Karya Tulis Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah
Oleh :
NRP. 31970157811075
KORAMIL 09 PUJER
KATA PENGANTAR
Dengan memanjat puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberi
Rahmat dan ridha-Nya, sehingga penyusun laporan ini dapat diselesaikan dengan baik dan
tanpa hambatan apa apun. Dalam penyusun makalah ini, penyusun telah mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak. Oleh karena itu melalui kesempatan ini
penyusun menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada segenap pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan laporan ini sampai berakhir seperti sekarang ini.
Laporan ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas semester genap pada mata
kuliah Studi Masyarakat Indonesia, demi tercapainya standar kelulusan bagi mata kuliah ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca dan dosen pembimbing sangat diharapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
laporan ini, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pelajaran dan
pendidikan, khususnya bagi penyusun dan juga pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
……………….. i
DAFTAR
ISI………………………………………………………………………………………………
…………….. ii
DAFTAR
TABEL…………………………………………………………………………………………
……………… iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang………………………………………………………………………………
…………………………. 1
2. Perumusan
Masalah…………………………………………………………………………………
………………. 2
3. Tujuan dan Manfaat
penelitian………………………………………………………………………………
…………………….. 2
1. Metode
Penelitian………………………………………………………………………………
………………………… 8
2. Fokus Penelitan dan Penentuan
Informan………………………………………………………………………………
………………………. 8
3. Tekhnik Pengumpulan dan Pengolahan
data……………………………………………………………………………………
………… 8
4. Tekhnik Analisa
Data……………………………………………………………………………………
……………… 8
1. Kesimpulan……………………………………………………………………………
……………………………….. 19
2. Saran……………………………………………………………………………………
…………………….. 19
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………………………………
……………… 21
BAB I
PENDAHULUAN
Tentara Nasional Indonesia (TNI) lahir dalam kancah perjuangan bangsa Indonesia
mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda yang berambisi untuk menjajah
Indonesia kembali melalui kekerasan senjata. TNI merupakan perkembangan organisasi yang
berawal dari Badan Keamanan Rakyat (BKR). Selanjutnya pada tanggal 5 Oktober 1945
menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan untuk memperbaiki susunan yang sesuai
dengan dasar militer international, dirubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Pada saat-saat kritis selama Perang Kemerdekaan (1945-1949), TNI berhasil mewujudkan
dirinya sebagai tentara rakyat, tentara revolusi, dan tentara nasional. Sebagai kekuatan yang
baru lahir, disamping TNI menata dirinya, pada waktu yang bersamaan harus pula
menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dari dalam negeri,
TNI menghadapi rongrongan-rongrongan baik yang berdimensi politik maupun dimensi
militer. Rongrongan politik bersumber dari golongan komunis yang ingin menempatkan TNI
dibawah pengaruh mereka melalui Pepolit, Biro Perjuangan, dan TNI - Masyarakat:.
Sedangkan tantangan dari dalam negeri yang berdimensi militer yaitu TNI menghadapi
pergolakan bersenjata di beberapa daerah dan pemberontakan PKI di Madiun serta Darul
Islam (DI) di Jawa Barat yang dapat mengancam integritas nasional. Tantangan dari luar
negeri yaitu TNI dua kali menghadapi Agresi Militer Belanda yang memiliki organisasi dan
persenjataan yang lebih modern.
Sadar akan keterbatasan TNI dalam menghadapi agresi Belanda, maka bangsa Indonesia
melaksanakan Perang Rakyat Semesta dimana segenap kekuatan TNI dan masyarakat serta
sumber daya nasional dikerahkan untuk menghadapi agresi tersebut. Dengan demikian,
integritas dan eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dapat dipertahankan oleh
kekuatan TNI bersama rakyat.
Sesuai dengan keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB), pada akhir tahun 1949 dibentuk
Republik Indonesia Serikat (RIS). Sejalan dengan itu, dibentuk pula Angkatan Perang RIS
(APRIS) yang merupakan gabungan TNI dan KNIL dengan TNI sebagai intinya. Pada bulan
Agustus 1950 RIS dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk Negara kesatuan. APRIS pun
berganti nama menjadi Angkatan Perang RI (APRI).
Periode yang juga disebut Periode Demokrasi Liberal ini diwarnai pula oleh berbagai
pemberontakan dalam negeri. Pada tahun 1950 sebagian bekas anggota KNIL melancarkan
pemberontakan di Bandung (pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil/APRA), di
Makassar Pemberontakan Andi Azis, dan di Maluku pemberontakan Republik Maluku
Selatan (RMS). Sementara itu, DI TII Jawa Barat melebarkan pengaruhnya ke Kalimantan
Selatan, Sulawesi Selatan dan Aceh. Pada tahun 1958 Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia/Perjuangan Rakyat Semesta (PRRI/Permesta) melakukan pemberontakan di
sebagian besar Sumatera dan Sulawesi Utara yang membahayakan integritas nasional. Semua
pemberontakan itu dapat ditumpas oleh TNI bersama kekuatan komponen bangsa lainnya.
Upaya menyatukan organisasi angkatan perang dan Kepolisian Negara menjadi organisasi
Angkatan Bersenjata Republika Indonesia (ABRI) pada tahun 1962 merupakan bagian yang
penting dari sejarah TNI pada dekade tahun enampuluhan.
Upaya PKI makin gencar dan memuncak melalui kudeta terhadap pemerintah yang syah oleh
G30S/PKI, mengakibatkan bangsa Indonesia saat itu dalam situasi yang sangat kritis. Dalam
kondisi tersebut TNI berhasil mengatasi situasi kritis menggagalkan kudeta serta menumpas
kekuatan pendukungnya bersama-sama dengan kekuatan-kekuatan masyarakat bahkan
seluruh rakyat Indonesia.
Dalam situasi yang serba chaos itu, ABRI melaksanakan tugasnya sebagai kekuatan hankam
dan sebagai kekuatan sospol. Sebagai alat kekuatan hankam, ABRI menumpas pemberontak
PKI dan sisa-sisanya. Sebagai kekuatan sospol ABRI mendorong terciptanya tatanan politik
baru untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 45 secara murni dan konsekwen.
Sementara itu, ABRI tetap melakukan pembenahan diri dengan cara memantapkan integrasi
internal. Langkah pertama adalah mengintegrasikan doktrin yang akhirnya melahirkan
doktrin ABRI Catur Dharma Eka Karma (Cadek). Doktrin ini berimplikasi kepada
reorganisasi ABRI serta pendidikan dan latihan gabungan antara Angkatan dan Polri. Disisi
lain, ABRI juga melakukan integrasi eksternal dalam bentuk kemanunggalan ABRI dengan
rakyat yang diaplikasikan melalui program ABRI Masuk Desa (AMD).
Peran, Fungsi dan Tugas TNI (dulu ABRI) juga mengalami perubahan sesuai dengan
Undang-Undang Nomor: 34 tahun 2004. TNI berperan sebagai alat negara di bidang
pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik
negara. TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai: penangkal terhadap setiap
bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap
kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa, penindak terhadap setiap bentuk
ancaman sebagaimana dimaksud di atas, dan pemulih terhadap kondisi keamanan negara
yang terganggu akibat kekacauan keamanan.
Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Tugas pokok itu dibagi 2(dua) yaitu: operasi militer untuk perang dan operasi militer selain
perang.
Operasi militer selain perang meliputi operasi mengatasi gerakan separatis bersenjata,
mengatasi pemberontakan bersenjata, mengatasi aksi terorisme, mengamankan wilayah
perbatasan, mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis, melaksanakan tugas
perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri, mengamankan Presiden dan
Wakil Presiden beserta keluarganya, memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan
pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta, membantu tugas
pemerintahan di daerah, membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka
tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang, membantu
mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang
sedang berada di Indonesia, membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian,
dan pemberian bantuan kemanusiaan, membantu pencarian dan pertolongan dalam
kecelakaan (search and rescue) serta membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan
penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan penyelundupan.
Sementara dalam bidang reformasi internal, TNI sampai saat ini masih terus melaksanakan
reformasi internalnya sesuai dengan tuntutan reformasi nasional. TNI tetap pada
komitmennya menjaga agar reformasi internal dapat mencapai sasaran yang diinginkan dalam
mewujudkan Indonesia baru yang lebih baik dimasa yang akan datang dalam bingkai tetap
tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bahkan, sejak tahun 1998 sebenarnya secara
internal TNI telah melakukan berbagai perubahan yang cukup signifikan, antara lain:
Pertama, merumuskan paradigma baru peran ABRI Abad XXI.
Kedua, merumuskan paradigma baru peran TNI yang lebih menjangkau ke masa
depan, sebagai aktualisasi atas paradigma baru peran ABRI Abad XXI.
Ketiga, pemisahan Polri dari ABRI yang telah menjadi keputusan Pimpinan ABRI
mulai 1-4-1999 sebagai Transformasi Awal.
Keempat, penghapusan Kekaryaan ABRI melalui keputusan pensiun atau alih status.
(Kep: 03/)/II/1999).
Kelima, penghapusan Wansospolpus dan Wansospolda/Wansospolda Tk-I.
Keenam, penyusutan jumlah anggota F.TNI/Polri di DPR RI dan DPRD I dan II
dalam rangka penghapusan fungsi sosial politik.
Ketujuh, TNI tidak lagi terlibat dalam Politik Praktis/day to day Politics.
Kedelapan, pemutusan hubungan organisatoris dengan Partai Golkar dan mengambil
jarak yang sama dengan semua parpol yang ada.
Kesembilan, komitmen dan konsistensi netralitas TNI dalam Pemilu.
Kesepuluh, penataan hubungan TNI dengan KBT (Keluarga Besar TNI).
Kesebelas, revisi Doktrin TNI disesuaikan dengan Reformasi dan Peran ABRI Abad
XXI.
Keduabelas, perubahan Staf Sospol menjadi Staf Komsos.
Ketigabelas, perubahan Kepala Staf Sosial Politik (Kassospol) menjadi Kepala Staf
Teritorial (Kaster).
Keempatbelas, penghapusan Sospoldam, Babinkardam, Sospolrem dan Sospoldim.
Kelimabelas, likuidasi Staf Syawan ABRI, Staf Kamtibmas ABRI dan Babinkar
ABRI.
Keenambelas, penerapan akuntabilitas public terhadap Yayasan-yayasan milik
TNI/Badan Usaha Militer.
Ketujuhbelas, likuidasi Organisasi Wakil Panglima TNI.
Kedelapanbelas, penghapusan Bakorstanas dan Bakorstanasda.
Kesembilanbelas, penegasan calon KDH dari TNI sudah harus pensiun sejak tahap
penyaringan;
Keduapuluh, penghapusan Posko Kewaspadaan;
Keduapuluhsatu, pencabutan materi Sospol ABRI dari kurikulum pendidikan TNI.
Keduapuluhdua, likuidasi Organisasi Kaster TNI.
Keduapuluhtiga, likuidasi Staf Komunikasi Sosial (Skomsos) TNI sesuai SKEP
Panglima TNI No.21/ VI/ 2005.
Keduapuluh empat, berlakunya doktrinTNI “Tri Dharma Eka Karma (Tridek)
menggantikan Catur Dharma Eka Karma (Cadek) sesuai Keputusan Panglima TNI
nomor Kep/2/I/2007 tanggal 12 Januari 2007.
Sebagai alat pertahanan negara, TNI berkomitmen untuk terus melanjutkan reformasi internal
TNI seiring dengan tuntutan reformasi dan keputusan politik negara.
PERAN
TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan tugasnya
berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
FUNGSI
penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar
dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa;
penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a; dan
pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat kekacauan
keamanan.
(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI merupakan
komponen utama sistem pertahanan negara.
TUGAS
(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
Satu-satunya milik nasional yang tetap tidak berubah adalah TNI, demikian ucapan
Panglima Besar Jenderal Besar Sudirman salah satu sosok putera terbaik bangsa, yang selama
hayatnya tak pernah ingkar terhadap perjuangan membela dan mempertahankan kemerdekaan
(Dian Andika Winda dan Efantino Febriana : 2009 : 13). Mengingat ucapan ini, menggugah
Prajurit TNI untuk selalu tampil berkiprah dalam mempertahankan tiga faktor penting yang
menjadi fundamental dalam menjamin kelangsungan hidup atau eksistensi bangsa/negara,
yakni kedaulatan negara yang harus tetap tegak, keutuhan wilayah NKRI yang harus tetap
terjaga serta keselamatan bangsa dan segenap tumpah darah Indonesia yang harus tetap
terjamin. Sehingga konsep untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas kelangsungan
hidup bangsa Indonesia harus dirancang dengan jalan memanfaatkan dan mengembangkan
segala potensi dan kekuatan nasional secara komprehensif.
Sebagai wujud nyata dalam mengemban amanah tersebut, TNI telah berkiprah positif
dan ikut memberi andil dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini dapat
direalisasikan dengan keberhasilan TNI dalam mendukung dan mengawal agenda demokrasi
Pemilihan Umum, khususnya dalam puncak prosesi Pemilu legislatif dan Pemilu Presiden
yang dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia. Keberhasilan tersebut tentu akan
mendorong kesadaran Prajurit TNI khususnya TNI–AD dalam mengamankan keutuhan
negara secara konsisten dan terpatri yang dibuktikan dengan sikap netralitas TNI terhadap
politik praktis melalui nuansa reformasi dalam tubuh TNI. Sehingga TNI tidak lagi menjadi
bagian dari atensi politik praktis serta membuktikan dirinya untuk selalu bersikap netral
dalam kehidupan politik praktis.
Dengan keberhasilan tersebut, TNI tidak pernah berhenti untuk mengembangkan
kreativitas dan perannya dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara, karena TNI
menyadari sepenuhnya bahwa kemajuan pembangunan selama ini telah menempatkan bangsa
Indonesia dalam keadaan yang aman dan lebih baik. Disanalah TNI berkiprah mengawal
Bangsa ini dengan tetesan darah dan jiwa raganya demi Bangsa Indonesia melalui berbagai
kebijakan pemerintah telah membuat program dan melaksanakan kegiatan pembangunan
secara konsisten, terpadu dan bersifat lintas-sektoral dengan mempertimbangkan kesesuaian
tata ruang wilayah, sistem hukum dan kelembagaan , serta koordinasi dan kerja sama yang
solid antara Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK) dan Pemerintah
Daerah. Dibalik keberhasilan tersebut maka peran TNI-AD masih perlu dioptimalkan agar
mampu menyentuh masyarakat khususnya di daerah terisolir, daerah rawan, pulau terdepan
dan daerah perbatasan darat antar negara yang merupakan beranda terdepan dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Seiring dengan makna yang terkandung dalam Undang-
Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, maka TNI sebagai
salah satu komponen bangsa memiliki jati diri sebagai Tentara Rakyat, Tentara Pejuang,
Tentara Nasional dan Tentara Profesional dapat berperan sebagai perekat persatuan dan
kesatuan bangsa khususnya mengawal keutuhan wilayah NKRI.
Di masa damai TNI tidak saja sebagai kekuatan pertahanan yang dipersiapkan untuk
menghadapi ancaman militer yang membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan
keselamatan segenap bangsa Indonesia, tetapi juga atensinya adalah sebagai kekuatan untuk
membantu pemerintah di dalam proses pembangunan nasional melalui tugas Operasi Militer
Selain Perang (OMSP), sehingga tidaklah berlebihan jika TNI di samping sebagai kekuatan
pertahanan juga berkiprah sebagai kekuatan moral dan kekuatan kultural, yang mampu
mengangkat citra bangsa di kancah pergaulan internasional. Sumbangsih yang optimal TNI
kepada bangsa dan negara, dimanifestasikan dengan kekuatan dan kemampuan serta fasilitas
yang dimiliki melalui optimalisasi peran TNI dalam membangun kehidupan berbangsa dan
bernegara dengan implementasi yang diwujudnyatakan dalam bentuk kerja sama lewat
Kementerian dan Pemerintah Daerah dimanifestasikan terus menerus tanpa pamrih dengan
semangat militansi dan dedikasi yang tinggi guna mencapai misi dan tujuannya.
Apa yang dibuat dalam program Manunggal TNI bagi kepentingan rakyat adalah
semata-mata suatu bentuk gerakan moral dan fisik yang dimanifestasikan untuk memberikan
pemberdayaan masyarakat secara tulus tanpa adanya unsur paksaan. Jadi ada banyak program
Manunggal TNI-AD yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat diantaranya melalui
kegiatan sosial, budaya , ekonomi, pendidikan, serta pembangunan fisik dan lain-lain. Di-
wilayah Kelurahan yang termasuk dalam wilayah perkotaan peran TNI juga turut ambil
bagian khususnya di Kelurahan Sukur, banyak kegiatan yang dimplementasikan dalam
program Manunggal TNI, salah satu program rutin yang dicanangkan dalam program
Manunggal TNI adalah program jumpa “PAS” yakni program yang dilaksanakan setiap hari
Jumat dimana tujuannya adalah memperhatikan alam sekitar. Tujuan memperhatikan
alam sekitar adalah program aksi yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan, kebersihan
diri, bakti sosial, serta memupuk rasa persaudaraan diantara pemerintah daerah dan
masyarakat.Pelaksanaan program Manunggal TNI ini telah mendapat sambutan yang cukup
baik dari pemerintah dan masyarakat.
Sehingga berdasarkan latar belakang pemikiran tersebut diatas maka penulis merasa
tertarik untuk mengambil pokok bahasan Skripsi dengan menitikberatkan pada: “Peran
Manunggal TNI AD dalam Pemberdayaan Masyarakat suatu study di Kecamatan Pujer
Kabupaten Bondowoso”.
1.2.Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang akan diuraikan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1). Bagaimana Peran Manunggal TNI-AD dalam Pemberdayaanmasyarakat di Kecamatan
Pujer Kabupaten Bondowoso ?
2). Faktor-faktor yang menentukan Peran Manunggal TNI - AD dalam Pemberdayaan ma-
syarakat ?.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan
men¬ganalisis, mendeskripsi, menggambarkan serta men¬guraikan berbagai peristiwa yang
terjadi yang didapat dari pola wawancara dari para informan. Teknik analisis akan diuraikan
dalam bentuk kata-kata bu¬kan dalam bentuk angka-angka
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Tentara Nasional Indonesia adalah merupakan kekuatan dan ketahanan Nasional yang
memiliki peran penting dan strategis. Tentara Nasional Indonesia sebagai salah satu
bagian dari komponen bangsa berperan untuk membela dan
menjaga keutuhan Negara. Kehadiran TNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mampu
menciptakan kestabilan dibidangpertahanan dan keamanan Negara.
2. Kemanunggalan TNI-Rakyat, adalah suatu keadaan atau sikap perilaku yang menyatu dari
atau bersatu padunya TNI-Rakyat, baik secara lahir maupun batin dalam rangka
mewujudkan ketahanan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Program Manunggal
TNI adalah merupakan kegiatan terpadu yang dapat dijadikan sebagai solusi dalam
meningkatkan dan mensejahterakan masyarakat di daerah, karena kegiatan TNI
Manunggal dalam pembangunan mampu meningkatkan perubahan sosial dimasyarakat.
3. Diberbagai wilayah di Indonesia ada banyak hasil nyata yang dibuat oleh TNI melalui
program Manunggal khususnya diwilayah perbatasan selain menjaga keutuhan negara
juga dapat memberdayakan masyarakat, melalui pembangunan fisik dan non fisik. Dalam
program pembangunan fisik hasil nyata yang dibuat adalah membangun prasarana jalan
desa yang dimaksudkan untuk dapat mempercepat pergerakan ekonomi rakyat.
Pembangunan non fisik dapat diupayakan untuk membantu pemerintah bekerjasama
dengan dinas PPL melakukan penyuluhan, membuka areal perkebunan petani Desa,
menyebarkan bibit bahkan bahkan sampai kegiatan hasil panen bagi para petani.
4. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan program Manunggal TNI di wilayah
kelurahan Sukur adalah sebagai berikut:
a. Bidang karya bhakti melalui program Jumpa PAS telah mendapat sambutan dan hasil
yang baik dari pemerintah dan masyarakat, terbukti dengan diraihnya piala Adipura
oleh Kabupaten Minahasa Utara.
b. Bidang Olah raga berupa pelatihan sepak bola di Kipan B Yonif 712/WT memberikan
hasil yang positif bagi peningkatan prestasi masyarakat di bidang olah raga.
c. Bidang Kesehatan terjalinnya kerjasama Program Posyandu antara Persit ( Persatuan
Istri prajurit ) dan masyarakat sekitar dengan petugas Puskesmas yang dilaksanakan
setiap satu bulan sekali bertempat di pos alamanda asrama kipan B yonif 712/WT
yang berupa penimbangan balita, imunisasi, pelayanan ibu hamil dan konsultasi
kesehatan, sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan.
d. Bidang sosial lain melaksanakan kegiatan untuk mensukseskan sarana pembangunan
jalan Tani. Selain itu program Manunggal TNI-AD adalah kegiatan untuk mendukung
usaha peningkatan pendapatan masyarakat khususnya masyarakat Petani yakni melak-
sanakan kegiatan Sosial Ekonomi. Selain itu wujud nyata dari program Manunggal
TNI-AD adalah melaksanakan berbagai kegiatan bakti sosial terutama dalam
membantu pemerintah Daerah untuk melaksanakan pembinaan dan penyuluhan,
tujuannya adalah merubah sikap, pola prilaku masyarakat secara umum dan
masyarakat petani pada khususnya.
5. Faktor-faktor yang turut menentukan peran Manunggal TNI-AD dalam Pemberdayaan
masyarakat antara lain, faktor Faktor Kerjasama antara Pemerintah Daerah dan
Masyarakat, Faktor Peningkatan SDM Prajurit TNI-AD dalam menunjang pelaksanaan
tugas dan faktor Faktor Partisipasi Masyarakat dalam menunjang program Manunggal
TNI-AD.
5.2. Saran
1. Dalam rangka memberikan konstribusi yang optimal kepada bangsa dan negara, maka
kekuatan, kemampuan serta fasilitas yang dimiliki TNI perlu didayagunakan melalui
Optimalisasi Peran TNI yang implementasinya diwujudkan dalam kegiatan pembangunan
disegala bidang.
2. Stabilitas keamanan dan kesejahteraan harus dibangun secara bertahap dan
berkesinambungan, agar bangsa Indonesia memiliki suatu ketahanan pada semua aspek
kehidupan. Cakupan keamanan dan kesejahteraan sangat dibutuhkan, terutama dalam
mempersiapkan Tata Ruang Wilayah Pertahanan yang terpadu dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW), sehingga tata ruang pertahanan yang dibangun oleh TNI-AD
melalui fungsi tugas pemberdayaan wilayah pertahanan memiliki ketangguhan dan aspek
tangkal yang bersifat kewilayahan, dengan demikian pemaduan program pemberdayaan
wilayah pertahanan merupakan suatu keniscayaan.
3. Implementasi Peran TNI dalam pelaksanaan program Manunggal diupayakan untuk
membantu pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembangunan disegala bidang.
Melalui tulisan ini disarankan hendaknya semua pihak dapat bekerjasama dengan TNI-
AD dalam mensukseskan program Manunggal TNI AD.
4. Keberhasilan program Manunggal TNI-AD akan dapat ditentukan oleh berbagai faktor
diantaranya faktor pengembangan Sumberdaya Manusia personel TNI-AD. Melalui
tulisan ini disarankan hendaknya para pimpinan/petinggi TNI-AD dapat meningkatkan
profesionalisme Prajurit, melalui peningkatan jenjang pendidikan.
5. Hendaknya masyarakat dapat berpartisipasi secara aktif dalam mensukseskan program
Manunggal TNI pada berbagai program kegiatan seperti program yang saat ini sedang
digalakan antara Personel TNI bersama-sama dengan pemerintah Kelurahan TNI-AD
adalah melaksanakan kerjabakti sosial yang diwujudkan dalam program Jumpa Pas.
Melalui tulisan ini disarankan hendaknya pelaksanaan kegiatan tersebut dapat direal-
isasikan secara terus menerus.
DAFTAR PUSTAKA
Arbi Sanit 2010, Sistem Politik Indonesia , Kestabilan Peta Kekuatan Politik dan
Pembangunan, PT Raja Grafindo Persada Jakarta.
Agus Dwiyanto, 2006 Penilaian Kerja Organisasi Publik. Makalah dalam Seminar Sehari :
Kinerja Organisasi Sektor Publik, Kebijakan dan Penerapannya. Fisipol UGM.
Yogyakarta.
Alfitra Salam, 2007, Peran TNI manunggal dalam pembangunan Desa, Rosda karya bandung.
Badudu, 2001 , Otonomi Daerah dan Sektor Pelayanan Publik, Bumi Aksara Jakarta.
Dian Andika Winda dan Efantino Febriana : 2009, Rivalitas Wiranto Prabowo dari reformasi
1998 hingga perebutan RI – 1. Penerbit Bio Pustaka Jakarta.
Hafid Sinambela : 2001, Sistem Hankamrata, Penerbit PT Armico.
Ibnu Kencana dkk 1999, Manajemen Pelayanan terpadu, Penerbit Yayasan Obos Mas Jakarta.
Kurniawan 2005, Efektivitas Organisasi, Penterjemah Magdalena Jamin, Erlangga, Jakarta.
Kristiadi, J.B. 1995, Dimensi praktis Manajemen Pembangunan di Indonesia, STIA LAN
Press.
Lukman Sampara 2000, Manajemen Kualitas Pelayanan, Penerbit STIA LAN ,Press.
-------------------------,2008, Manajemen Sumberdaya Manusia, Penerbit STIA LAN Press.
Moenir 1997 Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Moenir.A.S. 2007, Manajemen Kinerja, Bumi Aksara Jakarta.
Moekijat,2006, Manajemen Sumberdaya, Penerbit PT Gramedia Jakarta.
M. Fadhil Nurdin, 2006, Kegiatan Pelayanan Sosial Pradnya Paramita.
Riant Nugroho,2008, Kebijakan Publik,Formulasi Implementasi dan Evaluasi Penerbit PT
Alex Media Kompetindo Kelompok Gramedia Jakarta.
Nugroho 2003 Kebijakan Publik,Formulasi Implementasi dan Evaluasi Penerbit PT Alex
Media Kompetindo Kelompok Gramedia Jakarta.
Nugroho Riant ,2008, Kebijakan Publik,Formulasi Implementasi dan Evaluasi Penerbit
PT Alex Media Kompetindo Kelompok Gramedia Jakarta.
Sarlito Wirawan, 2004, Bentuk Pelayanan Sosial Lansia, PT Gramedia Jakarta.
Sinambela, 2007 Pelayanan Umum di Indonesia, CV Rajawali Jakarta.
Yousa,2002 Manajemen Personalia, , terjemahan Mohammad mas’ud. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Meleong, Lexy, 1996 Metodologi Penelitian Kualitatif Rosdakarya Bandung .
Sumber-Sumber Lain :
- Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.
- Buku Petunjuk Induk tentang Pembinaan Teritorial, disahkan dengan Skep Kasad
Nomor Skep/98/V/2007 tanggal 16 Mei 2007
- Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan
Prioritas Pembangunan Nasional