Anda di halaman 1dari 5

A.

Prinsip-Prinsip Pembelajaran Remidial

Pembelajaran remedial merupakan pemberian perlakuan khusus terhadap peserta didik yang
mengalami hambatan dalam kegiatan belajarnya. Hambatan yang terjadi dapat berupa
kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mecapai kompetensi.
Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya
sebagai pelayanan khusus antara lain:

1. Adaptif

Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu program pembelajaran
remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan,
kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus
mengakomodasi perbedaan individual peserta didik.

2. Interaktif

Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif


berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas
pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu
mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai
adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan.

3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian

Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka
dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode
penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin

Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan
belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun
konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan
belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik.

5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan

Program pembelajaran reguler dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan,


dengan demikian program pembelajaran reguler dengan remedial harus berkesinambungan dan
programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengaksesnya sesuai dengan
kesempatan masing-masing.

B. Prosedur Pembelajaran Remidial

Pelaksanaan remedial teaching merupakan salah satu bentuk bimbingan belajar yang dapat
dilaksanakan melalui prosedur sebagai berikut:

1. Penelaah kasus kembali dan permasalahannya.

Meneliti kasus dengan permasalahannya sebagai titik tolak kegiatan-kegiatan berikutnya. Tujuan
penelitian kembali kasus adalah agar memperoleh gambaran yang jelas mengenai
permasalahan tersebut, serta cara dan kemungkinan pemecahannya. Berdasarkan penelitian
kasus akan dapat di tentukan siswa-siswa yang perlu mendapatkan remedial teaching. Dengan
adanya Remedial Teaching, pendidik dapat mengetahui:

a. Kekurangan serta kelemahan yang dialami siswa pada masing-masing bidang studi

b. Gambaran yang lebih spesifik mengenai karakteristik dan permasalahan kasus


c. Gambaran yang lebih spesifik mengenai fasibiltas alternative tindakan remedial yang akan
direkomendasikan.

2. Menentukan alternative tindakan

Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengetahui alternative tindakan yang akan dilakukan
adalah dengan menentukan karakteristik kasus yang akan ditangani tersebut. Karakteristik
kasus dapat diklasifikasikan menjadi :

a. Kasus ringan yaitu kasus yang terjadi jika siswa belum mnemukan cara belajar yang baik

b. Kasus cukup yaitu kasus yang terjadi jika siswa telah mampu menemukan pola belajar
namun belum dapat berhasil karena mimiliki hambata psikologis

c. Kasus berat yaitu kasus yang terjadi jika siswa belum memiliki cara belajar yang baik,
namun juga memiliki hambatan emosional.

Jika karakteristik telah ditentukan, maka tindakan yang pemecahannya harus sesuai dengan
kebutuhan siswa. Pada kasus ringan tindakan yang dilakukan adalah dengan memberikan
Remedial Teaching dengan metode yang sesuai kebutuhan siswa. Namun jika kasus cukup dan
berat maka siswa harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan layanan konseling terlebih
dahulu agar dapat diketahui bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi hambatan-hambatan
emosional dan psikologis siswa tersebut.

Dalam mengambil keputuan dan tindakan harus memperhatikan pertimbangan-


pertimbangan sebagai berikut

a. Factor efektivitas yaitu ketepatan tercapainya tujuan Remedial Teaching

b. Factor efisiensi yaitu meminimalisir tenaga, biaya, dan wktu yang digunakan dalam
Remedial Teaching , namun dapat mengoptimalkan hasil belajar.

c. Factor kesusilaan dengan jenis masalah , sifat individu, fasilitas, dan kesempatan yang
tersedia.
3. Layanan bimbingan dan penyuluhan/psikoterapi

Pemberian layanan khusus yaitu bimbingan dan konseling bertujuan agar siswa yang memiliki
hambatan dalam belajar seperti hambatan psikologis dan emosional dapat menghadapi
kegiatan belajar secara wajar Bimbingan ini dapat dilakukan oleh guru BK, psikolog, atau
psikiater. Langkah ini mungkin dapat dilakukan oleh guru jika kondisi kasus tersebut
memungkinkan, tetapi jika kondisinya di luar kemampuan guru, maka dapat diserahkan kepada
pihak yang lebih kompeten.

Kasus yang mungkin dapat dilakukan oleh guru tanpa melibatkan layanan konseling antara lain

a. Kurang motivasi siswa dan minat belajar

b. Sikap negative siswa terhadap guru

c. Kebiasaan belajar yang salah

d. Ketidakcocokan antara keadaan pribadi dengan lingkungannya

4. Pelaksanaan Remedial Teaching

Langkah ini merupakan kegiatan inti dari Remedial Teaching setelah pra-kondisi diselesaikan.
Seperti yang telah diuraikan bahwa sasaran Remedial Teaching adalah tercapainya peningkatan
prestasi atau kemampuan penyesuaian diri sesuai dengan kriteria keberhasilan yang telah
ditetapkan. Ada beberapa bentuk yang dapat diberikan dalam Remedial Teaching adalah
sebagai berikut :

a. Memberikan tugas-tugas tambahan dalam pelajaran tertentu

b. Mengubah metode mengajar dengan metode lain yang dipandang lebih sesuai dengan
kemampuan siswa

c. Meminta tutor teman sebaya untuk membantu mengatasi kesulitan belajarnya.

5. Mengadakan pengukuran prestasi belajar pada Remedial Teaching


Dengan diselesaikannya pelaksanaan remedial teaching, maka selanjutnya dilakukan
pengukuran terhadap perubahan pada diri siswa yang bersangkutan. Remedial Teaching dikatak
berhasil jika siswa telah dapat mencapai apa yang telah direncanakan dalam kegiatan Remedial
Teaching. Untuk mengetahui hal itu, dapat dilakukan dengan pengukuran terhadap prestasinya
kembali dengan tes seperti pada proses belajar mengajar yang biasanya.

6. Mengadakan re-evaluasi dan re-diagnostik

Hasil pengukuran yang dilakukan pada langkah sebelumnya kemudian diidentifikasi dengan
membandingkan dengan kriteria seperti pada proses belajar yang biasa dilakukan. Berikut
adalah kemungkinan dari hasil identifikasi:

a. Kasus menunjukkan kenaikan prestasi yang dihasilkan sesuai dengan kriteria yang diharapkan

b. Kasus menunjukkan kenaikan prestasi, namun belum memenuhi kriteria yang diharapkan

c. Kasus belum menunjukkan perubahan yang berarti dalm hal prestasi

Rekomendasi yang kemungkinan dapat dilakukan sebagai tindak lanjut dari hasil identifikasi
adalah sebagai berikut :

a. Bagi kasus yang berhasil, maka selanjutnya diteruskan ke program yang selanjutnya

b. Bagi kasus yang belum berhasil sepenuhnya diserahkan pada pembimbing untuk diadakan
pengayaan

c. Bagi kasus ketiga (3) perlu didiagnosis lagi untuk mengetahui letak kelemahan Remedial
Teaching , untuk selanjutnya diadakan ualangan dengan alternative yang sama.

Anda mungkin juga menyukai