Anda di halaman 1dari 12

BAB I

LATAR BELAKANG

Pelaksanaan K3 dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu manusia, bahan,


serta metode yang digunakan. Ketiga unsur inilah yang menentukan tingkat
keefektif dan keefisien pekerjaan yang dilakukan. Penerapan prosedur dan
peraturan di tempat kerja dan pengendalian lingkungan kerja mempunyai peranan
penting, karena dampak kecelakaan dan penyakit yang diakibatkan karena
kurangnya kepedulian terhadap keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya
merugikan tenaga kerja, tetapi juga merugikan perusahaan.
Analisa kecelakaan memperlihatkan bahwa kecelakaan kerja bersumber
dari kesalahan kondisi atau kesalahan perilaku tenaga kerja. Kesalahan akibat
tenaga kerja mencapai 85% sehingga kesalahan inilah yang kebanyakn
menyebabkan kecelakaan yang terjadidilingkungan kerja. Maka dari itu usaha-
usaha keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus
memperhatikan secara khusus aspek manusiawi (Mufarokhah, 2006). Banyak
metode yang bisa digunakan untuk mengidentifikasi bahaya dilingkungan kerja,
salah satuny aadalah fault tree analysis.
Indah batako meruapakn perusahan batako mikro yang berlokasi di steba,
kota padang. Perusahaan ini memproduksi berbagai macam bahan bangunan seperti
batako, gorong-gorong, ventilasi, pot, dan lain-lain. Perusahaan ini memiliki 10
karyawan tetap dan memproduksi sesuai dengan permintaan konsumen. Perusahaan
ini sudah beroperassi sejak tahun 2000-an dan dikelola secara turun temurun oleh
pemiliknya. Meskipun sudah lama beroperasi, karyawan di perusahan ini tetap
mengalami kecelakaan kerja meskipun hanya kecelakaan ringan.
Berikut adalah potensi bahaya yang terdapat di lingkungan kerja di Indah
Batako.
Tabel 1.1 Potensi Bahaya Kerja
Jenis Pekerjaan Potensi Bahaya
Mencampur material bahaya kimia, karena pekerja tidak
memakan sarung tangan, masker, dan
sepatu safety sehingga partikel semen
dapat merusak kulit.
Lokasi pekerjaan mendapat paparan
sinar matahari langsung sehingga
pekerja juga mendapat paparan
panas/hujan.
Memindahkan material Bahaya fisik, Karena pekerja tidak
mempertimbangakn gerakan
ergonomis saat memindahkan
material. Seperti pekerja mengangkat
beban yang terlalu berat, posisi yang
terlalu bungkuk, dll.
Proses pemindahan material hanya
menggunakan alat abntu sorong.
Mencetak material bahaya fisik, karena cetakan metrial
diletakkan di lantai secara bertingkat.
Pekerja bisa saja tersandung atau
cetakan jatuh ke pekerja karena stasiun
kerja yang berdekatan.
Finishing Proses membuka cetakan juga masih
dilakukan secara manual, kemudian
mengangkatnya. Hal ini menyebabkan
pekerja mengalami nyeri di punggung.

Dengan adanya potensi bahaya tersebut, penulis melakukan identifikasi bahaya


menggunakan fault analysis tree agar dapat dilihat pekerjaan yang memiliki potensi
bahaya paling besar sehingga rekomendasi perbaikan yang diberikan dapat
meminimalisisr terjadinya kecelakaan yang sama.
BAB II
LITERATUR

2.1 Definisi Fault Tree Analysis (FTA)

Fault Tree Analysis (FTA) adalah merupakan metodologi analisis yang


menggunakan model grafis untuk menunjukkan analisis proses secara visual. FTA
memungkinkan untuk identifikasi kejadian gagal berdasarkan penilaian
probabilitas kegagalan. Menurut Papadopoulos (2004) Fault Tree Analysis
merupakan sebuah metode analisis deduktif untuk mengidentifikasi terjadinya
kerusakan pada sistem dengan cara menggambarkan alternatif-alternatif kejadian
dalam suatu blok diagram secara terstruktur.

Titik awal dari analisis FTA ini adalah pengidentifikasian mode kegagalan
pada top level suatu sistem. Sebuah Fault Tree Analysis mengilustrasikan keadaan
komponen-komponen sistem (basic event) dan hubungan antara basic event dan top
event. Hubungan tersebut dinyatakan dalam gerbang logika. Diagram fault tree ini
dapat disusun cut set dan minimal cut set. Cut set merupakan serangkaian
komponen sistem, yang apabila terjadi kegagalan dapat menyebabkan kegagalan
pada sistem. Sedangkan minimal cut set yaitu set minimal yang dapat menyebabkan
kegagalan pada sistem.

2.2 Tahapan Fault Tree Analysis (FTA)

Fault Tree Analysis (FTA) memiliki beberapa tahapan (Tifani, 2011) :


1) Tentukan kejadian paling atas (utama).
2) Tetapkan batasan FTA.
3) Periksa sistem untuk mengerti bagaimana berbagai elemen berhubungan
pada satu dengan lainnya dan kejadian paling atas.
4) Buat pohon kesalahan, mulai dari kejadian paling atas dan bekerja kea rah
bawah.
5) Analisis pohon kesalahan untuk mengidentifikasi cara dalam
menghilangkan kejadian yang mengarah pada kegagalan.
6) Persiapkan rencana tindakan perbaikan untuk mencegah kegagalan.

2.3 Simbol-Simbol Gate pada Fault Tree Analysis (FTA)

Simbol gate digunakan untuk menunjukkan hubungan antar kejadian dalam


sistem. Setiap kejadian dalam sistem dapat secara pribadi atau bersama-sama
menyebabkan kejadian lain muncul. Adapun simbol-simbol hubungan yang
digunakan dalam FTA terdapat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Simbol Gate

2.4 Simbol-Simbol Kejadian (Event)

Simbol ini digunakan untuk menunjukkan sifat dari setiap kejadian dalam
sistem. Simbol-simbol kejadian ini akan lebih memudahkan kita dalam
mengidentifikasi kejadian yang terjadi. Simbol-simbol kejadian pada Fault Tree
Analysis (FTA) yang digunakan terdapat pada Tabel 2.
Tabel 2. Simbol-Simbol Kejadian

2.5 Konsep Diagram Pareto

Diagram pareto digunakan untuk menentukan kategori defect terbesar yang


paling mempengaruhi terjadinya cacat atau kegagalan dalam sebuah proses
kegiatan. Prinsip pareto (juga dikenal dengan 80-20) menyatakan bahwa untuk
banyak kejadian , sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari
penyebabnya (Juran,1994).
Diagram pareto digunakan untuk membandingkan berbagai kategori
kejadian yang disusun menurut ukurannya, yang paling besar disebellah kiri dan
paling kecil disebelah kanan. Sehingga susunan tersebut akan membantu untuk
menentukan pentingnya atau prioritas kategori kejadian-kejadian atau sebab-sebab
kejadian yang dikaji.

2.6 Methode Obtain Cut Set ( MOCUS)

Metode cut set merupakan metode untuk mengetahui daftar peristiwa


kegagalan yang terjadi dikemudian pada peristiwa puncak. Sedangkan minimum
cut set adalah daftar kondisi-kondisi minimal yang cukup dan perlu untuk peristiwa
kejadian puncak (Andrews, 1998). Berikut gambar contoh minimum sut sets dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Contoh Minimum Cut Set
BAB III
METODOLOGI

Metodologi penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan


yang dilaksanakan selama proses penelitian. Adapun metodologi yang digunakan
adalah fault tree analysis. Dengan menggunakan fault tree analysis dapat diketahui
apa saja penyebab kecelakaan kerja yang terjadi atau penyebab adanya bahaya-
bahaya yang menyebabkan pekerja tidak maksimal dalam menyelsaikan tugasnya.
Setelah melakukan analisis, dilakukan pembuatan rekomendasi perbaikan terhadap
pekerjaan yang memiliki potensi bahaya.

BAB IV
ANALISIS

4.1 Identifikasi Potensi Bahaya


Tabel 4.1 Jumlah kecelakaan pekerja
Bulan
Jenis Pekerjaan
April Mei Juni Juli Agustus September
Mencampur Material 5 3 4 2 5 3 22
Memindahkan Material 2 1 1 1 2 1 8
Mencetak Material 3 5 2 4 1 1 16
Finishing 1 0 2 1 1 1 6
Total 11 9 9 8 9 6

Dari table diatas dapat dilihat bahwa tingkat kecelakaan kerja yang terjadi paling
tinggi pada bulan mei, juni, dan agustus. Pada ketiga bulan ini terjadi peningkatan
permintaan konsumen sehingga dengan jumlah pekerja yang tidak seimbang, maka
terjadi pekerja mengalami kelelahan, pegal dibeberapa bagian tubuh dan
kecelakaan ringan. Sedangkan pekerjaan yang paling banyak menyebabkan
kecelakaan kerja adalah pada saat mencampur material. Hal ini terjadi karena
pekerja harus mengaduk material dalam jumlah banyak sedangkan pekerja tidak
memakai peralatan safety.
Table 4.2 Potensi kecelakaan dan penyebabnya
Jenis Pekerjaan Akibat Kecelakaan Penyebab Kecelakaan
Mencampur
Material Tangan Panas Tidak memakai sarung tangan
Bahan material tidak ramah
lingkungan
Tangan Mengelupas Tidak memakai sarung tangan
Peralatan masih manual
Pegal Posisi kerja terlalu membungkuk
Posisi kerja terlalu lama berdiri
Pekerjaan statis
Kaki Gatal Tidak memakai sepatu safety
Terkontaminasi bakteri
Terkontaminasi partikel material
Lokasi kerja terpapar sinar matahari
Kulit Terbakar langsung

Memindahkan
Material Sakit Pinggang Posisi kerja terlalu membungkuk
Tangan Terjepit di
Mencetak Material Cetakan Tidak menggunakan alat bantu
Kurang hati-hati
Letak cetakan yang tumpang tindih
Sakit Pinggang Pekerjaan terlalu membungkuk
Finishing Sakit Pinggang Pekerjaan terlalu membungkuk
Beban terlalu berat
Kurangnya alat bantu

Berikut adalah fault tree analysis yang dilakukan pada kecelakaan saat mencampur
material yaitu tangan pekerja terasa panas dan terkelupas.
Tangan Panas dan Terkelupas

Lingkungan Kerja Manusia

Tidak ada SOP Tidak tersedia


alat bantu Tidak Memakai Sarung tangan Tidak Hati-hati
Sarung Tangan sobek

Penget
Lupa Kesadara ahuan
n kurang kurang

Apabila dilakukan fault tree analysis pada penyebab tangan pekerja yang terasa
panas dan terkelupas dapat dilihat bahwa ada dua penyebabnya, yaitu kesalahan
lingkungan kerja (kondisi tempat kerja atau kebijakan perusahaan) dan kesalahan
manusia.
Kondisi lingkungan kerja yang tidak memiliki fasilitas kerja yang dibutuhkan,
seperti alat bantu dan sop kerja secara tidak langsung menyebabkan kecelkaan kerja
pada pekerja.

Dari aspek manusia, pekerja tidak hati-hati dalam bekerja, tidak memakai peraltan
safety. Hal ini disebabkan pekerja lupa atau tidak sadar K3.

4.2 Perbaikan

Pada analisis perbaikan ini kita digunakan Failure Modes and Effects Analysis.
Failure Modes and Effects Analysis ini mengidentifikasi resiko kegagalan atau
kecelakaan kerja yang mungkin akan terjadi ataupun yang pernah terjadi. Failure
Modes and Effects Analysis juga digunakan untuk menyelidiki bagaimana
kegagalan atau kecelakaan kerja dapat terjadi. Selain itu, dengan Failure Modes
and Effects Analysis kita dapat memperkirakan besar tingkat resiko yang terjadi
dengan mengalikan severity dengan probabilitas. Sehingga dari hal tersebut
memudahkan pengamat untuk melakukan tindakan perbaikan guna memperkecil
kemungkinan terjadinya kegagalan atau kecelakaan kerja.
Data untuk menghitung nilai severity rate diperoleh dari jumlah total hilangnya hari
kerja per 70 jam manusia. Tujuannya adalah untuk melihat potensi hari kerja hilang
dalam jangka waktu tertentu akibat kasus kecelakaan kerja. Dibawah ini
merupakan hari kerja dan jumlah jam kerja yang
hilang pada Indah Batako.
Tabel Hari kerja dan jumlah jam kerja hilang
Bulan
Jenis Pekerjaan
April Mei Juni Juli Agustus September
Mencampur Material 1 0 1 0 1 0 3
Memindahkan Material 0 0 0 0 1 0 1
Mencetak Material 0 1 0 1 0 0 2
Finishing 0 0 0 0 0 0 0
Total 1 1 1 1 2 0
Dari table di atas dapat kita lihat bahwa selalu ada minimal satu jam kerja yang
hilang dari 70 jam kerja yang ada. Sedangkan pada bulan agustus ada 2 jam kerja
yang hilang selama bekerja. Pekerjaan yang paling berpotensi menyebabkan
kecelakaan kerja sehingga menyebabkan hilangny ajam kerja adalah mencampur
material.
Jenis
Pekerjaa Akibat Penyebab
n Kecelakaan Kecelakaan Perbaikan
Mencam Ada SOP kerja yang mewajibkan
pur Tangan Tidak memakai pekerja memakai sarung tangan
Material Panas sarung tangan saat bekerja.
Bahan material tidak Menggunakan material ramah
ramah lingkungan lingkungan.
Ada SOP kerja yang mewajibkan
Tangan Tidak memakai pekerja memakai sarung tangan
Mengelupas sarung tangan saat bekerja.
Melengkapi stasiun kerja dengan
Peralatan masih peralatan dan fasilitas yang
manual mendukung.
Posisi kerja terlalu mendesign stasiun kerja yang
Pegal membungkuk ergonomis.
Posisi kerja terlalu pekerja menggunakan alat bantu
lama berdiri mesin/peralatan.
Pekerjaan statis
Ada SOP kerja yang mewajibkan
Tidak memakai pekerja memakai sepatu safety saat
Kaki Gatal sepatu safety bekerja.
Terkontaminasi
bakteri
Terkontaminasi
partikel material
Lokasi kerja pekerja diwajibkan memakai baju
Kulit terpapar sinar kerja yang nyaman dan menutupi
Terbakar matahari langsung badan.

Meminda
hkan Sakit Posisi kerja terlalu mendesign stasiun kerja yang
Material Pinggang membungkuk ergonomis.
Tangan
Mencetak Terjepit di Tidak menggunakan menggunakan alat bantu saat
Material Cetakan alat bantu membuka dan mengangkat cetakan
menambah faslitas peletakan
Kurang hati-hati produk yang ergononmis.
Letak cetakan yang
tumpang tindih
Sakit Pekerjaan terlalu
Pinggang membungkuk
Sakit Pekerjaan terlalu mendesign stasiun kerja yang
Finishing Pinggang membungkuk ergonomis.
menggunakan alat bantu saat
mengangkat/memindahkan
Beban terlalu berat material.
Kurangnya alat
bantu
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan dengan metode fault tree analysis diperoleh
hasil berikut:
1. Pekerjaan yang memiliki potensi bahaya paling besar adalah mencampur
material.
2. Penyebab pekerjaan tersebut adalah kesalahan kondisi (seperti tidak ada
sop, tidak ada fasilitas/alat yang mendukung pekerjaan) dan kesalahan
manusia/pekerja (seperti tidak memakai peralatan safety dan tidak berhati-
hati saat bekerja).
3. Akibat dari kecelakaan yang terjadi adalah kelelahan, sakit pada bagian
badan tertentu, dan luka ringan pada pekerrja.
4. Perbaikan yang diusulkan adalah dengan membuat design tempat kerja yang
ergonomis, menambah fasilitas dan peralatan kerja, dan pekerja memakai
peralatan safety saat bekerja.

Anda mungkin juga menyukai