Anda di halaman 1dari 4

TUGAS HUKUM PEMERINTAHAN DAERAH

TENTANG

“DEKONSENTRASI”

Disusun Oleh :

MUHAMMAD YASMIN. B (4517060115)


LEADERSIP

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR


FAKULTAS HUKUM
2019
DEKONSENTRASI

A. PENGERTIAN DEKONSENTRASI

dekonsentrasi adalah penyerahan atau pelimpahan wewenang dari pemerintah


pusat kepada pemerintah daerah yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pemerintahaan.

Dalam hal ini kewenangan yang dilimpahkan tersebut hanya terbatas pada
wewenang administratif saja, sedangkan wewenang politik masih tetap berada pada
pemerintah pusat. Dengan kata lain, dekonsentrasi adalah perpaduan antara
Sentralisasi dengan Desentralisasi.

Dasar hukum yang mengatur dekonsentrasi tercantum dalam PERMEN Republik


Indonesia No. 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi. Pada
peraturan tersebut dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
dekonsentrasi.

Beberapa contoh penerapan asas dekonsentrasi, antara lain;

 Gubernur sebagai wakil pemerintah pusat


 Pelayanan pajak di setiap daerah
 Penyelenggaraan dinas perhubungan
 Penyerahan wewenang dalam pelaksanaan ASIAN GAMES kepada gubernur

B. TUJUAN DEKONSENTRASI

adapun beberapa tujuan dekonsentrasi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pemerintahan

Penyelenggaraan pemerintahan tentunya membutuhkan tingkan efisiensi dan


efektivitas yang baik. Dengan melimpahkan wewenang tertentu dari pemerintah pusat
ke pemerintah daerah, maka proses penyelenggaraan pemerintahan akan menjadi
lebih baik.

2. Pengelolaan Pembangunan dan Pelayanan Umum

Pembangunan dan pelayanan kepentingan umum merupakan hal yang sangat


penting dalam penyelenggaraan pemerintahan di suatu negara. Oleh karena itu,
pemerintah daerah yang diberikan wewenang untuk bidang administratif akan lebih
mudah melaksanaan pengelolaan dan pelayanan kepentingain publik.
3. Menjaga Komunikasi Sosial dan Budaya

Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dengan karakteristik yang berbeda-
beda. Dengan adanya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah
daerah maka proses komunikasi sosial kemasyarakatan dan sosial budaya dalam
sistem administrasi negara akan dapat dilakukan dengan baik.

4. Menjaga Keharmonisan Pembangunan Nasional

Pembangunan di setiap daerah dapat terlaksana dengan baik bila terjalin


keharmonisan dan keselarasan dengan pembangunan nasional yang dilakukan oleh
pemerintah pusat. Dengan begitu, pemerataan pembangunan di setiap daerah akan
terlaksana secara berkesinambungan.

5. Menjaga Keutuhan NKRI

Pembangunan ekonomi dan infrastruktur yang merata di setiap daerah


merupakan salah satu bentuk keadilan sosial yang harus dilaksanakan pemerintah
pusat. Dengan begitu, maka tidak ada lagi kesenjangan sosial antar daerah yang pada
akhirnya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Indonesia.

C. CIRI-CIRI DEKONSENTRASI

Ada beberapa ciri khusus yang terdapat pada sistem dekonsentrasi. Adapun ciri-
ciri dekonsentrasi adalah sebagai berikut:

1. Merupakan suatu penyerahan kewenangan.


2. Pelimpahan wewenang dilakukan secara vertikal, misalnya dari Presiden
kepada Gubernur.
3. Pihak yang dilimpahkan wewenang berstatus mewakili yang memiliki
wewenang sehingga ia tidak memegang tanggungjawab sendiri.

D. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DEKONSENTRASI

1. Kelebihan Asas Dekonsentrasi

 Secara politis, dekonsentrasi dapat meminimalisir keluhan di daerah


terhadap kebijakan pemerintah pusat.
 Dekonsentrasi akan memungkinkan pemerintah daerah berkomunikasi
dengan pemerintah pusat dalam hal perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan di bidang ekonomi.
 Memungkinkan terjadinya hubungan langsung antara pemerintah dengan
rakyat.
 Dekonsentrasi dapat membantu mengamankan pelaksanaan kebijakan
nasional di bidang ekonomi, administrasi, dan politik.
 Dekonsentrasi merupakan alat yang efektif untuk menjaga persatuan dan
kesatuan nasional.

2. Kekurangan Asas Dekonsentrasi

 Struktur pemerintahan yang kompleks membuat koordinasi menjadi lebih


sulit.
 Keserasian dan keseimbangan antara semua kepentingan daerah
cenderung lebih mudah terganggu
 Menimbulkaan fanatisme pada setiap daerah.
 Proses pengambilan keputusan menjadi lebih lama.
 Membutuhkan biaya yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai