor Timur yang mengacu kepada Peraturan Pemerintah No 78 tahun 2007 tentang tata
cara pembentukan daerah.
“Hasil kajian bahwa Kab. Bogor Timur layak untuk dimekarkan,” mengutip isi surat tersebut.
Kab Bogor Timur nantinya terdiri dari tujuh kecamatan, yakni kecamatan Jonggol, Cileungsi,
Cariu, Tanjungsari, Sukamakmur, Klapanunggal dan Gunungputri, dengan ibukotanya adalah
Jonggol
Sehingga Jonggol ditetapkan sebagai Ibukota calon daerah persiapan daerah otonom
baru (DOB) Kabupaten Bogor Timur (Botim). Jonggol setidaknya mengantongi tiga metode
analisis dibanding enam kecamatan lain, seperti Cileungsi, Gunung Putri, Klapanunggal, Cariu,
Tanjungsari dan Sukamakmur.
Hal itu diputuskan dalam pembahasan Laporan Kegiatan Penentuan Ibukota Calon
Daerah Persiapan Kabupaten Bogor Timur yang dipimpin Asisten I Pemerintahan Kabupaten
Bogor Burhanuddin di Gedung Serbaguna I Setda Bogor, Rabu (26/9/2018).“Jadi untuk ibukota
kita sepakat diputuskan di Jonggol, jangan nanti ada penolakan lagi seperti di Bogor Barat.
Jonggol paling siap, termasuk kesiapan aparaturnya,” kata Burhanuddin.
Pada kesempatan itu, PT Armudi Pradana Konsultan melalui penelitinya Prayogo
memaparkan hasil kajiannya mengenai lokasi terhadap 7 kecamatan yang menjadi wilayah calon
ibukota DOB Kabupaten Botim, yang memiliki cakupan wilayah seluas 684,98 km2 .
Materi kajian melipuiti kajian terhadap kesedian lahan dilengkapi fasilitas yang ada dan
kebutuhan mendatang, kajian aksestabilitas yang ada dan berpotensi untuk dikembangkan. Lalu,
kajian tentang letak geografis dalam konteks tata guna lahan/pemanfaatn lahan. Kajian
kependudukan, sosial enonomi, politik dan budaya. Terakhir terhadap kerawanan bencana dan
kerentanan struktur lahan.
Berdasarkan tinjauan kebijakan, menurut Prayogo, ada dua kecamatan yang memiliki
potensi pengembangan untuk dijadikan sebagai calon ibukota Daerah Persiapan Kabupaten
Bogor Timur, yakni Kecamatan Jonggol dan Cileungsi.“Dari dua kecamatan, Jonggol dan
Cileungsi. Jonggol-lah yang paling siap untuk dikembangkan karena memiliki daya dukung
lahan yang lebih baik. Ketersedian lahan Jonggol bisa dijadikan fasilitas perkotaan dan
perkantoran hingga 2038,” kata Prayogo.
Bahkan berdasarkan analisis skalogram, Jonggol mengantongi skor tertinggi
dibandingkan enam kecamatan lain dengan skor 26 dengan nilai dengan nilai fasilitas 6.178 dan
nilai indeks 37.729.Metode analisis skalogram adalah memberikan hierarki atau peringkat
wilayah berdasarkan jenis dan jumlah unit prasarana pembangunan dari yang paling banyak
sampai sedikit, sehingga dapat menentukan wilyah pertumbuhan.“Jadi dari analisis kebijakan,
kebutuhan faslitas dan lahan, serta analisis Skalogram tetap Jonggol lebih baik ,” katanya.
Sementara berdasarkan nalisis aksestablitas, kata Prayogo, Jonggol adalah kecamatan
yang seusia dengan tata ruangdan kondisi eksisting, dimana kondisi eksisting Kecamatan
Jonggol adalah kawasan semi perkotaan sedang.“Tarikan lalu lintas yang terjadi di Jonggol
cukup tinggi, karena merupakan kawasan yang dilintasi jalan provinsi menuju kawan Cariu,
Cianjur, Karawang dan wilayah Kabupaten Bandung Barat,” katanya.
Selain itu berdasarkan analisis Indikator, Jonggol juga memiliki potensi yang sangat baik
sebagai calon ibukota Daerah Persiapan Kabupaten Bogor Timur dengan jumlah nilai akhir dan
hasil penjumlah setiap indikator maka diperoleh nilai sebesar 62. Ini merupakan nilai tertinggi
dibandingkan dengan wilayah kecamatan lainnya yang ada.

Anda mungkin juga menyukai