Kerajaan Singasari
Pada suatu hari Ken Arok dibunuh oleh seorang pengalasan atas perintah
Anusapati. Akibat ia meninggal, maka ia hanya memerintah selama 5 tahun di
Kerajaan Singhasari. Untuk mengenang jadadnya, ia didharmakan di Kagenengan
dalam bangunan suci agama Siwa dan Buddha. Bangunan itu terletak disebelah
selatan Singasari. Tak berapa lama, diikuti oleh meninggalnya Ken Dedes.
Anusapati memerintah Singasari sebagai pengganti ayah tirinya. Lambat laun
berita tentang pembunuhan Ken Arok sampai pula ke telinga Tohjaya. Tohjaya
pun marah besar dan seakan tidak terima bahawa ayahnya telah dibunuh secara
mengenaskan.
“Berani beraninya Anusapati membunuh ayahku! Akan kubalaskan
dendamku padamu!” Sambil melempar-lemparkan batu didepan halaman
rumahnya.
Dengan keyakinan yang kauat dan niat yang mantap. Akhirnya Tohjaya
berhasil membunuh Anusapati saat mereka sedang meenyabung ayam. Dan untuk
mengenang jasad Anusapati, ia didharmakan di Candi Kidal, sebelah tenggara
kota Malang.
“Anusapati ialah ayah kesayanganku, aku tidak terima bila ayahku meti
terbunuh begitu saja! Kita harus melakukan penyerangan kepada Tohjaya!”
Perintah Ranggawuni berbicara kepada prajuritnya.
“Baik kanjeng, saya akan memberi tahu prajurit lain untuk segera bergegas
untuk melakukan penyerangan kepada Tohjaya” Jawab di prajurit.
“Prajurit, mungkin aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi, salaah satu
prajurit Ranggawuni menembakkan anak panahnya tepat dijantungku.” Teriak
Tohjaya kepada prajurit yang berada di sampingnya.
“Bersabarlah paduka, aku sedang berusaha untuk mengobati paduka.”
Jawab di prajurit sambil mengobati Tohjaya dan mencoba menghentikan
pendarahan yang terus mengalir dari dada Tohjaya.
Namun nasib malang datang pada Tohjaya, ia tidak mampu bertahan dan
meninggal di Katang Lumbang akibat luka yang dideritanya. Ranggawuni
kemudian menjadi Raja di Singasari dengan mendapat gelar “Sri Jaya
Wisnuwardhana.”
“Prajurit, Kerajaan ini perli pertahanan baru. Apakah kau setuju dengan
pendapatku?” Tanya Ranggawuni pada salah satu prajuritnya.