Anda di halaman 1dari 34

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. ASI

a. Pengertian ASI

ASI adalah nutrisi terbaik bagi bayi, ibarat emas yang diberikan

gratis oleh Tuhan karena ASI merupakan cairan hidup yang dapat

menyesuaikan kandungan zatnya terhadap kebutuhan bayi

(Suryoprajogo, 2009: 1). ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan

protein, laktose dan garam organik yang disekresi oleh kedua belah

kelenjar payudara ibu, sebagai makanan utama bagi bayi (Ambarwati

& Wulandari, 2009: 24).

b. Stadium ASI

Menurut Purwanti HS (2004), ada tiga stadium ASI :

1) ASI Stadium I

ASI Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan

cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari

pertama sampai hari keempat. Warna kuning keemasan kolostrum

disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.

2) ASI Stadium II

ASI Stadium II adalah ASI peralihan, yang diproduksi pada

hari ke-4 sampai hari ke-10.

8
9

3) ASI Stadium III

ASI Stadium III adalah ASI matur, yang diproduksi dari

hari ke-10 sampai seterusnya.

c. Perbedaan Komposisi ASI

ASI yang keluar lima menit pertama (foremilk) mempunyai

komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian

(Hindmilk).

Hindmilk, adalah ASI yang keluar pada menit-menit terakhir

dan mengandung lemak empat sampai lima kali lebih banyak

dibandingkan ASI foremilk. Hindmilk ini yang mengenyangkan perut

bayi (Roesli, 2001: 25-28).

1) Lemak ASI

Kadar lemak ASI dapat berubah-ubah, disesuaikan dengan

kebutuhan kalori untuk pertumbuhan bayi dari hari ke hari.

Perubahan kadar lemak ini terjadi secara otomatis.

ASI pada awalnya berkadar rendah lemak seperti skim

milk. Beberapa menit kemudian, ASI akan berubah menjadi

hindmilk yang berkadar lemak lebih tinggi.

2) Kolesterol ASI

Kolesterol ASI dibutuhkan untuk meningkatkan

pertumbuhan otak, membantu mielinisasi serabut saraf dan

diperkirakan berfungsi dalam pembentukan enzim untuk

metabolisme kolesterol. Metabolisme tersebut akan mengendalikan


10

kadar kolesterol dikemudian hari sehingga dapat mencegah

serangan jantung dan arteriosclerosis pada usia muda.

3) Protein ASI

Jenis protein ASI berbeda dengan protein susu sapi. Protein

ASI lebih rendah dari susu sapi (ss) tetapi protein ASI mempunyai

nilai nutrisi yang lebih mudah dicerna oleh usus bayi.

4) Karbohidrat ASI

Karbohidrat utama ASI adalah laktosa (gula). ASI

mengandung lebih banyak laktosa dibandingkan susu mamalia

lainnya. Laktosa ASI 20-30% lebih banyak dari susu sapi.

Kegunaan laktosa bagi bayi : a) untuk pertumbuhan otak; b)

meningkatkan penyerapan kalsium, yang sangat penting untuk

pertumbuhan tulang; c) meningkatkan pertumbuhan bakteri usus

yang baik yaitu lactobacillus bifidus.

5) Vitamin & Mineral ASI

ASI mengandung vitamin dan mineral yang lengkap.

Walaupun kadarnya relatif rendah tapi cukup untuk bayi sampai

berumur enam bulan. Hampir semua vitamin dan mineral dalam

ASI diserap oleh tubuh.

d. Manfaat Pemberian ASI

Manfaat pemberian ASI (Ambarwati & Wulandari, 2009:

17-24)
11

1) Bagi bayi

a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik

Bayi yang mendapat ASI mempunyai kenaikan berat badan

yang baik setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal

baik, dan mengurangi kemungkinan obesitas.

b) Mengandung antibodi.

Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai

berikut: apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan

membentuk antibodi dan akan disalurkan dengan bantuan

jaringan limposit. Antibodi di payudara disebut mammae

associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT).

Kekebalan terhadap penyakit saluran pernafasan yang

ditransfer disebut Broncus associated immunocompetent

lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit saluran pencernaan

ditransfer melalui Gut associated immunocompetent lymphoid

tissue (GALT).

c) ASI mengandung komposisi yang tepat.

ASI mengandung berbagai bahan makanan yang baik untuk

bayi yaitu terdiri dari proporsi yang seimbang dan cukup

kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk kehidupan 6

bulan pertama.
12

d) Mengurangi kejadian caries dentis.

Insiden caries dentis pada bayi yang mendapat susu formula

jauh lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI, karena

kebiasaan menyusui dengan botol dan dot terutama pada waktu

akan tidur menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan susu

formula dan menyebabkan asam yang terbentuk akan merusak

gigi.

e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan

antara ibu dan bayi.

Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi,

kontak kulit ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan

perkembangan psikomotor maupun sosial yang lebih baik.

f) Terhindar dari alergi.

Pada bayi baru lahir sistem IgE belum sempurna. Pemberian

susu formula akan merangsang aktivasi sistem ini dan dapat

menimbulkan alergi. ASI tidak menimbulkan efek ini.

Pemberian protein asing yang ditunda sampai umur 6 bulan

akan mengurangi kemungkinan alergi.

g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi.

Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung

omega 3 untuk pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak

bayi yang mendapat ASI eksklusif akan tumbuh optimal dan


13

terbebas dari rangsangan kejang sehingga menjadikan anak

lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel saraf otak.

h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang

pertumbuhan gigi karena gerakan menghisap mulut bayi pada

payudara. Telah dibuktikan bahwa salah satu penyebab mal

oklusi rahang adalah kebiasaan lidah yang mendorong ke depan

akibat menyusu dengan botol dan dot.

2) Bagi Ibu

a) Aspek Kontrasepsi.

Hisapan mulut bayi pada puting susu merangsang ujung

syaraf sensorik sehingga post anterior hipofise mengeluarkan

prolaktin. Prolaktin masuk ke indung telur, menekan produksi

estrogen akibatnya tidak ada ovulasi.

b) Aspek Penurunan berat badan.

Ibu yang menyusui eksklusif ternyata lebih mudah dan

lebih cepat kembali ke berat badan semula seperti sebelum

hamil. Pada saat hamil, badan bertambah berat, selain karena

ada janin, juga karena adanya penimbunan lemak pada tubuh,

cadangan lemak ini sebetulnya memang disiapkan sebagai

sumber tenaga dalam proses produksi ASI.


14

c) Aspek psikologis.

Keuntungan menyusui bukan hanya bermanfaat untuk

bayi, tetapi juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan

diperlukan, rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.

3) Bagi keluarga

a) Aspek ekonomi.

ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya

digunakan untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk

keperluan lain. Kecuali itu, penghematan juga disebabkan

karena bayi yang mendapatkan ASI lebih jarang sakit sehingga

mengurangi biaya berobat.

b) Aspek psikologi.

Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran

lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan ibu baik dan dapat

mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.

c) Aspek kemudahan.

Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan

dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak perlu repot

menyiapkan air masak, botol, dan dot yang harus dibersihkan

serta minta pertolongan orang lain.

4) Bagi negara

a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi.


15

Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam

ASI menjamin status gizi bayi baik, angka kesakitan dan

kematian anak menurun. Beberapa penelitian epidemiologis

menyatakan bahwa ASI melindungi bayi dan anak dari

penyakit infeksi, misalnya diare, otitis media, dan infeksi

saluran pernapasan akut bagian bawah.

b) Menghemat devisa negara.

ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Semua

ibu menyusui diperkirakan dapat menghemat devisa sebesar

Rp. 8,6 milyar yang seharusnya dipakai untuk membeli susu

formula.

c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.

Subsidi untuk rumah sakit berkurang, karena rawat

gabung akan memperpendek lama rawat ibu dan bayi,

mengurangi komplikasi persalinan infeksi nosokomial serta

mengurangi biaya yang diperlukan untuk perawatan anak sakit.

d) Peningkatan kualitas generasi penerus.

Anak yang mendapat ASI dapat tumbuh kembang

secara optimal sehingga kualitas generasi penerus bangsa akan

terjamin.

e. Akibat bila bayi tidak diberi ASI

1) Bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh, sehingga mudah

mengalami sakit.
16

2) Bayi tidak mendapat makanan yang bergizi dan berkualitas tinggi

sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan

kecerdasannya.

3) Hubungan kasih sayang bayi dan ibu tidak terjalin secara dini.

f. Akibat bila ASI diganti dengan susu formula

1) Kemungkinan terjadi pencemaran sehingga bayi mudah terserang

infeksi, misalnya: diare, batuk, pilek, radang tenggorokan, demam,

dan sebagainya.

2) Kemungkinan terjadi kekeliruan pengenceran, sehingga beresiko

yang sangat tidak menguntungkan bayi, misalnya bayi susah buang

air besar atau mencret.

3) Perlu biaya mahal untuk membeli susu dan perlengkapan lainnya.

g. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI

Pada ibu yang normal dapat menghasilkan ASI kira-kira 550-

1000 ml setiap hari, jumlah ASI tersebut dapat dipengaruhi oleh

beberapa faktor sebagai berikut: (Ambarwati & Wulandari, 2009: 27-

29).

1) Makanan

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh makanan yang

dimakan ibu, apabila ibu makan secara teratur dan cukup

mengandung gizi yang diperlukan akan mempengaruhi produksi

ASI, karena kelenjar pembuat ASI tidak dapat bekerja dengan

sempurna tanpa makanan yang cukup. Untuk membentuk produksi


17

ASI yang baik, makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori,

protein, lemak, dan vitamin serta mineral yang cukup, selain itu ibu

dianjurkan minum lebih banyak kurang lebih 8-12 gelas / hari.

Bahan makanan yang dibatasi untuk ibu menyusui:

a) Yang merangsang, seperti: cabe, merica, jahe, kopi, alkohol.

b) Yang membuat kembung, seperti: ubi, singkong, kol, sawi dan

daun bawang.

c) Bahan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak.

2) Ketenangan jiwa dan fikiran

Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu

yang selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri, dan

berbagai bentuk ketegangan emosional akan menurunkan volume

ASI bahkan tidak akan terjadi produksi ASI. ASI akan diproduksi

dengan baik jika ibu dalam keadaan tenang.

3) Penggunaan alat kontrasepsi

Pada ibu yang menyusui bayinya penggunaan alat

kontrasepsi hendaknya diperhatikan karena pemakaian kontrasepsi

yang tidak tepat dapat mempengaruhi produksi ASI.

4) Perawatan payudara

Dengan merangsang buah dada akan mempengaruhi

hypofise untuk mengeluarkan hormon progesteron dan estrogen

lebih banyak lagi dan hormon oxytocin.


18

5) Anatomis buah dada

Bila jumlah lobus dalam buah dada berkurang, lobuluspun

berkurang. Dengan demikian produksi ASI juga berkurang karena

sel-sel acini yang menghisap zat-zat makanan dari pembuluh darah

akan berkurang.

6) Fisiologi

Terbentuknya ASI dipengaruhi hormon terutama prolaktin

ini merupakan hormon laktogenik yang menentukan dalam hal

pengadaan dan mempertahankan sekresi air susu.

7) Faktor istirahat

Bila kurang istirahat akan mengalami kelemahan dalam

menjalani fungsinya dengan demikian pembentukan dan

pengeluaran ASI berkurang.

8) Faktor Isapan anak

Bila ibu menyusui anak jarang dan berlangsung sebentar

maka hisapan anak berkurang dengan demikian pengeluaran ASI

berkurang.

9) Faktor obat-obatan

Diperkirakan obat-obatan yang mengandung hormon

mempengaruhi hormon prolaktin dan oxytocin yang berfungsi

dalam pembentukan dan pengeluaran ASI. Apabila hormon-

hormon ini terganggu dengan sendirinya akan mempengaruhi

pembentukan dan pengeluaran ASI.


19

h. Tanda bayi cukup ASI

Tanda-tanda bayi cukup ASI antara lain: (Ambarwati &

Wulandari, 2009: 29-30).

1) Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6 kali.

2) Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat.

3) Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji.

4) Bayi kelihatan puas, sewaktu-waktu merasa lapar bangun dan tidur

dengan cukup.

5) Bayi paling sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam.

6) Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui.

7) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali bayi

mulai menyusui.

8) Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi

menelan ASI.

9) Bayi bertambah berat badannya.

i. Status gizi bayi yang tidak mendapatkan ASI.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan seimbangan dalam

bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk

variabel tertentu (Setiabudi, 2007).

Bayi yang tidak mendapat ASI beresiko kekurangan gizi,

karena selain tidak dilengkapi oleh kekebalan, susu formula dibuat

dengan takaran yang mungkin belum tentu seluruhnya sesuai dengan

kebutuhan bayi. Risiko anak kekurangan gizi umumnya baru terjadi


20

setelah anak mulai mendapat makanan pendamping ASI dan minum

susunya sudah berkurang (Nadesul, 2007).

Masa bayi mulai disapih merupakan masa-masa rawan gizi.

Bila makanan pendamping ASI tidak memadai, kurang takaran dan

tidak lengkap kandungan gizinya, selain berat badan tidak sesuai

dengan pertambahan umurnya, tubuhnya berisiko kekurangan

sejumlah zat gizi (Nadesul, 2007).

Penilaian pertumbuhan anak dilakukan secara teratur melalui

penimbangan setiap bulan di Posyandu atau di tempat pelayanan

kesehatan lain, yaitu dengan pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS)

yang digunakan untuk penilaian status pertumbuhan berdasarkan

kenaikan berat badan.

Cara membaca catatan KMS :

1) Di bawah garis merah

Artinya anak kurang gizi tingkat sedang dan berat (anak

kurang gizi tingkat berat tidak dapat diidentifikasi dengan KMS).

2) Pada daerah dua pita warna kuning (di atas garis merah)

Artinya anak kurang gizi ringan.

3) Dua pita warna hijau tua di atas pita kuning

Artinya anak dengan berat badan normal/ baik.

4) Empat pita (2 pita warna hijau muda ditambah 2 pita warna

kuning) dan selebihnya di atas pita warna hijau tua


21

Artinya anak mempunyai kelebihan berat badan.

a) Naik Bila

(1) Garis pertumbuhannya naik mengikuti salah satu pita warna

(2) Garis pertumbuhannya pindah ke pita warna diatasnya

Balita tumbuh sehat bila Berat Badannya naik setiap

bulan sesuai dengan garis pertumbuhannya, Misalnya: titik

BB yang semula ada pada pita hijau akan naik setiap bulan

mengikuti alur pita hijau tersebut. Demikian pula titik berat

badan semula ada pada pita kuning akan naik setiap bulan

mengikuti alur pita kuning, atau garis pertumbuhannya

dapat pindah ke pita warna diatasnya.

b) Tidak naik bila

(1) Garis pertumbuhannya menurun.

(2) Garis pertumbuhannya mendatar.

(3) Garis pertumbuhannya naik tetapi pindah ke pita warna

dibawahnya.

KMS yang diedarkan Depkes RI sebelum tahun 2000,

garis merah pada KMS bukan merupakan pertanda gizi buruk,

melainkan garis kewaspadaan. Petugas kesehatan harus

melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap indikator

antropometik lain, bila Berat Badan Balita di bawah garis ini

(Arisman, 2004).
22

Tabel 1.2 Rumus perkiraan berat badan

No Usia Berat Badan (kg)


1 Lahir 3.25

2 03-12 bulan (Usia (bl) + 9) : 2

3 01-06 bulan (Usia (th) x 2 + 8)

4 06-12 tahun (Usia (th) x 7 -5) : 2

j. ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa

tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air

putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya,

bubur susu, biskuit bubur nasi, tim dan sebagainya. Pemberian ASI

eksklusif dianjurkan untuk jangka waktu 6 bulan dan setelah 6 bulan

bayi mulai diperkenalkan dengan makanan padat. ASI dapat diberikan

sampai bayi usia 2 tahun atau bahkan lebih dari dua tahun

(Suryoprajogo, 2009: 53).

Selama kondisi bayi sehat, bayi tidak memerlukan air

tambahan atau susu formula. Pemberian minuman tambahan (susu

formula, air, dan sebagainya) hanya akan mengurangi nafsu minum si

bayi, sehingga payudara tidak cukup terangsang untuk mengeluarkan

ASI, dan berakibat berkurangnya suplai ASI (Ana Fitria, 2007).

WHO dan UNICEF merekomendasikan langkah-langkah

berikut untuk memulai dan mencapai ASI eksklusif:


23

1) Menyusui dalam 1 jam setelah kelahiran.

2) Menyusui secara eksklusif: hanya ASI. Artinya, tidak ditambah

makanan atau minuman lain bahkan air putih sekali pun.

3) Menyusui kapanpun bayi meminta (on-demand).

Langkah-langkah penting untuk keberhasilan ASI eksklusif,

yaitu:

1) Mempersiapkan payudara (dengan melakukan massage).

2) Mempelajari ASI dan tata laksana menyusui.

3) Menciptakan dukungan keluarga, teman dan sebagainya.

4) Memilih tempat melahirkan yang sayang bayi atau mendukung

program ASI eksklusif dan tidak sembarangan memberikan susu

formula.

5) Memilih tenaga kesehatan yang mendukung pemberian ASI

eksklusif.

6) Konsultasi ke klinik laktasi dan konsultan laktasi bila menemukan

masalah dalam menyusui.

7) Menciptakan sifat positif tentang ASI dan menyusui (Roesli,

2000).

k. Anjuran Pemberian ASI hingga 2 tahun

Setelah ASI eksklusif 6 bulan bukan berarti pemberian ASI

dihentikan. Seiring dengan pengenalan makanan kepada bayi,

pemberian ASI tetap dilakukan, sebaiknya menyusui 2 tahun menurut

rekomendasi WHO (Ana Fitria, 2007).


24

Menyusui dengan ASI sampai dengan usia anak mencapai 2

tahun masih mampu memenuhi 1/3 kebutuhan kalori, 1/3 kebutuhan

protein, 45 % kebutuhan akan vitamin A dan 90 % kebutuhan akan

vitamin C (Ana Fitria, 2007).

1) Kepmenkes RI No. 450/Menkes/IV/2004

Tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif

pada bayi Indonesia.

2) Rekomendasi badan kesehatan dunia (WHO)

Pemberian ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan, ASI

diberikan selama mungkin sampai anak berusia 2 tahun atau lebih.

l. Mitos Seputar ASI

Beberapa mitos seputar ASI dan ibu menyusui yang sangat

menyesatkan dan merugikan masyarakat (Rosita, 2008: 9-23);

1) Selama menyusui harus keramas tiap pagi biar darah putih tidak

naik ke kepala dan menyebabkan kebutaan.

2) Menyusui membuat payudara kendur dan tidak bagus lagi.

3) ASI bisa basi dan harus dibuang.

4) Setelah keluar rumah, ASI harus dibuang dulu agar bayi tidak

gumoh.

5) Ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang pedas dan amis.

6) Setelah ke kamar mandi harus membuang ASI pertama dan minum

air hangat.

7) Ibu menyusui tidak boleh minum es dan air panas.


25

8) ASI yang putih kental, seperti santan, lebih bagus dari ASI yang

encer.

9) ASI bisa merusak kulit bayi.

10) Tidak boleh menyusui saat Maghrib.

11) ASI tidak boleh mengenai alat kelamin bayi pria.

12) ASI yang tidak terminum menyebabkan kanker.

13) ASI membuat anak obesitas.

14) Makan ayam arak akan membuat ASI lancar dan bayi cepat gemuk.

15) ASI hari pertama harus dibuang.

16) Bayi yang hanya minum ASI butuh asupan vitamin D.

17) Sebelum menyusui puting harus dibersihkan terlebih dahulu.

18) Dengan memompa atau memerah ASI seorang ibu bisa tahu

seberapa banyak produksi ASI-nya.

19) ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk kebutuhan bayi.

20) Menyusui membuat ibu repot dan tidak bisa beraktivitas.

21) Tidak ada cara untuk mengetahui seberapa banyak bayi menyusu

pada ibunya.

22) Kecanggihan teknologi memungkinkan kandungan susu formula

hampir sama dengan kandungan ASI.

23) Seorang ibu perokok sebaiknya tidak menyusui bayinya.

24) Ukuran payudara yang kecil sehingga tidak mungkin menyusui.

25) Menyusui membuat ibu menjadi gemuk.

26) Menyusui menyebabkan diare.


26

2. Penyapihan

a. Pengertian Penyapihan

Menyapih, secara harfiah berarti membiasakan. Maksudnya

bayi secara berangsur-angsur dibiasakan menyantap makanan orang

dewasa. Selama masa penyapihan, makanan bayi berubah dari ASI saja

ke makanan yang lazim dihidangkan oleh keluarga, sementara air susu

diberikan hanya sebagai makanan tambahan (Arisman, 2004: 49).

Menyapih adalah proses berhentinya masa menyusui secara

berangsur angsur atau sekaligus. Proses itu dapat disebabkan oleh anak

itu sendiri untuk berhenti menyusu atau bisa juga dari sang ibu untuk

berhenti menyusui anaknya, atau dari keduanya dengan berbagai

alasan. Masa menyapih merupakan pengalaman emosional bagi sang

ibu, anak juga sang ayah. Karena merupakan ikatan kesatuan yang

tidak akan terlupakan (Ana Fitria, 2007: 353).

b. Macam-macam penyapihan

1) Mutual weaning/natural weaning (tidak memaksa dan mengikuti

tahapan perkembangan anak).

2) Mother led weaning (ibu yang menentukan kapan saat menyapih

anaknya).

Mother led weaning yang dibutuhkan adalah kesiapan

mental ibu juga dukungan dari lingkungan, terutama ayah (suami)

sebagai sosok yang dapat memberikan kenyamanan selain ibu

dengan cara mengajak anak bermain. Lakukanlah penyapihan


27

dengan sabar dan tidak terburu-buru karena sikap ibu dalam

menyapih anak berpengaruh pada kesiapan anak. Beberapa alasan

mother ied weaning antara lain:

a) Ibu hamil lagi.

b) Alasan kesehatan lain atas saran dan anjuran dokter untuk

menghentikan pemberian ASI.

c. Cara-cara (praktek) penyapihan yang benar

Penyapihan yang dilakukan dengan cara yang benar, akan

menjadikan kelekatan anak dengan ibunya akan berada dalam porsi

yang tepat. Maksudnya, anak dapat belajar bahwa ibu tetap

mencintainya meskipun ia tak mendapatkan ASI lagi. Anak akan

merasa disapih bukanlah suatu yang menyakitkan, dengan demikian,

efek lain yang bisa timbul adalah anak belajar kemandirian (Risman,

2008)

Menurut Judarwanto (2009) cara menyapih yang benar adalah:

1) Kurangi frekuensi menyusui secara bertahap.

2) Tambah frekuensi makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI)

dan makanan selingan.

3) Jadwal menyusui terakhir, pada malam hari dihentikan

4) Tetap berikan perhatian dan kasih sayang

5) Menyapih sebaiknya di mulai pada masa anak berusia di atas 2

tahun.
28

Beberapa ahli laktasi menyarankan hal-hal berikut ini:

1) Lakukan proses menyapih ini secara perlahan. Misalnya dengan

mengurangi frekuensi menyusu dari 5 kali menjadi 3 atau 4 kali.

Lakukan bertahap sampai akhirnya berhenti sama sekali.

2) Alihkan perhatian si anak dengan melakukan hal lain.

Bernyanyilah dan bermain bersamanya, sehingga anak tidak ingat

saatnya menyusu pada mama.

3) Komunikasikan hal ini dengan anak. Jangan takut anak tidak

mengerti dengan keinginan anda untuk menyapihnya. Berikan

pengertian yang baik dan dengan komunikasi yang mudah dicerna

olehnya. Walau masih kecil tapi ia mengerti kata kata dari orang di

lingkungannya.

4) Jangan menyapih anak ketika ia tidak sehat, atau sedang merasa

sedih, kesal atau marah. Hal itu akan membuat anak anda merasa

anda tidak menyayangi dirinya.

5) Hindari menyapih anak dari menyusui ke pacifier (empeng) atau

botol susu. Selalu bina komunikasi dengan sang anak. Mintalah

bantuan dari sang ayah untuk melengkapi komunikasi dengan anak

dan sebagai figure pendamping ibu.

6) Jangan menyapihnya secara mendadak dan langsung, hal itu akan

membuat perasaan anak anda terguncang.

7) Jangan menipu anak anda dengan cara mengoleskan jamu di puting

saat menyusui atau apapun yang membuat rasanya tidak nyaman.


29

Pemaksaan seperti itu akan membuat hubungan batin anak dan ibu

menjadi rusak.

d. Hal – hal yang salah dalam menyapih

1) Mengoleska betadin Pada Puting

Selain bisa menyebabkan anak mengalami keracunan, juga

membuat anak belajar bahwa puting ibu ternyata tidak enak,

bahkan bisa membuatnya sakit. Keadaan ini akan semakin parah

jika ibu melakukannya secara tiba-tiba. Si kecil akan merasa

ditolak ibunya. Dampak selanjutnya mudah diduga, anak akan

merasa ibu tidak mencintainya.

Gaya kelekatan yang muncul selanjutnya adalah avoidance

(menghindar dalam suatu hubungan interpersonal). Hal ini dapat

memengaruhi perkembangan kepribadian anak. Ia akan mengalami

kesulitan untuk menjalin suatu hubungan intensif dengan orang

lain. Hal ini terjadi karena di masa kanak-kanak ia merasa ditolak

oleh orang tua, dalam hal ini ibunya.

2) Memberi Perban/Plester Pada Puting

Dibanding cara nomor 1, cara ini akan terasa lebih

menyakitkan buat anak. Jika diberi obat merah, anak masih bisa

menyentuh puting ibunya. Tetapi kalau sudah diperban/diplester,

anak belajar bahwa puting ibunya adalah sesuatu yang tak bisa

dijangkau.
30

3) Dioleskan Jamu, Brotowali, Atau Kopi Supaya Pahit

Awalnya mungkin anak tak akan menikmati, tetapi lama-

kelamaan anak bisa menikmatinya dan malah bergantung pada rasa

pahit tersebut. Karena ia belajar, meskipun pahit tetapi masih tetap

bercampur dengan puting ibunya.

Dampaknya, anak bisa mengembangkan suatu kepribadian

yang ambivalen, dalam arti ia tidak mengerti apakah ibu sebetulnya

mencintainya atau tidak. Bunda masih memberikan ASI, tapi kok

tidak seperti biasanya, jadi pahit.

Parahnya lagi, kepribadian ambivalen bukan kepribadian

yang menyenangkan. Anak akan mengembangkan kecemasan

dalam hubungan interpersonal nantinya.

4) Menitipkan Anak ke Rumah Kakek-Neneknya

Kehilangan ASI saja sudah cukup menyakitkan, apalagi

ditambah kehilangan figur ibu. Anak kecil umumnya belum

memiliki kemampuan adaptasi yang baik. Jadi, dapat dibayangkan

kondisi seperti ini bisa mengguncang jiwa anak, sehingga tak

menutup kemungkinan anak merasa ditinggalkan.

Tentunya hal itu tak mudah bagi anak karena ada dua

stressor (sumber stres) yang dihadapinya, yakni ditinggalkan dan

harus beradaptasi. Jadi jangan kaget, jika setelahnya anak pun

butuh penyesuaian lagi terhadap ibunya. Malah akan timbul

ketidakpercayaan anak terhadap ibu.


31

5) Selalu Bersikap Cuek Setiap Anak Menginginkan ASI

Anak jadi bingung dan bertanya-tanya, mengapa dirinya

diperlakukan seperti itu. Dampaknya, anak bisa merasa tak

disayang, merasa ditolak, sehingga berkembanglah rasa rendah diri

(Judarwanto, 2009).

e. Waktu penyapihan

Sebaiknya jangan memberikan makanan bukan susu sebelum

usia anak 3 bulan. Mulailah pemberian makanan tambahan setahap

demi setahap. Jaga agar makanan pertama tidak terlalu keras. Jangan

memberikan susu sapi sebelum umurnya 6 bulan. Pemberian susu sapi

pun seharusnya terpaksa. Misalnya, karena alasan ibu sibuk bekerja di

kantor. Secara berangsur-angsur kurangi pemberian ASI sejak usia 1

tahun. Bayi baru dapat disapih dari ASI setelah usianya menjelang 2

tahun (Widjaja, 2002: 54-55)

Tidak pernah ada waktu yang pasti kapan sebaiknya anak

disapih dari ibunya. Menurut WHO, masa pemberian ASI diberikan

secara eksklusif 6 bulan pertama, kemudian dianjurkan tetap diberikan

setelah 6 bulan berdampingan dengan makanan tambahan hingga umur

2 tahun atau lebih. Ada juga ibu-ibu yang menyapih anaknya ketika

usia 1-2 tahun, bahkan ada yang diusia 4 tahun.

WHO (World Health Organization) merekomendasikan

penyapihan dilakukan setelah bayi berusia 2 tahun. Pada usia ini anak

sudah mempunyai pondasi kuat bagi perkembangan selanjutnya.


32

Penyapihan anak 2 tahun dilakukan demi perkembangan maupun

psikologis anaknya, seperti:

1) Mengembangkan pengenalan aneka ragam rasa dan tekstur

makanan. Hal ini berpengaruh pada perkembangan

intelektualitasnya karena daya ingatnya akan menyimpan informasi

mengenai berbagai rasa dan tekstur makanan.

2) Memperbanyak latihan mengunyah makanan padat agar gigi dan

rahangnya berkembang optimal.

3) Anak dilatih untuk mandiri karena tidak bergantung pada ASI

setiap kali anak lapar atau haus.

f. Proses Menyapih

1) Penyapihan seketika

Proses penyapihan seketika umumnya dilakukan dalam

keadaan terpaksa, misal ibu mendadak jatuh sakit atau harus pergi

jauh sehingga tidak memungkinkan untuk menyusui anak. Apabila

terjadi kasus penyapihan mendadak, maka yang harus dilakukan

adalah:

a) Mengomunikasikan situasi yang terjadi pada anak (terutama

anak di atas satu tahun).

b) Tunggulah anak sampai merasa haus atau lapar karena biasanya

pada saat itu anak dapat menerima minuman selain ASI.


33

c) Alihkan perhatiannya pada mainan yang ia suka sambil

memberikannya minuman/makanan lain (terutama yang disukai

anak) sehingga anak tidak mencari-cari ASI.

d) Coba berikan susu /minuman pengganti ASI.

e) Hadirkan sosok pengganti ibu yang bisa membuat anak merasa

nyaman saat ibu tidak bisa berada didekatnya.

2) Bertahap

Penyapihan cara ini mempunyai dampak psikologis paling

ringan. Pada awal proses penyapihan, anak biasanya rewel dan

gelisah. Dengan penyapihan bertahap (atau alami), semua itu bisa

dihindari mengingat saat memasuki usia batita sebetulnya

ketergantungan anak pada ASI sudah semakin berkurang.

Pada usia batita, anak juga mulai menyukai susu dengan

berbagai rasa seperti cokelat, vanila, dan stroberi sehingga

mengurangi kekerapan anak menetek. Konsumsi makanan yang

bergizi dan berkalori tinggi pada saat makan malam pun membuat

anak merasa kenyang dan mengurangi keinginannya mencari ASI

pada malam hari

g. Persiapan penyapihan

1) Suplai ASI anda akan berkurang secara bertahap seiring dengan

berkurangnya bayi mengisap payudara anda.

2) Sesuaikan dengan usia dan kebutuhan bayi, susu dapat diberikan

melalui sebuah cangkir atau botol.


34

3) Mulailah dengan tidak menawarkan menyusui bila anda melihat

bayi anda mulai meminta menyusui, kemudian dikurangi porsinya

satu kali setiap beberapa hari atau satu porsi tiap minggunya,

semua tergantung pada kenyamanan ibu, dan kesediaan bayi untuk

bekerja sama.

4) Pastikan Anda masih memberi bayi Anda banyak pelukan dan

lebih banyak waktu dengan Anda. Yakinkan bayi anda bahwa

dengan tidak diberikannya ASI, anda tidak mengurangi perhatian

dan kasih sayang anda padanya.

5) Jika payudara menjadi membesar, keluarkan ASI dengan

menggunakan pompa atau tangan anda. Jangan mencoba untuk

mengosongkan payudara karena akan merangsang kelenjar susu

untuk memproduksi lebih banyak lagi.

h. Dampak penyapihan ASI usia kurang dari 6 bulan

1) Menyebabkan hubungan anak dan ibu berkurang keeratannya

karena proses bounding etatement terganggu.

2) Insiden penyakit infeksi terutama diare meningkat.

3) Pengaruh gizi yang mengakibatkan malnutrisi pada anak.

4) Mengalami reaksi alergi yang menyebabkan diare, muntah, ruam

dan gatal-gatal karena reaksi dari sistem imun (Ziddu, 2008).


35

3. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetahuan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003), pengetahuan

didefinisikan segala sesuatu yang diketahui, segala sesuatu yang

diketahui berkenaan dengan hal. Sedangkan Notoatmodjo (2003)

mendefinisikan pengetahuan sebagai hasil dari tahu setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan, dan perabaan.

Pengetahuan juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan informasi

yang diperbarui yang didapat dari proses belajar selama hidup dan

dapat dipergunakan sewaktu-waktu sebagai alat penyesuaian diri baik

terhadap diri sendiri atau lingkungannya.

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang tercakup

dalam domain mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

2) Memahami (Comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.


36

3) Aplikasi (Aplication)

Aplikasi diartikan suatu kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di

dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru dengan kata lain suatu kemampuan

untuk menyusun suatu formula baru dan formulasi-formulasi yang

ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Pengaruh pengetahuan

Pengaruh pengetahuan terhadap pertumbuhan anak sangat

penting. Oleh sebab itu, seseorang yang mempunyai cukup

pengetahuan dan pendidikan yang tinggi akan lebih memperhatikan

pertumbuhan dan perkembangan anaknya (Notoatmodjo, 2003).


37

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Nasution (1993), faktor-faktor yang berpengaruh pada

pengetahuan, yaitu :

1) Tingkat pendidikan

Semakin tinggi pendidikan, seseorang akan semakin

mudah menerima dan menyesuaikan hal-hal baru.

2) Informasi

Seseorang yang mempunyai sumber informasi banyak

akan memperoleh pengetahuan yang lebih jelas.

3) Budaya

Budaya sangat berpengaruh pada tingkat pengetahuan

seseorang karena informasi yang baru akan disaring sesuai dengan

budaya dan agama yang dianut.

4) Pengalaman

Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan.

5) Sosial ekonomi

Tingkat seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup.

e. Cara memperoleh pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah dapat

dikelompokkan menjadi dua, yaitu cara tradisional (non ilmiah) dan

cara modern (ilmiah).


38

1) Cara tradisional (non ilmiah)

Cara ini dipakai orang untuk memperoleh pengetahuan

sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan

secara sistematis dan logis.

Cara penentuan pengetahuan secara tradisional antara lain:

a) Coba-coba dan salah

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya

kebudayaan, bahkan mungkin sebelum adanya peradaban.

Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil akan dicoba dengan kemungkinan yang lain.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Prinsip dalam cara ini adalah orang lain menerima

pendapat yang diketemukan oleh orang yang mempunyai

aktivitas tanpa menguji atau membuktikan kebenaran terlebih

dahulu berdasarkan fakta empiris atau berdasarkan penalaran

sendiri.

c) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Dilakukan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang ada pada masa lalu. Pengalaman pribadi dapat menuntun


39

kembali seseorang untuk menarik kesimpulan dengan benar.

Untuk menarik kesimpulan dari pengalaman dengan benar

diperlukan berpikir kritis dan logis.

d) Melalui jalan pikir

Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia

telah menggunakan jalan pikirannya secara induksi dan

deduksi.

2) Cara modern (ilmiah)

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

pada saat ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Dalam memperoleh

kesimpulan dilakukan dengan jalan mengadakan observasi

langsung dan membuat pencatatan terhadap semua fakta

sebelumnya dengan objek penelitian (Notoadmodjo, 2005).

f. Sumber pengetahuan

Menurut Istiarti (2000), pengetahuan seseorang biasanya

diperoleh dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media

elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat

dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama,

pemegang pemerintahan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).

g. Pengukuran pengetahuan

Cara mengukur pengetahuan seseorang, dapat dilakukan

dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi


40

materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden.

Kedalaman materi yang ingin kita ukur dapat disesuaikan dengan

tingkat tersebut diatas (Arikunto, 2002).

B. Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan teori yang telah diuraikan diatas, maka diajukan

ke teori sebagian tersaji pada Bagan 2.1

Predisposing Factor:

Pengetahuan, sikap dan


keyakinan

Enabling Factor:
Perilaku
Ketersediaan fasilitas dan sarana Penyapihan
kesehatan

Reinforcing Factor:

Sikap petugas kesehatan, orang


tua (ibu), keluarga dan budaya

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Lawrence Green dalam Notoadmodjo (2005: 50-60)


41

C. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat


Tingkat Pengetahuan Ibu Praktek Penyapihan
tentang Penyapihan Anak Balita

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesa

Adapun hipotesis penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah:

Ada Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Penyapihan Asi Dengan Praktik

Penyapihan Asi Pada Anak Balita Di Dusun Kwayuhan Nolokerto Kaliwungu

Kendal.

Anda mungkin juga menyukai