Anda di halaman 1dari 3

KESESUAIAN PENGELOLAAN LIMBAH PT PHAPROS BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

No PT Phapros Standar Referensi


1. Limbah PT Phapros terbagi menjadi 3 1. Manufakturing, formulasi, produksi, dan distribusi Peraturan Pemerintah RI No. 101
yaitu: (MFPD) produk farmasi Tahun 2014 tentang Pengelolaan
1. Limbah Beta Laktam 2. IPAL yang mengolah efluen proses manufaktur Limbah Bahan Berbahaya dan
2. Limbah Umum dan produksi farmasi, berupa: Beracun
3. Limbah Non-Beta Laktam a. Bahan atau Pproduk yang tidak memenuhi
(Sefalosporin) spesifikasi teknis, kedaluwarsa, dan sisa
b. Residu proses produksi dan formulasi
c. Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi
d. Reactor bottom wastes
e. Sludge dari fasilitas produksi
f. Absorban dan filter bekas atau karbon aktif
g. Sludge dari IPAL

2. Limbah yang dihasilkan PT Phapros Pasal 9: Peraturan Pemerintah Republik


adalah limbah cair dan limbah padat. Pengolahan dan/atau penimbunan limbah B3 Indonesia No. 18 Tahun 1999
Limbah cair terdiri dari limbah produksi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan Pengelolaan Limbah Bahan
yang terdiri dari limbah betalaktam dan non sendiri oleh penghasil limbah B3 atau penghasil limbah Berbahaya dan Beracun
betalaktam, serta limbah non produksi yang B3 dapat menyerahkan pengolahan dan/atau penimb
berupa limbah domestik. Sedangkan Limbah unan limbah B3 yang dihasilkannya itu kepada
Padat terdiri dari limbah padat B3 dan non pengolah dan/atau penimbun limbah B3
B3.
Sumber cemaran:
1. MFDP produk farmasi
2. IPAL yang mengolah effluen proses
manufaktur dan produksi farmasi
Uraian Limbah:
a. Sludge dari fasilitas produksi
b. Pelarut bekas
c. Produk off-spec, kadaluarsa dan sisa
d. Sludge dari IPAL
e. Peralatan dan kemasan bekas
f. Residu proses produksi dan formulasi
g. Absorban dan filter (karbon aktif)
h. Residu proses destilasi, evaporasi dan reaksi
i. Limbah laboratorium
j. Residu dari proses insinerasi
Pencemaran Utama:
a. Bahan organik
b. Hidrokarbon terhalogenasi
c. Pelarut mudah meledak
d. Logam berat (terutama As)
e. Bahan aktif

1. Limbah padat Proses pengolahan secara Kimia antara lain; Keputusan Kepala Bapedal No. 3
Melalui pihak ke-3 meliputi: (a) Reduksi – Oksidasi, Tahun 1995 Tentang : Persyaratan
pewadahan/pengumpulan, (b) Elektrolisasi, Teknis Pengelolaan Limbah
pengangkutan, penyimpanan sementara, (c) Netralisasi, Bahan Berbahaya Dan Beracun
pelabelan, pemanfaatan, sedangkan (d) Presipitasi/Pengendapan,
untuk pengolahan dan pemusnahan (e) Solidifikasi/Stabilisasi,
menunjuk pihak ke-3 (f) Absorpsi,
2. Alur IPAL Beta-Laktam yaitu: (g) Penukar Ion,
a. Ekualisasi (h) Pirolisa
b. Hidrolisa dengan Larutan NaOH Pemisahan cairan dan padatan:
c. Netralisa dengan larutan HCl 1. Sentrifugasi,
d. Sedimentasi 2. Klarifikasi
e. Filtrasi dengan Arang dan Pasir 3. Koagulasi,
3. Alur IPAL Umum yaitu: 4. Filtrasi,
a. Bak Ekualisasi I 5. Flokulasi,
b. Bak Ekualisasi II 6. Flotasi,
c. Rapid Mix Larutan PAC
d. Rapid Mix Larutan Darflock 7. Sedimentasi,
e. Sedimentasi I 8. Thickening.
f. Aerasi
g. Sedimentasi II
h. Slow Sand Filter
i. Rapid Sand Filter

Data trendlne di PT Phapros Keputusan Mentri Negara Lingkungan


MS (Januari- Hidup No. KEP 51/MENLH/10/1995
pH tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi
September
MS (Januari- Kegiatan Industri Farmasi
Temperatur
September)
MS (Bag.
Zat padat tersuspensi
Output:Januari-
(TSS) pH 6-9
September)
Temperatur 38 ° C
>75 mg/LTMS
BOD : cara titrasi (April, Juni, Juli, Zat padat tersuspensi
75 mg / ltr
Agustus) (TSS)
>150 mg/L TMS BOD : cara titrasi 75 mg / ltr
COD (April, Juni, Juli, COD 150 mg / ltr
Agustus)

Anda mungkin juga menyukai