Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH HORTIKULTURA

“STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TANAMAN


BAYAM DI KELOMPOK TANI BONTOALA, KELURAHAN
MALIMONGAN BARU, KECAMATAN BONTOALA, MAKASSAR”

Disusun Oleh :

Kelompok 3
Annisa Ratna Hakim 1710401041
Ahmad Fahrurrozi 1710401045
Ica Dwi Yuliana 1710401047
Nurul Wulandari 1710401049

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2019
GAMBARAN UMUM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

SOP adalah sekumpulan prosedur operasional standar yang digunakan sebagai


pedoman dalam perusahaan untuk memastikan langkah kerja setiap anggota telah berjalan
secara efektif dan konsisten, serta memenuhi standar dan sistematika. Beberapa tujuan
dibuatnya SOP antara lain:
a) Mempertahankan konsistensi kerja karyawan
b) Mengetahui peran dan fungsi kerja pada setiap bagian
c) Memperjelas langkah-langkah tugas, wewenang dan tanggung jawab
d) Menghindari kesalahan administrasi
e) Menghindari kesalahan, keraguan, duplikasi dan ketidakefisienan
SOP memiliki manfaat sebagai dokumen referensi mengenai bagaimana cara/ proses
menyelesaikan suatu pekerjaan. Salah satu solusi untuk mengurangi terjadinya berbagai macam
masalah dalam suatu perusahaan serta untuk meningkatkan perbaikan secara berkelanjutan
adalah dengan menerapkan SOP.
SOP adalah sekumpulan prosedur operasional standar yang digunakan sebagai
pedoman dalam perusahaan untuk memastikan langkah kerja setiap anggota telah berjalan
secara efektif dan konsisten, serta memenuhi standar dan sistematika
Menurut Peraturan Menteri Pertanian, Tim SOP dalam melakukan evaluasi terhadap
format SOP sebagai berikut :
1. Judul SOP harus memenuhi kaidah :
a. Memiliki unsur output.
b. Memiliki unsur aspek kegiatan.
c. Tidak memberikan penafsiran yang berbeda.
d. Memberi gambaran yang jelas terhadap ruang lingkup kegiatan yang di SOP-
kan.
2. Penulisan Identitas SOP harus memenuhi kaidah:
a. Penulisan nomor SOP sudah sesuai.
b. Penulisan tanggal pembuatan sudah benar.
3. Penulisan prosedur SOP harus memenuhi kaidah :
a. Penulisan kegiatan SOP sudah benar.
b. Penulisan pelaksana sudah benar.
c. Penulisan simbol SOP sudah benar
SOP TANAMAN BAYAM JEPANG

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam III ........................
Pemilihan Lokasi Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

III. Pemilihan Lokasi

Definisi Dan Tujuan

Memilih dan menentukan lokasi tanam yang sesuai dengan persyaratan tumbuh jenis
sayuran organik yang akan ditanam. Tujuannya untuk mendapatkan lokasi yang sesuai
dengan persyaratan usahatani sayuran organik.

Referensi

Pengalaman petani di Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru,


Kecamatan Bontoala, Makassar

Informasi Pokok

1. Lahan harus bebas dari cemaran limbah beracun dan berbahaya.


2. Penggunaan lahan usaha tidak bertentangan dengan peraturan daerah serta bukan alih
fungsi hutan.
3. Lahan untuk budidaya tanaman sayuran organik adalah lahan datar sampai dengan
kemiringan 30% (15 derajat) yang diikuti dengan tindakan konservasi.
4. Terdapat riwayat penggunaan lahan yang akan digunakan.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar
Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat
Prosedur Bayam VI ........................
Pemetaan Lahan Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

IV Pemetaan Lahan

Definisi dan Tujuan

Pemetaan adalah pembuatan peta lokasi yang menunjukan dimana lahan budidaya
sayuran organik akan dilakukan. Pembuatan peta ini juga dimaksudkan sebagai dasar
perencanaan rotasi/pola tanam, pembibitan, dan penanaman.

Informasi Pokok

Peta lahan menggambarkan batas-batas antara lahan-lahan konvensional dan lahan


organik, jenis tanaman yang ditanam. Dalam satu wilayah pertanian organik seluruh lahan
yang akan disertifikasi maka harus organik, apabila terdapat lahan konvensional maka harus
dibuat pembatas tanaman (barrier tanaman) yang jelas. Peta ini berfungsi untuk memudahkan
penilaian dalam proses sertifikasi pertanian organik.

Alat dan Fungsi

1. Kertas untuk media menggambar peta.


2. Alat tulis untuk membuat peta
3. Prosedur pelaksanaan
4. Buat gambar peta pada kertas yang menggambarkan batas-batas antara lahan
konvensional dan lahan organik serta jenis tanaman yang akan ditanam.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar
Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat
Prosedur Bayam V ........................
Konfersi Lahan Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

V.Konfersi Lahan.

Definisi dan Tujuan

Konversi lahan adalah proses perubahan suatu sistem pertanian konvensional menjadi
pertanian organik. Tujuannya adalah agar lahan yang dikonversi dapat digunakan untuk
budidaya sayuran organik.

Informasi pokok

Jangka waktu konversi tergantung kondisi lahan. Umumnya lahan bekas pertanian
konvensional harus mengalami periode konversi paling sedikit 2 (dua) tahun sebelum
penebaran benih, atau untuk tanaman tahunan minimal 3 (tiga) tahun sebelum panen pertama
produk organik. Kecuali ditentukan oleh lembaga sertifikasi organic.Dalam hal seluruh lahan
tidak dapat dikonversi secara bersamaan, maka boleh dikerjakan secara bertahap.

Hasil panen yang dihasilkan selama masa konversi belum dapat digolongkan sebagai
produk organik.Selama masa konversi dan setelah masa konversi, sepanjang areal digunakan
untuk produksi sayuran organik, maka status lahan tidak boleh diubah antara metode
produksi organik menjadi konvensional dan sebaliknya secara bolak- balik.

Dilakukan pemisahan secara jelas dan dapat diidentifikasi antara lahan dalam masa
konversi dengan lahan organik.

Alat dan fungsi

Buku Catatan riwayat penggunaan lahan anggota untuk mencatat masa konversi
lahan.

Prosedur pelaksanaan
1. Dilakukan pencatatan kapan dimulainya masa konversi lahan.
2. Selama masa konversi diterapkan budidaya sayuran organik, dengan menghindari
penggunaan pupuk dan pestisida kimia/anorganik.
3. Selama masa konversi air yang digunakan harus bebas dari cemaran limbah kimia
maupun residu pestisida
4. Lahan dalam masa konversi diberi tanda pemisah/pembatas dari lahan konvensional.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar.

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam VI ........................
Pembuatan Pupuk Halaman Revisi ke.....
Organik ............ Tgl..........

VI. Pembuatan Pupuk Organik

Definisi dan Tujuan

Pembuatan pupuk organik merupakan kegiatan dekomposisi pupuk kandang dan


bahan alami lainnya dengan tujuan menghasilkan pupuk organik untuk meningkatkan
kesuburan tanah di lahan pertanaman sayuran organik.

Informasi Pokok

1. Pupuk organik diupayakan berasal dari pertanian organik, apabila tidak diperoleh,
masih dimungkinkan berasal dari pertanian non organik.

2. Pupuk kandang dan bahan alami lainnya bukan berasal dari factory
farming/peternakan

yang menggunakan hormon dan antibiotik sintetis.


3. Pupuk organik yang dihasilkan disimpan di tempat yang bersih, aman, kering,
terlindung, serta terpisah dari benih, hasil tanaman, dan bahan-bahan pengendali OPT.

Alat, Bahan dan Fungsi

a. Cangkul untuk mencampur dan membalik lapisan pupuk kandang.

b. Garpu untuk membalik lapisan pupuk

c. Embrat/ gembor untuk menyiram

d. Pupuk kandang 1 ton, bekatul 10 kg, air dan starter/mikroorganisme lokal (MOL) 1
liter, u

rine sapi , sebagai bahan pembuatan pupuk organik .

Prosedur Pelaksanaan

1. Pembuatan pupuk padat

a. Hamparkan pupuk kandang setebal 15-20 cm,

b. Taburkan bekatul tipis-tipis (rata)

c. Siram dengan larutan MOL secara merata

d. Selanjutnya langkah a,b dan c diulang disusun sampai bahan habis .

e. Setiap seminggu dilakukan pembalikan selama 3 kali ( 3 minggu)

f. Pupuk sudah siap diaplikasikan pada lahan.

2. Pembuatan pupuk cair ( Ferinsa )

a. Campurkan 1 liter MOL dengan 3 liter urine sapi ke dalam jerigen,simpan dan diamkan
selama minimal 3 hari

b. Aplikasi di lapangan , 125 ml pupuk cair per 15 liter air.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar
Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat
Prosedur Bayam VII ........................
Penyiapan Lahan Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

VII. Penyiapan Lahan

Definisi dan Tujuan

Kegiatan pengolahan tanah agar struktur tanah menjadi baik sehingga tanah menjadi
gembur, aerasi dan drainase lebih baik, serta membentuk bedengan sebagai tempat
tumbuhnya tanaman sayuran organik, kondisi lahan dapat ditanami sesuai persyaratan
tumbuh tanaman.

Informasi pokok

Lahan atau media tanam untuk budidaya tanaman sayuran harus memiliki kesuburan
yang cukup baik.Kesuburan tanah atau media tanam yang rendah tidak boleh diatasi dengan
penggunaan pupuk kimia sintetis.Peningkatan kesuburan tanah dilakukan melalui
diversifikasi tanaman, rotasi dengan tanaman kacang-kacangan, pemberian pupuk hijau,
pupuk kandang dan cara lain yang diperbolehkan.Persiapan lahan dilakukan tanpa praktek
pembakaran vegetasi.Penyiapan lahan dilakukan tanpa menimbulkan erosi permukaan tanah,
kelongsoran tanah dan atau kerusakan sumber daya lahan.

Alat dan Fungsi

1. Cangkul untuk menggemburkan, menghaluskan tanah, membuat bedengan, dan


membuat saluran air.
2. Papan untuk meratakan permukaan bedengan.
3. Mulsa untuk menutup bedengan.
4. Kaleng untuk melubangi bedengan mulsa.
5. Pupuk organik untuk memperbaiki sifat fisik tanah, serta menambah bahan organik
dan unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman.

Prosedur pelaksanaan
1. Lahan dibersihkan dari tanaman-tanaman yang ada, sisa-sisa perakaran, tunggul, batu-
batu dan sampah.
2. Tanah digemburkan dengan cangkul sampai kedalaman 30- 50 cm.
3. Lahan dibiarkan/dikering-anginkan selama 7 – 10 hari.
4. Lahan dibentuk sedemikian rupa agar menjadi datar.
5. Dibuat bedengan mulsa dengan lebar 90 cm dan tinggi 20 cm.
6. Dibuat lubang tanam dengan jarak 20 x 25 cm
7. Beri pupuk organik sesuai kebutuhan dan tutup dengan tanah.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam VIII ........................
Penyiapan Benih Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

VIII. Penyiapan Benih

Definisi dan Tujuan

Menyediakan benih horinso bermutu dari varietas yang unggul dan sehat, dengan
tujuan mampu berproduksi sesuai dengan keunggulan varietas, sehat, dan mempunyai daya
adaptasi yang baik.

Informasi pokok

Dalam penyiapan benih, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pemilihan benih
A. Benih yang digunakan berasal dari budidaya organik, kecuali tidak terdapat
benih/penangkar benih organik boleh menggunakan benih komersial asal bukan benih
GMO (Genetic Modified Organism).
B. Benih yang berasal dari pasar harus ada usaha untuk meminimalkan residu bahan
kimia sintetis, antara lain dengan cara pencucian/perendaman dengan air cucian beras
( leri ).
C. Benih yang dipilih merupakan benih yang jelas varietasnya (tepat jenis) dengan
potensi yang sesuai dengan karakteristik varietas tersebut.
D. Varietas yang ditanam disesuaikan dengan kondisi iklim setempat, bervariasi untuk
menjaga keanekaragaman dan keberlanjutan pertanian organik.
E. Benih tidak boleh diberi perlakuan menggunakan bahan kimia sintetis.

2. Mutu benih

A. Tingkat kemurnian ≥ 95%.


B. Daya kecambah ≥ 90% dan vigoritas kecambah tinggi.
C. Bebas dari biji gulma dan cacat.
D. Benih sehat dan bebas dari OPT.

Prosedur pelaksanaan

1. Gunakan benih horinso yang bermutu baik, jelas varietasnya (tepat jenis), dengan
potensi sesuai dengan karakteristik varietas tersebut.
2. Pilih benih yang memiliki daya adaptasi yang tinggi pada agroklimat setempat
sertajelas sumber benihnya.
3. Gunakan benih yang belum kedaluwarsa.

Validasi.

SOPKelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar.

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam IX ........................
Pembenihan Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

XI.Pembenihan

Definisi dan Tujuan.

Menebarkan benih horinso di tempat/bedengan persemaian untuk menumbuhkan


tanaman dari biji hingga siap dipindah tanam ke lahan.

1. Alat dan Fungsi


2. Benih F1
3. Kotak untuk tempat media persemaian
4. Tanah dan Pupuk kandang untuk media persemaian
5. PGPR
6. Gembor/embrat untuk menyiram
7. Air kelapa
8. Prosedur pelaksanaan.

Gunakan benih horinso yang unggul, bersertifikat, yang bermutu baik, dengan potensi
sesuai dengan karakteristik benih tersebut, memiliki daya adaptasi yang tinggi pada
agroklimat setempat serta jelas sumber benihnya.

1. Benih direndam dengan air kelapa secukupnya selama 30 menit.


2. Buat media persemaian dengan komposisi: tanah, pupuk kandang yang sudah
difermentasi dengan perbandingan 1: 3.
3. Buat alur atau larikan untuk menabur benih horinso dengan jarak 3 cm antar larikan.
4. Tutup dengan tanah.
5. Siram dengan larutan PGPR (Plant Growth Promoting Rizobacterium) 50cc/10ltr air
menggunakan embrat sampai kondisi tanah menjadi lembab.
6. Atur suhu media semai untuk mempercepat proses perkecambahan.
7. Lakukan kontrol dan pengamatan pada media semai 3 hari sekali.
8. Setelah benih horinso mulai tumbuh, penutup media semai dibuka.
9. Selama 10 hari lakukan pemeliharaan dengan menyiram air.
10. Setelah benih horinso berumur sekitar 10 hari dilakukan seleksi (tinggi seragam dan
sehat) dan siap dipindah tanam ke lahan.
11.Dilakukan pencatatan sesuai dengan kegiatan.

8.Penanaman

Definisi dan Tujuan

Menanam benih horinso ke areal pertanaman untuk menumbuhkembangkan tanaman


sampai siap dipanen.

Informasi pokok

Untuk menghindari kelayuan setelah penanaman dan memudahkan penanaman, tanah disiram
sehingga kondisi tanah lembab.Penanaman bibit sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum
jam 09.00 pagi atau sore hari setelah jam 15.30 untuk menghindari stres karena terik
matahari.Untuk membuat lubang tanam, gunakan tugal.Lakukan pencatatan tanggal
penanaman pada buku kerja, guna memudahkan jadwal pemeliharaan, penyulaman,
pemanenan dan rotasi tanam.

Prosedur pelaksanaan

1. Sehari sebelum penanaman buat lubang tanam sedalam 5-7 cm dengan jarak tanam
20×25 cm.
2. Pilih benih yang tumbuh sehat dan kuat
3. Tugal lubang tanam yang sudah disiapkan
4. Pada musim kemarau, Siram lubang tanam dan benih dengan PGPR
5. Benih dipindahkan ke lubang tanam yang sudah disiapkan.
6. Padatkan tanah disekitar perakaran.
7. Tingkat kelembaban tanah diusahakan tetap optimal.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar.

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam X ........................
Pemupukan Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........
X. Pemupukan

Definisi dan Tujuan

Memberikan unsur hara tambahan atau susulan pada tanaman untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi tanaman dan untuk manjamin pertumbuhan tanaman secara optimal sehingga
menghasilkan tanaman dengan mutu yang baik.

Informasi pokok

Peningkatan kesuburan tanaman dilarang menggunakan pupuk maupun Zat Pengatur


Tumbuh (ZPT) kimia sintetis.Pemupukan dengan menggunakan bahan-bahan
organic.Limbah kotoran manusia tidak boleh digunakan sebagai pupuk pada tanaman
sayuran.

Prosedur pelaksanaan

1. Seminggu sekali disiram dengan Ferinsa + (Ferinsa adalah fermentasi urine sapi +
pestisida nabati) dengan dosis 1 ltr/20-30 ltr air.
2. Pemupukan dilakukan dengan dosis 2 cc/1 liter air.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam XI ........................
Penyiraman Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

XI. Penyiraman

Definisi dan Tujuan


Memberikan air sesuai kebutuhan tanaman pada daerah perakaran dengan air yang
memenuhi standar pada waktu, cara, dan jumlah yang tepat untuk menjamin kebutuhan air
bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan proses produksinya berjalan optimal.

Informasi pokok

Air yang digunakan untuk menyiram adalah air bersih yang tidak tercemar limbah kimia
sintetik.Untuk menyalurkan air, gunakan alat bantu berupa selang, pompa air, atau
gembor.Penyiraman dilakukan setiap hari atau 2 hari sekali, pada pagi atau sore hari,
tergantung musim.

Prosedur pelaksanaan

1. Air disiramkan ke masing-masing tanaman.

2. dilakukan penkocoran dengan larutan ferinsa dengan dosis 1 ltr/20-30 ltr air

2. Penyiraman dilakukan setiap hari pada musim kemarau dan pengkocoran


dilakukan tiap seminggu baik pada musim kemarau dan penghujan.

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam XII ........................
Pengendalian Hama Halaman Revisi ke.....
Penyakit ............ Tgl..........

XII. Pengendalian Hama Penyakit

Definisi dan Tujuan

Tindakan yang memadukan satu atau lebih teknik pengendalian Hama dan Penyakit
berupa hama patogen, yang dikembangkan dalam satu kesatuan atau dengan Pengendalian
Hama Terpadu (PHT) untuk mencegah kerugian ekonomi berupa kehilangan hasil (kuantitas)
dan penurunan mutu (kualitas) produk.
Alat dan bahan yang digunakan adalah:

1. Pestisida organik dan pupuk organik.


2. Perekat Organik ( daun binahong )
3. Sprayer khusus yang digunakan untuk menyemprotkan bahan pengendalian ke
tanaman.
4. Bahan pengendali Hama Penyakit (pestisida, agen hayati), untuk mengendalikan
Hama Penyakit.
5. Bahan perekat untuk merekatkan pestisida pada tanaman agar tidak mudah tercuci
oleh air/hujan.
6. Bahan perata berfungsi agar pestisida dapat membasahi seluruh permukaan tanaman
yang disemprot.
7. Air untuk bahan mencampur pestisida nabati.
8. Takaran (gelas) untuk menakar pestisida nabati dan air.

Prosedur pelaksanaan

1. Lakukan pengamatan secara rutin pada kondisi pertanaman. Utamakan pengendalian


secara mekanis dan kultur teknis (tanaman yang terserang hama/penyakit dicabut
dengan tangan atau pisau, dibuang dan dibakar atau dikubur sejauh mungkin dari
lokasi kebun).
2. Lakukan prosedur pengendalian dengan cara penyemprotan pestisida nabati secara
selektif apabila tanaman terserang hama atau penyakit.
3. Hentikan penyemprotan minimal 2 minggu sebelum panen.
4. Pencampuran pestisida nabati dengan air dilakukan secara hati-hati dan tidak
menyebabkan pencemaran lingkungan.
5. Cuci bersih peralatan setelah digunakan.

Pengendalian Hama

Lalat daun

Pengendalian :

Cara kultur teknis :

– Lakukan sanitasi lingkungan, dengan mengumpulkan sayur yang terserang, baik yang
jatuh maupun yang masih di pohon kemudian musnahkan dengan cara: (1) Masukkan sayuran
yang terserang ke dalam kantong plastik, ikat rapat sehingga lalat daun tidak bisa keluar, atau
(2) Kubur ke dalam tanah sedalam + 0,5 m untuk memastikan bahwa lalat daun tidak
berkembang

– Tanam tanaman perangkap di sekililing kebun, misalnya tanaman kenikir.

Cara fisik/mekanik

– Bungkus sayur dengan kertas/kantong plastik.

– Gunakan perangkap (kertas likatkuning dan lem).

– Semprot dengan cairan daun sirih 100cc / 14 ltr air.

2 . Pengendalian Penyakit

Busuk pangkal batang

Lakukan sanitasi dan kebersihan kebun.

Kumpulkan tanaman yang terserang kemudian di taruh tempat kompos.

Gunakan aplikasi trichoderma sp dengan dosis 100gr / 14 ltr air.

Rebusan daun cemara dengan perbandingan 1 liter air dengan 1 kg daun cemara, aplikasi
dilakukan dengan dosis 1 : 5 seminggu sekali.

12.Panen

Definisi dan Tujuan

Kegiatan memetik/memanen sayur yang telah siap panen sesuai persyaratan yang
telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan persyaratan yang diminta pasar.

Alat dan bahan

1. Keranjang atau crak untuk wadah horinso yang telah dipanen.

Prosedur pelaksanaan

1. Penentuan saat panen


2. Penentuan saat panen dapat dilakukan dengan cara mengamati penampakan fisik
horinso / dan umur tanaman (40 HST).
3. Panen dapat dilakukan dengan mencabut horinso yang memenuhi standar.

Waktu dan Cara Panen

Prosedur pelaksanaannya:

1. Panen sebaiknya dilakukan pada sore hari karena cahaya matahari tidak terlalu panas.
2. Penyemprotan pestisida organik sudah dihentikan paling tidak 2 minggu sebelum
panen.
3. Panen dilakukan terhadap tanaman horinso yang sudah benar-benar siap panen, yaitu
berdasarkan umur tanaman 40 hst.
4. Horinso yang telah dipanen dikumpulkan di keranjang atau crak, diberi alas kertas
dan diletakkan di tempat yang teduh.
5. Selanjutnya, horinso diangkut ke rumah kemas (packing house).

Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar.

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam XIII ........................
Pasca Panen Dan Halaman Revisi ke.....
Pengemasan ............ Tgl..........

XIII. Pasca Panen Dan Pengemasan

Definisi dan Tujuan

Kegiatan sortasi, pengkelasan, pengemasan dan penyimpanan sayur berdasarkan


ukuran dan standar mutu yang telah ditentukan untuk menghasilkan sayur dengan standar
mutu yang baik dan seragam.

Informasi Pokok
1. Tidak menggunakan plastik daur ulang (plastik hitam), bungkus plastik bekas dan
koran bekas
2. Pisau stainless stell untuk membuang bagian yang tidak memenuhi kualitas
3. Timbangan, untuk menimbang sayur
4. Plastik wrapping untuk membungkus horinso .
5. Konteiner plastik atau dus steroform untuk menyimpan sayuran yang akan disortasi
6. Stiker, untuk tanda pengenal pada sayur.
7. Tempat penyimpanan produk harus terpisah dari sarana produksi.
8. Sapu untuk membersihkan sisa-sisa sayuran.

Prosedur Pelaksanaan

Sortasi

Di tempat penampungan dilakukan penyortiran horinso dipilih yang mulus, ukuran


merata, bentuknya normal, tidak luka, tidak terserang penyakit, tidak ada cacat fisik maupun
mikrobiologis, tidak ada noda getah, tidak ada bintik-bintik kehitaman.limbah sisa panen
horinso dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak atau untuk bahan pembuatan pupuk
organik.

Grading

Horinso dipilih ukuran yang sama (100 – 150 gr ).

Ukuran yang berbeda untuk ke pasar lokal.

Penimbangan

1. Setelah digrading kemudian diwrapping kemudian dilakukan penimbangan.

2. Horinso yang telah ditimbang dimasukan dalam krat/kontainer plastik

3. Kratkontainer / dus steroform harus bersih dan bebas dari semua benda asing.

Pengiriman

Selanjutnya sayuran dalam kemasan diangkut dengan mobil box berpendingin.


Validasi.

SOP Kelompok Tani Bontoala, Kelurahan Malimongan Baru, Kecamatan Bontoala,


Makassar.

Standar Operasional Nomor SOP Tanggal Dibuat


Prosedur Bayam XIV ........................
Pemasaran Halaman Revisi ke.....
............ Tgl..........

XIV. PEMASARAN

Untuk pemasaran hasil produksi sayuran ini adalah export.karena sayuran bayam
jepang ini belum begitu popular di Indonesia.selain itu harga yang disepakati dalam kontrak
juga lebih tinggi daripada harga dipasaran Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/365631064
Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 61/Permentan/Ot.140/10/2012 Tentang Pedoman
Monitoring Dan Evaluasi Standar Operasional Prosedur Di Lingkungan Kementerian
Pertanian
Winata, Sheila Vania. 2016. “Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) Pada
Chocolab”. Jurnal Manajemen Dan Start-Up Bisnis Volume 1, Nomor 1.

Anda mungkin juga menyukai