Anda di halaman 1dari 7

Andi Muhammad Faalih Rusydi

12017003

Granodiorit, Adamaelit, dan Granit

Ketiga klan ini membentuk grup batuan beku asam, meskipun beberapa anggota
granodiorite berkomposisi intermediet. Semuanya memiliki setidaknya 10% kuarsa, dan
setidaknya 8 jenis feldspar. Dari rasio alkali feldspar dan plagioklas, mereka dibagi menjadi:
dasit dan granodiorite dengan ratio feldspar 1/5-1/3, riodasit dan adamelit dengan ratio 1/3-
2/3, terakhir riolit dan granit dengan ratio lebih dari 2/3

Tipe butir halus

Dasit, riodasit, dan riolit bervariasi dari tekstur, mulai dari holokristalin-holohialin, bertekstur
pilotaksitik, intergranular, ofitik. Teksetur terumum pada batuan ini adalah vitrovirik dan
hialofilitik. Karena hal ini mereka dapat dibedakan dari indeks bias gelasnya. Batuan ini
berevolusi dari magma yang berkomposisi kuarsa dan alkali feldspar. Pada titik eutektiknya
magma ini sangat kental, sehingga kristalisasi terhambat. Pendinginan yang cepat membuat
batuan yang terbentuk berupa sepenuhnya gelas atau hamper seluruhnya gelas. Jika kadar
airnya kurang dari 1% disebut obsidian. Jika kadar airnya lebih dari 1% dan memiliki
rekahan perilitik maka disebut perilit. Jika kadar airmya lebih tinggi(dapat mencapai 10%)
dengan kilap dull atau resin maka disebut pitchstone.

Dasit

Dasit merupakan batuan dengan kandungan alkali felspar antara 1/6 sampai 1/3 dari
total felspar. Ryodasit dengan kandungan alkali felspar 1/3-2/3 dari total felspar dan ryolit
dengan kandungan alkali felspar 2/3 dari total felspar. Batuan beku asam umumnya memiliki
3 tekstur yaitu pilotaksitik, intergranular dan ofitik. Terdapat pula tekstur vitrofirik dan
hyalopilitik pada batuan dengan kandungan silika tinggi. Umumnya batuan asam memiliki
tekstur diatas karena magma yang mengandung kuarsa dan alkali felspar di titik eutektik
sangat kental sehingga sulit untuk terkristalisasi dan memungkinkan terbentuknya tekstur
intergrowth antara plagioklas dan alkali felspar. Pendinginan cepat dari magma ini sendiri
akan menghasilkan obsidian (apabila mengandung 1 persen air), perlites (apabila
mengandung 1-10 persen air) atau pitchstone ( apabila mengandung lebih dari 10 persen air)
Andi Muhammad Faalih Rusydi
12017003

Figure 1 dasit pada sayatan tipis

Dasit merupakan batuan yang memiliki kandungan silika lebih banyak dari
granodiorit ataupun diorit. Dasit dapat tersusun atas mineral kuarsa, ortoklas, sanidin,
piroksen, labradorit, hornblende, bitownit, oligoklas atau biotit. Massa dasar umumnya gelas,
dengan tekstur hialopitik atau felsitik. Umumnya mineral kuarsa, ortoklas atau sanidin
bertindak sebagai fenokris dalam batuan. Dasit dapat pula tersusun dari mineral mafik dengan
tekstur porfiritik dan intergrowth dari diopsid augit dan hipersten. Dasit dapat terbagi 3
berdasrakan tekstur yang dimilikinya antara lain hyalodasit, inklusi basa dasit, dan pumis
dasit obsidian.

Ryodasit

Ryodasit merupakan batuan yang mirip dengan dasit namun dapat dibedakan dari
jumlah kandungan alkali felspar dan plagioklas serta cenderung tidak jenuh silika. Ryodasit
dapat terdiri dari mineral mafik, dengan mineral dominan seperti hornblende dan biotit
dibandingkan piroksen. Almandine juga dapat ditemukan di ryodasit dengan tekstur korona
(rims) dimana almandine diselimuti oleh ortoklas atau albit-oligoklas. Tekstur rims juga
terdapat pada biotit sebagai reaksi pencampuran magma dan mineral plagioklas dan
hipersten.
Andi Muhammad Faalih Rusydi
12017003

Figure 2 Ryodasit pada sayatan tipis

Ryolit

Ryolit dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu pottasic dan sodic. Ryolit dapat
mengandung mineral kuarsa, biotit, diopsid augit, hipersten, amfibol, fayalit, garnet,
tridimit, kristobalit, hematit,topas, florit, muskovit, turmalin, anortoklas, andesin, kuarsa,
tridimit, kristobalit, opal, dan kalsedoni. Zircon dan sfen juga dapat hadir dalam jumlah
yang sedikit. Pada potash rhyolites, ortoklas atau sanidin menjadi felspar utama dengan
tekstur grafik (tekstur intergrowth antara alkali felspar dan kuarsa) dengan massa dasar
gelas bertekstur felsitik atau sperulitik. soda rhyolite (pantellerite) merupakan batuan yang
termasuk dalam kelompok rhyolit dengan kandungan felspar dominannya sanidin,
anortoklas atau albit. Dapat pula terdiri dari mineral kuarsa, amfibol, diopsit, aegirini augit,
aegirit, dan riebekit. Pantellerite memiliki tekstur pseudopoikilitik.

Figure 3 Ryolit pada XPL

Dalam pengaruh larutan asam, felspar dapat digantikan oleh kaolinit sedangkan dalam
pengaruh larutan basa, felspar dapat digantikan beidelit, monmorilonit, dan serisit hingga
pirit. Di area air panas dan fumarol, dapat hadir tridimit, opal, mineral lempung, dan alunit
Andi Muhammad Faalih Rusydi
12017003

sebagai perubahan dari massa dasar batuan. Klorit dan bijih besi umumnya hadir sebagai
ubahan mineral mafik.

Tipe Berbutir Sedang dan Kasar

Terdapat pula kelompok batuan dengan ukuran butir medium-kasar yang terbentuk
dari batuan plutonik. Terbagi menjadi 3 yaitu granodiorit, adamelit, dan granit. Granodiorit
merupakan batuan dengan kandungan alkali felspar antara 1/6 sampai 1/3 dari total felspar.
Adamelit dengan kandungan alkali felspar 1/3-2/3 dari total felspar dan Granit dengan
kandungan alkali felspar 2/3 dari total felspar.

Granodiorit

Granodiorit merupakan batuan dengan komposisi andesin 40 persen, kuarsa 21


persen, ortoklas 18 persen, hornblend 17 persen, dan mineral aksesori (biotit,apatit,sfen) 4
persen. Biotit dapat hadir dengan jumlah yang sama atau lebih banyak dari hornblend.
Granodiorit dapat tersusun oleh plagioklas dengan rentang An25-An50 dengan teksur zoning.
Plagioklas juga dapat membentuk struktur pertit dengan alkali felspar (mikroklin).
Granodiorit pluton umumnya memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali struktur tertentu,
namun memiliki orientasi linear dari mineralnya hingga schlieren mafic dan inklusi basa.

Figure 4 Granodiorit pada sayatan tipis

Inklusi yang ada umumnya autolith yang merupakan segregasi mineral


pembentuknya. Terdiri dari mineral yang melingkupi granodiorit dengan proporsi yang
berbeda dan terdiri dari mineral mafik seperti plagioklas, apatit, sfen, dan magnetit dengan
kandungan yang lebih banyak. Granodiorit dapat terdiri dari granopires yang mana terdiri
dari plagioklas dengan zonasi serta intergrowth antara plagioklas dan kuarsa
(micropegmatite).
Andi Muhammad Faalih Rusydi
12017003

Adamelit

Adamellites merupakan batuan dengan kandungan alkali felspar lebih banyak


dibanding dengan granodiorit, biotit yang melimpah serta plagioklas yang lebih kaya
kandungan Na . Dapat tersusun atas mineral biotit, hornblende, dan mineral mineral
aksesori seperti zircon, apatit dan bijih besi. Adamelit memiliki ciri khusus tekstur rapaviki
yaitu terdapat fenokris ortoklas yang dilingkupi oleh oligoklas karena adanya perubahan
kandungan magma basa yang telah terkristalisasi sebagai akibat asimilasi dengan batuan
samping (andesit) yang asam. Dapat terbentuk karena pembekuan dari plagioklas dan alkali
felspar lebih dulu dalam pengaruh volatil lalu mengalami perubahan komposisi menjadi
kaya akan Na sehingga dapat dilingkupi kembali oleh oligoklas.

Figure 5 adamelit pada sayatan tipis

Granit

Granit merupakan batuan yang dapat memiliki tekstur hipidiomorfik (terdiri atas
mineral utama plagioklas dan mineral mafik, alkali felspar dan kuarsa), porfiritik (terdapat
fenokris alkali felspar) maupun porfiroblas (fenokris alkali felspar dengan pengaruh
metasomatisme), orbicular (tekstur pada batuan granit, dimana mineral yang terbentuk
melingkupi mineral yang telah ada sebelumnya sebagai pusatnya terbentuk di dapur
magma), rabaviki (tekstur dimana alkali felspar diselubungi oleh oligoklas), grafik (tekstur
intergrowth antara kuarsa dan alkali felspar), perthite (tekstur dimana palgioklas mengisi
bidang belah alkali felspar dengan orientasi sejajar), mirmektit (tekstur dimana adanya
intergrowth antara silika dan alkal felspar sehingga silika terlihat seperti cacing). Granit
dapat didominasi oleh alkali felspar hingga 2/3 dari volume total mineral penyusun batuan
dan kuarsa 10 hingga 30 persen dari volume batuan. Granit dapat tersusun atas mineral
alkali felspar, anortoklas, albit, oligoklas, andesin, biotit, piroksen(dalam jumlah kecil),
Andi Muhammad Faalih Rusydi
12017003

kuarsa, aegirin augit, augit, hedenbergit, enstantit, hipersten, amfibol, mineral aksesori
(apatit, zircon, rutil, alanit, clorit, magnetit dan granular sfen).

6 granit pada sayatan tipis

Sebagian besar granit merupakan peraluminous, dimana kandungan dari molekul


aluminium oksidanya lebih tinggi daripada kombinasi natrium oksida, kalium oksida, dan
kalsium oksida. Tingginya kandungan aluminium oksidanya mempengaruhi kandungan dari
mineral mika, tourmalin, dan topas. Peraluminous granite dikenal juga dengan nama mika
granit yang tersusun atas mineral biotit, hornblende, augit, plagioklas, ortopiroksen dan
fayalit. Terdapat pula granit subaluminous yang relatif jarang ditemukan. Kandungan
mineralnya antara lain clino-piroksen, ortho-piroksen, olivin, hornblende dan biotit (dalam
jumlah kecil). Subaluminous granite dikenal juga dengan nama hyperstene granite.

Peralkaline granite merupakan granit dengan kandungan alkali lebih tinggi,


mengandung logam dimana kandungan aluminium oksida lebih rendah dari kombinasi tetapi
diatas alkali. Dapat tersusun atas mineral alibit atau anortoklas, ageirit, riebekit,
microperthite, albit, kuarsa dan mineral aksesori (apatit, sfen, zircon, astrofilit). Granit
aegirin-riebeckit memiliki tekstur khas yaitu adanya inklusi mineral opak yang dikenal
dengan rockkalite. Tersusun atas aegirit, kuarsa, albit, mikroklin, zircon dan elpidit.

Mikrogranit dan granopires memiliki sedikit perbedaan dari granit yang terletak pada
ukuran butir dan tekstur yang dimilikinya. Memiliki tekstur porfiritik dengan fenokris alkali
felspar atau micropegmatit dan massa dasar granofirik.Kontaminasi yang terjadi di granit saat
proses granifikasi memungkinkan untuk adanya interaksi dari batuan granit terhadap batuan
Andi Muhammad Faalih Rusydi
12017003

samping (gabbro). Penggantian mineral andesin menjadi epidot, hornblende menjadi biotit,
iron ore menjadi sfen, dan potasium feldspar menjadi apatit. Granit dapat pula mengalami
kontaminasi lainnya sehingga membentuk batuan metagabbro.

Pada kontak antara batugamping-granit, silika dan alumina dari magma digunakan
untuk merubah kalsit dan dolomit menjadi diopsid dan grossularit. Perubahan dari batuan
metamorf menjadi granit dapat terbagi melalui 3 mekanisme antara lain 1) granit terbentuk
karena adanya metasomatisme dari batuan, 2) granit terbentuk dari pembekuan magma dari
partial melting, 3) granit terbentuk dari magma yang mengalami asimilasi dengan batuan
samping.

Deuteric alteration di granit terjadi apabila mineral di granit tergantikan oleh larutan
sisa maupun uap yang menyebabkan terjadi perubahan dari beberapa mineral penyusunnya.
Luxuliannit, merupakan granit dengan adanya campuran tourmaline yang terbentuk seiring
dengan pembekuan dari granit itu sendiri. Greisens merupakan batuan pneumatolyzed yang
menjadi batas dari granit plutonik. Umumnya tersusun atas kuarsa-mika dan felspar yang
terganti sepenuhnya oleh muscovit atau lithium mik, topas, dan mineral aksesori (tourmaline,
florit, apatit, rutil, cassiterit, dan wolframit). Granit dapat terpotong oleh batuan berwarna
terang, yaitu pegmatit dan aplit. Aplit memiliki ukuran yang relatif kecil sedangkan pegmatit
dalam ukuran yang lebih besar yang umumnya tersusun atas mineral kuarsa, alkali felspar,
mikroklin, plagioklas, muscovit dan mineral aksesori (almandin, garnet, zircon, tourmalin,
topas, lepidolit, spodumen, epidot dan alanit.

Pada granit yang memiliki zonasi, zonasi terbentuk karena adanya kombinasi dari
mineral mineral seperti felspar, plagioklas, mineral mika (biotit dan muskovit), kuarsa,
amblygonite, spodumene, dan lepidolit.

Pustaka

Williams, Howell, Turner, Francis J, Gilbert, Charles M.1971.Petrography : An


introduction to the study of rock in thin section.USA.Vakils,Feffer and Simons PVT.Ltd

Anda mungkin juga menyukai