Anda di halaman 1dari 31

MOTIVASI REMAJA MENGUNJUNGI KEDAI KOPI KELAS MENENGAH DI

BANDAR LAMPUNG
(Studi Pada Kedai Kopi CoffeePaste)

Oleh
 Zulian Yuliansyah

ILMU ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
Latar Belakang

■ Dengan berkembangnya jumlah kedai kopi kelas


menengah mengundang perhatian masyarakat
remaja. Dikarenakan masyarakat remaja saat ini
cenderung memiliki gaya hidup yang menunjukan
kelas sosial, salah satunya gaya hidup meminum
kopi di coffee shop.
Rumusan Masalah dan Tujuan
Penelitian
– Rumusan Masalah
■ Apa upaya yang dilakukan kedai kopi kelas menengah untuk menarik minat
remaja?
■ Faktor-faktor kognitif apa saja yang memengaruhi konsumen remaja
berkunjung ke kedai kopi kelas menengah?
■ Faktor-faktor afektif apa saja yang memengaruhi konsumen remaja
berkunjung ke kedai kopi kelas menengah?

– Tujuan Penelitian 
■ Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan kedai kopi kelas
menengah dalam menarik minat remaja?
■ Untuk mengetahui Faktor-faktor kognitif apa saja yang memengaruhi
konsumen remaja berkunjung ke kedai kopi kelas menengah?
■ Untuk mengetahui Faktor-faktor afektif apa saja yang memengaruhi
konsumen remaja berkunjung ke kedai kopi kelas menengah?
Motivasi Menurut Zaltman
dan Wallendorf
■ Motivasi Kognitif (Cognitive Motives)
Ketetapan (Consistency), Atribusi (Attribution), Pengelompokkan
(Categorization), Obyektivitas (Objectification), Otonomi
(Autonomy), Pencarian (Exploration), Kesesuaian (Matching),
Manfaat (Utilitarian)

■ Motivasi Afektif (Affective Motives).


Pengurangan Ketegangan (Tension Reduction), Ekspresi Diri (Self
Expression), Pertahanan Diri (Ego Defensive), Menguatkan
(Reinforcement), Pernyataan (Assertion), Keanggotaan (Affiliation),
Pembentukan Identitas (Idenification), Model (Modelling)
METODE PENELITIAN
■ Penelitian ini merupakan merupakan sebuah penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif.

■ Lokasi penelitian ini adalah kedai kopi kelas menengah di Bandar


Lampung yaitu kedai kopi CoffeePaste.

■ Fokus penelitian ini yaitu motivasi remaja dalam mengunjungi kedai


kopi kelas menengah di Bandar Lampung.

■ Teknik pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan


observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Analisis Model Interaktif
Hasil dan Pembahasan
Profil Kedai CoffeePaste
■ Kedai kopi CoffeePaste berdiri pada tanggal 30 juni 2014.
■ Didirikan oleh Ferdyan sebagai co-owner/manager dan Ingga
Taufan sebagai co-owner/business partner.
■ “Meningkatkan kopi dari hulu ke hilir”, visi tersebut bermaksud
CoffeePaste ingin menjadikan minuman kopi yang diminum
merupakan minuman kopi yang berkualitas yang prosesnya
dilakukan dengan baik dari petani hingga diminum oleh konsumen.
■ Nama brand CoffeePaste berasal dari copy dan paste yang dirubah
sedikit menjadi coffee dan paste yang penyebutannya hampir sama.
Nama tersebut berarti harapan akan penyebarluasan ide dan
pengetahuan tentang kopi nusantara berkualitas baik khususnya di
Bandar Lampung.
Fasilitas
■ Fasilitas yang diberikan oleh kedai kopi
CoffeePaste hampir sama dengan kedai-kedai
lainnya yang ada di Bandar Lampung seperti
meja, kursi, musik, wifi, wc, dan lain
sebagainya.
■ Dari segi dekorasi CoffeePaste menggunakan
dekorasi sederhana namun membantu
konsumen untuk dapat menikmati kopinya
dengan nyaman saat berada di kedai
CoffeePaste.
Kopi
■ Kedai kopi CoffeePaste menyediakan berbagai jenis kopi
robusta dan arabika dari berbagai daerah di Indonesia seperti
contoh robusta Lampung, arabika Aceh, Toraja, Bali, Flores,
dan lain-lain. Daerah dari biji kopi yang digunakan selalu
berganti-ganti setiap bulannya agar konsumen dapat
merasakan berbagai macam rasa kopi dari berbagai daerah
yang tidak itu-itu saja.
■ Biji kopi yang disediakan digiling pada saat sebelum
penyeduhan sehingga menghasilkan bubuk kopi yang segar,
selanjutnya bubuk kopi dapat diseduh dengan berbagai
macam metode penyeduhan manual (manual brewing).
Motivasi Kognitif Konsumen Remaja
■ Ketetapan (Consistency) 
Informasi yang didapat oleh konsumen dari media
sosial Instagram serta opini pribadinya ketika
melihat langsung kedai CoffeePaste saat mereka
melewatinya telah menciptakan ketegangan dan
kebutuhan menjelaskan situasi tersebut, sehingga
timbul rasa ingin tahu dan membuktikan informasi
yang telah didapat dengan kata lain muncul
motivasi untuk mengunjungi kedai kopi
CoffeePaste.
■ Atribusi (Attribution)
Responden tahu kedai kopi CoffeePaste dari
temannya, kemudian ingin mencoba bagaimana
kopi yang ada di kedai CoffeePaste, Responden juga
menjelaskan bahwa pada waktu itu sedang ingin
mendalami kopi dengan artian telah mencari tahu
tentang obyeknya.
Responden telah melakukan pertimbangan antara
persepsi obyek, diri sendiri, dan persepsi pengguna
obyeknya.
■ Pengelompokkan (Categorization)
Konsumen remaja kedai kopi CoffeePaste telah
mempertimbangkan kriteria-kriteria yang mereka buat
dalam memilih suatu kedai kopi untuk dikunjungi.
Kemudian kriteria itulah yang mereka dapatkan pada
kedai kopi CoffeePaste sehingga timbul kecocokan
antara kriteria yang mereka punya terhadap apa yang
kedai CoffeePaste berikan kepada konsumen. Kriteria
yang ada antara lain adalah rasa dari kopi yang
konsumen minum yang cocok dengan lidah mereka,
kemudian harga yang sesuai dengan kapasitas
konsumen remaja untuk membayar, serta tempat yang
menurut mereka nyaman.
■ Obyektivitas (Objectification)
Sebelumnya konsumen remaja telah mengetahui
kedai CoffeePaste dari lingkungan sekitarnya,
informasi yang didapat dari lingkungannya tersebut
menimbulkan rasa percaya terhadap kualitas kedai
CoffeePaste sehingga membuat mereka yakin dan
memotivasi untuk mengunjungi kedai CoffeePaste.
■ Otonomi (Autonomy)
Otonomi dapat diartikan sebagai motif yang timbul
dikarenakan tujuan mengunjungi kedai kopi
CoffeePaste dikarenakan untuk meningkatkan
individualitas mereka.
Berdasarkan pernyataan responden tidak
ditemukan sifat ingin meningkatkan individualitas
dari konsumen remaja kedai kopi CoffeePaste. Hal
yang sebaliknya justru terjadi dimana mereka ingin
menyetarakan dengan teman-temannya dengan
cara mengajak pula kawannya untuk berkunjung ke
kedai kopi CoffeePaste.
■ Pencarian (Exploration)
Konsumen remaja awalnya berkunjung ke kedai
CoffeePaste karna rasa penasaran yang mereka miliki.
Dari kunjungan mereka tersebut timbul rasa ingin tahu
yang lebih tentang kopi dengan kualitas baik yang
mungkin sebelumnya mereka hanya meminum kopi
‘biasa’ yang ada di warung atau pasar atau bahkan kopi
instan. Rasa ingin tahu lebih tentang kopi yang
kemudian membuat mereka ingin berkunjung kembali
ke kedai CoffeePaste.
■ Kesesuaian (Matching)
Berdasarkan pernyataan konsumen dapat
disimpulkan bahwa konsumen remaja kedai
CoffeePaste merasa ada kesesuaian antara rasa dan
harga yang mereka peroleh terhadap persepsi yang
mereka punya, dimana harga yang ada di kedai
CoffeePaste sesuai dengan kapasitas remaja untuk
membayar. Selain harga rasa dari minuman yang
mereka dapat juga sudah dapat memberi rasa puas,
sehingga dengan harga yang mereka mampu bayar
mendapatkan kualitas pelayanan yang sesuai pula.
Hal ini yang menyebabkan konsumen CoffeePaste
lebih memilih kedai kelas menengah dibandingkan
kedai kelas premium.
■ Manfaat (Utilitarian)
Masalah-masalah yang sebelumnya dimiliki para konsumen
remaja dimana mereka berpendapat bahwa kedai kelas
premium memiliki menu yang harganya dapat dikatakan mahal
bagi mereka para remaja, di sisi lain juga ada mereka yang
berpendapat bahwa tidak begitu menyukai menu kopi yang
disajikan oleh kedai kopi premium, atau bahkan ada yang
berpendapat bahwa dia memilih kedai CoffeePaste karna dekat
dengan tempat tinggalnya. Masalah-masalah ini lah yang
kemudian memotivasi mereka untuk mencari jawaban dari
masalah yang mereka punya, dan untuk konsumen kedai
CoffeePaste mereka menemukan solusi dari masalah yang
mereka punya di kedai CoffeePaste sehingga timbul motivasi
mereka untuk berkunjung ke kedai kopi CoffeePaste.
Motivasi Afektif Konsumen
Remaja
■ Pengurangan Ketegangan (Tension Reduction)
Berdasarkan dua pernyataan tersebut peneliti
berpendapat bahwa setiap konsumen kedai CoffeePaste
memiliki kebutuhan masing-masing seperti kebutuhan
untuk mengopi ataupun tempat mengopi yang nyaman
yang harus dipenuhi. Kebutuhan itulah yang kemudian
membuat mereka memutuskan untuk berkunjung ke kedai
CoffeePaste dan menjadikan kedai CoffeePaste sebagai
pemuas kebutuhan tersebut karena kebutuhan yang
mereka tidak dapat di kedai kopi lain bisa mereka
dapatkan di kedai kopi CoffeePaste.
■ Ekspresi Diri (Self Expression)
Konsumen remaja di kedai kopi CoffeePaste memang
telah menyukai kopi, namun tujuan mereka datang ke
kedai kopi CoffeePaste bukan untuk menunjukan
kesukaannya terhadap kopi kepada orang lain,
melainkan lebih kepada untuk mengetahui lebih dalam
tentang apa yang mereka sukai yaitu kopi.
■ Pertahanan Diri (Ego Defensive)
Konsumen remaja kedai CoffeePaste memilih Kedai
CoffeePaste karena tempat yang nyaman dan harga
terjangkau serta ingin menikmati kopi dengan cara
yang lebih baik. Jika saja konsumen remaja lebih
mementingkan pertahanan diri sebagai motif
mengunjungi suatu kedai tentu konsumen remaja
kedai CoffeePaste lebih memilih kedai kelas premium
yang memiliki citra sosial lebih tinggi, dengan kata lain
pertahanan diri bukan merupakan motif remaja dalam
mengunjungi kedai kopi CoffeePaste.
■ Menguatkan (Reinforcement)
Adanya rasa menguatkan yang mendorong konsumen
remaja untuk berkunjung ke kedai kopi CoffeePaste,
rasa tersebut muncul karna adanya kepuasan yang
dirasakan konsumen sebelumnya saat mengunjungi
kedai CoffeePaste. Kepuasan yang dirasakan
konsumen berbeda-beda tiap individunya, kemudian
kepuasan tersebut merupakan suatu keuntungan yang
dirasakan bagi konsumen, sehingga pada kunjungan
berikutnya yang mendorong konsumen untuk
berkunjung kembali adalah karna kepuasan yang
pernah dia dapatkan.
■ Penegasan (Assertion)
Dalam penelitian ini penegasan dapat diartikan
sebagai motif yang timbul karena adanya rasa
bersaing atau ingin berprestasi melebihi orang lain.
Tidak ditemukan adanya motif penegasan pada
konsumen kedai kopi CoffeePaste. Peneliti
berpendapat bahwa motif penegasan hampir memiliki
konsep yang sama dimana motif yang dimaksud
datang untuk berkunjung dikarenakan ingin diakui
oleh orang lain, hanya saja pada motif penegasan
pengakuan yang diinginkan konsumen lebih bersifat
kompetisi bagi pribadinya.
■ Keanggotaan (Affiliation)
Motif yang menjadi dasar untuk berhubungan sosial
dengan orang lain. Motif ini meliputi mencari dukungan,
kasih sayang, dan hubungan hangat untuk mengadakan
hubungan interpersonal dengan orang lain untuk
berkelompok.
Konsumen remaja kedai CoffeePaste datang berkelompok
dengan bersama temannya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa konsumen remaja kedai
kopi CoffeePaste memiliki motif keanggotaan dalam
berkunjung.
■ Pembentukan Identitas (Idenification)
Konsumen remaja tertarik untuk berkunjung ke kedai kopi
CoffeePaste adalah karna ingin mendalami tentang kopi
dan ingin belajar karna di kedai CoffeePaste pemiliknya
dapat diajak berdiskusi soal kopi. Selain itu, di kedai
CoffeePaste dipersilahkan jika ingin menyeduh kopi sendiri
sambil diajarkan cara serta kualitas kopinya yang baik
sehingga bagus untuk belajar tentang kopi. Dari
pernyataan-pernyataan konsumen dapat disimpulkan
bahwa apa yang memotivasi untuk berkunjung adalah
untuk mengembangkan pengetahuan serta kemampuan
diri sendiri. Maka dari itu konsumen remaja yang
berkunjung ke kedai kopi CoffeePaste dengan tujuan ingin
mengetahui lebih tentang kopi tentu termasuk dalam
pembentukan identitas.
■ Model (Modelling)
Motif yang cenderung mengidentifikasi dan berempati
dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan perilaku yang
meniru individu-individu tertentu. Seperti misalnya
kecenderungan untuk penggunaan selebriti dan orang lain
yang memiliki potensi tinggi untuk identifikasi dalam iklan.
Kedai kopi CoffeePaste hanya mengiklankan melalui media
sosial dan dari mulut ke mulut tentang manual brewing
serta melalui event. Jadi dapat disimpulkan bahwa
konsumen remaja kedai kopi CoffeePaste tidak berkunjung
dikarenakan meniru individu-individu yang diidolakan. Hal
sebut dikarenakan CoffeePaste hanya mengiklankan lewat
media sosial serta memasarkan dengan cara-cara yang
sederhana.
Kesimpulan
Upaya yang Dilakukan Kedai Kopi
CoffeePaste dalam Menarik Minat
Remaja
■ Kedai kopi CoffeePaste memiliki dekorasi yang cukup simpel dan
rapih namun memiliki suasana yang cukup tenang agar konsumen
dapat menikmati kopi dengan baik.
■ Variant biji kopi yang disediakan diambil dari berbagai macam daerah
di indonesia dan selalu berganti setiap bulannya.
■ Biji kopi digiling langsung sebelum proses penyeduhan sehingga
aroma yang dimiliki kopi tetap terjaga.
■ Proses pembuatan kopi dilakukan menggunakan berbagai alat seduh
manual yang dapat dipilih oleh konsumen serta pembuatannya
dapat dilihat langsung oleh konsumen.
■ Kedai kopi CoffeePaste menyediakan fasilitas pendukung seperti
kipas angin, musik, toilet, wifi, sumber listrik, dan lain sebagainya.
■ Harga menu kedai kopi CoffeePaste cukup murah jika dibandingkan
kedai kopi kelas premium.
Faktor-faktor kognitif yang
memengaruhi konsumen remaja
berkunjung ke kedai kopi CoffeePaste
■ Ketetapan
■ Atribusi
■ Pengelompokan
■ Obyektivitas
■ Pencarian
■ Kesesuaian
■ Manfaat
Faktor-faktor afektif yang memengaruhi
konsumen remaja berkunjung ke kedai
kopi CoffeePaste
■ Pengurangan ketegangan
■ Menguatkan
■ Keanggotaan
■ Pembentukan Identitas
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai