LAPORAN PRAKTIKUM Waterpass Tertutup
LAPORAN PRAKTIKUM Waterpass Tertutup
LAPORAN PRAKTIKUM Waterpass Tertutup
LAB HIDROTEKNIK
KELOMPOK 4
FAKULTAS TEKNIK
JAKARTA
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan Laporan Praktikum ini. Adapun tujuan disusunnya
laporan ini adalah sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah SURVAI DAN INFORMASI
SPASIAL.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
membantu terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Bapak Reza Ferial Ashadi,ST,MT selaku dosen pengampu mata kuliah survai dan informasi spasial.
2. Para petugas laboratorium hidroteknik mercu buana,terutama kak jihad dan kak nato
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Kami sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna. Untuk itu, kami selaku tim
penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang membangun agar laporan ini bisa
tersusun lebih baik lagi. Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.
15 september 2019
i
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4
Daftar isi
BAB 2
WATERPASS TERTUTUP
Maksud dari praktikum waterpass tertutup yang kami lakukan ini adalah bertujuan untuk
mengetahui kondisi dari ketinggian tanah guna mempermudah dalam perataan tanah yang akan
dilakukan dalam proyek kedepannya. Perbedaan antara waterpass terbuka dan waterpass tertutup ini
adalah pada pengukuran waterpass terbuka titik awal tidak menjadi titik akhir pengukuran, sedangkan pada
pengukuran waterpass tertutup, titik awal akan menjadi titik akhir pengukuran.
Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum waterpass ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoperasikan waterpass
2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran menggunakan waterpass
3. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak
4. Dapat menginformasikan cara mengoperasikan waterpass
5. Dapat menginformasikan cara menghitung jarak, tinggi tanah, dan kontur tanah.
Pengukuran waterpass adalah pengukuran untuk menentukan beda tinggi antara dua titik atau
lebih. Pengukuran waterpass ini sangat penting gunanya untuk mendapatkan data sebagai keperluan
pemetaan, perencanaan ataupun untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil-hasil dari pengukuran waterpass di antaranya digunakan untuk perencanaan jalan, jalan
kereta api, saluran, penentuan letak bangunan gedung yang didasarkan atas elevasi tanah yang ada,
perhitungan urugan dan galian tanah, penelitian terhadap saluran-saluran yang sudah ada, dan lain-
lain.
Poligon adalah serangkaian titik-titik yang yang dihubungkan dengan garis lurus sehingga titik-titik
tersebut membentuk sebuah rangkaian (jaringan) titik atau poligon. Menurut bentuknya, poligon
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4
sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu poligon tertutup dan poligon terbuka. Secara singkat, poligon
tertutup adalah suatu poligon dimana titik awal dan titik akhirnya mempunyai posisi yang berbeda,
sedangkan poligon terbuka adalah suatu poligon dimana titik awal dan titik akhirnya sama. Pokok
bahasan laporan ini tentang penggunaan poligon tertutup, berikut peralatan-peralatan yang kami
gunakan dalam pelaksanaan praktikum penggunaan waterpass.
3.1 Peralatan
1. Waterpass
2. Tripod
3. Patok
4. Roll meter
5. Palu
6. Unting-unting
7. Payung
8. Rambu ukur
9. Gelembung nivo
2. Setelah peralatan di atas selesai disiapkan di lapangan, dilanjutkan dengan memasang patok
setiap 5 meter pada daerah yang ingin disurvei, kemudian pasanglah tripod pada titik patok
awal sebagai titik nol pengukuran. Setelah itu, pasangkan unting-unting pada as tripod supaya
mengatur as pada titik benchmark.
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4
3. Pasanglah waterpass diatas tripod dan atur kedataran alat dengan cara menggunakan
gelembung nivo yang terletak pada waterpass dan atur kejernihan waterpassnya dengan cara
menggunakan skrup fokus. Setelah itu, dirikan rambu ukur diantara patok satu dengan patok
lainnya supaya kita dapat mengukur beda tinggi dari kedua titik.
4. Dalam pembacaan waterpass hasil yang diperoleh dalam patok yaitu batas atas dan batas
bawah baik muka maupun belakang. Lakukanlah hal sama pada patok 2 dengan
memindahkan rambu ukur pada patok 2, yaitu dengan arah 60° dari patok 1 dengan jarak
5 m, berlanjut dengan patok 3 dengan arah 60° dari patok 2, dan seterusnya hingga pada
sudut 360°.
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4
Keterangan :
1. BB = Benang Tengah
2. BA = Benang Atas
3. BB = Benang Bawah
Batas Tengah
1. A belakang
138,6 + 134,6
Benang Tengah = = 136,6
2
B muka
129,8 +126,8
Benang Tengah = = 128,3
2
2. B belakang
131+127,5
Benang Tengah = = 129,25
2
C muka
129 + 125
Benang Tengah = = 127
2
3. C belakang
130,9 + 126,6
Benang Tengah = = 128,75
2
D muka
131,6 +128,2
Benang Tengah = = 129,9
2
4. D belakang
132,5 +129,2
Benang Tengah = = 130,85
2
E muka
139,9 + 136,1
Benang Tengah = = 138
2
5. E belakang
136,3 + 133,8
Benang Tengah = = 135,05
2
F muka
141,1 + 137,6
Benang Tengah = = 139,35
2
6. F belakang
136,5 +134,3
Benang Tengah = = 135,4
2
A muka
134 + 130,5
Benang Tengah = = 132,25
2
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4
b. Jarak Optis
Keterangan :
Jarak Optis
= 300 + 400
= 700 cm = 7 m
= 400 + 350
= 750 cm = 7,5 m
= 340 + 430
= 770 cm = 7,7 m
= 380 + 330
= 710 cm = 7,1 m
= 350 + 300
= 650 cm = 6,5 m
= 350 + 220
= 570 cm = 5,7 m
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4
c. Beda Tinggi
Keterangan :
Beda Tinggi
a. Tabel Rekapitulasi
b.Grafik
11.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah kami lakukan, maka kami mengambil kesimpulan bahwa waterpass adalah
alat yang digunakan untuk mengukur beda tinggi titik di permukaan tanah. Kami juga dapat
menyimpulkan bahwa permukaan bumi mempunyai elevasi yang berbeda-beda di setiap tempat
tergantung dimana kita mengukurnya. Namun dari hasil pengukuran dan perhitungan kelompok kami,
kami menyimpulkan beda tinggi dari titik A-B sebesar -0,083 m dengan jarak optis 7 m, beda tinggi dari
titik B-C sebesar -0,0275 m dengan jarak optis 7,5 m, beda tinggi dari titik C-D sebesar 0,0115 m dengan
jarak optis 7,7 m, beda tinggi dari titik D-E sebesar 0,0715 m dengan jarak optis 7,1 m, beda tinggi dari
titik E-F sebesar 0,043 m dengan jarak optis 6,5 m, dan beda tinggi dari titik F-A sebesar 0,0315 m
dengan jarak optis 5,7 m
Namun, dari data yang sudah kami hitung menunjukan bahwa hasil jarak optis kami sangat berbeda
dengan perhitungan langsung menggunakan meteran. Hal ini sebabkan oleh kesalahan praktikan itu
sendiri atau human error. Seperti contohnya posisi rambu kurang vertikal, ketidaktelitian dalam
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4
menggunakan waterpass (salah membaca batas atas, batas bawah dan batas tengah), salah mengarahkan
sudut waterpass (tidak 60 derajat), sehingga mempunyai jarak optis yang berbeda antara pengukuran
langsung dan tak langsung.
Daftar pusaka
Soft Copy contoh praktikum dari asisten dosen mercu buana ( thanks to: kak Jihad dan kak
natoe)
Penutup
Demikianlah “laporan tentang penggunaan waterpass” ini. Tak lupa kami dari
kelompok 4 mengucapkan terima kasih karena ketersediaannya untuk membuat laporan
waterpass ini untuk memenuhi tugas laporan praktek “Survei dan Informasi Spasial”.
Tentunya masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami baik berupa pengetahuan
maupun referensi , oleh karena itu masukan berupa saran dan kritik sangat kami
harapkan. Terima kasih untuk kak Jihad dan kak natoe yang bersedia membimbing kami
dalam penggunaan waterpass ini, tak lupa juga untuk dosen “Survei dan Informasi
Spasial” kami yaitu pak bpk.Reza Ferial Ashadi,ST,MT.
SURVEI DAN INFORMASI SPASIAL KELOMPOK 4