Ciri khas sistem pengendalian cascade (bertingkat) adalah adanya manipulated variable (variabel
yang dimanipulasi), yaitu sebuah pengendali yang menjadi set point dari pengendali lain. Pada
gambar 1, output dari variable temperature control akan digunakan menjadi input atau setpoint
dari flow control. Untuk memperjelas lihat diagram blok pengendalian bertingkat pada Gambar
1.
Dari Gambar 1 terlihat bahwa ada dua jalur umpan balik pada sistem pengendalian bertingkat
(cascade control), sehingga terbentuk dua mata rantai pengendalian (2 sistem Loop). Loop yang
bagian luar (outer loop) disebut primary loop atau master, dan Loop bagian dalam (inner loop)
disebut secondary loop atau slave. Master atau primary loop mengendalikan proses variabel primer
(proses suhu). Sedangkan slave atau secondary loop mengendalikan proses variabel sekunder
(Flow).
1. Respon keluaran dari single control tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2. Terdapat penambahan variabel sekunder di dalam pengendalian plant.
3. Dengan adanya pengendali sekunder yang lebih cepat, dapat mengatasi gangguan pada
kalang sekunder.
Perbedaan respon keluaran antara single loop dengan pengendalian bertingkat (cascade
control) dapat dilihat pada Gambar 2.
1. Menentukan proses loop yang digunakan, baik loop primer maupun sekonder
2. Pengoperasian loop harus selalu dimulai dari loop sekunder.
3. Memilih mode manual untuk mencari parameter PID pada loop sekunder, namun tidak
sampai mengganggu proses variabel primer.
4. Setelah melakukan setting di loop sekunder dan menghasilkan respon yang cukup
mantap, kemudian mempersiapkan metode auto tuning untuk mencari parameter PID
pada loop primer.
5. Meletakkan loop primer pada posisi auto tuning dan melakukan percobaan pada loop
primer.
6. Setelah parameter-parameter PID pada loop primer dan sekunder ditentukan, maka mode
cascade dapat dijalankan untuk pengendalian plant
Jelaskan proses cascade berikut menggunakan Bahasa kalian sendiri. Lalu buat diagram blok
nya.