Anda di halaman 1dari 23

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Identifikasi Limbah B3

PT Saptaindra Sejati ialah salah satu kontraktor yang bergerak di

bidang pertambangan mineral khususnya batubara mempunyai peranan yang

besar dalam pencapaian keselamatan, kesehatan kerja dan pemeliharaan

lingkungan hidup di perusahaanya. Hal ini dikarenakan untuk mewujudkan

komitmen sesuai dengan kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja,

Lingkungan dan Mutu (K3LM) yaitu menciptakan kepeduliaan lingkungan

dengan mengelolaanya untuk aspek dan dampak lingkungan semua karyawan

bertanggungjawab untuk :

1. Mengerti, mengetahui, serta menjalankan standar, prosedur dan

persyaratan pengelolaan dan pengendaliaan limbah pada setiap aktivitas

pekerjaannya

2. Melakukan tindakan perbaikan ketika melihat adanya ketidaksesuaian

dalam aspek lingkungan.

Berdasarkan komitmen diatas bahwa dalam menjalankan produksinya di PT

Saptaindra Sejati site ADMO selain menghasilkan produk batubara, juga

menghasilkan limbah. Yang dimaksud Limbah ini adalah bahan sisa pada

suatu kegiatan dan/ atau proses kegiatan yang kehadirannya pada suatu saat

dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai

ekonomis. Termasuk dalam limbah ini adalah hidrokarbon kadaluwarsa.

40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
41

Apabila limbah tersebut tidak dilakukan pengelolaan dan pengendalian akan

berdampak pada pencemaran yang dapat merusak lingkungan. Berdasarkan

menurut limbah pembagiannya, limbah di PT Saptaindra Sejati dibagi

menjadi berikut :

1. Limbah Organik

Limbah organik yang berada di perusahaan berupa limbah yang terdiri

dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari

alam. Limbah ini sangat mudah diuraikan dengan proses alami.

Contohnya yaitu sampah dari dapur, sisa makanan, sayuran, kulit buah,

daun, dan lain- lain.

2. Limbah Anorganik

Limbah anorganik yang berada diperusahaan berupa limbah sebagian

zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,

sedang sebagian lainya dapat diuraikan dalam waktu yang lama.

Contohnya yaitu botol sisa minuman, botol plastik, tas plastik, kaleng,

dan lain- lain.

3. Limbah B3

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang harus mendapatkan

penanganan dan pengelolaan yang khusus, yang merupakan limbah

hasil dari produksi laboratorium (bahan kimia) maupun hasil produksi

dari perbengkelan di perusahaan. Contohnya; Oli bekas, filter oli bekas,

selang bekas, majun terkontaminasi hidrokarbon, aki bekas, bahan

kimia, sampah medis, dan lain- lain.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Limbah B3 yang dihasilkan akibat kegiatan produksi di PT Saptaindra

Sejati site ADMO antara lain adalah jenis limbah B3 padat dan limbah B3

cair. Untuk jenis limbah B3 apa saja yang dihasilkan oleh perusahaan, dapat

dilihat pada tabel 4.1. dan tabel 4.2.

Tabel 4. 1. Jenis Limbah B3 yang dihasilkan

No. Jenis Limbah Bentuk Fisik Karakteristik

1. Tanah terkontaminasi Padat Beracun


2. Majun bekas Padat Beracun
3. Hose bekas Padat Beracun
4. Filter oli dan fuel bekas Padat Beracun
5. Accu Bekas Padat Korosif
6. Baterai bekas Padat Korosif
7. Limbah Elektronik Padat Beracun
8. Oli bekas Cair Mudah terbakar
9. Solar bekas Cair Mudah terbakar
10. Sampah terkontaminasi B3 Padat Beracun
Sumber : PT Saptaindra Sejati site ADMO, 2014

Tabel 4. 2. Daftar Limbah B3 dari sumber spesifik dan sumber tidak spesifik
No Kode Limbah Jenis Limbah

1. D212 Limbah Tinta Cartridge


2. D217 Batere Sel Kering
3. D218 Batere Sel Basah
4. D219 Komponen Elektronik/ Peralatan Elektronik
5. D222 Sludge
6. D1005d Pelumas bekas
7. D251 Bengkel pemeliharaan kendaraan
Sumber : PT Saptaindra Sejati site ADMO, 2014

Sumber Limbah B3 yang dihasilkan dari PT Saptaindra Sejati site

ADMO adalah sebagai berikut :

a. Tanah Terkontaminasi

Limbah ini berasal dari tanah yang ada diarea perusahaan atau

diluar gedung atau daerah penampungan, yang mana tanah tersebut sudah

terkontaminasi dari bahan hidrokarbon seperti oli, solar, dan grease


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

biasanya berasal dari insiden lingkungan maupun sisa kurasan dari oil

trap. Terkontaminasi ini disebabkan oleh tumpahan yang langsung

mengenai tanah.

Tumpahan di PT Saptaindra Sejati site ADMO - Adaro Indonesia

dikatagorikan menjadi 3 yaitu :

1) Tumpahan Besar/ Signifikan :

a) Apabila di dalam suatu gedung atau penampungan, besaran

tumpahan melebihi 1000 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon

b) Apabila di luar daerah penampungan atau di media tanah dan/

atau air, besaran tumpahan melebihi 50 liter bahan minyak

bumi/ hidrokarbon

2) Tumpahan Sedang :

a) Apabila di dalam suatu gedung atau penampungan, besaran

tumpahan melebihi 25 liter dan kurang dari 1000 liter bahan

minyak bumi/ hidrokarbon

b) Apabila di luar gedung atau daerah penampungan, besaran

tumpahan melebihi 5 liter dan kurang dari 50 liter bahan minyak

bumi/ hidrokarbon

3) Tumpahan kecil/ non signifikan :

a) Apabila di dalam suatu gedung atau penampungan, besaran

tumpahan kurang dari 25 liter bahan minyak bumi/

hidrokarbon.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
44

b) Apabila di luar gedung atau daerah penampungan, besaran

tumpahan kurang dari 5 liter bahan minyak bumi/ hidrokarbon.

b. Majun Bekas

Limbah majun bekas yang terkontaminasi oleh hidrokarbon. Majun

ini adalah kain atau lap yang biasanya digunakan oleh mechanic saat

melakukan perawatan atau perbaikan pada mesin- mesin, peralatan-

peralatan dan perlengkapan lainnya yang ada diarea workshop. Contoh

Penggunaannya seperti pembersihan oli, grease pada mesin Alat- Alat

Berat (A2B) yang sedang di service.

Majun ini setelah digunakan mechanic biasanya terkontaminasi

dengan bahan- bahan ang mengandung hidrokarbon yang ada di mesin

atau pun peralatan pada unit- unit Alat- Alat Berat (A2B). Sehingga

majun ini setelah penggunaan harus dilakukan pisahkan dengan majun

yang belum terpakai atau dalam kondisi bagus. Majun yang sudah bekas

ini disimpan pada tempat tersendiri guna untuk mempermudah

pengemasan.

c. Hose bekas

Limbah hose yang terkontaminasi oleh hidrokarbon yang bersifat

beracun sehingga dikatagorikan sebagai limbah B3. Hose atau yang biasa

mudah dikenal dengan pipa selang yang berasal dari bekas hasil

perawatan atau perbaikan mesin- mesin semua unit yang dilakukan oleh

mechanic di workshop. Pipa selang ini berasal dari saluran oli ke mesin

yang sudah tidak layak lagi digunakan, sehingga dilakukan penggantin


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

dengan hose yang baru. Hose yang bekas ini akan ditampung pada

tempat tersendiri khusus untuk limbah B3 padat agar mempermudah

untuk house keeping dan proses pengemasan selanjutnya.

d. Filter Oli Bekas

Filter ini adalah penyaring oli yang terdapat pada mesin- mesin

semua unit yang tidak terpakai lagi. Filter Oli bekas berasal dari unit-unit

yang dilakukan perbaikan atau penggantian filter karena sudah waktunya

diganti. Filter Oli bekas dikatakan sebagai limbah B3 karena memiliki

karekteristik beracun yang sudah terkontaminasi oleh Oli.

e. Accu Bekas dan baterai bekas

Accu bekas dan baterai bekas beasal dari unit- unit yang sumber

listriknya suda low power sehingga harus dilakukan penggantian. Accu

bekas ini kemudian harus dikeola sebagai limbah B3 karena memilki

karakteristik beracun atau dapat mengakibatkan karat atau korosi pada

besi dan luka bakar/ gatal apabila kontak langsung dengan kulit manusia.

f. Limbah Elektronik

Perangkat elektonik atau bagian perangkat elektronik yang sudah

rusak atau tidak dapat diperbaiki kembali, yang karena kandungan logam

berat dan atau gas pencemar udara dapat mencemari/ merusak/

membahayakan lingkungan. Limbah elektronik ini dikategorikan sebagai

limbah B3 yang harus dikelola karena memilki karakteristik beracun atau

dapat mengakibatkan karat atau korosi pada besi dan luka bakar/ gatal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

apabila kontak langsung dengan kulit manusia. Jenis- jenis limbah B3

eletronik ini adalah sebagai berikut :

1) Personal computer termasuk CPU, mouse, screen, dan keyboard

2) Laptop

3) Printer

4) Mesin foto copy

5) Kalkulator, remote control

6) Telephon

7) LCD monitor, projector

8) Perlengkapan lampu penerangan

9) Air conditioner (AC)

10) Kabel, box panel,

11) Produk dan perlengkapan lainnya yang menggunakan elektrik dan

elektronik.

g. Oli Bekas

Oli bekas ini dihasilkan dari service rutin unit alat- alat berat

maupun unit produksi lainnya. Oli bekas ini dikategorikan sebagai

limbah B3 karena memiliki karakteristik beracun, dan mudah terbakar.

Oli bekas dapat mencemari tanah maupun air apabila terbuang ke

lingkungan. Sehingga oli bekas harus dikelola sebagai limbah B3.

h. Fuel bekas/ Solar bekas

Fuel bekas ini adalah bahan bakar solar yang sudah terkontaminasi

oleh bahan hidrokarbon lainnya atau bercampur dengan air. Solar bekas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
47

ini dikategorikan sebagai limbah B3 yang harus dikelola dan

dikendalikan karena solar bekas ini memiliki karateristik mudah terbakar.

B. Perijinan Pengelolaan Limbah B3

PT Saptaindra Sejati site ADMO pada proses pengelolaan B3 dan

limbah B3 dilakukan oleh Departemen SHE dan pihak eksternal, untuk setiap

pengelola limbah yang bertugas menangani limbah di perusahaan telah

dibekali training mengenai pengelolaan B3 dan limbah B3 yang dilakukan

secara bertahap dari pihak management. Training yang sudah dijalankan oleh

Departemen SHE yaitu waste Manajemen.

Sistem pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh perusahaan adalah

sebagai penghasil dan penyimpan limbah di Tempat Penyimpanan Sementara

(TPS) saja. Dalam proses pengelolaan limbah B3, PT Saptaindra Sejati telah

memilki standar prosedur tentang pengemasan, penyimpanan dan

pembuangan limbah serta prosedur mengenai penanganan limbah,

pengelolaan dan pengendalian B3 yang sudah dianalisa berdasarkan peraturan

yang berlaku, didokumentasikan dan diterapkan pada seluruh site.

Kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan oleh perusahaan

meliputi kegiatan reduksi, pengemasan dan pengumpulan, pelabelan dan

pemberian simbol, penyimpanan sementara yang berasal dari departemen

internal perusahaan ke Tempat Penyimpanan Sementara (TPS).

Penyimpanan sementara limbah B3 perusahaan ditempatkan di Tempat

Penyimpanan Sementara (TPS) KM 84 yang sudah terdaftar dan mempunyai


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
48

izin resmi dari Bupati Tabalong berdasarkan Keputusan Bupati Kabupaten

Tabalong No. 188.45/ 458 /2013, tentang Pemberian Izin Penyimpanan

Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun PT Adaro Indonesia. Izin

penyimpanan sementara limbah B3 berdasarkan Keputusan Bupati Tabalong

terdapat pada lampiran 1.

C. Pengelolaan Limbah B3

1. Reduksi

PT Saptaindra Sejati dalam upaya mengurangi jumlah dan

mengurangi sifat bahaya dan beracun limbah B3 yang dihasilkan yaitu

Penerapan alat autoflushing pada unit A2B yang berfungsi untuk

membantu dan memaksimalkan penyaringan oil hydraulic yang

didalam tangki unit, agar oil hydraulic lebih bersih sesuai dengan

standar kebersihan yang diinginkan. Sehingga dengan penerapan alat

tersebut, masa atau waktu pemakaian oli bisa menjadi lebih lama dari

dari pada sebelum pemakaian alat dan jumlah limbah oli bekas yang

dihasilkan menjadi tidak terlalu banyak.

Untuk mengurangi limbah B3 solar bekas dilakukan dengan cara

menggunakan tool fuel saver yaitu alat yang digunakan untuk

menyaring solar bekas yang ada pada filter yang masih layak pakai

pada saat periode service pada unit A2B, agar dapat digunakan lagi

untuk pengisian filter baru pada unit A2B. Sehingga dapat mengurangi

jumlah limbah solar bekas di perusahaan (terdapat pada lampiran 2).


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

Penggunaan wippol pada saat membersihkan mesin, peralatan dan

perlengkapan pada unit pada saat perawatan dan perbaikan di workshop

sebagai pengganti majun, agar bisa mengurangi jumlah limbah B3

padat berupa majun bekas diperusahaan.

Untuk limbah B3 padat yang berupa filter oli bekas dikurangi

volumenya, dengan cara filter oli bekas yang sudah terkontaminasi

tersebut dikumpulkan terlebih dahulu, setelah itu filter oli bekas

ditiriskan, lalu dilakukan pengepresan pada filter oli bekas tersebut

dengan menggunakan mesin press agar ukuran filter menjadi lebih kecil

sehingga tidak terlalu memakan tempat pada waktu pengemasan

didalam drum.

Pemilahan limbah B3 dilakukan di tempat terbuka atau

berventilasi baik atau diruang yang terlindungi dari udara panas yang

disediakan oleh perusahaan (gudang penyimpanan sementara limbah

B3) tiap area workshop (workshop MIA 1, workshop MIA 2, dan

workshop MIA 3). Proses pemisahan limbah juga meliputi kegiatan

memisahkan limbah berdasarkan sifat dan karakteristik limbah, hal ini

dimaksudkan agar masing-masing limbah yang berbeda menurut sifat

dan karakteristiknya tidak saling mengkontaminasi satu sama lain.

Pemilahan sedekat mungkin dengan area penyimpanan, semua

bahan yang akan dipilah yang jelas dan dipisahkan sesuai dengan

katagorinya. Petugas menggunakan alat pelindung diri (sarung tangan,

safety shoes, pakaian kerja, masker, kacamata safety). Setelah dipilah


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

limbah B3, kemudian dimasukan kedalam wadah drum kapastias 200

liter untuk limbah B3 padat sedangkan limbah B3 cair dimasukkan ke

dalam weste tanky dan pada bagian luar wadah ditulis secara jelas

mengenai isinya dan jumlahnya. Bahan- bahan tersebut kemudian

disimpan ditempat kering dan aman, yaitu gudang terpisah antara

sampah kontaminan dengan non kontaminan.

2. Pengemasan dan pengumpulan

Pengemasan di PT Saptaindra Sejati site ADMO disesuaikan

dengan limbah yang ada. Untuk pengemasan Limbah B3 yang

dihasilkan harus dipisahkan jenis limbah B3 yang terdapat di area kerja

agar mempermudah pada saat proses pengemasan. Jenis limbah B3

yang ada diarea kerja sebagai berikut :

a. Limbah B3 padat yaitu :

1) Sampah terkontaminasi : majun bekas oli, sarung tangan bekas

oli, dan semua bahan terkena dengan bahan B3 atau

hidrokarbon

2) Filter Oli

3) Selang/ hose bekas yang mengandung hidrokarbon atau oli

4) Grease/ gemuk

5) Tanah terkontaminasi

6) Battery/ Accu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
51

b. Limbah B3 cair : Oli bekas/ Solar bekas.

c. Kemasan / wadah limbah B3 adalah tempat yang digunakan untuk

mengemas atau mewadahi limbah B3 sebelum dikirim ke TPS

Limbah B3 yang mempunyai izin. Kemasan untuk limbah B3 padat

dapat berupa drum kaleng 200 liter atau drum plastik yang telah

diberi simbol dan label sesuai dengan karakteristiknya.

d. Prosedur Pengemasan Limbah B3 yaitu sebagai berikut :

1) Semua Limbah B3 yang dihasilkan di area kerja wajib dikemas

terlebih dahulu di area kerjanya berdasarkan Standar ini

sebelum dikirim ke TPS Limbah B3

2) Semua area yang menghasilkan Limbah B3 wajib

menyediakan kemasan/ wadah limbah B3 di area kerjanya

(hubungi Bagian Logistic untuk penyediaan drum bekas atau

koordinasi dengan bagian lingkungan)

3) Limbah B3 Padat (kecuali battery/ accu) wajib dikemas ke

dalam drum dan dipisahkan antara : (Sampah terkontaminasi,

filter bekas, Selang/ Hose bekas , Grease/ gemuk bekas)

(a) Dilarang mencampur 4 jenis limbah B3 tersebut ke dalam

satu wadah

(b) Hose bekas harus dipotong-potong terlebih dahulu

(minimal 20 cm)

(c) Filter bekas wajib ditiriskan terlebih dahulu di tempat

penirisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
52

4) Wadah limbah B3 wajib ditempatkan di area yang dapat

mencegah terjadinya tumpahan ke lingkungan. Akses

pemindahan wadah juga harus memperhatikan keselamatan

dan terjangkau oleh alat bantu pengangkat.

5) Setiap wadah yang disediakan di area kerja harus diberikan

simbol, label, dan penamaan sesuai dengan gambar dibawah

ini:

Gambar 4. 11. Kemasan limbah B3 padat


Sumber : PT Saptaindra Sejati site ADMO, 2014

6) Pengiriman limbah B3 ke TPS dilarang menggunakan drum

potongan yang tidak tertutup karena berpotensi mencemari

lingkungan.

7) Dilarang memasukkan sampah domestik/ non B3 (botol air

mineral, sampah plastik, dan kardus) ke dalam wadah Limbah

B3

8) Dilarang mencampur limbah B3 yang telah dipisahkan

berdasarkan wadahnya dalam klasifikasi di atas

9) Wadah limbah B3 yang sudah terisi penuh secepatnya dikirim

ke TPS limbah B3 dalam keadaan tertutup rapat (menggunakan


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

klem) dan kemasan yang digunakan sebelumnya harus dalam

keadaan bersih

10) Semua limbah B3 cair harus masuk ke dalam tangki B3 cair,

dan limbah B3 cair tidak diizinkan dalam kemasan drum

kemasan 200 liter.

11) Hubungi Lube truck jika ada kendala transfer tangki B3 cair

12) Semua limbah B3 yang dikirim ke TPS limbah B3 wajib atas

sepengetahuan SHE/ petugas TPS limbah B3 dengan mengisi

logbook yang telah disediakan oleh petugas TPS limbah B3

(tidak diperkenankan pengiriman pada malam hari)

13) Petugas limbah B3 berhak menolak Limbah B3 yang dikirim

jika tidak sesuai dengan standar parameter ini.

3. Penyimpanan Sementara

a. Tata cara penyimpanan sementara di PT Saptaindra Sejati site

ADMO adalah sebagai berikut :

1) Semua limbah B3 padat non baterry harus masuk ke drum

bekas oli/ grease kapasitas 200 liter dengan diberi tutup (diberi

las atau menggunakan klem)

2) Untuk isi limbah padat harus dikelompokan seperti : tanah

terkontaminasi, filter bekas, grease, sampah terkontminasi, dan

hose bekas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

3) Drum yang berisi limbah B3 padat harus diberi label dan

simbol yang sesuai dengan karakteristik dari limbah B3

tersebut.

4) Drum harus dalam keadaan bersih sebelum digunakan untuk

penyimpanan sementara limbah B3 yang dihasilkan.

5) Kemudian semua limbah B3 tersebut diangkut ke tempat

penyimpanan sementara (TPS) yang dimiliki perusahaan

dengan alat bantu yaitu menggunakan forklift dan truck dan

menunggu pengangkutan dari PT Maju Asri Jaya Utama

sebagai pihak ke kedua.

b. Penataan dan penyimpanan

PT Saptaindra Sejati telah melakukan proses pemisahan

limbah sejak dari asalnya, yaitu dengan cara membuat standar kode

warna tempat sampah untuk membedakan jenis sampah organik,

anorganik dan sampah B3 sehingga mempermudah dalam proses

pengumpulan limbah sebelum diangkut dan disimpan di TPS

limbah B3. Untuk penjelasan kode warna tempat sampah terlampir

pada lampiran 3.

Proses pemisahan limbah juga meliputi kegiatan memisahkan

limbah berdasarkan sifat dan karakteristik limbah, hal ini

dimaksudkan agar masing-masing limbah yang berbeda menurut

sifat dan karakateristiknya tidak saling mengkontaminasi satu sama

lain. Untuk area TPS perusahaan, kegiatan pemisahan limbah


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

diperlukan untuk limbah B3 sifat padat dan cair yang disimpan di

area TPS, penempatan limbah yang berbeda sifat tersebut

dipisahkan dengan tembok pembatas dengan tujuan untuk

mencegah terjadinya kontaminasi apabila terjadi tumpahan.

Pengemasan limbah B3 adalah kegiatan mengemas, mengisi

atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan,

menutup dan menyegelnya. Bentuk, ukuran, bahan dan simbol,

serta label kemasan limbah yang ada sudah disesuaikan dengan

jenis dan karakteristik limbah B3 yang disimpan.

Kemasan-kemasan limbah yang ada di TPS dijaga dalam

kondisi baik, tidak rusak, bebas karat, tidak bocor dan diperiksa

secara rutin untuk memastikan kondisi kemasan. Limbah B3 yang

karakteristiknya berbeda tidak disimpan dalam satu kemasan,

jumlah pengisian limbah dalam kemasan sengaja tidak diisi penuh

karena mempertimbangkan kemungkinan terjadinya pengembangan

volume limbah, pembentukan gas atau terjadinya kenaikan tekanan.

Penempatan kemasan drum limbah di TPS diletakkan di atas

palet, dimana setiap palet digunakan untuk menampung 2-3 drum.

Kemasan limbah di TPS ditempatkan dengan baik dan benar

sehingga menghindarkan dari kemungkinan terguling atau tumpah,

jika ada ceceran/ tumpahan limbah di area TPS, maka limbah

tersebut akan mengalir dan masuk ke dalam bak penampungan

dalam area TPS.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
56

c. House keeping

PT Saptaindra Sejati site ADMO telah menerapkan prinsip

Ringkas, Rapi, Resik, Rawat dan Rajin (5R) dalam pelaksanaan

housekeeping di setiap area kerjanya, hanya saja untuk penilaian

housekeeping untuk area TPS belum ada. Kemudian untuk

housekeeping area TPS limbah B3 terkadang kurang terawat, hal

ini disebabkan keterbatasan man power, kurangnya kesadaran

pekerja akan kebersihan dan tidak adanya jadwal rutin pembersihan

area TPS limbah B3.

d. Bangunan Penyimpanan Limbah

Bangunan penyimpanan limbah sementara (TPS) PT

Saptaindra Sejati site ADMO terdapat di lokasi TPS KM 84 yaitu

dideket office dan dibelakang workshop Mining Integreted Area 2

(MIA) di KM 84 kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.

Bangunan penyimpanan limbah B3 ini dengan luas 347 m 2 dan

memiliki ventilasi yang cukup dan menggunakan penerangan alami

buatan (terdapat pada lampiran 4).

Penempatan limbah disesuaikan dengan jenis masing- masing

limbah yaitu limbah B3 berbentuk padat ditempatkan pada drum

bekas oli yang ditata secara rapi, sedangkan untuk limbah cair

disimpan pada tangki B3 cair, dan tidak diperijinkan didalam

kemasan drum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
57

Penyimpanan limbah B3 hanya sekitar 1-2 bulan saja

kemudian dilakukan pengangkutan ke provider atau pihak ke tiga.

Namun pengangkutan limbah ini hampir setiap hari dilakukan

pengangkutan oleh PT Maju Asri Jaya Utama sebagai pihak kedua

yang telah memiliki izin jasa pengangkutan limbah B3 (terdapat

pada lampiran 5).

Tempat limbah B3 di PT Saptaindra Sejati site ADMO sudah

diberi tanda/ papan nama yang manandakan bahwa tempat ini

merupakan tempat penyimpanan limbah B3 sementara. Tempat

penyimpanan sementara limbah B3 di PT Saptaindra Sejati site

ADMO ini dilengkapi sarana pendukung antara lain alat pemadam

kebakaran (APAR dari jenis dry powder), eye wash, spill kit dan

fasilitas bongkar muat yang digunakan seperti forklift yang

dirancang untuk mempermudahkan pemindahan limbah B3, lantai

untuk kegiatan bongkar muat kuat dan kedap air serta dilengkapi

dengan saluran pembuangan.

4. Pelabelan dan Simbol

Sebelum disimpan diarea limbah B3, limbah terlebih dahulu

dikemas dengan kemasan yang sesuai dengan jenis limbah. Pelabelan

limbah B3 yang dilakukan PT Saptaindra Sejati site ADMO adalah

sebagai berikut:

a. Limbah B3 padat yang sudah dimasukan kedalam drum, harus

dilakukan proses pemasangan simbol dan label limbah. Simbol


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

yang digunakan antara lain adalah simbol untuk limbah korosif,

beracun dan cairan mudah terbakar. Pemasangan simbol dan label

limbah dilakukan oleh pihak pengelola limbah atau dilakukan oleh

petugas yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan

limbah B3 yang dibantu Departemen SHE sebelum Limbah B3 di

TPS dilakukan pengangkutan oleh PT Maju Asri Jaya Utama

sebagai pihak kedua.

b. Limbah B3 yang berbentuk cair diangkut kedalam tanky limbah B3

cair, menggunakan Lube Truck yang mana pada tanky tersebut

harus dilakukan pemasangan simbol dan label yang menujukan

bahwa limbah tersebut beracun dan mudah terbakar.

5. Pengangkutan Limbah B3 oleh pihak ke dua

Proses pengangkutan limbah B3 dilakukan oleh pengangkut

limbah B3 ke pihak pengumpul atau penyimpan atau pemanfaat limbah

B3 yaitu yang sudah memiliki izin resmi yang masih berlaku dari

pemerintah. Untuk proses pengangkutan dan pengolahan limbah B3

yang berasal dari PT Saptaindra Sejati site ADMO diserahkan kepada

perusahaan yang telah memperoleh izin dari Menteri Lingkungan

Hidup yaitu PT Maju Asri Jaya Utama.

Untuk mengetahui dan mengawasi siklus perjalanan limbah B3

yang diangkut oleh pengangkut limbah B3 sampai ke pengolah dan atau

ke penimbun akhir limbah B3, perusahaan menggunakan manifest


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

limbah lembar ketiga dan ketujuh yang diberikan oleh pengangkut

limbah setiap melakukan pengangkutan (terdapat pada lampiran 6).

6. Pengolahan limbah B3 pihak ketiga

Proses pengangkutan limbah B3 dilakukan oleh pengangkut

limbah B3 ke pihak pengumpul atau penyimpan atau pemanfaat atau

pemusnah limbah B3 yaitu yang sudah memiliki izin resmi yang masih

berlaku dari pemerintah. Untuk proses pengangkutan dan pengolahan

limbah B3 yang berasal dari PT Saptaindra Sejati site ADMO

diserahkan kepadaa perusahaan yang telah memperoleh izin dari

Menteri Lingkungan Hidup yaitu PT ALP Petro Industri untuk limbah

oli bekas dan PT Wastec International untuk limbah B3 padat kecuali

accu atau baterai bekas sebagai pihak ketiga.

Pengelolaan limbah Elektrik perusahaan sudah memenuhi kriteria

pengelolaan limbah B3 oleh pihak ketiga karena menggunakan jasa PT

Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) yang berpusat di kota Bogor

sebagai pengolah dan atau pemusnah limbah elektrik. Sedangkan untuk

limbah Accu dan Baterai bekas menggunakan jasa PT Non Ferindo

Utama.

Untuk mengetahui dan mengawasi siklus perjalanan limbah B3

yang diangkut oleh pengangkut limbah B3 sampai ke pengolah dan atau

ke penimbun akhir limbah B3, perusahaan menggunakan manifest

limbah lembar ketiga dan ketujuh yang diberikan oleh pengangkut

limbah setiap melakukan pengangkutan.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

7. Rekapilutasi data pencatatan jenis dan volume limbah B3

Sebelum limbah B3 dimasukkan kedalam area TPS PT Saptaindra

Sejati site ADMO, penanggung jawab limbah terlebih dahulu harus

menghubungi penanggung jawab TPS untuk proses serah terima

limbah. Setelah itu penanggung jawab limbah akan mengisi logbook

atau papan statistik limbah yang ada di TPS. Tujuan dari persyaratan

administratif limbah yang dilakukan oleh PT Saptaindra Sejati adalah

untuk mempermudah saat dilakukannya proses reporting atau pelaporan

limbah B3.

8. Reporting/ pelaporan limbah B3

Reporting/ pelaporan data ini dilakukan oleh Departemen SHE

yang berwenang dalam kegiatan pengelolaan limbah B3. Pelaporan

yang dilakukan ke pihak internal perusahaan, pihak owner PT Adaro

Indonesia, perusahaan pusat dan pihak eksternal. Alur proses pelaporan

data limbah yang dilakukan meliputi pelaporan ke pihak internal

perusahaan dan juga kepada pihak eksternal perusahaan. Pelaporan ke

pihak internal perusahaan disini adalah pelaporan ke departemen SHE

yang kemudian oleh departemen SHE data reporting limbah B3 akan

ditinjau kembali dan dikirim ke pihak eksternal perusahaan/pihak

owner, yang untuk selanjutnya oleh owner data tersebut akan

direkapitulasi tiap bulannya dan dikirimkan kepada instansi yang

berwenang, dalam hal ini rekapitulasi limbah dilaporkan kepada Bupati

Tanjung Tabalong setiap 3 bulan sekali.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
61

Dan kepada pihak eksternal, PT Saptaindra Sejati melalui pihak

owner PT Adaro Indonesia telah mewajibkan perusahaan pengumpul

atau pemanfaat limbah B3 dalam hal ini PT ALP Petro Industri, PT

Wastec International, PT PPLI dan PT Non Ferindo Utama untuk

melaporkan hasil kegiatan pengumpulan dan pemanfaatan kepada

Menteri Negara Lingkungan Hidup setempat.


perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB V

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Limbah B3

Hasil observasi identifikasi mengenai limbah Bahan Berbahaya dan

Beracun (B3) yang dihasilkan di PT Saptaindra Sejati site ADMO bahwa

limbah B3 yang terdapat di perusahaan telah dilakukan identifikasi menurut

jenis, bentuk, dan karakteristik serta berdasarkan sumbernya.

Hal ini secara umum di PT Saptaindra Sejati site ADMO telah sesuai

dengan Peraturan Pemerintah No. 85 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) pasal 6 yang berbunyi bahwa, “Limbah

B3 dapat diidentifikasi menurut sumber dan uji karakteristik dan atau uji

toksikologi”.

B. Perijinan Pengelolaan Limbah B3

Pengelolaan atau penanganan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

(B3) di perusahaan meliputi penyimpanan sementara limbah B3 padat serta

limbah B3 cair. Penyimpanan limbah B3 harus dilakukan jika limbah B3

belum dapat diolah dengan segera, kegiatan penyimpanan limbah B3

dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga

potensi bahaya terhadap manusia dan lingkungan dapat dihindari.

Perusahaan memiliki wewenang untuk mengelola limbah B3 dengan

melakukan kegiatan penyimpanan sementara limbah B3 di Tempat

62

Anda mungkin juga menyukai