Anda di halaman 1dari 2

Menjamurnya Franchise Coffeeshop Pencipta Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Mudi

Oleh :

Aulia

Diva

Silmi

Istiqomah

Universitas Muria Kudus

Jl. Lkr. Utara, Kayuapu Kulon, Gondangmanis, Kec. Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah 59327

Abstrak

Saat ini usaha kedai kopi menjadi usaha yang menjanjikan. Kedai kopi sangat beragam, dari kedai kopi
yang terkesan eksklusif hingga kedai kopi yang standar. Kebiasaan minum kopi bagi masyarakat
Indonesia telah menjadi sebuah gaya hidup di masyarakat. Banyaknya pilihan tempat minum kopi di
Yogyakarta membuat konsumen memiliki banyak pertimbangan untuk menikmati kopi di kedai kopi.
Dalam usaha bisnis minuman kopi, Koling sebagai 'pemain baru' bersaing dan branding bisnis nya agar
berbeda dengan yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi branding Kopi
Keliling (Koling) Yogyakarta melalui budaya kelas sosial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi branding Kopi Keliling (Koling) Yogyakarta melalui budaya kelas sosial. Jenis
penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, yaitu menggambarkan dan memberikan
pemaparan serta menjelaskan mengenai yang diteliti berdasarkan wawancara mendalam, observasi
yang diperoleh dalam penelitian terhadap owner, serta pengunjung Koling Yogyakarta dan dokumen
yang ada. Kesimpulan penelitian ini adalah dalam melakukan strategi branding Koling sebelumnya telah
menganalisa permasalahan yang sedang terjadi serta mempertimbangkan dari segi produk yang
ditawarkan, harga, tempat, serta promosi yang akan dilakukan. Koling juga menerapkan 3 elemen dalam
melakukan strategi branding seperti brand identity, brand personality, dan brand positioning. Selain itu,
Koling juga menerapkan kegiatan komunikasi. Strategi branding Koling cukup efektif karena mendapat
awareness yang cukup dan respon yang positif dari pengunjung.

Kata Kunci : Strategi, Branding, Kopi, Budaya, Kelas Sosial.

Abstrak

Currently the coffee shop business is a promising business. coffee shop


very diverse, from coffee shops that seem exclusive to coffee shops that are
standard. The habit of drinking coffee for Indonesian people has become a
lifestyle in society. Many choices of coffee places in Yogyakarta
make consumers have a lot of considerations to enjoy coffee in
coffee shop. In the coffee beverage business, Koling is a 'new player'
compete and branding its business to be different from the others. The purpose of
This study was to determine the branding strategy of Kopi Keliling (Koling)
Yogyakarta through social class culture. The purpose of this research is to
knowing the Yogyakarta Mobile Coffee (Koling) branding strategy through culture
social class. The type of research used is descriptive qualitative, namely:
describe and give presentations as well as explain what
researched based on in-depth interviews, observations obtained in
research on owners, and visitors to Koling Yogyakarta and documents
which exists. The conclusion of this study is in carrying out a branding strategy
Koling previously analyzed the current problems and
considering in terms of the products offered, price, place, and
promotion to be carried out. Koling also applied 3 elements in
carry out branding strategies such as brand identity, brand personality, and brand
positioning. In addition, Koling also implements communication activities. Strategy
Koling branding is quite effective because it gets enough awareness and
positive response from visitors.
Keywords: Strategy, Branding, Coffee, Culture, Social Class.

A. PENDAHULUAN

Saat ini warung makan, restoran, dan kafe dengan harga terjangkau masih menjadi andalan bagi
para mahasiswa. Begitu juga dengan maraknya bisnis minuman atau beverages. Hal ini dapat dilihat
dari maraknya fenomena kemunculan coffee shop, atau yang akrab di telinga kita biasa disebut kafe,
yang bergeser makna. Kini orang pergi ke coffee shop tidak hanya untuk mencicipi kopi khas coffee
shop itu sendiri, melainkan untuk sekedar nongkrong dan bersantai dengan kelompoknya. Tak
jarang kini di Yogyakarta banyak terdapat coffee shop dengan konsep yang sedikit berbeda, demi
alasan kepuasan konsumen yang datang, dan pastinya untuk mendapatkan market share demi
mendapatkan keuntungan atau margin atas usaha yang dijalankan. Sebagai contoh Coffee Break
yang terdapat di jalan Kaliurang km 5 yang memadukan konsep toko minuman dan perpustakaan
mini bagi konsumennya yang hobi atau mungkin hanya ingin menghabiskan waktu untuk membaca.
Ministry of Coffee yang terletak di jalan Prawirotaman pun tak kalah nyaman untuk dijadikan tempat
berkumpul dengan kelompok. Namun konsepnya lebih luas dibanding Coffee Break karena
mencakup restauran, perpustakaan keluarga, toko roti dan kue sampai hotel bagi para ekspatriat.

Anda mungkin juga menyukai