A
A
1, (2014) 1-12
Abstract - The research was conducted by Hedonic shopping motives yaitu kebutuhan
questionnaire directly on the object of research is yang bersifat psikologis seperti rasa puas, gengsi,
consumer Starbucks Coffee with the criteria that emosi, dan perasaan subjektif lainnya. Kebutuhan
consumers are least within a period of three month ini seringkali muncul untuk memenuhi tuntutan
make purchase at The Square Apartment. By using sosial dan estetika dan disebut juga motif emosional
the reference minimum number of samples to be (Setiadi, 2003:96). Motif belanja hedonik
taken, the researchers determined the amount of dikembangkan oleh Arnold and Reynolds
study sample as many as 200 people tested by (2003:80,81) dikelompokkan menjadi enam
means of SEM analysis. From this research, it was dimensi yaitu yang pertama adalah adventure
found the result that the influence of consumers shopping didefenisikan sebagai belanja ada
visiting Starbucks Coffee based on Utilitarian tantangan, suatu sensasi, menggembirakan, masuk
Shopping motivation. lingkungan universal yang menyenangkan. Kedua
adalah Social shopping didefenisikan sebagai
Keywords – Attribute Café, Hedonic Shopping sosialisasi adalah tujuan utama dari pembelanja
Motivation, Utilitarian Shopping Motivation, ketika mereka pergi belanja. Ketiga adalah
Customer Loyalty Gratification shopping didefenisikan sebagai
kehidupan yang kompleks saat ini dan tingkat stres
1.PENDAHULUAN meningkat di masyarakat. Beberapa orang belanja
Sejalan dengan perkembangan dunia bisnis untuk menghilangkan stress. Keempat adalah Idea
dewasa ini, maka di dalam menghadapi persaingan Shopping didefenisikan sebagai berbelanja
yang semakin ketat tersebut tidak cukup bagi suatu memberikan pengetahuan baru perkembangan trend
perusahaan untuk menarik pembeli hanya dengan baru dan model baru. Kelima adalah Role shopping
mengandalkan pilihan produk yang beraneka didefenisikan sebagai peranan belanja direfleksikan
ragam, namun beberapa aspek lainnya selain dalam kenikmatan, dipengaruhi oleh perasaan dan
produk, seperti penataan cafe, desain interior dan keadaan hati (moods). Keenam adalah Value
eksterior, fasilitas, cat dinding, ataupun musik yang shopping didefenisikan sebagai beberapa orang
disebut dengan atmosfer cafe, juga menjadi faktor- belanja untuk menemukan barang yang baik dan
faktor yang sangat penting bagi konsumen dalam bernilai bagi dirinya. Sedangkan Utilitarian
berbelanja. Perubahan kebiasaan berbelanja sebagai shopping motives yaitu motif yang mendorong
bentuk mencari suatu kesenangan juga merupakan konsumen membeli produk karena manfaat
suatu motif berbelanja yang baru. Motivasi adalah fungsional dan karakteristik objektif dari produk
kecenderungan dalam diri seseorang yang tersebut dan disebut juga motif rasional (Setiadi,
membangkitkan topangan dan tindakan. Selain itu 2003:96). Untuk menarik konsumen yang motif
motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong berbelanjanya adalah Utilitarian shopping motives
seseorang (konsumen) untuk berperilaku tertentu, perusahaan dapat menyediakan ragam kebutuhan
dan upayanya untuk mencapai kepuasan, baik sehari–hari berdasarkan manfaat produk tersebut
secara rasional maupun emosional. Motivasi secara lebih variatif, baik dari segi harga maupun
meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional pilihan produknya. Berikutnya adalah atribut cafe
yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah yang didefinisikan sebagai evaluasi kriteria
laku manusia. Motivasi dapat pula diartikan sebagai konsumen yang terkait dengan semua nilai yang
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang ditawarkan oleh sebuah cafe. Nilai-nilai yang
tinggi kearah tujuan-tujuan yang hendak dimaksud meliputi atmosfer, lokasi, fasilitas,
dicapainya, yang dikondisikan oleh kemampuan layanan, dan merchandise. Kecenderungan cafe
upaya untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. untuk mengubah variasi atribut cafe ini didasarkan
Berdasarkan defenisi tersebut maka terdapat unsur- pada nilai-nilai yang dianggap penting yang
unsur kunci, yaitu upaya, tujuan dan kebutuhan. diinginkan oleh konsumen. Hal ini dapat
Motif berbelanja (shopping motives) terdiri dari dua mempengaruhi tujuan dan dapat sebagai aspek yang
yaitu utilitarian shopping motives dan hedonic memotivasi konsumen dalam berbelanja. Variabel
shopping motives (Setiadi, 2003:94-95). demografis yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-12
pendapatan merupakan variabel yang diduga dapat seperti pembedaan tempat duduk yang dibagi
memperkuat atau memperlemah proses menjadi dua dareh yaitu smoking area dan non
keperilakuan konsumen berkeinginan untuk loyal smoking area, menyediakan condiment bar yaitu
pada sebuah cafe tertentu. tempat untuk menyediakan milk, sugar, chocolate,
Salah satu ritel yang akan diteliti adalah vanilla powder untuk melengkapi rasa minuman
Starbucks Coffee. Starbucks Corporation adalah yang kurang pas pada selera pelanggan itu sendiri,
sebuah perusahaan coffee shop/kedai kopi juga menyediakan sedotan dan tissue sehingga bagi
internasional yang berbasis di Seattle, Washington, pelanggan yang membutuhkannya dapat langsung
Amerika Serikat. Produk utama yang ditawarkan mengambilnya sendiri di condiment bar. Kemudian
dari Starbucks adalah kopi. Starbucks adalah Starbucks Coffe juga menyediakan fasilitas wi-fi
perusahaan kedai kopi terbesar di dunia, dengan sehingga pengunjung dapat mengakses internet
15.012 kedai di 44 negara. Di Indonesia sendiri, secara gratis.
Starbucks mulai masuk pada tahun 2002, melalui Oleh karena itu berdasarkan fenomena diatas
PT Sari Coffee Indonesia. Hingga saat ini, maka di dalam penelitian ini penulis bertujuan
Starbucks telah memiliki 147 gerai di Indonesia. untuk mengetahui pengaruh atribut cafe, motif
Tidak seperti jaman dahulu dimana sebagian besar belanja hedonic dan motif belanja utilitarian
penikmat kopi adalah kaum pria, saat ini penikmat terhadap loyalitas pelanggan pada Starbucks Coffe
kopi Starbucks telah lintas gender yaitu terlihat dari di The Square Apartement Surabaya.
produk-produknya yang terdiri dari aneka pilihan
rasa sehingga kaum perempuan juga dapat Rumusan Masalah
menikmatinya. Starbucks menjual banyak produk, 1. Apakah attribut cafe berpengaruh
mulai dari kopi minuman panas yang berbasis signifikan terhadap motif belanja hedonic
espresso, minuman dingin, frappuccino blended pelanggan Starbucks Coffee di The Square
coffee dan frappuccino blended cream, makanan Apartement Surabaya?
ringan seperti cake, puff, cookies, sampai sandwich. 2. Apakah attribut cafe berpengaruh
Salah satu gerai Starbucks Coffe di Surabaya signifikan terhadap motif belanja
terletak di jalan siwalan kerto no.146-148 tepatnya utilitarian pelanggan Starbucks Coffee di
berada di dalam The Square Apartement & Arcade The Square Apartement Surabaya?
dimana kedai kopi ini menyediakan tempat yang 3. Apakah attribut cafe berpengaruh
nyaman bagi orang-orang untuk bersosialisasi signifikan terhadap loyalitas pelanggan
saat mereka bertemu dengan teman-teman mereka Starbucks Coffee di The Square
di waktu santai, saat bekerja atau beristirahat ketika Apartement Surabaya?
bekerja. Starbucks menyebut dirinya sebagai “the 4. Apakah motif belanja hedonic
third place” yaitu ada rumah, kantor, dan berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
Starbucks. Kedai ini menawarkan berbagai macam pelanggan Starbucks Coffee di The Square
produk kopi, desain interior yang menarik, filosofi Apartement Surabaya?
pelayanan, komunikasi yang baik, serta suasananya 5. Apakah motif belanja utilitarian
dengan music dan sofa sebagai tempat duduknya berpengaruh signifikan terhadap loyalitas
mendorong konsumen betah berlama-lama duduk pelanggan Starbucks Coffee di The Square
sambil menikmati secangkir kopi dan snack. Apartement Surabaya?
Berkaitan dengan usaha untuk
mempertahankan loyalitas pelanggannya maka Tujuan Penelitian
Starbucks Coffee mengeluarkan Starbucks Card 1. Untuk mengetahui pengaruh signifikan
untuk memfasilitasi pelanggan yang ingin membeli attribut cafe terhadap motif belanja
produk-produknya secara nontunai. Dengan kartu hedonic pelanggan Starbucks Coffee di
tersebut pelanggan juga akan mendapatkan The Square Apartement Surabaya.
berbagai macam benefit, termasuk minuman gratis 2. Untuk mengetahui pengaruh signifikan
ukuran grande untuk setiap pembelian 10 cups. attribut cafe terhadap motif belanja
Program tambahan yang ditawarkan Starbucks utilitarian pelanggan Starbucks Coffee di
Coffee dalam mempertahankan loyalitas The Square Apartement Surabaya.
pelangganya adalah pelanggan dapat memperoleh 3. Untuk mengetahui pengaruh signifikan
diskon sebesar 10% setiap melakukan transaksi attribut cafe terhadap loyalitas pelanggan
menggunakan Starbucks flazz card. Starbucks Coffee di The Square
Dalam upaya mempertahankan konsumennya Apartement Surabaya.
Starbucks Coffe memberikan jaminan kepada 4. Untuk mengetahui pengaruh signifikan
konsumen bahwa produk-produknya memiliki motif belanja hedonic terhadap loyalitas
kualitas yang sangat baik sehingga konsumen tidak pelanggan Starbucks Coffee di The Square
perlu ragu untuk membelinya. Selain itu untuk Apartement Surabaya.
membuat konsumen nyaman dan betah berlama- 5. Untuk mengetahui pengaruh signifikan
lama duduk adalah penyediaan beberapa fasilitas motif belanja utilitarian terhadap loyalitas
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-12
pelanggan Starbucks Coffee di The Square barang dagangan lebih pada kualitas produk yang
Apartement Surabaya. dijual, macam merek dan ketersediaan barang
persediaan. Terdapat 5 indikator atribut cafe yang
akan dibahas, diantaranya adalah:
2. LANDASAN TEORI
1. Atmosfer
A. Pemasaran Atmosfer adalah suasana dalam cafe yang
Pemasaran adalah suatu sistem dari menciptakan perasaan tertentu dalam
kegiatan bisnis yang dirancang untuk memenuhi pelanggan yang ditimbulkan dari
kebutuhan pasar dengan barang atau jasa dengan penggunaan unsur “desain interior,
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan pengaturan cahaya, tata suara sistem
dan mendistribusikan barang-barang yang dapat pengaturan udara dan pelayanan”. Café
memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran atmosfer adalah salah satu elemen penting
serta tujuan perusahaan. Pemasaran berdasarkan dari retailing mix yang mampu
definisi social adalah peoses social dimana melalui mempengaruhi konsumen untuk
proses itu, individu atau kelompok mendapatkan berbelanja, Karena dalam keputusan
apa yang dibutuhkan dan diinginkan dengan pembelian konsumen tidak hanya member
menciptakan, menawarkan dan secara bebas respon terhadap barang dan jasa yang
mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai ditawarkan oleh cafe, tetapi juga
kepada pihak lain. Sementara itu, jika ditinjau dari memberikan respon terhadap lingkungan
defenisi manajerial, pemasaran sering digambarkan pembelian yang diciptakan oleh sebuah
sebagai “seni menjual produk” (Kotler, 2005, p.10). cafe.
2. Lokasi
B. Café Lokasi (place), dapat juga berarti saluran
Kafe berasal dari bahasa Perancis café. Arti (saluran pemasaran). Namun dalam hal
sebetulnya adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian bisnis ritel, place lebih mengarah pada
menjadi tempat di mana seseorang bisa minum- lokasi pembangunan usaha ritel. Lokasi
minum, tidak hanya kopi, tetapi juga minuman adalah faktor yang sangat penting dalam
lainnya. Di Indonesia, kafe berarti semacam tempat retail mix (retail marketing mix). Pada
sederhana, tetapi cukup menarik di mana seseorang lokasi yang tepat, sebuah gerai akan lebih
bisa makan makanan ringan. sukses dibandingkan gerai lainnya yang
berlokasi kurang strategis, meskipun
C. Atribut Cafe (Cafe Atributes) keduanya menjual produk yang sama, oleh
Keputusan konsumen dalam membeli produk pramuniaga yang sama banyak dan
seringkali dilakukan di cafe karena informasi yang terampil, dan sama-sama punya setting
diperoleh konsumen di cafe atau komunikasi yang atau ambience yang bagus. Penentuan
dilakukan pada saat belanja sangat mempengaruhi letak usaha yang strategis dilakukan untuk
keputusan pembelian. Berbagai perusahaan sering mempermudah akses transportasi, lalu
membuat atribut cafe (cafe attributes) yang lintas pejalan kaki, serta kedekatannya
menarik (Sumarwan, 2002:276). Seperti produk, dengan konsumen atau para konsumen.
sebuah cafe juga memiliki kepribadian. Beberapa 3. Fasilitas
cafe bahkan memiliki atribut yang jelas di dalam Yaitu berkaitan erat dengan kemampuan
benak konsumen. Dengan kata lain atribut cafe cafe untuk menyediakan fasilitas yang
adalah kepribadian sebuah cafe. Kepribadian atau digunakan untuk meningkatkan
atribut cafe menggambarkan apa yang dilihat dan produktivitas dan citra cafe. Fasilitas-
dirasakan oleh konsumen terhadap cafe tertentu fasilitas yang disediakan juga sangat
(Sopiah,2008:138). menentukan pilihan konsumen akan ritel
Koo (2003) menyarankan tujuh komponen seperti memiliki tempat parkir yang baik,
untuk atribut cafe seperti atmosfer toko, lokasi, hal ini menjadi sangat penting karena
fasilitas kemudahan, nilai, layanan pramuniaga, apabila konsumen kesulitan mencari parkir
layanan purna jual, dan barang dagangan. Pada pada suatu ritel maka mereka akan
penelitian ini atribut dengan indikator komponen mencari cafe lain yang memiliki fasilitas
fasilitas fisik, layanan pramuniaga, layanan purna parkir yang lebih baik.
jual, barang dagangan. Fasilitas fisik yang tersedia 4. Layanan
di café seperti fisik bangunan, layout, dan display. Layanan dapat memberikan nilai tambah
Kategori ini juga meliputi kemudahan, seperti yang positif bagi pelanggan sehingga
lokasi yang mudah, tempat parkir. Layanan keberadaannya sangat diperlukan untuk
pramuniaga lebih pada kualitas yang disediakan menunjang kebutuhan pokok pelanggan.
oleh karyawan sebuah café, sedangkan layanan Kenyamanan pelayanan ditambah dengan
purna jual meliputi fasilitas penukaran barang yang adanya berbagai fasilitas penunjang servis
tidak cocok dan kebijakan pengembalian uang, dan dapat meningkatkan ketertarikan
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-12
Alat analisis ini digunakan untuk Motivication Y1.4 0.775 0.601 0.399
bahwa indikator pada variabel ini dapat dikatakan variabel atribut cafe terhadap hedonic shopping,
cukup reliabel. atribut cafe terhadap utilitarian shopping, hedonic
shopping terhadap Customer Loyalty dan
b. Structural Model utilitarian shopping terhadap Customer Loyalty dan
yang tidak berpengaruh signifikan adalah variabel
atribut cafe terhadap Customer Loyalty.
E. Pembahasan
Variabel Atribut Café terhadap Hedonic
Shopping
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan nilai
probability pengaruh aribut café terhadap hedonic
shopping sebesar 0.000 kurang dari 0.05 (α=5%),
sehingga disimpulkan aribut café berpengaruh
signifikan terhadap hedonic shopping. Berdasarkan
hasil ini hipotesis pertama penelitian yang menduga
aribut café berpengaruh signifikan terhadap
hedonic shopping, dapat diterima dan terbukti
Gambar 2. Full Model Structural
kebenarannya. Nilai standardized regression weight
aribut café sebesar 0.431 menunjukkan arah
Hasil uji goodness of fit adalah sebagai berikut :
pengaruh positif aribut café terhadap hedonic
Tabel 5
shopping, artinya semakin baik aribut café di
Uji Goodness of Fit
Cut-off Value Hasil Model Keterangan Starbucks Coffee di The Square Apartement
Good of Fit Index Surabaya, maka semakin tinggi tingkat hedonic
Chi-Square (df=85)
< 107.522 94.662 baik
shopping di Starbucks Coffee di The Square
Apartement Surabaya.
Probability Chi-Square
> 0.05 0.223 baik Variabel Atribut Cafe terhadap Utilitarian
CMIN/DF
Shopping
2.00 1.113 baik Berdasarkan nilai probability pengaruh aribut
GFI café terhadap utilitarian shopping sebesar 0.000
0.90 0.942 baik
kurang dari 0.05 (α=5%), sehingga disimpulkan
AGFI
0.90 0.918 baik
aribut café berpengaruh signifikan terhadap
utilitarian shopping. Berdasarkan hasil ini hipotesis
RMSEA
0.08 0.024 baik kedua penelitian (H2) yang menduga aribut café
berpengaruh signifikan terhadap utilitarian
shopping, dapat diterima dan terbukti
c. Uji Hipotesis kebenarannya. Nilai standardized regression weight
Berikut merupakan hasil uji hipotesis yang aribut café sebesar 0.342 menunjukkan arah
dihasilkan structural model : pengaruh positif aribut café terhadap utilitarian
Tabel 6 shopping, artinya semakin baik aribut café di
Regression Weight dan Standardized Regression Starbucks Coffee di The Square Apartement
Weight Structural Model Setelah Outlier Surabaya, maka semakin tinggi tingkat utilitarian
Dihilangkan shopping di Starbucks Coffee di The Square
Std. Apartement Surabaya.
Pengaruh Regression S.E C.R. P Variabel Atribut Cafe terhadap Customer Loyalty
Weight Berdasarkan nilai probability pengaruh aribut
Atribut Cafe Hedonic Shopping
café terhadap customer loyalty sebesar 0.152 lebih
0.431 0.174 4.238 0.000
dari 0.05 (α=5%), sehingga disimpulkan aribut café
Atribut Cafe Utilitarian Shopping 0.342 0.312 3.526 0.000 tidak berpengaruh terhadap customer loyalty.
Atribut Cafe Customer Loyalty 0.147 0.224 1.432 0.152 Berdasarkan hasil ini hipotesis ketiga penelitian
Hedonic Shopping Customer Loyalty yang menduga aribut café berpengaruh signifikan
0.348 0.123 3.602 0.000 terhadap customer loyalty, tidak dapat diterima dan
tidak terbukti kebenarannya. Nilai standardized
Utilitarian Shopping Customer regression weight aribut café sebesar 0.147
0.434 0.074 3.941 0.000
Loyalty menunjukkan arah pengaruh positif aribut café
terhadap customer loyalty, artinya semakin baik
aribut café di Starbucks Coffee di The Square
Pengaruh antar variabel dikatakan bersifat Apartement Surabaya, maka semakin tinggi tingkat
signifikan jika nilai probability lebih kecil dari nilai customer loyalty di Starbucks Coffee di The Square
α = 0,05. Sehingga diketahui bahwa berdasarkan Apartement Surabaya.
Tabel 6, terdapat hubungan yang signifikan antara
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-12
1. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa yang ingin memesan. Hal ini juga dapat
pada variabel atribut café yaitu pada membantu para pengunjung yang memiliki
indikator fasilitas memiliki angka keterbatasan dalam penglihatan agar dapat
terendah, sehingga Starbucks Coffee The membaca dengan jelas menu yang
Square Apartement Surabaya harus lebih disediakan oleh Starbucks Coffee The
memperhatikan fasilitas khususnya Square Apartement Surabaya.
fasilitas tempat parkir yang masih kurang
memadai, sehingga diperlukan perluasan 6. Dari hasil penelitian padap profil
tempat parkir untuk kenyamanan responden menunjukkan bahwa rata-rata
pelanggan. pelanggan Starbucks Coffee The Square
Apartement Surabaya berusia diantara 17-
2. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa 22 tahun dimana kebiasaan mereka adalah
pada variabel hedonic shopping motivation suka menghabiskan waktu/nongkrong di
yaitu pada indikator role shopping kafe bersama teman-temannya. Agar dapat
memiliki angka terendah, yang menciptakan suasana yang nyaman dan
menunjukkan bahwa konsumen merasa menyenangkan sebaiknya Starbucks
pembelian produk Starbucks Coffee jarang Coffee The Square Apartement Surabaya
untuk dibawa pulang, sehingga Starbucks menambah fasilitas tempat duduk sofa
Coffee The Square Apartement Surabaya yang lebih banyak sehingga para
perlu menambahkan promosi-promosi pelanggan dapat merasa nyaman dan betah
untuk meningkatkan minat beli konsumen. berlama-lama saat berkunjung ke
Starbucks Coffee.
3. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
pada variabel utilitarian shopping
motivation yaitu pada indikator kualitas
layanan memiliki angka terendah, DAFTAR PUSTAKA
sehingga Starbucks Coffee The Square [1] Arnold, Mark J. dan Reynolds, Kristy E. (2003).
Apartement Surabaya harus lebih Hedonic shopping motivation. Journal of Retailing,
memperhatikan dan meningkatkan 79 (2), 77-95
kecepatan pelayanan, kemampuan
karyawan dalam menyampaikan informasi [2] Holbrook, M.B. & Hirchman, E.C (1982). The
dan juga sikap yang ramah dari keryawan experiential aspects of consumption: consumer
kepada konsumen yang membutuhkan fantasies, feelings, and fun. Journal of Consumer
bantuan. Research. 11(9), 132-140
4. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa [3] Johnson, D.M., (1997). Customer orientation and
pada variabel customer loyalty yaitu pada market action. Englewood Cliffs, New Jersey:
merekomendasikan kepada orang lain Prentice hall international inc
memiliki angka terendah, sehingga
Starbucks Coffee The Square Apartement [4] Kotler Philip (2005), “Marketing Management”,
Surabaya perlu melakukan survey berkala Eleventh Edition, New Jersey: Prentice Hall
sehingga dapat mengetahui keinginan dari
[5] Koo, D.M., 2003, “Inter-relationships among stores
konsumennya kemudian juga dapat
images, stores satisfaction, and store loyalty among
mengadakan promo-promo yang menarik
Korea discount retail patrons”, “Asia Pacific Journal
secara berkala sehingga konsumen tertarik
of Marketing and logistics”, vol.15, no.4, pp.42-71
untuk berkunjung ke Starbucks Coffee The
Square Apartment Surabaya. [6] Maholtra, N.K. (2004). Marketing research (4th
ed.). Prentice Hall: Pearson Education, Inc
5. Dari hasil observasi/pengamatan peneliti
selama membagikan kuesioner, salah satu [7] McGuire, R., 1974, An approach to Environmental
kekurangan yang dirasakan konsumen Psychology, In Fisher, Feffrey D., Paul A. Bell, and
adalah papan menu di Starbucks Coffee Andrew Baum 1984 Environmental Psychology,
The Square Apartement Surabaya yang 2nd ed. New York: Holt, Rinchart and Winston
ada memang sudah terlihat cukup jelas,
namun sebaiknya menu tidak hanya [8] Setiadi, Nugroho J. (2003). Perilaku Konsumen:
tersedia dalam bentuk papan yang Konsep dan implikasi untuk strategi dan
diletakkan pada dinding, tetapi juga dibuat penelitian pemasaran. Jakarta: Prenada Media
dengan versi buku dan dilengkapi dengan
gambar produknya yang diletakkan [9] Sopiah, 2008, Perilaku Organisasional,
didekat kasir, sehingga dapat dilihat Yogyakarta : C.V Andi Offset
dengan lebih jelas oleh para pelanggan
Jurnal Manajemen Pemasaran Petra Vol. 2, No. 1, (2014) 1-12