Anda di halaman 1dari 8

Sistem Kendali Manual

Sistem kendali adalah pengendalian yang dilakukan oleh manusia yang bertindak sebagai
operator.

Contoh sistem kendali manual :

1. Kontrol Level air secara manual

Gambar 1. Kontrol Level Manual (Manual Level Control).

2. Kontrol Level suhu secara manual

Gambar 2.. Kontrol Level suhu Manual (Manual Level Control).


Sistem Kontrol Otomatis
Sistem kontrol otomatis adalah sistem kontrol umpan balik dengan acuan masukan atau
keluaran yang dikehendaki dapat konstan atau berubah secara perlahan dengan berjalannya waktu
dan tugas utamanya adalah menjaga keluaran sebenarnya berada pada nilai yang dikehendaki
dengan adanya gangguan.
Pemakaian sistem control otomatis dalam segala bidang keteknikan masa kini semakin
banyak dipakai. Hal ini disebabkan sistem kontrol otomatis mempunyai banyak keunggulan
dibandingkan dengan sistem kontrol konvensional (manual), yaitu dari segi kecepatan, ketepatan
dan pemakaian tenaga manusia yang relatif lebih sedikit. Apalagi ditunjang dengan pengembangan
dunia elektronika, pneumatika maupun hidrolik.

Dalam sistem control otomatis, terdapat elemen-elemen penyusun, yaitu :

a. Sensor/Tranduser
Sensor adalah suatu komponen yang mendeteksi keluaran atau informasi lainnya
yang diperlukan dalam siste kontrol. Sedangkan tranduser adalah suatu komponen yang
mampu merubah besaranbesaran non listrik (mekanis, kimia atau yang lainnya) menjadi
besaranbesaran listrik atau sebaliknya.
b. Kontroler
Kontroler adalah suatu komponen, alat, atau peralatan (berupa mekanis, pneumatik,
hidrolik, elektronik atau gabungan darinya) yang mampu mengolah data masukan dari
membandingkan respon plant (hasil pembacaan dari keluaran plant) dan referensi yang
dikehendaki untuk dikeluarkan menjadi suatu data perintah atau disebut sinyal kontrol.
c. Aktuator
Aktuator adalah suatu komponen, alat atau peralatan (berupa mekanis, pneumatik,
hidrolik, elektronik atau gabungan dari hal tersebut) yang mampu mengolah data perintah
(sinyal kontrol) menjadi sinyal aksi ke suatu plant.

Karakteristik Sistem Kendali Otomatis

Suatu sistem kendali disebut kendali otomatis apabial sistem tersebut merupakan lup
tertutup dan cara pengendalian variabel dilakukan dengan peralatan-peralatan otomatis berupa
peralatan elektris, pneumatis, mekanis, ataupun kombinasinya. Berdasarkan hal tersebut,
karakteristik penting sistem kendali otomatis adalah sebagai berikut:

a. Sistem kendali otomatis merupakan sistem kendali dinamis (berubah terhadap waktu) yang
dapat berbentuk linier maupun nonlinier.

b. Bersifat menerima informasi, memprosesnya, mengolahnya, dan kemudian


mengembangkannya.

c. Komponen/unit yang membentuk sistem kendali ini akan saling mempengaruhi (berinteraksi).

d. Bersifat mengembalikan sinyal ke bagian masukan (feedback) dan ini digunakan untuk
memperbaiki sifat sistem.
e. Karena adanya sistem umpan balik, maka pada sistem kendali otomatis selalu terjadi masalah
kestabilan.

Penggunaan Sistem Kendali Otomatis

Pemakaian sistem kendali otomatis banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam pemakaian langsung maupun tidak langsung, pemakaian tersebut dapat dikelompokkan
menjadi:

a. Pengendalian proses: suhu, aliran, tekanan, tinggi permukaan cairan, viskositas, dan lain-lain;
misalnya pada industri kimia, makanan, tekstil, dsb.

b. Pembangkit tenaga listrik (pengendalian distribusi tenaga).

c.Pengendalian numeris (CNC): pengendalian yang membutuhkan ketelitian tinggi dalam proses
yang berulang-ulang.

d. Transportasi; elevator, eskalator, pesawat terbang, dsb.

e. Servomekanis.

f. Bidang non teknis, seperti: ekonomi, sosiologi, dan biologi.

Contoh pengaplikasian sistem kendali otomatis

1. Sistem Kendali level air secara otomatis

Gambar 3. Sistem Kontrol Level Air secara Otomatis


2. Sistem Kendali temperatur secara otomatis

Gambar 4. Sistem Kendali temperatur secara otomatis

Sistem Kendali Terbuka (Open Loop)


sistem kontrol loop terbuka adalah suatu sistem yang keluarannya tidak mempunyai
pengaruh terhadap aksi kontrol. Artinya, sistem kontrol terbuka keluarannya tidak dapat digunakan
sebagai umpan balik dalam masukkan.

Dalam suatu sistem kontrol terbuka, keluaran tidak dapat dibandingkan dengan masukan
acuan. Jadi, untuk setiap masukan acuan berhubungan dengan operasi tertentu, sebagai akibat
ketetapan dari sistem tergantung kalibrasi. Dengan adanya gangguan, sistem control terbuka tidak
dapat melaksanakan tugas yang sesuai diharapkan. Sistem kontrol terbuka dapat digunakan hanya
jika hubungan antara masukan dan keluaran diketahui dan tidak terdapat gangguan internal
maupun eksternal.

Ciri – Ciri Sistem Kontrol Loop Terbuka :

1. Sederhana
2. Harganya murah
3. Dapat dipercaya
4. Kurang akurat karena tidak terdapat koreksi terhadap kesalahan
5. Berbasis waktu

Contoh Aplikasi Sistem Loop Terbuka :

1. Pengontrol lalu lintas berbasis waktu


2. Mesin cuci
3. Oven listrik
4. Tangga berjalan
5. Rolling detector pada bandara

Contoh pengaplikasian sistem kendali terbuka ( open loop)

1. Sistem Kendali open loop pada mesin cuci

Gambar 5. Sistem Kendali open loop pada mesin cuci


2. Sistem Kendali open loop pada escalator

Gambar 6. Sistem Kendali open loop pada eskalator

Sistem kendali Tertutup (Close Loop)


Sistem kendali loop tertutup adalah sistem kontrol yang sinyal keluarannya mempunyai
pengaruh langsung pada aksi pengontrolan. Sistem kontrol loop tetrtutup juga merupakan sistem
control berumpan balik. Sinyal kesalahan penggerak, yang merupakan selisih antara sinyal
masukan dan sinyal umpan balik (yang dapat berupa sinyal keluaran atau suatu fungsi sinyal
keluaran atau turunannya). Diumpankan ke kontroler untuk memperkecil kesalahan dan membuat
agar keluaran sistem mendekati harga yang diinginkan. Dengan kata lain, istilah “loop tertutup”
berarti menggunakan aksi umpan balik untuk memperkecil kesalahan sistem.
Gambar diatas menunjukan hubungan masukan dan keluaran dari sistem kontrol loop
tertutup. Jika dalam hal ini manusia bekerja sebagai operator, maka manusia ini akan menjaga
sistem agar tetap pada keadaan yang diinginkan, ketika terjadi perubahan pada sistem maka
manusia akan melakukan langkah-langkah awal pengaturan sehingga sistem kembali bekerja pada
keadaan yang diinginkan.

Berikut ini adalah komponen pada sistem kendali tertutup:

1. Input (masukan), merupakan rangsangan yang diberikan pada sistem kontrol, merupakan harga
yang diinginkan bagi variabel yang dikontrol selama pengontrolan. Harga ini tidak tergantung
pada keluaran sistem
2. Output (keluaran,respons), merupakan tanggapan pada sistem kontrol, merupakan harga yang
akan dipertahankan bagi variabel yang dikontrol, dan merupakan harga yang ditunjukan oleh alat
pencatat
3. Beban/Plant, merupakan sistem fisis yang akan dikontrol (misalnya mekanis, elektris, hidraulik
ataupun pneumatic).
4. Alat kontrol/controller, merupakan peralatan/ rangkaian untuk mengontrol beban (sistem). Alat
ini bisa digabung dengan penguat
5. Elemen Umpan Balik, menunjukan/mengembalikan hasil pencatan ke detector sehingga bisa
dibandingkan terhadap harga yang diinginkan (di stel)
6. Error Detector (alat deteksi kesalahan), merupakan alat pendeteksi kesalahan yang menunjukan
selisih antara input (masukan) dan respons melalui umpan balik (feedback path)
7. Gangguan merupakan sinyal-sinyal tambahan yang tidak diinginkan. Gangguan ini cenderung
mengakibatkan harga keluaran berbeda dengan harga masukanya, gangguan ini biasanya
disebabkan oleh perubahan beban sistem, misalnya adanya perubahan kondisi lingkungan,
getaran ataupun yang lain.

Contoh aplikasi sistem kendali tertutup:

1. Servo mekanisme
2. Sistem pengontrol proses
3. Lemari Es
4. Pemanas Air Otomatik
5. Kendali Termostatik
6. AC

Contoh pengaplikasian sistem kendali tertutup ( close loop)


1. Sistem Kendali close loop pada setrika

Gambar 6. Sistem Kendali close loop pada setrika

Anda mungkin juga menyukai