Fahreza Hardiputra
Rindra Hosanova
03141002
03151037
Control cascade adalah sebuah metode control yang memiliki minimal dua
buah loop pengontrolan:
a. Loop pengontrolan primer atau master
b. Loop pengontrolan sekunder atau slave loop
B. Diagram Blok Cascade
Berikut ini adalah contoh blok diagram suatu sistem control bertingkat
dimana terdapat primary control sebagai pengontrol utama dan secondary control
sebagai pengendali kedua.
sebelum masuk ke dalam sistem proses maka gangguan dapat mudah ditangani
secara efisien dan tanggapan sistem menjadi lebih cepat.
Kontrol cascade atau kontrol bertingkat adalah sistem pengendalian yang
dapat dilakukan oleh sistem DCS dimana hal ini diperlukan pada suatu loop
kontrol yang membutuhkan satu sistem pengontrolan yang bertingkat.
Pengendalian cascade (cascade control) diperlukan pada sistem yang memiliki
tanggapan variable atau proses sangat lambat dan sistem yang memiliki gangguan
atau perubahan beban cukup besar sehingga mudah mengacaukan atau bahkan
merusak sistem peralatan proses. Dengan demikian akan diperoleh pengendalian
yang halus, akurat, dan cepat sehingga keuntungan pengendalian cascade adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
control) adalah:
1. Biaya atau rugi-rugi pengukuran variable sekunder.
2. Keruwetan pada pengendaliannya.
Pengendalian cascade memerlukan dua pengendali. Satu pengendali bertindak
sebagai induk (master control, primary control atau outer loop) dan yang lain
sebagai pengendali slave (slave control, secondary control, atau inner loop) yang
mendapat signal input remote dari master loop. Hal penting di sini, tanggapan
loop dalam (inner loop) harus lebih cepat paling tidak tiga kali loop luar (outer
loop) tetapi biasanya 10 sampai 20 kalinya. Dengan kata lain konstanta waktu
loop sekunder harus jauh lebih kecil dibanding loop primer. Ciri khas sistem
pengendalian cascade (bertingkat) adalah adanya manipulated variable (variabel
yang dimanipulasi) sebuah pengendali yang menjadi set point dari pengendali
lain. Diagram blok pengendalian bertingkat dapat dilihat pada gambar 2 dibawah
ini.
Setpoint
Suhu Reaktor
Air Pendingin Keluar
Setpoint
Suhu Jaket
Produk
Air Pendingin Masuk
Suhu
Reaktor
+-
Suhu Jaket
Laju Alir
Setpoint
Suhu Jaket
Transmitter Jaket
Pengendali Primer
Setp
Suh
Loop dalam (sekunder) harus lebih cepat paling tidak tiga kali loop luar
(primer)
Pengendalian loop dalam (sekunder) tidak perlu akurat, yang penting memiliki
tanggapan cepat terhadap gangguan atau setpoint. Oleh sebab itu pengendali
proporsional (P) biasanya mencukupi.
Dalam beberapa hal, jika loop dalam (sekunder) tidak dapat mengikuti
setpoint dalam waktu yang lama diperlukan reset feedback untuk penjejakan
keluaran (output tracking) semacam anti-reset windup.