Dokumen - Tips - Pompa Menentukan Flow Rate Head Statis Head Pompa Dan Koreksi Efisiensi
Dokumen - Tips - Pompa Menentukan Flow Rate Head Statis Head Pompa Dan Koreksi Efisiensi
PEMBAHASAN
29
3.1.5 Menghitung Head Loss Akibat Gesekan
Kerugian akibat gesekan dapat timbul melalui semua variasi elemen pada
sistem pompa dan harus diperhitungkan dari awal.
30
Gambar 3-1 Grafik Pemilihan Awal Pompa Warman
31
CATATAN : Service factor mengindikasikan indikasi tak berdimensi dari ukuran
relatif dan ketahanan aus dari tiga model yang digambarkan.
b) Tekanan Casing
Dalam hal ini diperlukan untuk memperhitungkan tekanan maksimal dari
pompa (biasanya dihitung pada sisi keluar pompa), untuk memastikan tekanan
maksimal pada pompa tidak melewati batas.
c) Pemompaan Buih
Flow rate aktual dari buih (Gelembung udara pada slurry) yang ditangani
dapat berubah-ubah secara nyata, dibandingkan dengan flow rate slurry saja
(tanpa gelembung). Faktor buih mungkin serendah 120% untuk buih yang tidak
stabil dan setinggi 150% untuk buih yang sangat bertahan.
Flow rate (Q) harus dikalikan dengan Faktor Buih untuk menentukan flow rate
aktual dari buih (Qf), yang akan ditangani oleh pompa. Q dan Qf dapat juga
berubah karena variasi tingkatan dan kealamian mineral yang ditangani dari
waktu ke waktu.
Keberadaan dari gelembung udara pada buih menurunkan nilai efektif Sm begitu
buih memasuki pompa. Nilai Sm meningkat dengan cepat karena kompresi dari
32
gelembung sepanjang head pompa. Nilai ini secara berurutan mengalami
penurunan begitu buih meninggalkan pompa sepanjang rangkaian pipa, menuju
titik keluar yang berada pada tekanan atmosfir. Sebaliknya, nilai Vd akan
meningkat sepanjang rangkaian pipa karena ekpansi dari gelembung.
d) Pembesaran Kerucut
Pada banyak kejadian diameter dalam dari pipa discharge lebih besar dari
flange discharge dari pompa yang dipilih. Pembesaran kerucut diperlukan untuk
menghubungkan pompa dengan pipa discharge. Dalam hal untuk meminimalisir
head losses dan mencegah kenaikan tingkat keausan dari pembesaran kerucut
dan pipa discharge yang terdekat, desain yang baik adalah membuat sudut
masuk θ = 6º. Pada prakteknya hal ini sama dengan membuat penambahan
diameter sebesar 10mm untuk setiap 100mm panjang kerucut.
e) Pemilihan Penggerak
Direct coupling umumnya digunakan untuk menghubungkan motor dengan tipe
pompa centrifugal non-slurry. Variasi kebutuhan biasanya didasarkan pada
variasi diameter impeller.
Untuk pompa slurry, impeller terbuat dari logam tuang keras atau elastomer
dengan penguatan logam. Pada prakteknya tidaklah ekonomis untuk
memperkecil diameter impeller standard untuk menemukan kondidi spesifik yang
dibutuhkan. Katup pengatur tidak direkomendasikan untuk digunakan pada
sistem slurry untuk mengontrol flowrate (dengan head loss), karena dampak
terhadap resultan nilai head yang lebih tinggi, kecepatan, keausan pada pompa
dan katup, dan peningkatan kebutuhan tenaga (power). Disamping akan
mempertinggi resiko penyumbatan pada rangkaian pipa. Diameter impeller
pompa slurry standar lebih direkomendasikan untuk aplikasi pompa slurry yang
sangat abrasif.
33
Kecepatan pompa yang optimal, atau range kecepatan harus tercapai dengan
tepat (sebagai contoh, penggerak v-belt atau penggerak dengan kecepatan
variabel).
Kemajuan perubahan kecepatan sangat bermanfaat, dengan menyediakan
kecepatan pompa terendah untuk menangani tugas sewaktu-waktu. Hasil
kecepatan pompa terendah pada konsumsi tenaga yang terendah dan tingkat
keausan terendah, suatu pompa slurry Warman digunakan sesuai bebannya.
Untuk beban mendekati 250 kW, penggerak dengan v-belt dari motor dengan
kecepatan tetap umumnya dipergunakan (meskipun penggerak dengan belt
tersedia untuk 700 kW ke atas). Kecepatan pompa dapat berubah sesuai
kebutuhan, melalui perubahan rasio v-pulley secara berkala (sebagai contoh
pemasangan diameter pulley yang lebih besar). Jika frekwensi variasi sering
diperlukan, solusi ini kurang tepat karena pompa harus berhenti bekerja untuk
perubahan kecepatan dan perubahan kecepatan dilakukan secara bertahap.
Untuk beberapa kebutuhan, variasi kecepatan pompa sangat diperlukan karena
faktor :
a) keausan,
b) menjaga head statis sisi intake pada nilai yang konstan, atau
c) kebutuhan variasi flow rate, head statis, tekanan pada pipa keluar atau
konsentrasi solid.
Sebagai contoh berikut :
a) disposal berantai,
b) gilingan pemisah (cyclone) pada sirkuit tertutup operasi penggerindaan, dan
c) pengerukan dengan variasi hisap.
Maksud dari pemenuhan faktor diatas adalah untuk mendapatkan kecepatan
variable yang efisien. Dimana ukuran motor melebihi batas untuk aplikasi
penggerak dengan v-belt, maka penggunaan motor dengan direct coupling yang
dihubungkan sebuah transmisi untuk mereduksi kecepatan adalah solusi yang
paling praktis.
34
Specific gravity solid S = 2.65
Ukuran partikel rata-rata d50 = 211 microns (0.211mm)
Konsentrasi solid Cw = 30%
Head statis discharge (Zd) = 8.4 meter
Head statis suction (Zs) = 1 meter (positif)
Panjang pipa = 100 meter
Valves dan fitting = 5 x 90º (bengkok radius panjang)
35
Gambar 3-4 Aplikasi Pompa
Ukuran pompa, putaran, power dan rekomendasi ukuran pipa ditentukan sebagai
berikut :
a) Quantity yang akan dipompakan :
Berat solid dalam slurry = 175 ton
175
Berat volume air sebanding dengan volume solid = —— = 66.04 ton
2.65
36
100
Konsentrasi solid berdasarkan volume (Cv) = ——— x 66.04 = 13.92%
474.37
37
c) Head gesekan Hf untuk pipa
Pertama menentukan persamaan panjang pipa, menggunakan tabel head
loss dari valve dan fitting yang ditunjukkan Gambar A4-3 dand Gambar A4-4.
Panjang aktual jalur pipa = 100m
5 x 90º bengkok radius panjang pada 4.27 meter = 21.35m
Persamaan panjang jalur pipa = 121.35m
Menggunakan pipa rubber hdpe diameter 203.2mm dan velocity campuran slurry
4.06 m/s, nilai f = 0.019 didapat dari Grafik A3-2.
Dengan substitusi Darcy’s equation untuk head gesekan pada Gambar A3-2:
121.35 4.06²
Hf = 0.019x ———— x ————
0.203 2 x 9.81
(V²) 4.06²
Dalam hal ini head velocity = —— = ———— = 0.84m
2g 2 x 9.81
f) Total head dinamis dari pompa (referensi Gambar A4-1 dan Gambar A4-2)
Total head dinamis dari pompa adalah sebagai berikut :
Hm = Z + Hf
dimana Z adalah head statis ; (Zd – Zs)
Hm = ((8.4 – 1) + 9.54 + 0.05 + 0.84)) = 17.83m campuran slurry
38
h) Persamaan total head dinamis untuk air
Dari Gambar 2-3, dapat ditentukan koreksi tepat (HR dan ER) dalam hal
ini adalah 0.89.
Sehingga persamaan total head untuk air (Hw) adalah:
Hm 19.09
—— = —— = 19.64
HR 0972
i) Pemilihan pompa
Pompa dapat dipilih berdasrakan kebutuhan flow rate sebesar 131.77 L/s.
Total head 19.58m pada persamaan untuk air dan SG slurry 1.23.
Dalam hal ini dipilih pompa slurry Warman 200SVSP dengan 5 sudu terbuka
diameter 520mm dengan putaran pompa pada 656 rpm.
Konsumsi power pada shaft pompa dapat dihitung dari efisiensi pompa 61,1%
sebagai berikut :
Q x Hm x Sm
= ——————
1.02 x em
Q x Hw x Sm
atau —————— (HR diasumsikan sama dengan ER)
1.02 x ew
39
40
Gambar 3.5. Grafik Performansi Pompa Slurry Warman 200SVSP
41
Gambar 3.6. Pompa Slurry
42
3.3 Permasalahan
Pengeringan sump merupakan hal yang harus dilakukan untuk menambah
geometri lahan (working geometri) dan menambah simpanan komoditi
(commodity inventory). Material yang ringan dan besar, dalam hal ini partikel
batubara kasar sering menyebabkan sumbatan pada strainer impeller yang
mengakibatkan penurunan flow rate. Direncanakan modifikasi pontoon pompa
slurry 200SVSP dengan penambahan Gantry Crane di atas pontoon, untuk
memudahkan aktivitas pembersihan strainer ketika terjadi buntu, sehingga tidak
perlu dilakukan penarikan pontoon ke darat seperti yang dilakukan selama ini.
Diperlukan density yang konstan agar permasalahan pada area rangkaian
(kemampuan pompa, pipa dll) tidak menjadi hambatan berikutnya.
43