Tradisi ini unik. Menculik gadis. Itu ada di Lombok. Tepatnya suku Sasak di Desa Sade.
Seorang pria harus bernyali menculik gadis pujaan hatinya sebelum perkawinan terjadi.
Setelah 1-3 hari, keluarga pria harus menghubungi keluarga si gadis untuk
menyampaikan niatnya. Meminang si gadis.
Nah, unik ya. Pasti ada tradisi lain di negeri ini.
Tapi ingat, ya. Mereka itu dibeli untuk dijadikan calon istri, lo!
Bukan kencan satu malam. Jadi, harga mahal rasanya impas, deh.
Nah, karena ingin terbeli, tentunya gadis-gadis ini berdandan dengan sangat istimewa.
Mereka akan datang dengan pakaian terbaik dan dandangan menawan. Jejaka tentu
saja mengimbangi.
Orang tua akan menyeleksi betul siapa saja jejaka calon peminang anak gadisnya.
Saat waktunya tiba para gadis ini ditampilkan memesona. Tertawa gembira. Melempar
senyuman. Menggona pemuda.
Para pemuda datang dari desa-desa menaiki mobil maupun kendaraan ditarik kuda.
Mereka tak kalah atraktif. Tak sungkan langsung bertanya harga berapa.
Di sini para gadis tidak datang sendirian. Tetap dikawal orang tua.
Mereka jualah yang akan menjadi penentu anaknya dilepas atau tidak.
Jika dirasakan cocok, jejaka dan gadis akan berkenalan. Saat itulah kedua keluarga
akan saling kenal dan membahas perjodohan secara serius.
Tradisi yang hidup di masyarakat suku kaum Khalaidzi - Bulgaria ini biasanya
dilaksanakan minggu terakhir Agustus setiap tahunnya.
Zaman sudah berganti, tetapi tradisi ini masih hidup. Konon, mereka menjaga tradisi ini
untuk menghindarkan anak dari perbuatan zina dan pergaulan bebas.
Kisah keluarga yang kuat memegang tradisi. Dapat dilihat sini.
https://www.youtube.com/watch?v=1ReFNdkQ5Y8
Realitas Pasar Pengantin di Bulgaria dapat disaksikan di sini.
https://www.youtube.com/watch?v=EDq6xobLA7E
Meskipun terlihat baik, tradisi membeli gadis pun tak pelak mendapatkan kritik. Katanya
karena terjadi diskriminasi.
Salam,
#tantangangurusiana