Anda di halaman 1dari 5

FARMASI

Tidak sekadar memberikan obat dan menjelaskan cara pemakaian obat yang Anda butuhkan, ternyata
banyak hal lain yang perlu Anda ketahui tentang tugas seorang apoteker yang sebenarnya. Apoteker
tidak meresepkan obat, tetapi berperan penting dalam menjaga kualitas obat dan memastikan
penyimpanan obat dengan tepat.

Apoteker merupakan salah satu bagian dari tim pelayanan kesehatan profesional yang bekerja di suatu
farmasi, baik farmasi rumah sakit atau industri farmasi. Berfokus pada efektivitas serta keamanan
penggunaan obat, seorang apoteker memiliki tugas untuk mendistribusikan obat-obatan.

Selain itu, seorang apoteker juga bertugas dalam menyeleksi obat-obat yang masih dapat digunakan dan
obat kadaluarsa. Apoteker juga bisa membantu menyarankan apakah Anda perlu bertemu dokter,
mencarikan berbagai pilihan obat, serta memberitahu tentang efek samping dari setiap obat.

Untuk menjadi seorang apoteker, seseorang harus menjalani pendidikan sarjana farmasi tingkat
universitas dan mempelajari beberapa hal, seperti cara penggunaan obat, efek samping obat, interaksi
obat dengan senyawa atau obat lain, mengawasi batas-batas penggunaan dan reaksi obat, serta
mempelajari mekanisme kimia dan kerja obat di dalam tubuh. Apa yang dipelajari ini akan digabungkan
dengan keilmuan lain, seperti anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Untuk melakukan pekerjaannya ini,
seorang apoteker harus sudah terdaftar sebelumnya dalam suatu badan pengawas, yaitu Ikatan Apoteker
Indonesia.

Dengan perbekalan yang dimilikinya, apoteker memiliki peran penting dalam sebuah rumah sakit atau
industri farmasi, serta memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sayangnya, kadang beberapa
apoteker bertindak menyalahi aturan dengan memberikan obat keras yang diminta pasien tanpa melalui
resep dokter. Hal ini merupakan tindakan malpraktik dan sangat berisiko, karena dapat membahayakan
pasien.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 02396/A/SK/VIII/1986 Pasal 2 menyebutkan


bahwa obat keras hanya dapat diberikan dengan resep dokter. Selain itu, pada pasal 3 obat keras harus
dicantumkan tanda khusus berupa huruf K dengan bulatan merah pada semua kemasan obat keras.
Anda memerlukan resep atau berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum meminumnya.

Jadi, sekalipun apoteker memiliki banyak perbekalan mengenai obat dan penyakit, bukan berarti
apoteker dapat dengan mudah memberikan obat keras kepada pasien tanpa adanya resep dokter.

Perhatikan Beberapa Hal ini Saat Membeli Obat

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan saat ingin membeli obat di apoteker:
Pastikan apoteker di tempat Anda membeli obat memiliki informasi atau pemahaman yang sama dengan
dokter mengenai obat yang diberikan dan juga reaksi yang mungkin muncul pada diri Anda setelah
mengonsumsi obat tersebut.

Disarankan untuk meminta alat takar jika obat yang Anda konsumsi adalah obat cair. Karena, sendok
makan di rumah Anda dengan sendok takar dapat memiliki ukuran yang berbeda.

Guna menjaga obat dari jangkauan anak, khususnya untuk kemasan botol, pastikan obat yang Anda beli
disertai dengan pengaman untuk anak-anak, atau dengan pembuka yang cukup sulit untuk dibuka oleh
anak-anak.

Agar obat dapat tersimpan dengan aman dan tidak rusak, mintalah saran kepada apoteker tentang cara
menyimpan obat tersebut, karena beberapa obat dapat rusak kandungannya jika Anda menyimpannya di
tempat yang tidak tepat. Misalnya, apakah harus disimpan di dalam kulkas atau di tempat yang kering.

Selain beberapa hal di atas, apoteker juga akan memastikan bahwa obat dan petunjuk penggunaan obat
sudah sesuai dengan resep yang diberikan oleh dokter Anda atau sesuai dengan informasi yang telah
diberikan dokter Anda saat konsultasi.

Apoteker merupakan salah satu tenaga ahli pelayanan kesehatan yang bertanggung jawab dalam
memilih dan memberikan obat untuk Anda. Meskipun apoteker memiliki pengetahuan mengenai obat
dan penyakit tertentu, tidak dianjurkan bagi Anda membeli obat keras tanpa resep dokter.

Untuk penentuan obat yang akan diresepkan sesuai diagnosis penyakit, Anda tetap perlu berkonsultasi
ke dokter terlebih dahulu. Selain itu, perhatikan juga apakah apoteker yang bertugas di tempat Anda
membeli obat, sudah memiliki izin atau belum, dan sudah terdaftar dalam Ikatan Apoteker Indonesia
atau belum.

KESEHATAN LINGKUNGAN
Adapun peran dan tanggung jawab kesling :
1.Penyediaan Air Minum;

2.Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran;

3.Pembuangan Sampah Padat;

4.Pengendalian Vektor;

5.Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia;

6.Higiene makanan, termasuk higiene susu;

7.Pengendalian pencemaran udara;

8 .Pengendalian radiasi;

9.Kesehatan kerja;

10.Pengendalian kebisingan;

11.Perumahan dan pemukiman;

12Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara;

13.Perencanaan daerah dan perkotaan;

14.Pencegahan kecelakaan;

15.Rekreasi umum dan pariwisata;

16.Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan
perpindahan penduduk;

17.Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

KEPERAWATAN GIGI

Peran Tenaga Kesehatan Gigi:


1. Pelaksana manajemen klinik gigi

2. Pelaksana pengendalian infeksi pada praktek kedokteran gigi

3. Pelaksana asisten dokter gigi pada pelayanan kesehatan gigi di kursi gigi

4. Pelatih dan penyuluh kesehatan gigi dan mulut

5. Pelaksana pencegahan terjadinya penyakit pada jaringan keras/ penyangga


gigi

6. Pelaksana pemelihara kebersihan gigi dan mulut pada orang dengan


keterbatasan

7. Pelaksana rujukan keperawatan kedokteran gigi

8. Perancang kewirausahaan dalam bidang pelayanan kesehatan gigi

9. Pelaksana promotif preventif pada pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi

10. Pengelola pelayanan Asuhan kesehatan Gigi dan Mulut pada kelompok
rentan karies

Promkes

URAIAN TUGAS PETUGAS PROMOSI KESEHATAN


1. Menyusun rencana kegiatann pelayan promosi kesehatan berdasarkan data
program puskesmas dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sebagai
pedoman kerja.

2. Melaksanakan kegiatan promosi kesehatan meliputi penyuluhan kesehatan,


pembinaan UKBM, pembinaan PHBS dan desa siaga serta koordinasi lintas
program terkait sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku

3. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan promosi kesehatan secara


keseluruhan.

4. Membuat catatan dan laporan kegiatan di bidang tugasnya sebagai bahan


informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.

5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Anda mungkin juga menyukai