Anda di halaman 1dari 17

PAPER

JARINGAN OTOT DAN


JARINGAN SYARAF

MATA KULIAH
ILMU BIOMEDIK DASAR

Dosen Pengampu :
Heru Ginanjar, M.Kep., Ns.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. REVALINA NUR AZIZAH (31111231035)


2. LILIEK NUR AZIZAH (31111231061)
3. ACHROL SAGITA PUTRA E. P. (31111231044)
4. ANNISA WAFROTUL HIKMAH (31111231045)
5. MARATIH SOLEHAH (31111231047)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Puji syukur kami panjatkan


kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga paper tentang “Jaringan
Otot dan Jaringan Syaraf” dapat tersusun oleh kelompok kami hingga selesai. Kami
juga berharap, paper ini bisa menjadi ilmu pengetahuan dan bisa bermanfaat bagi para
pembaca.

Paper ini kami susun dengan lengkap dan detail, sehingga orang yang masih awam
dapat memahami mengenai informasi yang berkaitan dengan Jaringan Otot dan
Jaringan Syaraf. Kami juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak
yang telah berkontribusi dalam penyelesaian makalah ini.

Kami juga menyadari bahwa kami masih memiliki banyak kekurangan dalam
penyusunan paper ini. Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan kata, sehingga kelompok kami membuka serta menerima kritik dan saran
bagi seluruh pembaca.

Cilacap, 15 November 2023

Tim Penyusun
Jaringan Otot dan Jaringan Syaraf

a. Anatomi Otot fasialis (Nervus Facialis)

A. Dahi, parietal dan pelipis


1. M. occipitorfrontalis
Bagian origo:
a) Venter frontalis: kulit dahi membentuk anyaman otot bersama dengan
Mm. procerus, corrugator dan depresor supereiii, serta M. orbicullaris
oculi.
b) Venter occipitalis: linea nuchalis suprema. Bagian insersio: galea
aponeurotica.
Fungsi: pergerakan kulit kepala.
2. M. temporoparientalis
Bagian origo: kulit pelipis, Fascia temporalis.
Bagian insersio: Galea aponeurotica.
Fungsi: pergerakan kulit kepala.
3. M. auricularis anterior
Bagian origo: fascia temporalis.
Bagian insersio: spina helicis.
Fungsi: pergerakan daun telinga.
4. M. auricularis superior
Bagian origo: galea aponeurotica.
Bagian insersio: akar daun telinga.
Fungsi: pergerakan daun telinga.
5. M. auricularis posterior
Bagian origo: proc. Mastoideus, tendo M. sternocloidomastoideus.
Bagian insersio: akar daun telinga.
Fungsi: pergerakan daun telinga.

B. Kelopak mata
6. M. orbicularis oculi
Bagian origo:
a) Pars orbitalis: pars nasalis (os. Frontale), proc. Frontalis maxillac, os.
Lacrimale, lig. Pelpebrale mediale, saccus lacrimalis.
b) Pars palpebralis: lig. Palpebrale mediale, saccus lacrimalis. Pars
lacrimalis: crista lacrimalis posterior (os. Lacrimale)

C. Bagian insersio :
Mengelilingi arditus orbitae seperti sfinkter.
a) Pars orbitalis: lig. Pelpebrale laterale, di sampingnya peralihan menjadi
simpul otot berbentuk cincin.
b) Pars palpebralis: lig. Palpebrale laterale
c) Pars lacrimalis: lubang air mata, tepi kelopak mata.
Fungsi: menutup kelopak mata; menekan kantung air mata, pergerakan
alis mata.
7. M. depresor supercilii
Bagian origo: pars nasalis os frontale, pembelahan pars orbitalis M.
orbicularis oculi.
Bagian insersio: sepertiga medial dahi dan alis mata.
Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis mata.
8. M. corrugator supercilii
Bagian origo: pars nasalis (os frontale)
Bagian insersio: sepertiga tengah kulit alis mata. Galea aponeurotica.
Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis mata.
9. M. procerus
Bagian origo: os nasale, cartilago nasi lateralis.
Bagian insersio: kulit glabella
Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis mata.

D. Otot-otot hidung
10. M. nasalis
Bagian origo:
a) Pars alaris: jugum alveolare gigi seri lateral
b) Pars transversa: jugum alveolae gigi taring
Bagian insersio:
a) Pars alaris: cuping hidung, tepi lubang hidung
b) Pars transversa: cartilago nasi lateralis. Lempeng tendo di atas
punggung hidung.
Fungsi: pergerakan cuping hidung dan hidung
11. M. depressor septi nasi
Bagian origo: jugum alvelare gigi seri medial.
Bagian insersio: cartilago alaris major, cartilago septi nasi.
Fungsi: penggerak cuping hidung dan hidung.

E. Otot-otot mulut
12. M. orbicularis oris
Bagian origo: Pars marginalis dan pars labialis: sebelah lateral Angulus
oris.
Bagian insersio: bagian utama bibir
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
13. M. buccinator
Bagian origo: Bagian belakang proc. Alveolaris maxillae, raphe
ptyerigomandibularis, bagian belakang proc. Alveolaris mandibulae.
Bagian insersio: angulus oris, bibir atas dan bawah; membentuk dasar pipi.
Fungsi: sangat diperlukan sebagai sinergi untuk meningkatkan tekanan
dalam rongga mulut, misalnya pada saat meniup atau mengunyah.
14. M. depressor labiti inferioris
Bagian origo: basis mandibulae medial di bawah foramen mentale
Bagian insersio: bibir bawah, tonjolan dagu; serabut dalam ke selaput
lendir.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
15. M. levator labii superioris
Bagian origo: margo infraorbitalis dan bagian tepi proc. Zygomaticus
maxillae; berasal dari otot M. orbicularis oculi.
Bagian insersio: bibir atas
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
16. M. mentalis
Bagian origo: jugum alveolare gigi seri lateral bawah
Bagian insersio: kulit dagu
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
17. M. transversus menti
Bagian origo: pembelahan melintang dari M. mentalis.
Bagian insersio: kulit tonjolan dagu.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
18. M. depressor anguli oris
Bagian origo: basis mandibulae di bawah foramen mentale.
Bagian insersio: bibir bawah, pipi sebelah lateral Angulus ori, bibir atas.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
19. M. risorius
Bagian origo: fascia parotideomasseterica
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
20. M. levator angulus oris
Bagian origo: fossa canina maxillae Bagian insersio: Angulus oris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
21. M. zygomaticus major
Bagian origo: os zygomaticum dekat sutura zygomaticotemporalis
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
22. M. zygomaticus minor
Bagian origo: os zygomaticum dekat sutura zygomaticomaxillaris
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris Fungsi: pergerakan bibir, cuping
hidung, pipi dan kulit dagu.
23. M. levator labii superioris alaeque nasi Bagian origo: proc. Frontalis
maxilla; berasal dari massa otot M. orbicularis oculi
Bagian insersio: cuping hidung dan bibir atas; serabut dalam: lingkar
samping dan belakang lubang hidung.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.

F. Leher
24. Platysma
Bagian origo: basis mandibulae, fascia perotidea
Bagian insersio: kulit di bawah clavicula, fascia pectoralis
Fungsi: meregangkan kulit leher.

b. Anatomi Otot abdominalis

Hariawati Hartanto (2013: 193) mengatakan, “abdomen adalah bagian batang


tubuh di antara thorax dan pelvis.” Abdomen merupakan wadah dinamik, fleksibel,
yang menempati hampir semua organ pada sistem pencernaan dan sebagian sistem
urogenital. Menurut Sadoso Sumosardjuno (1994: 3) otot perut memiliki
keterkaitan dengan otot-otot pinggang di dalam menyangga keseluruhan badan
bagian atas. Menurut Razi Siregar (2000: 148) otot abdominal merupakan
penunjang utama dari daerah perut.

Menurut Razi Siregar (2000: 148) otot abdominal meliputi rectus abdominis,
yang dapat menyebabkan tubuh untuk menekuk atau melentur, dan oblique
external, yang dapat membantu tubuh berputar dan melengkung ke arah 42
samping. Anatomi otot perut merupakan ilmu cara menguraikan tubuh manusia
dalam spesifikasi otot perut (abdomen) yang diangkat, dipelajari, dan diperiksa
dengan menggunakan mikroskop.

Terdapat empat otot yang menyusun pada dinding abdomen, terdiri atas :
1. Musculus Oblique External Abdominal Otot ini terbesar dan paling
superfisial dari tiga otot abdominal anterolateral. Otot ini berada di
belakang tulang rusuk bagian bawah dan melintas menuju panggul. Otot
ini berfungsi untuk menunjang pergerakan tulang belakang dan menjaga
kestabilan tulang belakang saat melakukan latihan yang membuat tubuh
menekuk ke samping (Hariawati Hartanto, 2013: 198).
2. Musculus Oblique Internal Abdominal Otot ini berfungsi menekan dan
menopang viscera abdominal, memfleksikan, dan merotasi batang tubuh
(Hariawati Hartanto, 2013: 199). Otot ini berada di bawah musculus
oblique external abdominal.
3. Musculus Transverse Abdominal Otot ini berada paling dalam di antara ke
tiga otot yang lain, transverse abdominal berperan dalam menstabilkan
punggung bagian bawah. Para ahli menyatakan bahwa saat melakukan
aktivitas seperti berjalan, berlari, dan sebagainya, otot ini adalah yang
pertama kali aktif bergerak.
4. Musculus Rectus Abdominal
Musculus rectus abdominal adalah suatu otot mirip ambin, lebar, dan
panjang. Otot ini merupakan otot vertikal utama pada dinding abdomen
anterior (Hariawati Hartanto, 43 2013: 204). Hariawati Hartanto (2013:
199) mengatakan, “fungsi utama memfleksikan tubuh (vertebra lumbalis)
dan menekan viscera abdominal, menstabilkan, dan mengontrol
kemiringan panggul (antilordosi).”

c. Anatomi Otot Dada

Otot dada adalah sekelompok otot rangka yang menghubungkan ekstremitas


atas ke dinding dada anterior dan lateral. Disandingkan dengan fasia regional, otot-
otot ini bertanggung jawab untuk menggerakkan ekstremitas atas dalam berbagai
gerakan. Ini termasuk namun tidak terbatas pada fleksi, adduksi, dan rotasi internal
humerus, stabilisasi skapula, serta mengangkat dan menekan tulang dada. Otot-
otot utama yang terlibat dalam tindakan ini termasuk pectoralis mayor, pectoralis
minor, serratus anterior, dan subclavius.

Otot dada terdiri dari 4 bagian, yaitu :


1. Muskulus Pectoralis mayor
Otot besar, bentuk kipas, membungkus dada. Untuk adduksi dan flexi
brachium. Otot pectoralis mayor adalah otot tebal, berbentuk seperti kipas,
dan tertletak di anterior dari dinding dada. Otot ini membentuk dada pada pria
dan terletak di bawah payudara pada wanita.
2. Muskulus Pectoralis minor
Pectoralis minor lebih tipis dan berbentuk segitiga serta berada di bawah
mayor. Itu berasal dari tepi tulang rusuk ketiga hingga kelima yang berdekatan
dengan persimpangan kostokondral. Serabut-serabut tersebut kemudian
berjalan ke atas dan ke lateral untuk masuk ke dalam batas medial dan
permukaan superior prosesus coracoidalis. Hal ini penting dalam
menstabilkan skapula dengan menariknya ke bawah dan ke anterior terhadap
dinding dada.
3. Muskulus Serratus anterior
Serratus anterior adalah lembaran otot tipis yang berasal dari permukaan luar
tulang rusuk pertama hingga kedelapan dan kemudian masuk ke dalam aspek
kosta dari tepi medial skapula. Semua bagian otot membantu menarik skapula
ke depan di sekitar dada, memungkinkan anteversi ekstremitas atas.
Contohnya adalah ketika seseorang melakukan pukulan, kadang-kadang
menyebut otot tersebut sebagai "otot ayunan besar" atau "otot petinju".
4. Muskulus Subclavius
Subclavius, secara anatomi, adalah otot segitiga kecil yang berasal dari tulang
rusuk pertama dan masing-masing tulang rawan di anterior ligamen
costoclavicular. Kemudian dimasukkan ke dalam alur subklavia klavikula.
Dengan kata lain, permukaan inferior sepertiga tengah tulang. Otot membantu
menekan bahu serta mengangkat tulang rusuk pertama. Tindakan ini secara
naluriah membantu melindungi pleksus brakialis yang berada di bawahnya,
bersama dengan pembuluh darah subklavia, jika terjadi cedera akibat patah
tulang selangka.

d. Anatomi Otot betis


Otot betis manusia berada di bagian bawah sisi belakang kaki, khususnya di tulang
kering kita. Area ini dimulai dari bawah lutut dan turun hingga ke pergelangan
kaki. Otot betis memiliki berbagai fungsinya khususnya dalam memudahkan
pergerakan dan aktivitas kita sehari-hari. Otot betis juga salah satu yang
dimaksimalkan dalam berbagai gerakan olahraga agar semakin kencang dan berisi.
Fungsi utama dari otot betis adalah membuat tubuh manusia mampu berdiri tegak.
Otot ini menopang tubuh kita ketika berdiri dan memungkinkan kaki dan tungkai
bergerak bebas.

Betis (Latin: sura) mengacu pada bagian posterior tungkai bawah. Dua otot
terbesar di wilayah ini termasuk gastrocnemius dan soleus. Gastrocnemius adalah
otot yang paling dangkal dan memiliki dua kepala, medial dan lateral. Kedua
kepala gastrocnemius bertemu dan membentuk otot perut yang menyatu. Kepala
lateral berasal dari permukaan lateral kondilus femoralis lateral dan kepala medial
dari aspek posterior non-artikular kondilus femoralis medial. Otot perut
gastrocnemius bergabung dengan otot soleus di bagian distal untuk membentuk
tendon kalkaneus (yaitu tendon achilles), yang berinsersi ke kalkaneus posterior.

Dua jenis otot utama pada betis, yaitu :


1. Gastrocnemius
Otot gastrocnemius merupakan salah satu otot utama di bagian betis manusia.
Lokasinya berada tepat di bawah kulit manusia, khususnya di bagian belakang
bawah kaki. Manusia bisa melihat bentuknya atau guratannya secara umum
karena lokasi gastrocnemius yang tepat berada di bawah kulit. Gastrocnemius
berfungsi membentuk sebagian besar otot betis di tubuh manusia. Bagian atas
gastrocnemius memiliki dua kepala yang dimulai di bagian dalam dan luar
tulang paha. Posisi gastrocnemius juga turun ke bawah hingga ke belakang
kaki dan menempel pada tendon Achilles.
2. Soleus
Otot betis juga terdiri dari soleus yang merupakan otot lebar dan rata yang
letaknya sedikit lebih dalam dari gastrocnemius. Otot ini terletak di tepat di
bawah lutut manusia dan turun hingga ke bagian bawah kaki. Soleus juga
terhubung ke tendon Achilles di atas tumit manusia dan tulang tibia serta
fibula yang berada di kaki bagian bawah.

Kombinasi soleus dan gastrocnemius membuat tubuh manusia mampu berlari


berjalan dan melompat. Selain itu, kerja kedua otot ini juga menopang tubuh
sehingga manusia dapat mempertahankan postur tubuh yang baik dan benar.
Tungkai bagian bawah terdiri dari empat kompartemen: anterior, lateral, posterior
superfisial, dan posterior dalam.
 Kompartemen anterior meliputi tibialis anterior, ekstensor hallucis longus,
ekstensor digitorum longus, peroneus tertius, tibialis anterior dan saraf
peroneal dalam.
 Kompartemen lateral berisi peroneus longus dan brevis serta saraf peroneal
superfisial
 Kompartemen posterior dalam terdiri dari tibialis posterior, fleksor hallucis
longus, fleksor digitorum longus, popliteus, dan saraf tibialis.
a. Otot popliteus hanya bekerja pada lutut dengan memutar tibia secara
internal relatif terhadap tulang paha, sehingga fungsinya adalah untuk
"membuka" sendi lutut selama inisiasi fleksi. Popliteus terletak di
belakang sendi lutut dan membentuk dasar fossa poplitea.
b. Tibialis posterior adalah otot terdalam dari empat otot dan berasal dari
membran interoseus antara tibia dan fibula. Ini membalikkan dan plantar
melenturkan kaki dan mempertahankan lengkungan medial kaki. Fleksor
digitorium longus (FDL) terletak di medial pada tungkai posterior dan
bertanggung jawab untuk melenturkan keempat jari kaki lateral. Fleksor
hallucis longus terletak di sisi lateral tungkai dan melenturkan jempol
kaki
 Kompartemen posterior superfisial memiliki gastrocnemius, soleus,
plantaris, dan saraf sural
 Saraf tibialis mempersarafi semua otot betis yang dangkal dan dalam.

e. Anatomi Otot femoralis


Otot-otot daerah femoralis ekstremitas bawah dibagi menjadi tiga kompartemen;
kompartemen anterior atau ekstensor, medial atau adduktor, dan posterior atau
fleksor. Setiap kompartemen dipisahkan satu sama lain oleh septum intermuskular
yang membentang dari fasia lata hingga linea aspera tulang paha. Kompartemen
anterior meliputi otot pectineus, iliopsoas, psoas minor, iliacus, sartorius, dan
quadriceps. Otot-otot ini muncul dari pinggul, tulang belakang, dan tulang paha
proksimal.

Kompartemen medial terdiri dari adductor magnus, adductor longus, adductor


brevis, gracilis, dan obturator externus. Otot-otot ini berasal dari dekat permukaan
luar anteroinferior tulang panggul dan masuk ke linea aspera. Kompartemen
posterior terdiri dari sekelompok otot yang disebut paha belakang, termasuk
semitendinosus, semimembranosus, dan biceps femoris. Otot-otot ini muncul dari
tuberositas iskia dan tulang paha dan masuk ke tibia medial dan fibula lateral.

Berikut bagian-bagian dari otot femoralis :

Otot Paha Depan

1. Pektinus
a. Asal : ramus superior pubis
b. Insersi: garis pektineal femur
c. Tindakan: adduksi dan fleksi paha
d. Persarafan: saraf femoralis (L2-4)
2. Iliopsoas (Illiacus + Psoas)
a. Asal: Vertebra T12-L5 dan ilium
b. Insersi: trokanter minor femur
c. Tindakan: fleksi pinggul dan stabilisasi pinggul
d. Persarafan: saraf femoralis, psoas menerima persarafan dari rami anterior
L1-3
3. Sartorius
a. Asal: tulang iliaka anterior superior
b. Insersi: aspek medial tibia melalui pes anserinus
c. Tindakan: fleksi, abduksi, dan rotasi pinggul ke samping; fleksi lutut
d. Persarafan: saraf femoralis

Quadriceps Femoris (4 otot)

1. Rektus femoris
a. Asal: tulang iliaka anterior inferior
b. Penyisipan: patela melalui tendon paha depan
c. Tindakan: ekstensi lutut
d. Persarafan: saraf femoralis
2. Vastus lateralis
a. Asal: trokanter mayor dan linea aspera
b. Penyisipan: patela melalui tendon paha depan
c. Tindakan: ekstensi lutut
d. Persarafan: saraf femoralis
3. Vastus medialis
a. Asal: garis intertrochanteric dan linea aspera
b. Penyisipan: patela melalui tendon paha depan
c. Tindakan: ekstensi lutut
d. Persarafan: saraf femoralis
4. Vastus intermedius
a. Asal: poros femur
b. Penyisipan: patela melalui tendon paha depan
c. Tindakan: ekstensi lutut
d. Persarafan: saraf femoralis

Otot Paha Posterior


1. Semitendinosus
a. Asal: tuberositas iskia
b. Penyisipan: permukaan tibialis medial melalui pes anserinus
c. Tindakan: ekstensi pinggul, fleksi lutut
d. Persarafan: saraf sciatic (bagian tibialis, L4-S3)
2. Semimembranosus
a. Asal: tuberositas iskia
b. Insersi: kondilus medial tibia
c. Tindakan: ekstensi pinggul, fleksi lutut
d. Persarafan: saraf sciatic (bagian tibialis, L4-S3)

Bisep femoris

1. Kepala panjang
a. Asal: tuberositas iskia
b. Insersi: kepala fibula
c. Tindakan: ekstensi pinggul, fleksi lutut
d. Persarafan: saraf sciatic (bagian tibialis)

2. Kepala pendek
a. Asal: linea aspera
b. Insersi: kepala fibula
c. Tindakan: ekstensi pinggul, fleksi lutut
d. Persarafan: saraf sciatic (bagian fibular)
Otot Paha Medial
1. Adduktor longus
a. Asal: badan pubis
b. Sisipan: linea aspera
c. Tindakan: adduksi paha
d. Persarafan: saraf obturator (L2-4, divisi anterior)
2. Singkatan adduktor
a. Asal: badan dan ramus inferior pubis
b. Sisipan: garis pektineal
c. Tindakan: adduksi paha
d. Persarafan: saraf obturator (L2-4, divisi anterior)

Magnus adduktor

1. Bagian adduktor
a. Asal: ramus pubis inferior
b. Insersi: tuberositas gluteal, linea aspera, garis supracondylar medial
c. Tindakan: adduksi dan fleksi paha
d. Persarafan: saraf obturator (L2-4, divisi posterior)
2. Bagian hamstring
a. Asal: tuberositas iskia
b. Insersi: tuberkulum adduktor femur
c. Tindakan: adduksi dan ekstensi paha
d. Persarafan: saraf sciatic
3. Gracilis
a. Asal: badan dan ramus pubis inferior
b. Insersi: permukaan medial tibia melalui pes anserinus
c. Tindakan: adduksi paha, fleksi, dan rotasi medial tungkai
d. Persarafan: saraf obturator (L2-4, divisi anterior)
4. Obturator eksternus
a. Asal: tepi foramen obturator
b. Insersi: fossa trokanterika femur
c. Tindakan: rotasi paha ke samping
d. Persarafan: saraf obturator (L2-4, divisi posterior)
DAFTAR PUSTAKA

Alpen A Patel, M. (2015). Facial Nerve Anatomy. Medscape.


Baig, M. A., & Bordoni, B. (2022). Anatomy, Shoulder and Upper Limb, Pectoral
Muscles. National Library of Medicine.
Dominika Dulak, I. A. (2023). Neuroanatomy, Cranial Nerve 7 (Facial). National
Library of Medicine.
Eka Apriyanti, D. K. (2021). Teori Anatomi Tubuh Manusia. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Heidi Moawad, M. (2022). The Anatomy of the Facial Nerve. Verywell health.
Muliana GH, A. S. (2023). ANATOMI DAN FISIOLOGI TUBUH MANUSIA.
Nikki Hovland, A. P. (2021). Operative Techniques in Otolaryngology-Head and
Neck Surgery. ScienceDirect, 190-196.
Ransom, A. L., Sinkler, M. A., & Nallamothu, S. V. (2022). Anatomy, Bony Pelvis
and Lower Limb: Femoral Muscles. National Library of Medicine.
Rury Trisa Utami, I. U. (2023). ANFISMAN : Anatomi & Fisiologi Manusia. Jambi:
PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
T.Binstead, J., Munjal, A., & ., M. V. (2023). Anatomy, Bony Pelvis and Lower Limb:
Calf. National Library of Medicine.
Friska G. Batoteng, T. F. (2015). GAMBARAN MUSCULI FACIALIS PADA
EKSPRESI WAJAH DAN EMOSI DENGAN MENGGUNAKAN FACIAL
ACTION CODING. Jurnal e-Biomedik (eBm).

Anda mungkin juga menyukai