Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANATOMI, FISIOLOGI, DAN BIOKIMIA PADA HIDUNG

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Keperawatan Medikal Bedah III
Dosen Pengampu: Engkartini, M.Kep., Ns

Disusun oleh:
1. Amanda Sharley A (108120032)
2. Fina Ariyanti (108120042)
3. Aditya (108120046)
4. Anggit Hinggis S (108120048)
5. M. Kemal Atharthur A (108120050)
6. Indri Rahmawaati (108120018)
7. Titin Maemunah (108120061)
8. Ghafar Ghani (108120062)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AL-IRSYAD CILACAP
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Engkartini, M.Kep., Ns pada
mata kuliah Keperawatan Komunitas. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
mengetahui struktur anatomi, fisiologi, dan biokimia pada hidung.

Dalam penyusunan makalah ini, banyak tantangan dan hambatan yang


dialami. Akan tetapi, dengan bantuan berbagai pihak, tantangan itu bisa teratasi.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, segala kritik dan
saran akan kami terima dengan terbuka. Selain itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca agar pembuatan makalah selanjutnya lebih baik lagi.
Semoga penulisan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Cilacap, 18 September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................4
1.3 Tujuan...............................................................................................................4
1.4 Manfaat.............................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Definisi Hidung.................................................................................................6
2.2 Struktur Anatomi Hidung...............................................................................6
2.3 Fisiologi Hidung................................................................................................9
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP.......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hidung adalah organ penting pada wajah yang berguna untuk
mengidentifikasi seseorang dan estetika wajah karena merupakan hal
pertama yang terlihat oleh mata. Hidung memiliki peran penting sebagai
organ pernapasan dan penghidu (AlJulaih & Lasrado, 2019).
Hidung bagian luar tersusun atas dasar, puncak hidung, collumela.
Sedangkan hidung lainnya tersusun atas ala nasi, alar sulcus, dan nostril.
Semuanya disusun oleh tulang, kartilago, otot, dan subcutaneous fat
(AlJulaih & Lasrado, 2019).
Bagian septum nasi mendapatkan vaskularisasi dari cabang-cabang arteri
sfenopalatina posterior, arteri etmoid anterior, arteri labialis superior, dan
arteri palatina mayor. Bagian lateral hidung mendapatkan vaskularisasi
dari arteri etmoid anterior, dan arteri sfenopalatina (AlJulaih & Lasrado,
2019). Persarafan sensorik mendapatkan inervasi dari n.oftalmikus dan
n.maxilaris yang merupakan cabang dari n.trigeminus (AlJulaih &
Lasrado, 2019).
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi hidung?
2. Apa saja struktur anatomi hidung?
3. Apa saja fisiologi hidung?
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui struktur hidung beserta fungsinya.
2. Tujuan Khusus
- untuk mengetahui definisi hidung
- untuk mengetahui struktur anatomi hidung
- untuk mengetahui fisiologi hidung
1.4 Manfaat
1. Manfaat untuk penulis
untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis mengenai
apa saja struktur anatomi dan fisiologi hidung.
2. Manfaat untuk pembaca
Menjadi sumber referensi bagi pembaca mengenai apa saja struktur
anatomi dan fisiologi hidung
3. Manfaat untuk institusi
Sebagai sumber referensi tentang struktur anatomi dan fisiologi
hidung terutama untuk Fakultas Ilmu Kesehatan.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hidung
Hidung adalah organ penting pada wajah yang berguna untuk mengidentifikasi
seseorang dan estetika wajah karena merupakan hal pertama yang terlihat oleh
mata. Hidung memiliki peran penting sebagai organ pernapasan dan penghidu
(AlJulaih & Lasrado, 2019).
Hidung merupakan bagian yang paling menonjol dari wajah yang memegang
peranan penting baik dari segi estetik maupun fungsinya. Hidung merupakan
salah satu bagian dari organ tubuh manusia yang terletak di bagian luar tubuh
dan tepat berada di tengah wajah. Hidung terletak pada tulang tengkorak yang
tersusun dari tulang rawan, tulang, otot, dan kulit.
Hidung adalah bagian yang penting yang dimiliki oleh setiap manusia, karena
hidung memiliki fungsi sebagai organ pernapasan dan juga sebagai indera
penciuman. Sebagai bagian tubuh yang terluar, hidung secara langsung akan
bersentuhan dengan berbagai macam gas atau udara yang akan diterima dan
masuk ke dalam tubuh manusia.
Oleh karena itu, fungsi hidung didefinisikan sebagai tempat penyaringan udara
yang masuk ke dalam tubuh manusia, penyaringan udara ini dilakukan agar
tubuh dapat menerima udara yang baik bagi tubuh.(Putra and Pradiptha, 2018)

2.2 Struktur Anatomi Hidung

Hidung terdiri dari hidung luar dan hidung dalam. Hidung luar menonjol pada
garis tengah antara pipi dengan bibir atas. Struktur hidung luar dapat dibedakan
atas tiga bagian: bagian paling atas kubah tulang yang dapat digerakkan,
dibawahnya terdapat kubah kartilago yang sedikit dapat digerakkan dan yang
paling bawah adalah lobulus hidung yang mudah digerakkan. Hidung luar
berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah yaitu: pangkal
hidung (bridge), batang hidung (dorsum nasi), puncak hidung (tip), ala nasi,
kolumela, dan lubang hidung (nares anterior). Hidung luar dibentuk oleh
kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit, jaringan kulit dan
beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan dan menyempitkan
lubang hidung. Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang
dari nares anterior hingga koana di posterior yang memisahkan rongga hidung
dari nasofaring. Septum nasi membagi tengah bagian hidung dalam menjadi
kavum nasi kanan dan kiri. Setiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yaitu
dinding medial, lateral, inferior dan superior.(Putra and Pradiptha, 2018)

1) Lub
ang Hidung
Lubang hidung yang terdapat pada manusia ada 2 buah lubang dan
keduanya berfungsi sebagai pelindung hidung dari ancaman yang datang
dari luar. Kemudian lubang hidung juga berperan sebagai penentu ukuran
sesuatu yang dapat masuk kedalam hidung dan lubang hidung juga
langsung berkaitan dengan rongga hidung.
2) Septum
Septum merupakan pemisah yang ada di antara kedua lubang hidung.
Septum terdiri dari tulang rawan dan dinding septum dilapisi dengan lendir
serta memiliki pembuluh darah di dalamnya yang berguna untuk
melembabkan dan mengatur suhu udara yang masuk melalui hidung.
3) Bulu Hidung
Bulu hidung merupakan bagian yang terdiri dari rambut-rambut halus yang
memiliki fungsi sebagai penyaring udara yang masuk. Hidung sebagai
tempat masuknya udara maka akan dengan mudah masuk berbagai macam
udara, seperti udara yang bersih maupun tidak. Bulu hidung berfungsi
untuk menahan kotoran dari udara yang masuk agar tidak dapat masuk ke
organ pernapasan lain didalam tubuh.
4) Rongga Hidung
Rongga hidung terletak pada bagian belakang cuping hidung dan berperan
sebagai saluran pembersih utama bagi udara yang masuk menuju paru-paru.
Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan silia (rambut halus).
Rongga hidung juga memiliki peran untuk melanjutkan udara yang masuk
dan mengarah ke tenggorokan. Selain itu, rongga hidung juga berfungsi
sebagai penjaga kelembaban, suhu, dan tekanan udara.
5) Sinus Hidung
Sinus adalah bagian yang berbentuk rongga dan terletak di sekitar hidung.
Manusia memiliki sinus paranasal yang terdiri atas 4 pasang sinus hidung
yang semuanya akan berakhir pada rongga hidung. Keempat bagian sinus
tersebut adalah sinus maksilaris (di tulang pipi), sinus frontalis (tengah
dahi), sinus ethmoidalis (di antara mata), dan sinus sphenoidalis
(dibelakang rongga hidung). Sinus hidung berperan sebagai pelembab dan
penyaring udara, menjaga pertukaran udara di daerah hidung,
memaksimalkan kualitas udara, dan memproduksi lendir yang mengalir di
dalam hidung.
6) Saraf Hidung
Saraf hidung juga disebut sebagai olfaktori merupakan salah satu bagian
dari saraf kranial yang berhubungan langsung dengan otak. Sebagai saraf
kranial 1, saraf pada hidung ini berfungsi sebagai reseptor utama dalam
indera penciuman, serta saraf ini juga berperan sebagai penerima
rangsangan aroma yang terbawa bersama dengan udara yang dihirup.
Fungsi dari saraf ini juga berhubungan dengan rasa makanan dan minuman
yang dikonsumsi oleh tubuh. Organ di tubuh manusia tersusun secara rapi
dan harmonis seperti halnya luar angkasa. Kita dapat melompat, berjalan,
duduk, berpikir, bernapas, dan bertubuh berkat sel, gen, organ, tulang, dan
otot yang menjalankan fungsi masing-masing secara harmonis. Saat
berjalan satu langkah ada 54 otot yang bergerak! Buku ini akan
mengungkap apa saja yang ada di dalam tubuh manusia.
7) Tulang Rawan Hidung
Tulang rawan merupakan tulang yang membentuk hidung itu sendiri.
Tulang rawan hidung merupakan bagian yang elastis dan kuat yang juga
membentuk bagian ujung hidung serta menyusun bentuk hidung.
8) Saluran Hidung (Nasofaring)
Bagian saluran hidung merupakan bagian yang sangat penting dalam siklus
sistem pernapasan tubuh manusia. Karena bagian ini merupakan bagian
penghubung antara hidung dengan tenggorokan. Di dalam nasofaring
terdapat tuba eustachius (saluran penghubung telinga dan tenggorokan) dan
tonsil adenoid. Kemudian nasofaring berfungsi sebagai pengatur tekanan
udara serta pelindung dari infeksi.(2015 ,‫)عطية‬

2.3 Fisiologi Hidung


a. Sebagai jalan nafas
Pada saat inspirasi, udara masuk melalui nares anterior lalu naik ke atas
setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring,
sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada saat
ekspirasi udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan
yang sama seperti udara inspirasi,.9Tetapi di bagian depan aliran udara
terpecah, sebagian kembali ke belakang membentuk pusaran dan
bergabung dengan aliran dari nasofaring.
b. Pengatur kondisi udara
Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara diperlukan untuk
mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini
dilakukan dengan cara:
1) Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir.
Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari
lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi
sebaliknya.
2) Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya
pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan
septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara
optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung
kurang lebih 37o C.
c. Sebagai penyaring dan pelindung
Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan
bakteri dan dilakukan oleh rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi,
silia dan, palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat
pada palut lendir dan partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan
dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh
gerakan silia. Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri,
disebut lysozime.
d. Indera penghidu
Hidung juga bekerja sebagai indera penghirup dengan adanya mukosa
olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga
bagian atas 10 septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan
cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.
e. Resonansi suara
Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan
hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga
terdengar suara sengau.
f. Proses bicara
Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m, n, ng)
dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum
molle turun untuk aliran udara.
g. Refleks nasal
Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan
saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh: iritasi mukosa
hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau
tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidung merupakan salah satu bagian dari organ tubuh manusia yang terletak
di bagian luar tubuh dan tepat berada di tengah wajah. Hidung terletak pada
tulang tengkorak yang tersusun dari tulang rawan, tulang, otot, dan kulit.
Fungsi hidung didefinisikan sebagai tempat penyaringan udara yang masuk ke
dalam tubuh manusia, penyaringan udara ini dilakukan agar tubuh dapat
menerima udara yang baik bagi tubuh. Hidung terdiri dari hidung luar dan
hidung dalam. Hidung luar menonjol pada garis tengah antara pipi dengan
bibir atas. Bagian hidung dalam terdiri atas struktur yang membentang dari
nares anterior hingga koana di posterior yang memisahkan rongga hidung dari
nasofaring. Fisiologi hidung meliputi sebagai jalan napas, pengatur kondisi
udara, penyaring dan pelindung, indera penghidu, resonasi udara, proses
bicara, refleks nasal.

3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan bagi semua pembaca mengenai anatomi, fisiologi, dan biokimia
pada hidug.
DAFTAR PUSTAKA
Putra, A.E. and Pradiptha, P.Y. (2018) ‘ENT Update’, Publikasi Ilmiah Program
Studi THT-KL FK Udayana, 01(2), pp. 1–299.
‫) ‘دور العلماء و الفقهاء في السفارة بين الدولتين الزيانية و المرينية خالل القرنين‬2015( .‫س‬.‫ أ‬,‫عطية‬
‫ م‬14 - 13 ‫’السابع و الثامن الهجريين ق‬, Studies and Research, 7(19), pp. 23–30.
Available at: https://doi.org/10.12816/0023320.

Anda mungkin juga menyukai