Portal Tak Bergoyang PDF
Portal Tak Bergoyang PDF
DAFTAR ISI
9.1 Pendahuluan
Apabila kolom dibebani dan kolom tersebut melentur dan berdefleksi sebesar ∆, maka
kolom tersebut telah mengalami penambahan beban momen sebesar beban aksial P
dekalikan defleksi ∆ (P∆), apabila momen P∆ ini mengurangi secara signifikan
kemampuan kolom dalam menerima beban aksial , maka kolom tersebut
dinamakan kolom langsing. Pengurangan yang dimaksud adalah melebihi dari 5%.
Dalam merencanakan kolom langsing, banyak faktor yang sebenarnya harus
diperhitungkan dalam perencanaan antaralain aksial, momen, defleksi (lendutan),
dimensi, kondisi kedua ujung kolom, dan lain-lain. Tetapi hal ini dapat disederhanakan
dengan menggunakan metode pendekatan yang disebut analisa eksak, dimana
pembesaran momen δ yang harus dikalikan dengan momen terbesar pada kedua ujung
kolom untuk mendesain kekuatan kolom, apabila lentur terjadi dikedua sumbu, δ
dihitung sesuai masing-masing arah sumbu yang mengalami momen, dan nilai δ
dikalikan dengan masing-masing momen tersebut.
Sebenarnya, sangat jarang ditemukan portal yang sepenuhnya tak bergoyang diberi
pengaku atau portal yang sepenuhnya bergoyang tanpa pengaku.
Portal dikatakan bergoyang atau tidak bergoyang dapat ditentukan dengan dua cara
yaitu,
1. Apabila pertambahan momen pada ujung kolom akibat efek order kedua (atau
akibat efek P∆) sama atau lebih kecil 5% dari momen orde pertama, maka ini
disebut portal tak bergoyang.
2. Apabila indeks stabilitas portal ≤ 0.05, maka portal dikatakan tidak bergoyang,
nilai indeks stabilitas difungsikan dengan persamaan dibawah ini,
Q=
∑P∆ u o
(9.1)
Vu lc
Dimana,
∑P = u Total beban vertikal berfaktor dari semua kolom pada lantai yang ditinjau
∆ o = defleksi lateral order pertama yang ditentukan secara elastis akibat Vu pada
puncak lantai yang ditinjau terhadap dasar lantai tersebut
Vu = Total geser horizontal berfaktor dari lantai yang ditinjau
l c = tinggi batang tekan dalam portal diukur dari pusat ke pusat dari titik-titik pertemuan
portal.
Faktor panjang efektif k adalah suatu angka yang harus dikalikan dengan panjang kolom
tanpa penyokong untuk mendapatkan panjang efektifnya.
Untuk kolom sendi sempurna, panjang efektifnya akan sama dengan panjang tanpa
sokongan, seperti dalam gambar, sehingga ujung kolom sendi sempurna faktor panjang
efektifnya adalah k=1.0. Kolom dengan kondisi ujung berbeda mempunyai panjang
efektif yang berbeda, misal jika ada ujung kolom jepit sempurna, titik beloknya (atau titik
dengan momen nol) akan terjadi pada titik ¼ panjang dari ujung jepit, sehingga panjang
efektif kolom jepit sempuna menjadi lu/2. Jadi, semakin kecil panjang efektif suatu
kolom, akan semakin kecil bahaya tekuk dan semakin besar kapasitas daya dukungnya.
Portal berpengaku adalah portal yang goyangan atau translasi titiknya dicegah dengan
pengaku, dinding geser, atau sokongan lateral dari struktur yang bergabung.
Portal tanpa berpengaku tidak mempunyai jenis pengaku dan harus bergantung pada
kekakuan batang-batang untuk mencegah tekuk lateral. Untuk portal berpengaku nilai
k akan selalu lebih kecil atau sama dengan 1.0 dan portal tanpa pengaku nilai k
akan selalu lebih besar dari 1.0 akibat dari goyangan portal.
Dari keterangan diatas, menahan dari rotasi ujung dan translasi lateral merupakan
faktor penting pada beban aksial runtuh/tekuk pada kolom elastis. Pada kondisi aktual
suatu struktur, ujung kolom terjepit sepenuhnya jarang terjadi. Umumnya, pada gedung
struktur beton, tipe portal adalah berpengaku, dengan adanya dinding geser (shear
wall), struktur elevator, tangga dan tipe pengaku lainnya, biasanya tipe portal tak
berpengaku berada pada struktur bagian teratas mendekati ujunga atas bangunan
tinggi.
9.3.1 Menentukan Faktor k dengan Kurva Alinyemen
Untuk menggunakan kurva alinyemen pada kolom, faktor ψ dihitung di setiap ujung
kolom. Faktor ψ pada ujung kolom adalah sama dengan jumlah kekakuan ∑EI/l kolom
yang bertemu pada titik tersebut, termasuk kolom yang ditinjau, dibagi dengan jumlah
semua kekakuan balok yang bertemu pada titik tersebut.
ψ =
∑ (E I
c c /lc )
(9.2)
∑ (E I
b b /lb )
Persamaan diatas dapat ditulis menjadi
ψ =
∑K c
(9.3)
∑K b
Nilai ψ ada dua yaitu ψA untuk ujung kolom satu sisi, dan ujung kolom sisi lainnya
adalah ψB, dibuat garis mistar yang menghubungkan titik ψA dan ψB, titik perpotongan
antar garis mistar penghubung ψA dan ψB dengan nomograf tengah adalah nilai k.
ACI 10.11.1, menyatakan untuk menaksir nilai k, nilai ψ untuk balok dapat dihitung
berdasarkan 0.35 Ig untuk retak dan tulangan, sedangkan untuk kolom tekan 0.70 Ig, Ig
adalah luas penampang kolom atau balok yang ditinjau.
Apabila diperhatikan tabel diatas, daerah yang digelapkan, menunjukan bahwa satu
atau dikedua ujung kolom adalah murni jepit, hal ini sangat jarang terjadi pada
kenyataannya, bagian daerah yang digelapkan pada tabel, disarankan untuk tidak
digunakan dengan alasan diatas. Pada tabel diatas, ujung ”kaku” untuk menunjukan
derajat kekakuan (pada perletakan jepit).
Untuk kolom berpengaku, nilai k dapat diambil yang terkecil dari persamaan dibawah
ini,
k = 0.7 + 0.05 (ψ A + ψ B ) ≤ 1 (9.4)
k = 0 .9 1 + ψ m (9.7)
4Ec I c / l c
ψ = (9.9)
I f Kc
Dimana nilai If adalah inersia daerah kontak pondasi telapak dan tanah, dan nilai Kc
dapat diambil dari gambar diabawah ini,
Gambar 9.5 Kurva pendekatan hubungan daya dukung tanah dan kekakuan subgrade
Jika suatu kolom, satu ujung kolom adalah sendi dan ujung lainnya adalah jepit, secara
teoritis ujung sendi ψ = ∞ dan ujung jepit secara teoritis adalah ψ=0, karena pada
prakteknya ujung jepit tidak memungkinkan terjadi, maka biasanya ujung jepit ψ diambil
1 bukan 0, juga pada kolom yang ujung ditumpu dengan sambungan yang tidak
rigid/kaku ke pondasi, secara teoritis ψ adalah tak hingga, akan tetapi pada
prakteknya diambil sekitar 10.
ACI 10.12.1 menyatakan bahwa k harus diambil sama dengan 1,0 untuk kolom tekan
dalam portal berpengaku/tak bergoyang kecuali jika analisis teoritis menunjukan nilai
yang lebih kecil, penggunaan kurva alinyemen atau rumus seperti telah dijelaskan
diatas, dapat digunakan untuk menjustifikasi nilai k lebih kecil dari 1,0 untuk portal
berpekangku.
kl u M
≤ 34 − 12 1 (9.10)
r M2
dimana
k adalah faktor panjang efektif, untuk portal terkekang nilainya kurang dari 1
l u = panjang kolom efektif tanpa sokongan
r = radius girasi, 0.3 h untuk kolom persegi dan 0.25 d untuk kolom spiral
M1 adalah momen ujung terfaktor yang terkecil pada kolom.
M2 adalah momen ujung terfaktor yang terbesar pada kolom.
Dalam menghitung beban kritis Pc, perlu memasukan nilai kekakuan kolom EI,
kekakuan yang dimaksud adalah kekakuan pada saat hancur.
EI =
( 0.2E I c g + Es I se )
(9.11)
1 + βd
Bila tulangan belum dipilih
0.4 Ec I g
EI = (9.12)
1 + βd
Maksimum beban mati aksial terfaktor pada kolom
βd =
Total beban aksial terfaktor pada kolom
I g adalah inersia penampang kolom
I se adalah momen inersia tulangan kolom terhadap sumbu pusat penampang beton,
untuk perhitungan Ise dapat dilihat pada tabel 9.2
Pada umumnya, nilain kedua ujung momen kolom M1 dan M2 adalah tidak sama,
sehingga nilai eksentrisitas kedua ujung kolom e1 dan e2 juga tidak sama. Nilai defleksi
lateral ∆ terjadi diantara kedua ujung kolom, sedangkan nilai e1 dan e2 terjadi pada
kedua ujung kolom, sehingga nilai emax dan ∆max tidak dapat dijumlahkan.
Gambar 9.6 Momen kolom yang tidak sama pada kedua ujungnya
Dalam prosedur pembesaran momen, kolom yang dibebani momen yang tidak sama
pada kedua ujung kolom, diganti dengan momen yang sama pada kedua ujung kolom
dengan mengalikan faktor ekuivalen momen dengan momen terbesar diantara kedua
ujung kolom (M2)., faktor pengali momen ekuivalen Cm untuk kolom yang tidak dibebani
beban transversal diantara kedua ujung/tumpuannya adalah,
M1
Cm = 0.6 + 0.4 ≥ 0.4 (9.14)
M2
Apabila kolom dibebani beban transversal diantara kedua ujung kolom atau kolom
hanya dibebani beban aksial kosentrik, maka nilai Cm diambil sama dengan 1,0.
Nilai M1 bernilai positif untuk kelengkungan tunggal dan M1 bernilai negatif untuk
kelengkungan ganda (kelengkungan berlawanan), dan nilai M2 akan selalu positif.
Kolom langsing yang dibebani beban aksial Pu, harus didesign dengan momen yang
diperbesar dengan faktor pembesar yaitu,
M c = δ ns M 2 (9.15)
Faktor pembesar momen adalah,
Cm
δ ns = ≥ 1, 0
Pu (9.16)
1−
0.75 Pc
Minimum momen terbesar pada kolom M2, tidak boleh kurang dari