Karakteristik yang terakhir dipelajari pada Modul 8 tentang Teknologi Organisasi ialah saling ketergantungan antara berbagai kegiatan yang terdapat dalam organisasi ataupun bagian-bagiannya. James D. Thomson menjelaskan bahwa “Struktur dan aliran kegiatan dalam organisasi akan dipengaruhi oleh saling-ketegantungan antar tugas. Oleh karena itu, sifat ini dapat dimanfaatkan untuk merancang bentuk dan struktur internal organisasi, disesuakan dengan corak aliran kegiatan dan saling ketergantungan tugas yang terjadi dalam aliran kegiatan tersebut. Saling ketergantungan dapat diartikan sebagai derajat ketergantungan seorang karyawan, atau bagian lainnya dalam menyelesaikan tugasnya. Thomson berpendapat bahwa terdapat 3 jenis saling ketergantungan, yaitu : - Saling ketergantungan Mengumpul (Pooled Interdependence) - Saling ketegantungan Berurutan ( Sequintal Interdependence) - Saling ketergantungan Bolak-balik (Reciprocal Interdependence) Yang pertama, saling ketergantungan mengumpul (Pooled Interdependence) merupakan bentuk saling ketergantungan yang paling sederhana, yang biasa terjadi diantara bagian/unit yang menjadi bagian organisasi. Pada bentuk ini tiap bagian organisasi merupakan anggota organisasi dan sama-sama mempunyai sumbangan (kontribusi) terhadap tugas bersama. Output unit 1, 2 dan 3 bersama-sama menjadi input bagi unit lain (unit ke 4) Kedua, saling ketergantungan berurutan (Sequintal Interdependence) merupakan bentuk saling ketergantungan yang berurutan secara seri, dimana pada bentuk ini, output dari suatu bagian akan menjadi input untuk bagian berikutnya, pada bentuk saling ketergantungan ini, bagian pertama harus memberikan hasil yang benar dan sesuai untuk digunakan pada bagian selanjutnya. Output unit 1 menjadi input bagi unit 2, output unit 2 menjadi input bagi unit 3, dan seterusnya. Ketiga, Saling ketergantugan bolak-balik (Reciprocal Interdependence) merupakan bentuk dengan drajat saling ketergantungan tertinggi, output dari suatu bagian bisa menjadi bagian bisa menjadi input untuk bagian berikutnya dan begitu juga output bagian terakhir bisa digunakan kembali menjadi input bagian pertama. Output unit 1 bisa menjadi input bagi unit 3, output unit 3 bisa dikembalikan menjadi input bagi unit 1. Proses pengambilan keputusan, komunikasi, dan koordinasi yang paling rumit terjadi pada saling ketergantungan bolak-balik sehingga bentuk ini perlu mendapatkan perhatian khusus dalam struktur organisasi.