Seri 2
Seri 3
sebuah ranjang kayu kecil berada disebuah ruangan yang ditempati oleh seorang pemuda,Jamal
cucu yang sangat disayangi Mbah Sastro. Suara serangga yang mendengungkan pendengaran
bersahut sahutan tanpa ampun di musim kemarau terdengar didalam ruangan sempit dan pengap
tempat Jamal berbaring,Jamal sedang terdiam di kamar dan melihat jendela yang kain penutupnya
Jamal telah tertidur l6elap karena saking lelah matanya belajar dengan pencahayaan yang sangat
kurang yaitu menggunakan lampu petromaks. Malampun semakin larut angin ribut yang
menggoyang-goyangkan pepohonan dengan sangat kencangnya dengan tanpa adanya rasa belas
kasih,malampun telah tergantikan oleh fajar.
Hanya suasana fajar yang dapat memenangkan hati dengan adanya kerusakan alam yang dibuat
oleh orang orang yang tak punya hati kejam dan tega menyakiti alam membuat manusia susah lagi
untuk menghirup udara segar dengan lega,satu satunya suasana yang menenangkan ini fajar yang
sejuk tatapi hadir dalam sekejap,dan tiba-tiba terpecahkan oleh teriakan yang terdengar dari
belakang rumah.
"Jamal Jamal,"lanjutnya.
Mbah Lastri istri Mbah Sastro keluar dari pintu rumah yang kusennya sudah tidak tegak lagi,dengan
membawa sapu lidi yang lidinya sudah patah dibagian bawahnya
"Pak kapan kita punya sapu yang baru pak,"gerutu Mbah Lastri.
Mbah Sastro hanya diam dan tak menganggap gerutunan istrinya itu.
Mbah Sastro dan Jamal mengangkat batang pohon dan Mbah Lastri membersihkan dedaunan
yang berserakan merajalela disekitar rumah,dibelakang rumah terdapat kandang ayam yang terdiri
dari 3 ekor ayam,Mbah Sastro mengecek apakah ayamnya baik baik saja.
"Ya Allah ayamku mati satu,haduh nanti kalau lebaran makan ayam apa tidak,"ucap Mbah Sastro
dengan raut muka yang memelas.
Selesainya membereskan batang batang pohon,Jamal masuk kerumah dengan meratapi keadaan
rumah yang hanya berupa rumah kosong beralaskan tanah, terdapat 1 lemari kayu kecil yang berada
dipojok rumah kakeknya,2 buah jendela yang hanya ditutupi oleh kain lusuh bekas jahitan,tak ada
ruang tamu,tak ada ruang makan,terdapat 4 pintu yaitu pintu depan, pintu belakang,pintu kamar
Jamal dan Mbah Sastro yang dimana semua kusennya sudah tidak tegak lagi,hanya ada satu meja di
dapur yang warnanya sudah kusam hitam pekat akibat sangat jarang dibersihkan.
Keadaan air di kamar mandi sedang mampet sehingga Mbah Lastri dan Jamal menuju ke sendang
untuk mengambil air dan sekalian mandi,untuk menempuh perjalanan ke sendang mereka harus
melewati pertambangan yang sangat berdebu,suasana di sendang sangatlah ramai banyak para
warga yang mencuci baju,mandi,dan satu yang paling mendominasi yaitu segerombolan ibu ibu yang
ngerumpi sambil tertawa terbahak bahak sampai memekakkan telinga. Semua orang bersuka ria
karena di cuaca yang sangat panas dan gersang ini mereka masih dapat menikmati kesegaran air
sendang mereka juga membawa ember ataupun klenting karena pastinya dirumah mereka tidak ada
air.
Sebagian air yang diambil dari sendang di letakkan ke kamar mandi yang dindingnya terbuat dari
kayu yang sudah rapuh jika terkena angin yang telah berhasil menggugurkan ayam Mbah Sastro
sekali lagi maka kamar mandinya akan roboh seketika. Dan air yang setengahnya dibuat untuk
memasak.
Pada hari minggu yang sangat panas ini Jamal duduk termenung di depan rumah dengan duduk
diatas kursi bambu panjang yang lagi lagi sudah reot,yang disebelahnya terdapat motor tua milik
Mbah Sastro yang sekarang dipakai oleh Jamal. Berhubung rumah kakeknya itu berada di sebelah
pertambangan batu maka suasana sangatlah berdebu ditambah lagi dengan angin panas yang
berhembus kesana kemari dengan membawa lebih banyak debu yang membuat nafas sesak dan
penglihatan tak jelas laksana Dewa angin topan yang sedang marah membuat siapapun pasrah jika
dewa itu mengeluarkan kemurkaannya.
Tiba tiba terdengar suara "bruaaaaaakkkk,"Jamal terjatuh dari kursi yang telah reot itu kerena
terlalu lama ia duduk diatasnya,Jamal merengek kesakitan"aduuuuh,".
"Ada apa Jamal,ya Allah kursi satu satunya malah di patahke piye kamu o Mal,"gerutu Mbah Sastro
dengan logat jawanya.
Jamal hanya merengek kesakitan,lalu mereka menuju ke belakang rumah untuk mencari kayu yang
akan dijadikan kursi,saat hendak mencari kayu yang tepat mereka melihat ular dan untung saja
Mbah Sastro segera memukuli ular itu sebelum ular itu menggigit mereka.
Dengan keberadaan rumah Mbah Sastro berada di dekat pertambangan sehingga semakin
bertambah gersang berdebu dan suara bising mesin penambangan. untuk menghidupi keluarganya
Mbah Sastro bekerja di pertambangan itu walaupun upah yang diberikan sangat sedikit tidak
berbanding dengan kerja para kuli yang sangat keras ditambah dengan juragan yang sangat sangat
galak dan pelit.
Keheningan malam yang di temani dengan bintang bintang membuat pikiran kita untuk ikut masuk
ke dalamnya,ikut terbang ke langit memetik bintang bintang kemudian kembali ke bumi dan
menggunakannya untuk menerangi kehidupan,ketenangan yang mengajak kita berlarut larut dan
membawa kita ingin keluar dari zona aman untuk merubah pandangan hidup kaum untuk menjaga
kelestarian alam dengan pengorbanan demi mengajak manusia untuk kau bekerjasama dengan alam
dan meyakinkan alam agar tidak lagi marah dengan perlakuan manusia yang seenaknya sendiri
tanpa memikirkan dampaknya,dengan kita berjanji kepada alam untuk menjaganya.
Malam yang gelap hanya terdapat dua pencahayaan dari lampu petromaks,itu dikarenakan Mbah
Sastro tidak mampu melunasi tagihan listrik selama berbulan bulan dan ahirnya memutuskan untuk
menggunakan lampu legendaris itu. Tiba tiba terdengar sayatan sayatan yang menyayat gendang
telinga,suara terdengar dari dapur yang membuat hati berdebar debar semenjak nafas
hilang,menakutkan suara yang lagi lagi menyayat membuat bulu kuduk berdiri, merinding, ditambah
dengan suasana malam yang sepi,hening,gelap sangat gelap,rumahpun berada di dekat makam yang
membuat suasana semakin mencekam,membuat otak memikirkan hal hal yang tidak tidak,hatipun
ikut terasa tersayat sayat. Dan ternyata itu semua suara yang berasak dari Mbah Sastro yang sedang
mengasah alat alatnya untuk menambang agar menjadi semakin tajam. Hatipun terasa
lega,ketakutan lenyap, sirna dalam sekejap.
Pada pagi hari yang cerah,saat Mbah Lastri hendak mengambil air di kamar mandi ia terpleset
karna kondisi lantai yang berlumut hingga menjadikan lantai sangat licin. Untung saja Mbah Lastri
tidak apa apa,hanya kakinya sedikit terkilir dan segera dibawa ke puskesmas agar tidak menjadi
parag dan itu membutuhkan uang,akhirnya Jamal memecahkan celengannya untuk membayar biaya
pengobatan. Sekarang uang yang ditabung Jamal tinggal setengah,itupun untuk jaga jaga jika ada
keperluak sekolah yang mendadak.
Dengan keadaan yang dialami Mbah Sastro yang bertempat tinggal kurang layak untuk ditempati
dan kehidupan yang serba kekurangan. Sungguh tidak ada sedikutpun bantuan dari pemerintah dan
seakan akan tak ada yang peduli dengan keadaan Mbah Saatro,rasanya di zaman sekarang ini tak
ada lagi nilai belas kasihan yang tertanam teguh di hati setiap manusia. Sebagaimana dengan angin
yang bertiup kencang,membawa berjuta juta debu dengan teganya terus menerjang rumah rumah
mbah sastro yang hendak roboh. Keadaan cuaca yang sangat gersang,panas menyengat
kulit,melengkapi kekejaman alam yang murka atas perbuatan orang orang yang serakah akan hasil
alam.
Disaat malam tiba lampu petromaks milik kakeknya itu mulai redup.
"Mal Jamal tulong belikke minyak tanah,uange ada di atas lemari,"seru mbah sastro.
Jamal segera bergegas sebelum lampu petromaks mati,ia melewati pertambangan dan makam yang
hanya terdapat satu lampu jalan yang kecil dan pastinya redup,jamal merinding ketika melewati
makam angin dingin berhembus di tengah malam yang menambah suasana mencekam dan tiba tiba
terdengar suara seperti mahluk yang sedang mencakar cakar dedaunan dan tanah dengan
kasarnya,ada yang bergerak gerak,ada bayangan yang mengagetkan,jamalpun memberanikan diri
untuk mengecek apa yang ada di dekat makam itu,jamal semakin mendekat dan mendekat
langkahnya terasa berat ia mengumpulkan keberanian dan mengejutkan mahluk itu kekuar dari
pintu makam sambil meloncat,jamal tersentak dan iapun terjatuh kebelakang,ternyata itu hanyalah
kucing yang selalu mencuri makanan milik para warga
"ooo iya,eeh Jamal sebentar yo Mal," jawab pak Dul pedagang di toko.
Setiap kali teman sekolah jamal mengajak main ke rumah kakekknya pasti jamal tidak
mengizinkannya,bukannya jamal malu atau bagaimana dengam keadaan kakekknya tapi jamal
merasa tidak enak hati jika harus menyusahkan kakekknya,untuk menghidupi keluarganya saja serba
kekurangan apa lagi untuk memberi makanan ringan atau suguhan untuk teman temannya.
Seri 4
Annisa 9A
Di sana sudah banyak beberapa orang yang antri untuk mengambil air."mbah
lastri.....halooo" ucap salah satu peserta antrean . "mau ambil air ya mbah?" tanyanya lagi.
"ya ndukkk" jawab wanita tua,mbah lastri namanya.saat antriannya tiba, diambilnya air
hingga kendinya penuh.
Jarak demi jarak ia lewati,saat perjalanannya menuju rumah,ia melewati jalan dengan
bebatuan yang besar besar, langkahnya seakan semakin pelan,ia berjalan seakan pinjangg,
Tiba tiba...........
"dubrakkkk......."
kendi yang ia gendongg di pinggangnya jatuh ketanah,air mengalir dari kendi yang jatuh
menuju kemana mana,ia yangg tadinya berdiri, sekarang jatuhh dan menggelesot di atas tanah
bersama kendinya.bersamaan dengan kejadian itu,jamal pulangg menaiki motornya yang tak baru
lagi.
sampailah dirumah mbah sastro,"ia pun membantu menurunkan simbahnya dari motor.
"ya le....."
ucapnya sambil duduk di teras rumahnya.ia duduk diatas kursi yang rapuhh digigit
dayap,"duh duh duh....halahhh....nanti minum pake apa,masak pake apaa,banyuu raonooo" ucapnya
dengan logat jawanya.
keluhnya sekali lagii,sambil mengambil selendang yang ada si pinggangnya,dan dikibat kibatkanyya
selayaknya kipas,sebagai pereda sedikit keringat yang menetes di tubuhnya.
belum selesai perkataan mbah lastri sudah dipotong suara teriakan ayam yangg sangat keras
menggelegar.
Bethok...bethokkk
tanpa ada sepotong katapun,sepasang suami istri itu datang menghampiri ayam kesayangan
mereka.."lho lhoo,ayamnya kenapa bukk???"
"oalahh eee,lupa pak, ayamnya belum tak kasi makan dari pagii":( jawabnya
"jamalllll leeee..."
yha mau bagaimana lagiiiii,ini cara satu satunya bagi keluarga mbah sastro untuk dapatkan airrr.
lalu istrinya keluar rumahh mencari sepatunya yang hilang entah kemana.
"lho lho pakkk,nanti nak kenna belingg lho pakk,pakesandal japitt pakkk!!!!!!" jerit istrinya seakan
khawatir dengan suaminya tercinta.
yang dikhawatirkan mbah lastri telah terjadi,yakk itu dia,mbah sastro terkena belingg hingga
berumuran darah dikakinya,ia pulang agak pincang.
"aduh duhhhhh waduhhh" keluh mbah sastro sambil duduk di teras rumahnya,
"ini ni pak,"
lalu istrinya pun mengoles kan obat merah Dikit demi sedikit dikaki suaminya,
"wes tak bilangin too pak pakkkk,mbok ya tadi bawa Sendal japittttt"omelann istrinya sekali
lagiii,tanda kasih sayang pada suaminya.
"ya mau gimana kagi tt le leeeee,wong bapak ibukmu we belum kirim uangg,simbah gapunya uangg
sedikit punnn leee" nasihatt mbah sastroo
tiba tibaaaa
pet....
"alahhh.... sudah biasa mall, simbah mu ini belum bayar listrikkk:(" ucap mbah lastri dengan santai,
seakan mereka sudah biasa dengan kejadian seperti ini.
Dania 9A
Wajahnya lebam membiru ,tangannya memar,bibirnya luka berdarah dan begitulah keadaan
mbh sastro setelah dipukuli pengawal juragan tadi.
Ia memutuskan pulang setelah mendatangi tempat karaoke tadi yang hasilnya pun nihil,mbh
sastro tak berhasil mendapat uang. Mbh sastro pulang ke rumah dengan berjalan kaki karena tak
ada uang untuk naik angkot atau ojek apa lagi naik taksi ber Ac yang sering dinaiki orang orang
berdasi itu.
Gang gang kecil tembus ke jalanan besar, melewati pasar yang ramai riuh dengan orang yang
berlalu lalang ,membelanjakan uang uang mereka di pasar yang sudah ada sejak pemerintahan
belanda itu. Memar dan lebam di tubuh mbh sastro tak jadi hirauan orang orang yang berlalu lalang
di pasar itu. Mereka tidak peduli,menanyakan saja tidak,apalagi berniat membantu mengantarkan
mbh sastro untuk pulang kerumah.
Debu berhamburan kesana kemari ketika kendaraan kendaraan yang melaju di jalan raya
melewati mbh sastro yang berjalan dengan terbata bata itu. Terlihat mbh sastro terbatuk berkali kali
dan mengelus elus dadanya yang sesak itu.Mbh sastro mengeluh dan matanya berkaca kaca,ia
sudah pasrah.
Mbh sastro sudah memutuskan untuk pulang kerumah setelah menyerah meminta uang
kepada juragan.Di setiap jejak langkahnya , mbh sastro terus memikirkan bagaimana caranya agar
mendapat uang ,ia sangat bingung dan sangat kecewa tidak berhasil mendapat uang untuk
menafkahi istrinya dirumah yg kini tengah menanti mbh sastro pulang.
Mbh Sastro: "Ya Allah piye iki,badan sakit semua,ndak dapat uang,apes sekali diriku ini.berilah
hambamu ini kesabaran."
kakek berusia __ itu berjalan dg pelan pelan dan memelas sembari mengusap peluh yg menetes di
dahinya itu.
langkah demi langkah di tempuh, rumah mbh sastro yg nampak reot itu, kini berjarak 10 meter dari
tempat mbh sastro melangkah,ia berhenti sejenak memikirkan apakah ia harus masuk rumah dan
menanggung malu pada istrinya karena tidak berhasil mendapat uang atau kembali mencari juragan
untuk meminta uang untuk kedua kalinya.
namun renungan mbh sastro tersebut terhenti oleh sapaan istrinya yg melihatnya dari jendela kayu
rumahnya.
mbh lastri:"lhoo pakk, la kamu kenapa kok babak belur gini ,yaalllahh gustiii."
mbh sastro:"nganu mbok, saya tadi minta uang pada juragan tpi malah di pukuli karo pengawalnya
.maaf yoo,suamimu ini belum dpt uangnyaa
mbh lastri:"oalahh pak pak,kok yo ngunumenn,yowes gapapa nggk dapat uang yg penting masih
selamat."
lastri :"yaudah tak ambil obat merah dulu,pakne tiduran dulu saja."
mbh sastro kemudian membaringkan tubuhnya di ranjang tanpa kasur itu dan hanya berlapis tikar
yang sudah bolong2 di makan tikus .
nenek berusia __ itu kemudian mengambil obat merah dan sepanci air hangat untuk mengompres
luka luka suaminya itu , tak sampai lima menit, mbh lastri datang dengan obat merah dan sepanci air
hangat di keduatangannya.
namun setelah kembali ke tempat mbh sastro membaringkan dirinya,mbh lastri menemukan
suaminya yg tengah tersengal sengal nafasnya ,asma nya kambuh.
*klontanggggggg(panci jatuhh)
mbh lastri bergegas mencari obat asma di laci meja nya,ia meraba raba laci tsb dan mengambil obat
asma itu yg kini tinggal satu buah.
mbh lastri membantu meminumkan obat pd suaminya itu, lastri memberi segelas air dengan tangan
yg bergetar dan batuk batuk,karena mbh lastri sendiri juga sedang sakit sakitan.
namun segelas air itu jatuh dan obat yang tinggal satu buah jatuh ke kolong ranjang,
tak disengaja ada seorang tetangga yg sedang lewat di depan rumah mbh lastri yg juga mendengar
suara pecahnya gelas tadi.
tetangga itu kemudian menghampiri ke rumah mbh lastri dan menanyakan apa yg terjadi.
mbh lastri:" uhuk uhukk,, iki lho lee,suamiku asma ne kambuh,obatnya juga tidak ada.tolong le
telfonkan cucuku,jamal."
To be Continue
#part 10
Seri 10 (Kabar itu terdengar Jamal)
Di sebuah kedai yang amat berisik dan sempit di dekat gedung sekolah, disitulah tempat
Jamal dan teman temannya nongkrong sambil bersantai santai mereka juga suka bertindak jahil
pada orang yang lewat kedai itu terutama pada cewek dari yang masih muda sampai ibu ibu pun
mereka tetap godain dan akhirnya yang mereka tunggu-tunggu pun datang
Teman " gas pol lahh mal " ucap temannya sambil tertawa
Cewek " mau ke sana "sambil menunjuk ke arah yang ingin ia kunjungi
Cewek " lumayan sih,emang lu mau nganterin aku " ucapnya sambil nada menantang
Jamal " kamu mau? Ayo ku anter kesana" sambil menarik lengan baju cewek tersebut
Dalam hati Jamal ia merasa sangat senang dan merasa bangga bisa nganterin cewek cantik seperti
yang ada disampingnya,hingga ia berpikir ingin memamerkan kepada teman temannya. Tanpa jamal
sadari ia malah menatap cewek yang disampingnya yang memaki jilbab hitam dengan bibir yang
pink serta wajah yang cerah hingga cewek tersebut salting dengan tingkah Jamal yang terus
menatapnya.
Sesampainya ditempat yang cewek itu ingin kunjungi Jamal pun bilang
Jamal " yaelah pake nanya lagi,, capek atuh neng" sambil mengode agar dibelikan minuman
Cewek " hm iya iya " ia pun membeli sebotol teh untuk diminum Jamal
Cewek " iya sama sama aku mau masuk ke toko dulu ya bye"
Jamal " iy bye bye " sambil berjalan menuju ke kedai tempat nongkrongnya
Saat berjalan pulang sendirian dengan kakinya yang sudah kesal dan baju yang sudah agak
lusuh dan dengan muka yang memelas dengan sangat pdnya ia senyum senyum dan tak menyangka
bisa bertemu dan bercakap dengan seorang cewek cantik seperti tadi itu. Tak henti hentinya ia terus
membayangkan cewek itu hingga ia sampai di kedainya
Dikedai itu Jamal disambut oleh suara yang sangat bising dan tak tertinggal ia juga disambut
oleh pasukan lalat yang sudah menunggu kedatangan Jamal waktu itu
Teman " Masya Allah lama banget lu mal sampe nggak inget kita kita ya nggak gaes "
Jamal " nggak gitu dong bro, tadi gue tu nganterin cewek cantik itu ketoko dulu"
Teman " hahaha cie cie Jamal jatuh cinta nih "sambil menepuk pundak Jamal dan tertawa keras
sekali
Dan tiba tiba ada seorang wanita yang lewat didepan kedai itu,jiwa mereka pun tak bisa
terhentikan untuk slalu jail pada orang lain dan serentak mereka bilang " ada ibu ibu gaes" ada juga
yang bilang " buk mau kemana buk "
Membuat suasana kedai menjadi lebih sangat ramai dengan suara tawa mereka dan teriakan
mereka tentang "ibu ibu"
Setelah kejadian tersebut mereka kembali melakukan aktivitasnya dengan normal dan bersantai
santai hingga membuat kedai itu tak ada satu pun suara orang bersuara dan hanya terdengar suara
lalat berterbangan,dan betapa kagetnya mereka dengan suara deringan " kringgggggg" dari hp yang
sudah hampir rusak itu dari kantong celana milik jamal.
Jamal pun mengangkat telepon yang berasal dari hp nya yang sudah hampir rusak itu
Bpk bpk " ohh Nang ,sini nggeh Mbah Sastro Kaleh Mbah Lastri Saket ek"
Jamal " aduhhhh lahh piye kii! Yawes aku tak merono nggeh pak"
Saat menuju ke rumah Mbah Sastro Jamal semakin takut dengan apa yang terjadi dengan mereka
Jamal pun tak menjadi jadi dengan rasa cemasnya itu membuatnya menerobosi jalanan yang ia
lewati . Sesampainya di rumah Mbah Sastro ia langsung mencari Mbah Sastro dan Mbah Lastri
dengan gegragapan sambil berteriak-teriak tanpa memperdulikan tetangga yang mendengar
teriakan Jamal.
Hingga akhirnya kakek dan neneknya ditemukan Jamal disebuah kamar yang sudah agak lusuh diatas
kasur yang sudah reot termakan rayap Jamal pun dengan cepat memeluk kakeknya dan neneknya
dengan erat sambil bilang
Jamal " yaaallah Mbah kenapa kenopo kok iso ngene ? Loro kok ya do bareng bareng ngene Lo lah
" ia mengucapkannya sambil meneteskan air matanya.
Kakek nenek " wes wes Lee Mbah ku gak popo, seh sehat kok "
Seri 13
Fadhila Asya
Akhirnya mbah sastro dan jamal pulang kerumah tepat jam 3 pagi. Mereka tidak tidur
semalaman karena masih menunggu di UGD. Berjalan menelusuri lorong rumah sakit dan menuju
parkiran motor. Sampai diparkiran, jamal kaget dan kebingungan mencari motornya yg tidak ada.
Jamal masih ingat bahwa dia menaruh motornya tepat di pojok ruang parkir. Jamal memutari
seluruh ruang parkir dan terus mencari motornya yg entah ada dimana.
Jantung Jamal berdetak tak karuan, dia takut jika di marahi oleh kedua orang tuanya. Padahal itu
motor jamal satu-satunya. Apa yg akan dikatakan jamal kepada orang tuanya bahwa motornya
hilang?
Mbah sastro: Nang Jamal, kok kamu terlihat tegang banget? Dimana motor kamu Nang?
Jamal: Jamal ya ngak tau mbah, dari tadi jamal kan sama mbah terus.
Mbah sastro: Ya wes kamu yg sabar dulu ini cobaan dari Allah.
Mbah sastro: kamu ya jangan putus asa ngunu! Kita pulang dulu terus lapor ke kantor polisi.
Jamal: Tapi mbah kan udah tua, trus mbah punya penyakit asma, nanti kalo kecapekan kan bahaya
mbah.
Mbah sastro: Ehhh,, mbah mu iki emang udah tua tapi jiwa raga mbah masihh muda tau.
Hahaha...(mbah sastro mencoba menghibur jamal yg sedih)
Dengan tenaga yg tersisa, dengan rasa ngantuk yg teramat sangat, mbah sastro dan jamal nekat
berjalan kaki dengan di terangi cahaya bulan di langit angkasa. Mereka menahan rasa lapar dan
dahaga yg sejak tadi membuat perut mereka berkeroncongan. Diperjalanan, Jamal terus menerus
memikirkan motornya yg hilang.
Suasana di fajar hari ini masih sangat sepi. Udara masih terasa dingin. Bulan separuh di angkasa
masih terlihat, juga bintang gemintang yang berkelip kelip. Mungkin orang orang masih tidur di
rumah mereka masing masing dengan nyaman. Hanya ada beberapa kendaraan yg melintas jalan ini
dengan kecepatan yg tinggi. Mungkin juga orang orang itu akan berangkat bekerja untuk mencari
nafkah.
Suara adzan shubuh terdengar sayup- sayup dari dalam masjid. Suara adzan itu terdengar lantang,
teduh dan menenangkan. Bacaan ayat-ayat nya merambat keluar dari jendela masjid, melintasi jalan
jalan sempit, mengambang di perumahan penduduk yg masih gelap sejauh mata memandang.
Terdengar pula suara ayam bersahut sahutan, suaranya gagah seolah merobek pagi yg cerah. Pagi
akan tiba, bulan akan berganti dengan mentari yg terbit dari ufuk timur.
Dari kejauhan jamal melihat pick up sayur yg berhenti di perempatan jalan. Jamak berpikir sejenak
lalu mendapat ide.
Jamal: Itu mbah ada pick up sayur,, kita numpang itu aja mbah biar cepat sampai rumah.
Jamal berlari meninggalkan Mbah sastro di belakang dan menghampiri pick up sayur tersebut.
Jamal: jadi gini pak, tadi motor saya hilang ngak tau dicuri siapa, trs saya sama mbah saya mau
pulang kerumah tapi masih jauh, apa saya dan mbah saya boleh numpang pick up bapak?
Pedagang sayur: Astaqfirullah.. jahat sekali orang yg mencuri motor mas, terlaluu..!.Yaudah mari
saya antarkan mas dan mbah sampai rumah ya.
Pedagang sayur: Tentu saja, lagi pula menolong orang yg kesusahan itu kan juga kewajiban kita
sebagai makhluk sosial.
Pedagang sayur: iya sama sama, ayo silahkan mbah dan mas naik.
Di perjalanan, mentari perlahan lahan muncul dari ufuk timur, menyapa dunia. Warna kuning
menyala seakan akan menjadi lampu untuk menerangi seluruh jagad dunia, sinarnya yang hangat
menerpa wajah dan masuk ke pori-pori. Orang orang tentu sudah bangun dan memulai hari yg lebih
baik dari kemarin. Mulai menjalankan aktivitasnya. Jalanan mulai ramai. Pasar dan toko toko mulai di
buka. Dan anak-anak bersiap untuk berangkat sekolah. Mencari ilmu untuk bekal di masa depan,
demi cita cita yg telah diimpikan, demi angan-angan yg harus di wujudkan!
Perjalanan yg cukup lama, akhirnya mbah sastro dan jamal sampai kerumah. Mobil pick up sayur
tersebut berhenti tepat di halaman rumah mbh sastro.
Mbah sastro: Silahkan bapak mampir ke rumah saya sebentar untuk minum teh hangat.
Pedagang sayur: Eh tidak usah repot repot pak, saya tidak haus, saya masih ada pekerjaan yg harus
saya selesaikan, saya harus mengantar sayur sayur ini ke pasar.
Pedagang sayur: Iya sama-sama Mas. Saya langsung pamit pergi ke pasar dulu. Assalamualaikum...
Mobil pick up itu terus melaju dan segera menghilang dari ujung jalan.
Jamal: Ayo mbah masuk dulu, kasihan mbah lastri sudah menunggu lama.
Mbah lastri: Yaallah kok baru sampai rumah t Mas? Khawatir aku.
Mbah sastro: Semalem nunggu di UGD, tapi ya gimana lagi, kita orang miskin ngak punya uang Buk,
jadi ngak bisa buat beli obat.
Mbah sastro: ya belum ada t Buk. Uang e wae ngak punya kok.
Jamal: Tenang dulu mbah nanti jamal pinjam uang sama juragan, buat beli obat.
Jamal: Jamal izin dulu mbah, badan jamal pegel semua, ngantuk ngak tidur semalaman, lagi pula kalo
berangkat sekarang ya udah terlambat mbah.
Mbah lastri: Yaudah kalian istirahat dulu tak buatke makan sama teh hangat.
Selang beberapa menit Jamal, mbah sastro dan mbah lastri sarapan bersama dengan lauk apa
adanya. Nasi, sambal bawang dan tempe goreng, dan segelas air putih. Itupun mereka masih
mensyukuri, karena mereka masih bisa makan setiap hari, masalah lauk mereka tidak memikirkanya
yang penting kenyang. Setelah sarapan selesai, tenaga jamal pulih kembali, lalu ia mandi dan
berencana akan pergi kerumah juragan untuk meminjam uang.
Seri 14
Seri 15
Seri 16
Seri 17
Seri 18
Seri 19
Seri 20
Seri 21
Seri 22
Seri 23
Nama : Muhammad Ilham
No : 23
Kelas : 9A
Siang itu terasa panas, matahari berada tepat di atas kepala, burung burung sudah tak berkicau lagi,
kemarau panjang yang melanda desa serta suara berisik penambangan dan suara gemuruh truk yang
lalu lalang menemani kehidupan orang-orang desa, suasana desa yang dulunya ramai kini menjadi
sepi.
Disuatu rumah besar dekat penambangan terlihat seseorang berbadan besar nan gagah perwira
yakni juragan Musyafak, ia sedang duduk di kursi goyang yang goyangannya menandingi goyang eta
terangkanlah dan ditemani secangkir kopi tak lupa pisang goreng pun ikut menemani. Disitu raut
muka juragan sangat kesal karena ia tahu penambangan yang ia bangun dengan jerih payahnya akan
hancur seketika karena ulah seorang pelajar yang masih duduk di bangku SMA yakni Jamal. Jamal
sangat ingin menghancurkan penambangan juragan Musyafak karena penambangannya membuat
polusi yang berlebihan di desanya, tetapi juragan tidak mau memberhentikan penambangannya.
"Si jamal memang keterlaluan, minta apa sih dia". Ucap juragan dengan kesal
Lalu, Juragan dan satpam pergi ke rumah Jamal . Juragan melewati bukit bukit pasir berdebu dan
jalan setapak. Tak lama di perjalanan ada orang berbaju putih yang sudah bolong-bolong sedang
membawa cangkul dan sebuah karung, lalu menyapa juragan dari lawan arah.
"Assalamualaikum Juragan, dari kemana mau kemana untuk apa ?" Ucap Naroto tetangga jamal
"Waalaikumsalam saya dari rumah mau ke rumah jamal untuk menemui jamal." Ucap juragan
"Jamal sedang tidak ada dirumah, ia berada dirumah mbah sastro kakeknya jamal."ucap Naroto
"Semalam ada satpam berbaju hijau menggunakan sepatu hitam sedang mencari jamal, tapi jamal
tidak ada di rumah, lalu ada yang ngomong jamal sedang ada dirumah mbah sastro, satpam pun ke
rumah mbah sastro dan Jamal ada di sana."ucap Naroto
"Awas kalau kamu berbohong, nanti akan ada akibatnya."ucap juragan
Lalu, Naroto langsung pergi dan juragan melanjutkan perjalanannya bersama satpam yang setia
menemaninya di kala sedih maupun bahagia. Tak lama kemudian juragan dan satpam sampai
dirumah mbah sastro. Rumah itu beratapkan kenteng merah dengan papan bambu serta didepan
rumahnya terdapat sofa yang terbuat dari bambu. Kemudian juragan mengetuk pintu yang agak reot
itu, tiba-tiba
Pintunya itu roboh dan mengenai juragan, rambut juragan yang tertata rapi seketika menjadi
berantakan dan baju juragan yang awalnya licin karena disetrika menjadi kusut. Lalu, pintunya
diangkat oleh juragan dan dilempar keselokan. mendengar bunyi berisik dari depan rumah mbah
sastro pun keluar dan terkejut karena pintu rumahnya terbuang ke selokan.
Juragan dan satpam pun masuk kedalam rumah mbah sastro disitu juragan melihat jamal sedang
duduk di sebuah bangku dengan ditemani secangkir kopi hitam.
"Saya hanya ingin masyarakat tidak sakit sakitan seperti sekarang ,mereka sakit karena menghirup
polusi yang terlalu berlebihan ,mereka menderita penyakit batuk dan asma jadi saya ingin
penambangan anda hancur ,saya mewakili warga." Ucap jamal
"Saya ingin kamu membela saya supaya penambangan saya tidak jadi hancur, saya akan beri semua
yang kamu inginkan" ucap juragan
"Tidak, saya tidak mau membela juragan .lha wong saya ini ingin penambangan juragan hancur kok
malah saya membela juragan , keadilan akan menang meskipun itu menyakitkan."ucap jamal
"Kamu ini di ajak ngomong baik baik kok malah nglunjak, kamu suda tidak bisa di ajak ngomong baik
baik jadi kamu tunggu saja kamu akan mati ditangan saya. " Ucap juragan
"Apakah semua sudah tau bahwa penambangan kita akan hancur dalam waktu dekat ini."ucap
juragan
"Jadi saya mengumpulkan kalian ingin membuat rencana pembunuhan jamal"ucap juragan
"Tapi juragan, kata orang akan ada pentas seni drama nanti" ucap sarnono partner lain lagi
"Rencana kita ubah jadi kita culik jamal di saat ia perjalanan pulang lalu, kita bawa ke jalan dekat
makam agr kita midah untuk menguburnya"ucap juragan
Lalu mereka semua bersiap siap untuk mengikuti dan menonton pentas drama supaya rencan
mereka tidak diketahui bdan dicurigai.
Seri 24
Seri 25
Nadila Irawan
Walaupun matahari sudah menghilang dan berganti dengan bulan .Namun anak-anak masih
berlarian kesana kemari ,warga yang saling gotong royong untuk mempersiapkan acara besok hari.
Itulah keadaan di balai desa yang bangunannya sudah cukup tua , tetapi masih terlihat baru seperti
bangunan kuno modern yang di sebelah timurnya terdapat sebuah ruangan cukup besar berbentuk
persegi dan cat berwarna kuning . Disitulah para OSIS sedang sibuk mempersiapkan pentas drama
yang akan ditampilkan besok.
"Oke kita sepakat tentang kerusakan alam kan?" Tanya Jamal ditengah-tengah berbincangan .
Semua teman-temannya melihat Nisa dengan wajah bingung , Otomatis pipi Nisa yang seperti
bakpau itu menjadi merah muda.
"Ih apaan sih,orang aku kebawa suasana aja kok," Ucap Nisa dengan salah tingkah.
Nisa pun segera memegang dan menutupi pipinya yang chubby dan lucu itu.
"Iya tu,kalian mah gapunya hati," Sahut Nisa dengan bibir cemberut dan otomatis pipinya
tambah chubby.
"Gitu aja ngambek,jangan diambil hati dong nanti ga muat," Ledek Rizal.
"Sudah jangan banyak basa basi,kita latihan aja yuk," Ajak Jamal.
"Oh ya,udah dapat bagian masing masing kan?" Tanya Jamal kepada semua OSIS
"Nah kalau sudah kalian tinggal ngapalin teks kalian masing-masing," Perintah Jamal kepada para
OSIS.
"Kalau sudah apal baru kita latihan, " Jawab Jamal yang tak memperdulikan omongan Rizal.
Rizal emang pribadi yang suka bergurau jadi jangan kaget ketika berbicara selalu ada gurauan Rizal
yang menghibur hati walaupun kadang njengkelin tapi ngangenin ea.
Waktu menunjukkan pukul 20:20 dan mereka sibuk sendiri dengan bagiannya masing-masing.kini
ruangan pun menjadi sunyi,suara gurauan Rizal pun tak terdengar lagi padahal masih ada batang
hidungnya. Dan warga pun sudah pulang dari jam 20:00 .Yang terdengar hanya lah suara-suara
jangkrik "Krik,krik"
"Yeee aku sudah apal dong," Ucap Rizal yang sangat keras seperti speaker masjid, memecahkan
keheningan dimalam itu.
"Aku juga sudahh dong,cuma aku mah gak sombong kayak kamu,"Sahut Nisa yang tak mau kalah
dari Rizal.
"Yang lainya sudah apal?" Tanya Jamal yang segera memotong perdebatan Nisa dan Rizal . Tidak
kebayang jika mereka berdebat udah seperti debat presiden yang jadi malah kemaleman .
Setelah mereka mengapalkan teks yang sudah dibuat tadi ,mereka segera latihan karena waktunya
sangat terbatas kayak album KPop.
Hari semakin larut,Sudah 1 jam mereka latihan dan akhirnya pun jadi,sesuai dengan yang
diharapkan.
"Sepertinya sudah pada ngantuk ya," Tanya Jamal yang melihat teman-temannya yang matanya
sudah berwarna merah ,eh bukan berarti berubah jadi jin ya.
"Iya nih mal ngantuk banget aku," Ucap Nisa yang daritadi sudah menguap saja.
"Ikut ikut aja sih," Ucap Nisa yang udah ngantuk tapi masih aja mau debat.
"Sudah sudah kita pulang aja yuk,waktunya udah larut nih lagian kita kan udah lancar latihan
nya,"Ucap Jamal yang memotong perdebatan,kalau gak dipotong sampe subuh pun masih berdebat.
Mereka pun pulang kerumah masing masing yang jaraknya tidak begitu jauh dengan balai desa.
Seri 26
Seri 27
Seri 28
Seri 29
Seri 30
Seri 31
Pagi hari yg cerah,sinar mentari menyinari setiap ruangan di kantor polisi,mentari bersinar dengan
malu tertutup oleh pohon besar yang rindang,suara telpon berdering,di sebelah tumpukan map yang
berisi data yang hampir tertutup oleh tingginya tumpukan map tersebut,suara telpon semakin lama
semakin keras,yang sebenarnya agak mengganggu orang yang ada di sana,termasuk Pak
Danu(seorang polisi)yang sedari tadi baru menyeruput kopi hitamnya.Ternyata ada seorang warga
yang melapor,bahwa telah di temukan korban pembunuhan,Pak Danu mau tidak mau harus datang
ke lokasi tersebut,meski ia kini lagi menikmati secangkir kopi.
Singkat cerita polisi datang dan memang benar,ada jasad korban pembunuhan yg tergeletak dengan
tubuh bersimpa darah,polisipun langsung memeriksa jasad dan meminta keterangan dari orang yg
ada di lokasi tersebut,setelah polisi selesai melakukan introgasi,polisi mencurigai beberapa orang
"sepertinya ini adalah pembunuhan berencana,dengan di dukung oleh luka di tubuh korban"ucap
salah satu polisi dengan pelan.Dan polisi menindak lanjut keterangan dari juragan dan teman jamal
yg menemukan jasad jamal,juragan di bawa ke kantor polisi untuk di mintai keterangan lebih lanjut
atas keterangan yg di berikannya yg menurut polisi ada yg ganjil yaitu"saya tidak tahu dengan
peristiwa ini karena saya tadi malam pulang lebih awal dari acara drama tadi malam"ujar
juragan,tetapi keterangan tersebut yg membuat polisi curiga,dan teman jamal di bawa ke kantor
polisi untuk di mintai keterangan bagaimana ia menemukan jasad jamal.
Setelah jasad jamal selesai di outopsi dengan sangat terkejut di temukan 1 luka tembak dan 4 luka
benda tajam"wah... ini benar-benar pembunuhan yg di rencanakan"ucap polisi dengan terkejut
singkat cerita setelah jasad jamal di outopsi jamal langsung di makamkan di pemakaman
umum,polisi masih menyelidiki jurgan dan teman jamal
Jurgan="ya,saya pulang lebih dahulu itu kan berarti saya tdk tahu apa-apa tentang pembunuhan
ini!"(ucapnya dengan nada emosi)
Jamal)
Teman jamal="loh,kok saya??seharusnya yg di curigai itu bapak bukan saya karena bapak yg tadi
malam pulang lebih dahulu"(jawab teman jamal dengan nada curiga)
ribut"
saya"
Temn 2="Saya tadi malam tidak sengaja melihat pembunuhan tersebut"(dengan nada yg masih
gemetar)
Tmn2="Tentu,saya datang kemari ingin memberika bukti,ini dia vidio yg saya rekam"(menunjukkan
vidio yg ia rekam dengan nada yg yakin)
Juragan="saya tdk tahu mrnahu dengan pembunuhan ini"(ucapnya dengan nada gemetar)
vidio ini?"
Juragan="Itu....itu....bukan saya"(menjawab
ini!"
sebagai tersangka"
marah)
Polisi="Bukti ini sudah sangat falit,anda
terlibat"
Juragan="Secepatnya"
Polisi="Baiklah"
Polisi pun barangkat menuju rumah pak kades,di lewatinya dari jalan yang ramai hingga jalan yang
sempit,maklum akses jalan menuju rumah pak kades memang sulit,terlebih lagi dengan di temani
sengatan panas matahari siang hari yang setia menunggu,hinggalah sampailah di rumah pak
kades.Polisi mengetuk pintu rumah pak kades,di ketuknya berulang kali tetapi hasilnya nihil
hingga ketukan pintu yang ke sekian kalinya baru terdengar jawaban,"iyaaa sebentar"(ucap
pembantu di rumah tersebut dengan lemah lembut),di bukakanlah pintu,lantas pak kades teramat
terkejut melihat kedatangan polisi,"ada apa ini?"(tanya pak kades dengan nada gugup)
(Ucap polisi)"ada masalah apa?"(tanya pak kades)"sebaiknya anda ikut saya terlebih dahulu!"(jawab
polisi),seketika pak kades
ia seketika langsung di bawa masuk ke mobil polisi untuk di bawa ke kantor polisi,
di sepanjang jalan pak kades terlihat sangat takut dan gugup,hingga tidak terasa
telah sampai di kantor polisi,dan bingung menatap jurgan yang telah berada di sana.
Meraka berdua pun langsung di beri pertanyaan,dan semakin terbukti bahwa mereka adalah dalang
di balik kematian Jamal,mereka nampak kebingungan ingin
saya dengan juraganlah yang telah membunuh Jamal",jadi telah terbukti bahwa juragan dan pak
kades yang membunuh Jamal,dan pada akhirnya pak kades dan juragan di hukum atas
perbuatannya.
Seri 32