Anda di halaman 1dari 5

. Myxobulus sp, Myxosoma sp, Thellohanellus sp dan Henneguya sp.

Keempat jenis parasit ini


merupakan

penyebab penyakit Myxosporeasis. Penyakit ini disebabkan oleh parasit dari kelas Sporozoa, subkelas
Myxosporea, ordo Cnidosporodia, subordo Myxosporidia, famili Myxobolidae yang merupakan bagian
dari filum Myxozoa dan termasuk kedalam kelompok endoparasit. Kunci identifikasi yang penting dari
keempat jenis parasit ini adalah pada sporanya, yang merupakan fase resisten dan alat penyebaran
populasi. Spora myxosorea terdiri atas dua valve, yang dibatasi oleh sebuah suture. Pada valve terdapat
satu atau dua polar kapsul yang penting untuk identifikasi. Spora pada parasit kelasCnidosporidia ini
mempunyai cangkang, kapsul polar dan sporoplasm. Di dalam kapsul polar terdapat filament polar. Bila
spora memiliki dua kapsul polar maka digolongkan ke dalam genus Myxobolus sp dan bila hanya memiliki
satu kapsul polar maka akan digolongkan kedalam genus Thellohanellus. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada Gambar 8.5, 8.6, 8.7 dan 8.8.

Ikan Luka serius dan Kematian

Bagikan :

Sebab terjadinya Penyakit Ikan melalui organisme Phylum Myxosoa

Alam Ikan ; Myxosporea merupakan kelompok parasit yang besar, sebagian besar menginfeksi ikan air
tawar maupun ikan air laut. Parasit ini menyebabkan luka serius dan kematian pada inang. Pada ikan air
laut, parasit genus Kudoa, Hexacapsula atau Unicapsula dapat menyebakan tekstur daging ikan rusak dan
tidak memiliki nilai aestetika sehingga tidak memiliki nilai jual di pasaran. Fase presporogonik pada
parasit tertentu menyebabkan inflammasi pada gelembung renang dan penyakit pembesaran ginjal.
Beberapa jenis parasit memiliki siklus hidup yang unik dengan adanya fase yang disebut fase
actinosporean.

Beberapa kelompok parasit yang umum ditemukan adalah: Myxobolus, Myxidium, Kudoa, Henneguya,
Myxosoa, Thelohanellus, Sphaerospora dan Ceratomyxa.

Baca Juga : Cara Mengatasi Penyakit Vibrio spp Pada ikan


Taxonomy

Klasifikasi berdasarkan struktur dari spora. Myxosporea dibagi dalam 2 ordo, Bivalvulida dan
Multivalvulida. Ordo Bivalvulida memiliki spora dengan 2 shell valve dan satu sampai 4 polar kapsul,
sedangkan multivalvulida memiliki spora dengan 3 sampai 7 shell valve dan satu sampai 7 polar kapsul.
Bivalvulida dapat ditemukan pada bermacam organ seperti insang (Myxobolus, Sphaerospora,
Thelohanellus, Henneguya), gall bladder (Sphaeromyxa, Chloromyxum), urinary bladder (Myxidium),
cartilage kepala (Myxosoma), dan otot (Myxobolus, Henneguya, Unicapsula, Kudoa),

pada kulit dan jaringan subcutaneous (Myxobolus, Henneguya, Thelohanellus), pada cartilage
(Myxobolus cerebralis), system syaraf pusat (Myxobolus), pada usus (Ceratomyxa, Kudoa), pada ginjal
dan urinary tract (Myxidium, Sphaerospora), gall bladder dan hati (Myxidium), swimbladder
(Sphaerospora, Myxobolus), gonad (Sphaerospora). Multivalvulida yang umum adalah Kudoa (4 polar
kapsul) dan Hexacapsula (6 polar kapsul).

Morphology dan siklus hidup

Spora

Spora berukuran antara 8 – 20 µm. Spora terbesar (98 µm) ditemukan pada spesies Myxidium
giganteum. Spora merupakan tahap infektif parasit, memiliki shell (cangkang) dan klep cangkang (shell
valve) melekat satu sama lain sepanjang garis yang disebut dengan Suture Line dan menutupi polar
kapsul yang terletak pada apex spora.

Sporoplasma terletak pada bagian posterior atau bagian tengah spora. Polar kapsul memiliki polar
filamen yang tampak seperti melilit. Polar filamen merupakan tabung memanjang yang melengkung
seperti spiral dan dapat dikeluarkan dengan cepat.

Tahap Perkembangan Parasit

Ikan menjadi terinfeksi setelah memakan spora. Bahan yang sudah dicerna dalam usus menstimulasi
polar kapsul menjadi terbuka dan polar filamen dikeluarkan. Polar filament melekat pada epithelium
usus sehingga spora menjadi melekat, selanjutnya valve menjadi terbuka dan amoebula keluar.
Amoebula yang sudah mencapai inang selanjutnya mengikuti aliran darah dan darah menbawanya ke
organ yang sesuai.
Setelah amoebula mencapai organ target, akan tumbuh menjadi zygot dan intinya mengalami
pembelahan beberapa kali untuk membentuk sporogonik plasmodium. Selain itu perkembangan dapat
melewari beberapa fase presporogonik.

Baca Juga : Penyakit Ikan Hias

Siklus perkembangan extrasporogonik

Siklus ini umum pada Myxosporea dan mereka memproduksi sejumlah besar tahap/stadia parasit yang
menyebarkan infeksi keseluruh tubuh ikan dan untuk siklus sporogonik yang berikutnya. Ini
mengakibatkan terjadinya infeksi berat.

Fase sporogonik

Tahap vegetatif atau trophozoit myxosporea adalah plasmodia fase sporogonik. Plasmodia merupakan
sel primer dan mengandung satu atau beberapa atau sejumlah besar inti vegetatif dan menutupi banyak
sel generatif sekunder yang menghasilkan spora. Ada 3 tipe sporogonik trophozoit. Yang pertama adalah
berukuran kecil, monosporik atau disporik trophozoit.

Ini menghasilkan satu atau dua spora dan hanya mempunyai satu inti vegetatif, sehingga disebut
pseudoplasmodia. Yang kedua adalah polysporik palsmodia berukuran besar dan memiliki banyak inti
vegatatif dan sel generatif. Ini menghasilkan banyak spora. Kategori ketiga adalah berada diantara yang
pertama dan kedua, menghasilkan satu, beberapa atau banyak spora.

Penyebaran

Penyebaran dapat terjadi melalui spora yang termakan oleh ikan atau melalui inang antara cacing
tubifex yang termakan oleh ikan tergantung spesies parasit. Pada cacing spora akan mengalami
perubahan bentuk (tahap actinosporean).

Pada Myxobolus cerebralis, spora berkembang dalam tubuh tubifex menjadi Triactynomyxon. Di dalam
usus oligocheta tersebut, parasit ini menghasilkan spora, dimana pada saat dimakan oleh inang akan
menyebabkan terjadinya infeksi oleh parasit ini.
Pada spesies yang lain, Infeksi diawali melalui penetrasi terhadap kulit atau epithelium insang oleh
sporoplasma yang dikeluarkan dari spora actinosporean yang ada disekitar tubuh ikan.

Baca Juga : Phylum Myxosoa Penyebab Penyakit Ikan Luka serius dan Kematian

Pathogenisitas

Tingkat kerusakan pada jaringan dan organ yang diakibatkan akibat infeksi oleh myxosporea tergantung
pada banyak faktor termasuk jenis myxosporea dan siklus hidupnya, intensitas infeksi dan reaksi inang.
Palsmodia histozoic tidak hanya menyebabkan atrophy pada jaringan terinfeksi tetapi juga perubahan
pada jaringan sekelilingnya.

Jika parasit menginfeksi syaraf spinal cord akan menyebabkan kelainan bentuk pada tulang. Histozoic
pseodoplasmodia yang menginfeksi jaringan, dapat menyebabkan terjadinya hyperplastik pada epithel
insang dan menyebabkan jaringan tersebut tidak berfungsi atau menyebabkan hypertrophy pada head
kidney atau trunk kidney.

Luka-luka otot akibat infeksi parasit jenis Kudoa, Unicapsula dan Hexacapsula menghasilkan perubahan
yang sangat dramatis pada otot pada ikan yang terinfeksi berat. Serabut otot yang mengadung parasit
menjadi kurang elastis. Setelah ikan terinfeksi mati, otot akan cepat menjadi lunak dan berubah bentuk
menjadi cair seperti susu.

Ikan terinfeksi berat yang disimpan dalam freezer dan selanjutnya dicairkan, otot ikan akan menjadi
bentuk seperti jelly. Hal ini disebabkan karena adanya enzim proteolytic yang disekresi oleh myxosporea.
Hypertrophy dan hyperplasia merupakan perubahan progressive yang paling umum ditemukan.
Hypertrophy dapat ditemukan pada seluruh organ terinfeksi.

Baca Juga : Phylum Microspora Penyakit Ikan Infeksi Organ Dalam

Diagnosis

Parasit myxosporea di diagnosis dengan melihat adanya spora yang memiliki polar kapsul pada spesimen
(fresh mount). Pada pengamatan histologi, spora dapat dideteksi dengan pewarnaan giemsa. Tanpa
spora dewasa, diagnosa sangat sulit dilakukan kecuali dengan menggunakan mikroskop elektron. Cysta
yang berwarna putih pada tubuh ikan dapat dibuat smear pada slide glass lalu dikering anginkan,
selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan larutan Diff Quick. Spesimen kemudian diamati dibawah
mikroskop untuk melihat bentuk spora dan polar kapsul.

Baca Juga : Phylum Ciliophora Penyakit Ikan dan Parasit Insang dan Kulit

Treatmen dan kontrol

Spora resitan terhadap perubahan lingkungan. Disinfektan seperti kalsium hidroksida, kalsium oksida,
kalsium cyanamide, potassium hydroksida atau klorin) harus digunakan untuk mematikan spora pada
dasar kolam dan tanki dan untuk sanitasi lumpur. Radiasi UV juga efektif terhadap spora Myxobolus
cerebralis atau Ceratomyxa shasta. Beberapa jenis obat-obatan seperti furazolidon, fumagilin efektif
dalam mengurangi infeksi Sphaerospora renicola pada ikan mas, tetapi tidak efektif terhadap Myxobolus
dan Thelohanellus. Pemberian pakan yang diberi obat 0.1% fumagilin mengurangi infeksi secara drastis
terhadap penyakit whirling.

Gejala infeksi pada ikan antara lain adanya benjolan pada bagian tubuh luar (bintil) yang berwarna
kemerahmerahan. Bintil ini sebenarnya berisi ribuan spora yang dapat menyebabkan tutup insang ikan
selalu terbuka. Jika bintil ini pecah, maka spora yang ada di dalamnya akan menyebar seperti plankton.
Spora ini berukuran 0,01 – 0,02 mm, sehingga sering tertelan oleh ikan. Pengaruh serangan myxosporea
tergantung pada ketebalan serta lokasi kistanya. Serangan yang berat pada insang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi pernafasan serta penurunan fungsi organ pernafasan. Sedangkan seranganyang
berat pada jaringan bawah kulit dan insang menyebabkan berkurangnya berat badan ikan, gerakan ikan
menjadi lambat, warna tubuh menjadi gelap dan system syaraf menjadi lemah.

Anda mungkin juga menyukai