BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Wajah
Wajah merupakan aspek anterior kepala antara dahi dan dagu, dan antara
kedua telinga.Otot-otot wajah menggerakan kulit dan mengubah ekspresi wajah
untuk mengutarakan suasana hati. Otot-otot terbanyak melekat pada tulang atau
fascia dan menghasilkan efeknya dengan menarik kulit.
a. Otot-otot wajah:
3. Musculus nasalis
6. Platysma
7. Musculus mentalis
8. Musculus Buccinator
b. Otot-otot Orbita
Origo : anulustendineuscommunis
Insertio : sclera, tepat posterior terhadap cornea
Fungsi : elevasi, aduksi dan rotasi bulbus oculike medial; depresi,
aduksi dan rotasi bulbu oculike medial
Origo : anulustendineuscommunis
Insertio : sclera, tepat posterior terhadap cornea
Fungsi : elevasi, aduksi dan rotasi bulbus oculi ke medial; depresi,
aduksi dan rotasi bulbu oculike medial
Origo : anulustendineuscommunis
Insertio : sclera, tepat posterior terhadap cornea
Fungsi : abduksibulbus oculi
Origo : anulustendineuscommunis
Insertio : sclera, tepat posterior terhadap cornea
Fungsi : aduksibulbus oculi
1. Musculus temporalis
2. Musculus masseter
d. Cavitas Oris
Cavitas oris terdiri dari dua bagian: vestibulum oris dan mulut sejati.
Vestibulum oris adalah ruang sempit antara bibir, dan pipi di satu pihak dan gigi
serta gingiva di pihaklalin.
Vestibulumoris berhubungan dengan dunia luar melalui rimaoris.Mulut sejati
dibatasi ke lateral dan anterior oleh arcus alveloaris maxillaris dan mandibula yang
ditempati oleh gigi-gigi. Atap cavitas oris dibentuk oleh palatum. Ke posterior
cavitas oris beralih ke oropharynx (pharynx bagian oral).
Palatum membentuk atap mulut dan dasar cavitas nasi. Palatum terdiri dari
dua bagian: palatum durum (bagian dua per tiga anterior yang terdiri dari tulang)
dan palatummolle (bagian sepertiga posterior yang terdiri dari otot-otot dan
6
1. Musculus levatorvelipalatini
3. Musculuspalatoglossus
4. Musculus palatopharyngeus
5. Musculus uvulae
f. Otot-otot Lingua
1. Musculus genioglossus
2. Musculus hyoglossus
3. Musculusstyloglossus
4. Musculus palatoglossus
Edinger- k ke otot
Westphal mata
intrinsik.
Tabel 2. 3. Saraf Occulumotor
karotis komunis kiri dan arteri subklavia kiri. Arteri brakhiosefalik dan arteri karotis
komunis kiri berasal dari bagian kanan arkus aorta. Arteri brakhiosefalik
selanjutnya bercabang dalam arteri karotis komunis kanan dan arteri subklavia
utama ke otak
17
anterior (Willis)
cerebri anterior
vertebralis
posterior thalamus
temporalis terminal lebih regio temporalis dan berakhir dan kulit regio
externa
externa telinga
vertex.
20
regio occiptal.
wajah
sepanjang hidung
palpebra inferior
temporalis lebih kecil pada ke regio temporalis dan dan kulit regio
externa temporalis
Area yang
Vena Asal Perjalanan Terminasi
Didrainase
melaluinya
vena
berhubungan
dengan
ramus
frontalis vena
temporalis
superficialis,
pasangan
kontralateral
supraorbitalis
dengan vena
tributary supratrochlearis ;
superficialis incisura
supraorbitalis dan
bergabung dengan
26
vena ophthalmica
superior
retromandi
bularis
untuk menyilang s
27
pinggir inferior
mandibula;
menerima
komunikasi dari
vena
retromandibularis
(setelahnya,
kadang-kadang
communis)
supraorbitalis dapat
menerima
drainase dari
sinus
cavernosus
28
wajah
dan jugularis
maxillaris externa
d. Arteria Maxillaris
29
berjalan articulario
horizontal, di temporomandibularis
sebelah dalam
(medial) collum
processus
condylaris
mandibulae dan
di lateral
ligamentum
stylomandibular
tympani
melalui foramen
spinosum untuk
memperdarahi
31
periosteum, tulang,
sumsum tulang
calvaria
neurocranium,
ganglion trigeminale,
N. Facialis dan
ganglion
geniculatum, cavitas
tympani, dan M.
Tensor tympani
ovale; distribusinya
terutama
ekstrakranial kr otot-
otot fossa
infratemporalis, os
sphenoidale, N.
Mandibularis, dan
ganglion oticum
32
inferior mandibularis
mandibulae melalui
foramen
mandibularis;
memperdarahi
mandibula, gigi
mandibular, dagu,
mylohyoideum
profunda) memperdarahi
dengan M. articulatio
Pterygoidea temporomandibularis
secara oblik di
anterosuperior,
di medial
musculus
temporalis
antara M. Temporalis
33
dan os fossa
temporalis, yang
terutama
memperdarahi otot
iregular;
memperdarahi M.
pterygoideus
A. buccalis Berjalan di
anteroinferior dengan
N. Buccalis untuk
memperdarahi lemak
buccal, M. Buccinator
buccal
maxillaries
orbitalis inferior,
sulcus infraorbitalis,
memperdarahi M.
rectus, saccus
lacrimalis, caninus
kulit regio
infraorbitalitas wajah
pterygoideus;
memperdarahi
cavitas tympani
canalis
palatovaginalis untuk
memperdarahi
nasal, nasopharynx,
sinus udara
auditiva
menjadi A. Palatina
molle
Maxillaris, menyilang
foramen
sphenopalatina untuk
memperdarahi
36
frontalis, sinus
ethmoidalis, dan
2.4. 1. TULANG
Serupa dengan tulang rawan, tulang juga merupakan bentuk khusus jaringan ikat
dan terdiri dari sel, serat, dan matriks ekstraselular. Karena pengendapan mineral dalam
matriks, tulang mengalami kalsifikasi. Akibatnya, tulang menjadi keras dan dapat menahan
beban lebih besar disbandingkan dengan tulang rawan, berfungsi sebagai kerangka tubuh
yang kaku, dan memberikan tempat perlekatan bagi otot dan organ.
Tulang juga melindungi otak di dalam tengkorak, jantung, dan paru di dalam
toraks, dan organ urinarium dan reproduksi di antara tulang-tulang pelvis. Selain itu, tulang
berfungsi dalam hemopoiesis (pembentukan sel darah), dan sebagai tempat penyimpanan
(reservoir) kalsium, fosfat, dan mineral lainnya. Hampir seluruh (99%) kalsium tubuh
disimpan di dalam tulang, dan kebutuhan harian tubuh akan kalsium berasal dari tulang.
Sel-sel osteoblas juga menempati jaringan pengikat yang ada di sekeliling rongga.
Sel-sel tulang ini mengelilingi saluran haversi yang berisi pembuluh darah kapiler arteri,
vena, dan serabut saraf membentuk satu sistem yang disebut sistem havers. Pembuluh
darah sistem havers mengangkut zat fosfor dan kalsium menuju matriks sehingga matriks
tulang menjadi keras. Kekerasan tulang diperoleh dari kekompakan sel-sel penyusun
tulang.
38
Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons, contohnya
tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat dan rapat, maka akan terbentuk
tulang keras atau tulang kompak, contohnya tulang pipa.
Tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat. Sebagian besar
terdiri atas tulang kompakta dan sedikit tulang spongiosa serta sumsum tulang pada bagian
dalamnya. Rongga sumsum tulang dan rongga tulang spongiosa mengandung sumsum
tulang kuning (terdiri atas sel lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel
darah merah).
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap, yaitu:
Gambar
Tabel 2.
a 1.7.Osifikasi
Osifikasi Endokronal
39
b. OSIFIKASI INTRAMEMBRANOSA
primer ini bentuknya seperti anyaman atau disebut dengan woven bone, yang
tersusun dari :
o serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid
o sedikitnya kandungan garam mineral, sehingga mudah ditembuh oleh
sinar X
o jumlah osteositnya lebih banyak jika dibandingkan dengan jaringan tulang
sekunder
o Osteoblast
Selnya berbentuk kuboid atau silindris basal. sel ini juga mensintesis jar kolagen
o Osteosit
Sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa
cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit
membawa nutrisi yang dibawa oleh darah ke bagian tulang dan membawa keluar
limbah.
o Osteoklas :
Merupakan sel penghancur tulang atau pengganti tulang lama. Sel ini
o Osteoprogenitor :
Substansi dasar
Komponen fibriler
42
klavikula.
5. Tulang Rawan : Terdapat pada bagian ujung tulang yang merupakan bagian
mikroskop, terdapat banyak bagian atau struktur tulang yang lebih terperinci, yaitu
mengandung osteosit
4. Saluran Havers : didalam saluran ini terdapat pembuluh darah dan saraf.
b. KARTILAGO FIBROSA
Fibriokartilago ditandai oleh adanya berkas-berkas serat kolagen
kasar yang padar dan tidak teratur dalam jumlah besar. Berbeda
dengan tulang rawan hialin dan elastis, fibriokartilago terdiri dari
48
c. KARTILAGO ELASTIS
Serupa dengan tulang rawan hialin, namun memiliki lebih banyak
serat elastik (fibra elastica) bercabang di dalam matriksnya. Tulang
rawan elastik bersifat sangat lentur. Oleh karena itu, tulang rawan
49
2.3.1. Cranium
Cranium adalah skeleton kepala. Cranium membentuk dua bagian yaitu
neurocranium dan viscerocranium. Neurocranium (kubah cranium) adalah
pelindung bertulang pada otak dan lapisan membranosanya, meninges
cranial. Viscerocranium (skeleton facial) terdiri dari tulang-tulang wajah
yang terutama berkembang pada mesenkim arkus fariangel embrionik
(Moore dan Persaude, 2003). Viscerocranium membentuk bagian anterior
cranium dan terdiri dari tulang-tulang yang mengelilingi mulut (rahang
atas dan bawah), rongga hidung, dan sebagian besar orbita (kantong mat
atau rongga mata)
o OsEthmoidal
o OsSphenoidal
o Os Occipital
o PADA BILATERLAL
o Os Parietal
o Os Temporal
sebagai “atap” atau pelindung bagian luar pada otak. Calvaria ini adalah
(Cranial base) berbentuk irregular bones atau bentuk tulang yang tidak
53
beraturan dan berfungsi sebagai “lantai” atau pelindung bagian dasar otak.
OsEthmoidal.
DAFTAR PUSTAKA
G, Arthur C., H, Jhon E. 2006. Textbook of Medical Physiology. USA: Elsevier Saunders.
Guyton, Arthur C & John E. Hall.1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9.
Jakarta:EGC.
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/neurosains/mekanisme-impuls-saraf
/http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/psikologi_faal/bab5_anatomi_sistem_saraf_p
erifer.pdf
file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/196912052001121-
SETYO_WAHYU_WIBOWO/Sist_Syaraf_Tepi_[Compatibility_Mode].pdf
Jones, Mary, dkk. 2012. Cambridge International AS and A Level Biology Coursebook
Third Edition.England:Cambridge.
Snell, Richard S. 1997. Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-3.
Terjemahan Jan Tambayong. Jakarta: EGC.
http://blogs.unpad.ac.id/histologi/2010/07/18/8-susunan-saraf-tepi/
http://biologimediacentre.com/sistem-koordinasi-saraf-1/
https://books.google.co.id/books?id=lfzeG6ahJ7UC&pg=PA125&lpg=PA125&dq=saraf
+mandibularis&source=bl&ots=nyJfcIbm5R&sig=FiSyG5wDXD10Bxzt9DAeEf0v74U
&hl=en&sa=X&sqi=2&ved=0CGYQ6AEwCGoVChMIsumo0veQyAIVBY6OCh0JxAn
2#v=onepage&q=saraf%20mandibularis&f=false