Anda di halaman 1dari 22

ANATOMI FISIOLOGI

“OTOT WAJAH PADA MANUSIA”

Disusun oleh:

DZIKRI HAMDI ASRI


035017183220027

POLITEKNIK HANG TUAH JAKARTA


2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktu. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari seluruh komponen yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah yang berjudul “Otot Wajah Pada Manusia”
Dan harapan saya semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, serta seluruh Masyarakat Indonesia khususnya para Pelajar untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin dalam pembuatan
makalah kali ini masih banyak ditemukan kekurangan, oleh karena itu saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta ,06 Desember 2021

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................................2

Daftar Isi.................................................................................................................................3

Bab I: Pendahuluan.................................................................................................................4

1.1 Latar belakang masalah.........................................................................................4

1.2 Rumusan makalah..................................................................................................4

1.3 Tujuan penulisan....................................................................................................4

1.4 Manfaat penulisan.................................................................................................4

Bab II: Isi................................................................................................................................5

2.1 Anatomi otot wajah................................................................................................5

2.2 Proses fisiologis otot wajah...................................................................................10

2.3 Struktur histologist otot wajah..............................................................................14

2.4 Proses biokim dalam otot wajah...........................................................................18

Bab III: Penutup....................................................................................................................21

Kesimpulan................................................................................................................21

Daftar Pustaka.........................................................................................................................22

3
Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Otot merupakan suatu organ / alat yang dapat bergerak ini adalah suatu penting bagi
organism. Gerak selterjadi karena sitoplasma merubah bentuk (lihat pergerakan amuba).
Pada sel-sel sitoplasma ini merupakan benang-benang halus panjang disebut miofibril. Kalau
sel otot yang mendapatkan rangsangan muka miofibril. Kalau sel otot yang mendapatkan
rangsangan makan myofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot akan memendekkan
dirinya kea rah tertentu (berkontraksi). Seperti halnya di wajah kita, wajah kita memiliki
banyak otot dan memiliki fungsi masing-masing. Oleh karena itu, dalam makalah saya kali
ini, saya akan membahas mengenai anatomi, fisiologi, histologi, biokimia otot-otot wajah.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa saja anatomi otot wajah?
1.2.2 Bagaimana proses fisiologis otot wajah?
1.2.3 Apa saja struktur hitologis otot wajah?
1.2.4 Apa saja proses biokimia dalam otot wajah?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui bagian anatomi otot wajah
1.3.2 Mengetahui proses kerja fisiologis dari otot wajah
1.3.3 Mengetahui struktur histoligis otot wajah
1.3.4 Mengetahui proses biokimia dalam otot wajah
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 untuk menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa / mahasiswi Ukrida
1.4.2 untuk menambah referensi perpustakaan.

4
Bab II

Isi

2.1 Anatomi otot wajah

5
Dahi, parietal, pelipis

1. M. occipitorfrontalis
Bagian origo:
- Venter frontalis: kulit dahi membentuk anyaman otot bersama dengan Mm. procerus,
corrugator dan depresor superciii, serta M. orbicullaris oculi.
- Venter occipitalis: linea nuchalis suprema.

Bagian insersio: galea aponeurotica.

Fungsi: pergerakan kulit kepala.

2. M. temporoparientalis
Bagian origo: kulit pelipis, Fascia temporalis.
Bagian insersio: Galea aponeurotica.
Fungsi: pergerakan kulit kepala.
3. M. auricularis anterior
Bagian origo: fascia temporalis.
Bagian insersio: spina helicis.
Fungsi: pergerakan daun telinga.
4. M. auricularis superior
Bagian origo: galea aponeurotica.
Bagian insersio: akar daun telinga.
Fungsi: pergerakan daun telinga.
5. M. auricularis posterior
Bagian origo: proc. Mastoideus, tendo M. sternocloidomastoideus.

6
Bagian insersio: akar daun telinga.
Fungsi: pergerakan daun telinga.

Kelopak mata

6. M. orbicularis oculi
Bagian origo:
- Pars orbitalis: pars nasalis (os. Frontale), proc. Frontalis maxillae, os. Lacrimale, lig.
Pelpebrale mediale, saccus lacrimalis.
- Pars palpebralis: lig. Palpebrale mediale, saccus lacrimalis.
- Pars lacrimalis: crista lacrimalis posterior (os. Lacrimale)

Bagian insersio:

Mengelilingi arditus orbitae seperti sfinkter.

- Pars orbitalis: lig. Pelpebrale laterale, di sampingnya merupakan peralihan menjadi


simpul otot berbentuk cincin.
- Pars palpebralis: lig. Palpebrale laterale
- Pars lacrimalis: lubang air mata, tepi kelopak mata.

Fungsi: menutup kelopak mata; menekan kantung air mata, pergerakan alis mata.

7. M. depresor supercilii
Bagian origo: pars nasalis os frontale, pembelahan pars orbitalis M. orbicularis oculi.
Bagian insersio: sepertiga medial dahi dan alis mata.
Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis mata.
8. M. corrugator supercilii
Bagian origo: pars nasalis (os frontale)
Bagian insersio: sepertiga tengah kulit alis mata. Galea aponeurotica.
Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis mata.
9. M. procerus
Bagian origo: os nasale, cartilago nasi lateralis.
Bagian insersio: kulit glabella
Fungsi: menurunkan kulit mata dan alis mata

7
Otot-otot hidung

10. M. nasalis
Bagian origo:
- Pars alaris: jugum alveolare gigi seri lateral
- Pars transversa: jugum alveolae gigi taring

Bagian insersio:

- Pars alaris: cuping hidung, tepi lubang hidung


- Pars transversa: cartilago nasi lateralis. Lempeng tendo di atas punggung

hidung. Fungsi: pergerakan cuping hidung dan hidung

11. M. depressor septi nasi


Bagian origo: jugum alvelare gigi seri medial.
Bagian insersio: cartilago alaris major, cartilago septi nasi.
Fungsi: penggerak cuping hidung dan hidung.

Otot-otot mulut

12. M. orbicularis oris


Bagian origo:
Pars marginalis dan pars labialis: sebelah lateral Angulus oris
Bagian insersio: bagian utama bibir
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
13. M. buccinator
Bagian origo:
Bagian belakang proc. Alveolaris maxillae, raphe ptyerigomandibularis, bagian belakang
proc. Alveolaris mandibulae.
Bagian insersio: angulus oris, bibir atas dan bawah; membentuk dasar pipi.
Fungsi: sangat diperlukan sebagai sinergi untuk meningkatkan tekanan dalam rongga
mulut, misalnya pada saat meniup atau mengunyah.
14. M. depressor labiti inferioris
Bagian origo: basis mandibulae medial di bawah foramen mentale

8
Bagian insersio: bibir bawah, tonjolan dagu; serabut dalam ke selaput lendir.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
15. M. levator labii superioris
Bagian origo: margo infraorbitalis dan bagian tepi proc. Zygomaticus maxillae; berasal
dari otot M. orbicularis oculi.
Bagian insersio: bibis atas
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
16. M. mentalis
Bagian origo: jugum alveolare gigi seri lateral bawah
Bagian insersio: kulit dagu
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
17. M. transversus menti
Bagian origo: pembelahan melintang dari M. mentalis.
Bagian insersio: kulit tonjolan dagu.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
18. M. depressor anguli oris
Bagian origo: basis mandibulae di bawah foramen mentale.
Bagian insersio: bibir bawah, pipi sebelah lateral Angulus ori, bibir atas.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
19. M. risorius
Bagian origo: fascia parotideomasseterica
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
20. M. levator angulus oris
Bagian origo: fossa canina maxillae
Bagian insersio: Angulus oris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
21. M. zygomaticus major
Bagian origo: os zygomaticum dekat sutura zygomaticotemporalis
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.

9
22. M. zygomaticus minor
Bagian origo: os zygomaticum dekat sutura zygomaticomaxillaris
Bagian insersio: bibir atas, Angulus oris
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.
23. M. levator labii superioris alaeque nasi
Bagian origo: proc. Frontalis maxilla; berasal dari massa otot M. orbicularis oculi
Bagian insersio: cuping hidung dan bibir atas; serabut dalam: lingkar samping dan
belakang lubang hidung.
Fungsi: pergerakan bibir, cuping hidung, pipi dan kulit dagu.

Leher

24. Platysma
Bagian origo: basis mandibulae, fascia perotidea
Bagian insersio: kulit di bawah clavicula, fascia pectoralis
Fungsi: meregangkan kulit leher.1

2.2 Proses fisiologis otot wajah

Struktur otot rangka

Sel-sel otot dirancang khusus untuk berkontraksi. Terdapat tiga jenis otot: rangka, polos,
jantung. Otot rangka terdiri dari berkas sel-sel otot yang panjang dan silindris yang dikenal
sebagai serat otot penuh dengan miofibril, dengan setiap miofibril terdiri dari rangkaian
filamen tebal dan tipis yang bertumpuk dan sedikit bertumpang tindih. Susunan seperti ini
menyebabkan serat otot rangka tampak bergaris-garis pada pemeriksaan di bawah
mikroskop. Filamen tebal terdiri dari protein miosin. Jembatan silang dibentuk dari ujung-
ujung globuler molekul miosin yang menonjol dari setiap filamen tebal. Filamen tipis
terutama terdiri dari protein aktin, yang memiliki kemampuan berkaitan dan berinteraksi
dengan jembatan silang miosin untuk menghasilkan kontraksi. Akan tetapi, dua protein lain,
yakni troponin dan tropomiosin, terletak melintang di permukaan filamen tipis untuk
mencegah interaksi jembatan silang ini dalam keadaan istirahat.

Dasar molekul kontraksi otot

10
eksitasi serat otot rangka oleh neuron motoriknya menimbulkan kontraksi melalui
serangkaian proses yang menyebabkan filamen-filamen tipis bergeser saling mendekat satu
sama lain diantara filamen tebal. Mekanisme penggelinciran filamen pada kontraksi otot ini
diaktifkan oleh pengeluaran Ca++ dari kantung lateral retikulum sarkoplasma. Pengeluaran
Ca++ terjadi sebagai respons terhadap penyebaran potensial aksi serat otot ke bagian tengah
serat melalui tubulus T. kalsium yang keluar dikeluarkan berikatan dengan kompleks
troponin-tropomiosin filamen tipis, menyebabkan reposisi kompleks tersebut, sehingga
tempat pengikatan jembatan aktin terbuka. Setelah aktin berikatan dengan jembatan silang
miosin, interaksi molekuler antara aktin dan miosin membebasjan energi di dalam kepala
miosin yang disimpan dari penguraian ATP sebelumnya oleh ATPase miosin. Energi yang
dibebaskan ini menggerakkan jembatan silang. Selama gerakan mengayun, jembatan silang
yang telah aktif melengkung ke arah bagian tengah filamen tebal, “mendayung” ke arah
dalam filamen tipis tempat jembatan silang tersebut melekat. Dengan penambahan sebuah
molekul ATP segar ke jembatan silang miosin, miosin dan aktin terlepas, jembatan silang
kembali ke bentuk semula, dan siklus kembali diulang. Siklus aktivitas jembatan silang yang
berulang-ulang menyebabkan filamen tipis bergeser ke arah dalam selangkah demi
selangkah. Apabila tidak terdapatl lagi potensial aksi lokal, kantung lateralsecara aktif
menyerap Ca++, troponin dan tropomiosin bergeser kembali ke posisi menghambatnya, dan
terjadi relaksasi otot. Keseluruhan respons kontraktil berlangsung sekitar seratus kali lebih
lama daripada potensial aksi.

Mekanika otot rangka

Gradasi otot rangka dapat dilakukan dengan mengubah-ubah jumlah serat otot yang
berkontraksi dalam suatu otot, mngubah-ubah ketegangan yang terbentuk oleh setiap serat
yang berontraksi. Semakin banyak serat otot yang aktif, semakin besar ketegangan otot
keseluruhan. Jumlah serat yang berkontraksi bergantung pada ukuran otot (jumlah serat otot
yang ada); tingkat rekrutmen unit motorik (seberapa banyak neuron motorik yang
mempersarafi otot yang aktif); dan ukuran setiap unit motorik (seberapa banyak serat otot
yang diaktifkan secara simultan oleh sebuah neuron motorik).

Selain itu, semakin besar ketegangan yang dibentuk oleh setiap serat yang berkontraksi,
semakin kuat kontraksi otot keseluruhan. Dua faktor yang menimbulkan efek pada

11
ketegangan serat adalah frekuensi perangsangan yang menentukan tingkat penjumlahan dan
panjang serat sebelum permulaan kontraksi. Penjumlahan mengacu kepada peningkatan
ketegangan yang menyertai stimulasi repetitif pada serat otot. Setelah mengalami potensial
aksi, membran sel otot sel pulih dari periode refrakternya dan mampu dirangsang kembali,
sementara sebagian aktivitas kontraktil yang dipicu oleh potensial aksi pertama masih
berlangsung. Akibatnya, respons kontraktil yang diinduksi oleh dua potensial aksi yang
timbul berurutan dapat dijumlahkan, sehingga terjadi peningkatan ketegangan yang
diciptakan oleh serat. Jika serat otot dirangsang sedemikian cepat, sehingga tidak memiliki
kesempatan untuk berelaksasi di antara rangsangan, timbul kontraksi maksimum
(maksimum untuk serat pada panjang tersebut) yang menetap dan mulus yang dikenal
sebagai tetanus.

Metabolisme otot rangka dan jenis-jenis serat

Terdapat tiga jalur biokimia yang menyediakan ATP untuk kontraksi otot yaitu
pemindahan fosfat berenergi tinggi dari kreatin fosfat simpanan ke ADP, yang merupakan
sumber pertama ATP pada permulaan olahraga; fosforilasi oksidatif, yang secara efisien
mengekstraksi sejumlah besar ATP dari molekul nutrien apabila tersedia cukup O 2 untuk
menunjang sistem ini, dan glikolisis yang dapat mensintesis ATP walaupun tidak tersedia O 2
tetapi menggunakan banyak glikogen dan dalam prosesnya menghasilkan asam laktat.

Terdapat tiga jenis serat otot, diklasifikasikan berdasarkan jalur yang mereka gunakan
untuk membuat ATP (oksidatif atau glikolitik) dan kecepatan mereka menguraikan ATP dan
kemudian berkontraksi (kedutan lambat versus kedutan cepat): serat oksidatif-lambat, serat
oksidatif-cepat, dan serat glikolitik-cepat.

Kontrol gerakan motoris

Kontrol terhadap gerakan motorik bergantung pada tingkat aktivitas di semua masukan
sinaps yang berjalan ke neuron motorik yang mempersarafi berbagai otot. Berbagai masukan
tersebut berasal dari tiga sumber yaitu jalur refleks spinalis, yang berasal dari neuron aferen;
sistem desendens korikospinalis, yang berperan pada gerakan tangan yang diskret dan halus;
dan sistem desendens multineuronm yang berasal dari batang otak dipengaruhi oleh
serebelum, nukleus basal, dan korteks serebrum. Pembentukan dan penyusunan perintah-

12
perintah motorik bergantung pada masukan aferen yang terus-menerus diberikan, terutama
umpan balik mengenai perubahan-perubahan panjang otot (dipantau oleh gelondong otot)
dan ketegangan otot (dipantau oleh organ tendon golgi)

Otot polos dan otot jantung

Filamen tebal dan tipis pada otot polos tidak tersusun secara teratur, sehingga serat-
seratnya tidak memperlihatkan seran lintang. Kalsium sitosol, yang masuk dari cairan
ekstrasel dan sedikit dikeluarkan dari simpanan intrasel, mengaktifkan siklus jembatan
silang dengan formulasi serangkaian reaksi biokimia yang menyebabkan fosforilasi
jembatan silang tersebut dapat berikatan dengan aktin. Otot polos unit-jamak bersifat
neurogenikm tiap-tiap serat ototnya memerlukan stimulasi dari saraf otonom agar dapat
berkontraksi. Otot polos unit-tunggal bersifat miogenik; otot ini mampu mencetuskan sendiri
kontraksinya tanpa pengaruh eksternal apapun akibat depolarisasi spontan ke ambang
potensial yang timbul karena pergeseran otomatis fluks ion. Apabila timbul potensial aksi
motor di otot polos unit-tunggal, aktivitas listrik ini menyebar melalui gap junction ke sel-sel
di sekitarnya di dalam sinsitium fungsional, sehingga lembaran keseluruhan tereksitasi dan
berkontraksi sebagai satu kesatuan. Sistem saraf otonom serta hormon dan metabolit lokal
dapat memodifikasi kecepatan dan kekuatan kontraksi spontan ini. Kontraksi otot polos
bersifat hemat energi, sehingga jenis otot ini mampu secara ekonomis melakukan kontraksi
jangka panjang tanpa kelelahan. Sefat hemat ini, disertai dengan kenyataan bahwa otot polos
unit-tunggal mampu berada dalam berbagai panjang dengan hanya sedikit mengalami
perubahan ketegangan, menyebabkan otot polos unit-tunggal ideal untuk membentuk
dinding organ-organ berongga yang sering teregang.

Otot jantung hanya di temukan di jantung. Otot ini memiliki serat bergaris-garis yang
sangat terorganisasi seperti otot rangka. Seperti otot polos unit-tunggal, sebagian serat otot
jantung mampu menghasilkan potensial aksi, yang menyebar ke seluruh jantung dengan
bantuan gap junction.2

Tipe-tipe otot polos

Otot polos multiunit. Tipe otot ini terdiri dari serat otot polos yang mempunyai ciri-ciri
tersendiri. Tiap serat bekerja tanpa bergantung pada serat lain dan seringkali dipersarafi oleh

13
sebuah ujung saraf, seperti yang terjadi pada serat oto rangka. Selanjutnya, permukaan luar
serat ini, seperti halnya paea serat otot rangka, ditutupi oleh lapisan tipis yang terdiri dari
substansi seperti membran basal, yakni campuran kolagen halus dan fibrila glikoprotein
yang membantu menyekat serat-serat terpisah satu sama lain.

Sifat paling penting dari serat otot polos multiunit adalah bahwa masing-masing serat
dapat berkontraksi secara tidak bergantung pada yang lain, dan pengaturannya terutama
dilakukan oleh sinyal saraf. Keadaan ini berbeda dengan pengaturan otot polos viseral yang
sebagian besar diakibatkan oleh rangsangan nonsaraf. Sifat tambahan lainnya adalah bahwa
otot ini jarang menunjukan kontraksi yang spontan.

Otot polos unit tunggal. Istilah “unit tunggal” bersifat membingungkan karena istilah
ini tidak memaksudkan suatu serat otot tunggal. Malahan, ini mengartikan sebuah massa otot
seluruhnya yang terdiri dari ratusan hingga jutaan serat otot yang berkontraksi bersama-
sama sebagai suatu unit tunggal. serat-serat biasanya bersatu menjadi lembaran atau berkas,
dan membrana selnya berlekatan satu sama lain pada banyak titik sehingga kekuatan yang
terbentuk dalam satu serat otot dapat dijalarkan ke serat berikutnya. Selain itu, membran sel
dihubungkan oleh banyak taut rekah (gap junction) yang dapat dilalui oleh ion-ion secara
bebas dari satu sel ke sel berikutnya, sehingga potensial aksi atau ion yang sederhana dapat
berkonttraksi bersama-sama. Jenis otot polos ini juga dikenal sebagai otot polos sinsisial
karena sifat antar hubungannya di antara serat-serat. Karena otot semacam ini ditemukan
pada dinding sebagian besar visera tubuh-termasuk usus, duktus bilaris, ureter, uterus, dan
banyak pembuluh darah-otot ini disebut juga otot ini disebut juga otot polos viseral.3

2.3 Struktur histologis otot wajah

Jaringan muscular atau jaringan otot mempunyai asal kata dari mus, mys (bahasa
Belanda) artinya tikus, sedangkan sarx (bhs. Greek) artinya daging. Mus. kependekan dari
muskulus yang artinya otot, sedangkan mys kependekan dari miofibril, miofilamen, myosin.
Sarx kependekan dari sarkolema, sarkoplasma, sarkosom.

Fungsi jaringan muscular adalah untuk kontraksi sehingga terjadi gerakan tubuh secara
keseluruhan atau sebagian badan (anggota / alat gerak badan, usus, dll), karena adanya
filaman kontraktil dalam sitoplasma sel atau serat otot.

14
Susunan jaringan muscular terdiri dari:

1. sel otot yang merupakan serat otot yang berisi filamen kontraktil yaitu myofibril.
2. Jaringan penyambung yang terdapat di antara serat otot, juga di sekitar berkas otot,
berguna untuk mengikat serat satu sama lainnya dan memberi kekuatan optimum
otot.

Asal jaringan muscular adalah mesoderm, kecuali pada tempat-tempat tertentu berasal
dari ectoderm, misal otot iris, korpus siliaris, mioepitel pada dinding kelenjar keringat, ludah
dan lakrimal, dan muskulus arektor pili.

Berdasarkan miofibril dan fungsinya, jaringan muskular pada mamalia dibedakan:

1. Otot polos
2. Otot rangka / skelet
3. Otot jantung

OTOT POLOS

Serat otot polos berbentuk fusiformis, dengan kedua ujungnya runcing. Mempunyai satu
inti terletak di tengah. Sitoplasma serat otot polos tampak homogen dan asidofil. Serat otot
polos yang paling kecil atau paling pendek terdapat pada arteriol atau venula. Persyarafan
otot polos adalah dari susunan saraf otonom, baik simpatis maupun parasimpatis, involunter
artinya tidak di bawah pengaruh kemauan. Kontraksinya lamat atau lembut, dapat
berlangsung lama. Sarkoplasma otot polos mengandung filamen miofibril (sarkofibril).
Merupakan unsur kontraktil, butir-butir glikogen, lemak, mioglobin. Inti lonjong panjang
dengan jala-jala kromatin halus. Anak inti (nukleolus) tampak satu atau dua.

Otot polos terdapat:

1. Sebagai lembaran dalam dinding visera yang berlumen, misalnya di dinding saluran
cerna, saluran pernafasan, saluran keluar traktus urinarius, traktus genitalis, uterus.
2. Tersebar dalam jaringan ikat dalam organ-organ tertentum, misalnya prostat,
jaringan subkutis skrotum.

15
3. Berkelompok membentuk muskuli kecil, misal m. arektor pili, areola mammae,
muskular iris dan korpus seliaris.

Dalam lembaran-lembaran otot polos, diantara serat-serat terdapat juga jala-jala serat
retikulin dan serat elastin yang berguna untuuk memberikan kekuatan umum yang tetap dan
seragam sewaktu lembaran otot polos berkontraksi.

Fungsi otot polos adalah untuk memelihara stabilitas fisiologik (milleu interior).
Tergantung lokasinya kontraksi otot polos dapat terjadi kerena:

1. Impuls saraf
2. Pengaruh hormonal
3. Perubahan setempat; rangsangan setempat verupa regangan otot akan menimbulkan
kontraksi otot sehingga otot berkontraksi. Contohnya pada vesika urinaria, saluran
cerna dan pada organ berlumen lainnya sehingga kontraksi otot ini merupakan
fungsi evakuasi.

Ada 2 jenis persarafan pada otot polos yaitu:

1. Tipe multi unit artinya satu serat untuk satu saraf, semua sel menerima ujung saraf
sehingga kontraksi berlangsung bersamaan, serentak, dan relatif cepat. Perdarafan
tipe ini terdapat di duktus deferens, m. arektor pilim, arteri besar, m. sfingter pupilae
dan m. dilatator pupilae di iris.
2. Tipe viseral, impuls saraf mencapai satu serat otot polos dan dilanjutkan ke serat
otot polos yang lain melalui nexus / gap junction pada tempat perlekatan, melaui
nexus / gap junction, merupakan low resistant pathway. Persarafan tipe ini terdapat
di visera (di gaster, usus, dll) dan pembuluh darah kecil. Disini otot berkontraksi
relatif lebih lambat.

OTOT BERCORAK / SKELET / RANGKA

Otot bercorak terdapat melekat pada tulang-tulang rangka, pada diafragma, sepertiga
atas tunika muskularis sirkularis esofagus, lidah, otot wajah, dll. Unit terkecil serat otot
skelet adalah sel otot yang mempunyai banyak inti gepeng di tepi serat (merupakan
sinsitum). Serat otot skelet terpanjang terdapat pada m. sartorius. Serat otot diliputi oleh

16
jaringan ikat, menjadi satu dengan serat-serat lain membentuk berkas-berkas kecil disebut
fasikulus. Jaringan ikat ini disebut endomisium, terdiri atas serat kolagen halus, serat
retikulin, dan serat elastin. Tiap fasikulis diliputi lagi oleh jaringan penyambung perimisium,
terutama terdiri atas serat kolagen. Seluruh fasikuli diikat menjadi satu berkas besar oleh
jaringan penyambung jarang epimisium. Jaringan ini secara mikroskopik terlihat sebagai
sarung putih. Di sekitar otot / muskulus skelet diliputi lagi oleh lembaran jaringan
penyambung padat kolagen disebut fasia. Pada petinju, penari ballet otot skelet mengalami
hipertrofi, sedangkan pada imobilisasi yang lama misalnya setelah fraktura tulang atau
stroke dapat terjadi atrofi otot. Fungsi otot rangka adalah untuk menggerakan tubuh sesuai
dengan lingkungan (milleu exteriur). Kontraksi otot skelet di bawah kemauan (volunter ).
Persarafannya serebrospinal, bersifat motoris dan sensoris.

Pada potongan memanjang setiap serat berbentuk silinder panjang, kedua ujungnya
tumpul dan dibatasi oleh membran tipis disebut sarkolema. Dalam sarkoplasma mengandung
inti gepeng banyak di bagian tepi serat, mengandung miofibril yang terdiri atas filamen aktin
dan filamen miosinyang tersusun rapi (merupakan unsur kontraktil), sehingga memberikan
gambaran seran lintang. Pada potongan melintang serat tampak miofibril tidak tersebar rata,
sehingga membentuk kelompok-kelompok yang disebut Cohnheim’s field. Pada potongan
memanjang otot skelet, tampak garis-garis melintang yang terdiri atas pita-pita / lempengan /
garis terang dan gelap yang berselang-seling. Pita gelap disebut pita A (anisotrop),
sedangkan pita terang disebut pita I (isotrop). Di bagian pita I terdapat membran / garis
gelap transversal yaitu garis Z (zwischenscheibe). Sarkomer merupakan unit terkecil dari
susunan kontraktil. Satu bagian serat saraf yang terdapat di antara dua garis Z yang
berurutan disebut satu sarkomer, merupakan satuan fungsionil otot.

Jenis serat otot skelet secara morfologis, fungsi dan kecepatan serat otot skelet
dibedakan:

1. Serat otot merah / serat otot lambat


- Mengandung banyak pigmen merah (mioglobin) dan mitokondria, sedikit
miofibril
- Jala-jala kapilaritas luas

17
- Kontraksinya lebih lambat tetapi dapat berulang-ulang dalam jangka waktu
lama. Energi berasal dari fosforilasi oksidatif. Contoh: otot dada burung dan
anggota badan manusia.
2. Serat otot putih / serat otot cepat
- Mengandung sedikit mioglobin, mitokondria dan banyak miofibril
- Jala-jala kapilaritas tidak luas
- Kontraksi cepat dan kuat, tetapi cepat lelah. Contoh: otot dada ayam.
3. Tipe campuran, pada manusia terdapat campuran kedua tipe di atas.

OTOT JANTUNG

Jaringan ini merupakan modifikasi antara otot polos dan otot skelet. Tergantung pada
kiokard jantung dan dinding pembuluh darah besr yang langsung berhubungan dengan
jantung. Secara embriologis berasal dari mesoderm splanknikus. Serat otot jantung dahulu
dianggap merupakan kesatuan protoplasmatis yang disebut sinsitium, tetapi ternyata tidak
demikian. Bentuk serat silindris memanjang, mempunyai garis-garis melintang, bercabang
dan saling beranatomis melalui diskus interkalaris. Diskus interkalaris merupakan batas sel /
serat yang terletak tepat pada garis Z, merupakan perlekatan antara satu serat dengan serat
lainnya, mempunyai gambaran seperti anak tangga. Setiap serat diliputi sarkolema tipis,
memppunyai 1 atau 2 inti, lonjong, yang terletak di tengah sel, berada dalam ruang
perinuklear. Sarkoplasma mengandung miofibril bercorak (miosin dan aktin). Di
subendokardium terdapat ventrikel jantung terdapat Serat Purkinje, yang merupakan
modifikasi serat otot jantung dan berfungsi konduktif artinya dapat menyalurkan rangsang.

Regenerasi / perbaikan otot:

1. Otot polos: mampu beregenerasi melalui cara mitosis.


2. Otot rangka: dapat terjadi regenerasi yang berasal dari sel-sel satelit yaitu sel yang
terdapat pada lamina basalis dan hanya terlihat dengan mikroskop elektron. Tidak
ada perbaikan, menjadi jaringan perut / fibrosis.
3. Otot jantung: tidak / sedikit sekali mempunyai kemampuan regenerasi. Kerusakan
otot jantung akan diganti dengan jaringan ikat fibrosis.4

2.4 Proses biokim dalam otot wajah

18
Miofibril otot rangka mengandung filamen tebal dan tipis. Filamen tebal mengandung
miosin. Filamen teipis mengandung aktin, tropomiosin, dan kompleks troponin (troponin T,
I, dan C). model jembatan silang filamen geser adalah dasar dari pandangan terkini tentang
kontraksi otot. Dasar dari model ini adalah bahwa filamen-filamen yang saling tumpang
tindih bergeser satu sama lain sewaktu otot berkontraksi dan jembatan silang antara miosin
dan aktin menghasilkan dan mempertahankan ketegangan otot. Hidrolisis ATP digunakan
untuk menggerakan filamen. ATP berikatan dengan kepala miosin dan terhidrolisis menjadi
ADP dan P oleh aktivitas ATPase kompleks aktomiosin. Ca2+ berperan utama dalam inisiasi
kontraksi otot dengan mengikat troponin C. Di otot rangka, retikulum sarkoplasma mengatur
distribusi Ca2+ melalui kanal Ca2+ di sarkolema sangat penting bagi otot jantung dan polos.
Banyak kasus hipotermia maligna pada manusia disebabkan oleh mutasi gen yang menyadi
kanal pengeluaran Ca2+.

Terdapat sejumlah perbedaan antara otot rangka dan otot jantung; khususnya, otot
jantung memiliki berbagai reseptor pada permukaannya. Sejumlah kasus kardiomiopati
hipertofik familial disebabkan oleh mutasi missense di gen yang menyandi rantai panjang β-
miosin. Mutasi di gen yang menyandi sejumlah protein lainjuga pernah ditemukan. Otot
polos, tidak seperti otot rangka dan otot jantung, tidak mengandung sistem tropnin; kontraksi
dipicu oleh fosforilasi rantai pendek miosin. Nitrogen oksida adalah regulator otot polos
vaskular; hambatan pembentuknya dari arginin menyebabkan peningkatan mendadak
tekanan darah yang menunjukan bahwa regulasi tekanan darah adalah salah satu dari banyak
fungsinya. Distrofi otot tipe Duchenne disebabkan oleh mutasi di gen (terletak di kromosom
X) yang menyandi protein distrofin.

Pada manusia ditemukan tipe serabut otot: putih (anaerob) dan merah (aerob). Pertama,
terutama digunakan pada lari cepat, dan yang kedua, dalam olahraga aerobik
berkepanjangan. Sewaktu lari cepat dilakukan, otot menggunakan kreatin fosfat dan
glikolisis sebagai sumber energi; dalam maraton, oksidasi asam lemak sangat penting pada
fase-fase terakhir. Sel selain otot melaksanakan berbagai kerja mekanis yang dilakukan oleh
struktur-struktur yang membentuk sitoskeleton (rangka sel). Struktur-struktur ini mencakup
filamen aktin (mikrofilamen), mikrotubulus (terutama terdiri dari α-tubulin dan β-tubulin),

19
dan filamen intermedia. Filamen intermedia mencakup keratin, protein yang mirip-vimentin,
neurofilamen, dan lamin.5

20
Bab III

Penutup

Kesimpulan

Tubuh kita disusun oleh berbagai macam otot. Otot dalam tubuh kita dapat dibedakan
menjadi tiga sesuai dengan strukturnya, yaitu otot polos, otot rangka / lurik, otot jantung. Otot
polos terdapat di saluran pencernaan, saluran genital, dll. Otot rangka / lurik melekat pada tulang
kita, karena berfungsi untuk menggerakan tulang kita. Sedangkan otot jantung berada di jantung.
Di wajah kita terdapat berbagai macam otot yang dapat membuat kita berekspresi tertawa,
berpikir, marah, dll. Utuk dapat mengekspresikan itu semua, otot-otot harus melakukan kontraksi
dan relaksasi yang dikendalikan oleh pusat saraf sadar kita. Kontraksi terjadi saat kita menerima
rangsang, kemudian asetilkolin dilepaskan, diterima oleh reseptor, dan dibawa ke seluruh bagian
otot, kemudian Ca++ dilepaskan dari retikulum sarkoplasmik dengan mengikat troponin C, yang
kemudian akan menempel di aktin untuk mencari myosin yang hanya mengandung ATP lalu
berikatan. Kemudian otot memendek dan terjadi kontraksi. Setelah ATP habis, aktin akan
terlepas dari myosin dan terjadi relaksasi atau otot kembali memanjang. Setelah itu kita
memerlukan oksigen lagi untuk segera mengembalikan energi kita, karena oksigen akan
mengoksidasi cadangan makanan dalam bentuk glukosa. Oleh karena itu kita terengah-engah jika
sehabis melakukan kegiatan berat.

21
Daftar Pustaka

1. R. Putz, R. Pabst. Atlas anatomi manusia sobotta kepala, leher, ekstremitas atas. Edisi
ke-21. Jakarta: penerbit buku kedokteran (ECG); 2000.h.74-6.
2. Lauralee Sherwood. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta: penerbit
buku kedokteran (ECG); 2001.h.212-55.
3. Pearce, EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedic. Jakarta: gramedia; 2002.
4. Docstoc. Sistem otot. Edisi oktober 2009. Diunduh dari www.docstoc.com, 6 april
2010.
5. Robert K. Murray, Daryl K. Granner, Victor W. Rodwell. Biokimia harper. Edisi ke-
27. Jakarta: penerbit buku kedokteran (ECG); 2009.h.582-604.

22

Anda mungkin juga menyukai