Anda di halaman 1dari 9

BAB I

BUNGA SEDERHANA

1.1 Pendahuluan
Uang merupakan alat pertukaran yang sah. Manusia dalam kehidupan sehari-hari
membutuhkan uang, untuk membiayai sandang, pangan, papan dan lain-lain. Jika kita tidak
memiliki uang yang cukup untuk membayar kewajiban, kita bisa meminjam ke pihak lain,
seperti saudara, kawan, tetangga, rentenir atau lembaga keuangan (bank, nonbank,
pegadaian, koperasi dan lain-lain). Seandainya kita punya uang lebih, kita bisa memilih
investasi yang menguntungkan.

1.2 Konsep Bunga Sederhana dan Nilai Waktu Dari Uang


Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu
kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut
apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut pokok utang (principal).
Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa (bunga) dalam suatu
periode tertentu disebut "suku bunga"
Bunga sederhana merupakan hasil dari pokok utang, suku bunga per periode, dan
lamanya waktu peminjaman.
Jika ada 2 pilihan untuk kita, yaitu :
a. Menerima Rp. 1.000.000 hari ini
b. Menerima Rp. 1.000.000 enam bulan lagi
Mana yang akan kita pilih? Mengapa?
Pasti kebanyakan dari kita memilih Rp. 1.000.000 hari ini, mengapa? Karena kalau
menerima pada hari ini sifatnya pasti sedangkan apabila menerimanya enam bulan lagi
adalah tidak pasti.
Ini bukan jawaban yang diharapkan. Untuk menghindari jawaban ini, dalam pilihan
diatas disebutkan bahwa kedua pilihan tersebut memiliki tingkat kepastian yang sama.
Mereka yang pernah belajar ekonomi atau keuangan akan dengan mudah memberikan
alasannya, yaitu karena adanya faktor bunga akibat perbedaan waktu atau istilah yang
sering digunakan adalah “nilai waktu dari uang (time value of money)”.
Dengan asumsi manusia adalah makhluk rasional, pilihan yang harus diambil
adalah menerima Rp. 1.000.000 hari ini dibandingkan dengan menerima Rp. 1.000.000

Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 1


enam bulan lagi, karena Rp. 1.000.000 hari ini akan memberikan bunga selama enam bulan
kedepan, yang besarnya tergantung tingkat bunga, sehingga bernilai lebih dari Rp.
1.000.000 pada saat itu (pendekatan nilai masa depan atau future value). Kita juga bisa
menggunakan pendekatan nilai sekarang (present value) yaitu dengan menghitung nilai
hari ini dari uang senilai Rp. 1.000.000 enam bulan lagi dan membandingkannya dengan
uang senilai Rp. 1.000.000 hari ini. Kedua pendekatan ini harus memberikan keputusan
yang sama.
Contoh sederhana diatas dapat kita lanjutkan dengan pilihan-pilihan lainnya.
Misalkan bagaimana kalau Rp. 1.000.000 hari ini dengan Rp.1.100.000 enam bulan
lagi;atau Rp 1.000.000 hari ini dengan Rp 100.000 setiap bulan selama 1 tahun mulai bulan
depan;atau Rp 1.000.000 hari ini dengan Rp 90.000 stiap bulan selama 1 tahun mulai hari
ini.
Dengan memahami matematika keuangan, kita dapat dengan mudah menyelesaikan
persoalan-persoalan sederhana di atas, bahkan persoalan yang jauh lebih kompleks
sekalipun. Dalam pembahasan dan contoh selanjutnya dalam makalah ini, asumsi bahwa
manusia adalah makhluk rasional ataupun dengan tingkat kepastian yang sama tidak
disebutkan lagi tetapi ada secara implisit.
Melanjutkan contoh pertama kita, menjadi berapa uang Rp. 1.000.000 itu enam
bulan lagi akan dapat ditentukan jika kita diberikan tingkat bunga dan tambahan informasi
mengenai apakah tingkat bunga yang dipergunakan tersebut adalah bunga sederhana
(simple interest-SI) atau bunga majemuk (compound interest-CI). Apabila menggunakan
majemuk, kita masih memerlukan informasi mengenai periode compound atau periode
perhitungan bunga.
Apabila kita menggunakan konsep bunga sederhana, besarnya bunga dihitung dari
nilai pokok awal (principal-P) dikalikan dengan tingkat bunga (interest rate-r) dan waktu
(time-t). Perhitungan bunga ini dilakukan satu kali saja yaitu pada akhir periode atau pada
tanggal pelunasan. Secara matematis, hal ini dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:
SI = P r t
Dengan
SI = Simple interest (Bunga sederhana)
P = principal (Pokok)
r = interest rate p.a. (Tingkat bunga/tahun)

Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 2


t = time (Waktu dalam tahun)
Karena satuan t adalah tahun, jika waktu t diberikan dalam bulan maka kita dapat
menggunakan persamaan sebagai berikut :
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏
𝒕=
𝟏𝟐

Sedangkan jika t diberikan dalam hari, aka nada dua metode dalam mencari nilai t,
yaitu:
1. Bunga Tepat (Exact Interest) atau SIe dengan :
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒊
𝒕=
𝟑𝟔𝟓

2. Bunga Biasa (Ordinary Interest) atau SIo dengan :


𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒉𝒂𝒓𝒊
𝒕=
𝟑𝟔𝟎

Penggunaaan metode bunga biasa (ordinary interest) akan


menggantungkan penerima bunga dan merugikan pembayar bunga. Sebaliknya,
penggunaan metode bunga tepat (exact interest) akan menggantungkan pembayar bunga
dan merugikan penerima bunga. Oleh karena itu dalam hal pinjaman (kredit), bank lebih
menyukai metode bunga biasa, sementara untuk tabungan dan deposito mereka lebih
memilih metode bunga tepat dalam perhitungan bunganya.
Bunga biasa digunakan dalam pasar uang. Di bagian lain dalam pembahasan ini,
kecuali dikatakan lain, bunga tepat akan digunakan dalam contoh dan soal yang diberikan
harus dibaca sebagai tingkat bunga pertahun (per annum-p.a.)

Contoh :
1. Hitunglah bunga tepat dan bunga biasa dari sebuah pinjaman sebesar Rp. 20.000.000
selama 60 hari dengan bunga 8%
Jawab :
P = Rp. 20.000.000
r = 8% = 0,08
t = 60 hari

Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 3


SI = P r t
Bunga tepat (SIe) = Rp. 20.000.000 x 0,08 x 60/365
Bunga tepat (SIe) = Rp. 263.013,70

Bunga biasa (SIo) = Rp. 20.000.000 x 0,08 x 60/360


Bunga biasa (SIo) = Rp. 266.666,67

1.3 Manipulasi Persamaan Bunga Sederhana


Jika SI = P r t, maka:
𝑺𝑰
𝑷=
𝒓𝒕

𝑺𝑰
𝒓=
𝑷𝒕

𝑺𝑰
𝒕=
𝑷𝒓

Contoh 1 :
Setelah meminjam selama 73 hari, Pak Fajar melunasi pembayaran bunga pinjamannya
sebesar Rp. 2.880.000. Berapakah besar pinjaman Pak Fajar jika tingkat bunga sederhana
18% p.a?

Jawab :
r = 18%=0,18
73
𝑡= = 0,2
365
SI = Rp. 2.880.000

𝑆𝐼
𝑃=
𝑟𝑡
𝑅𝑝. 2.880.000
𝑃= = 𝑅𝑝. 80.000.000
73
0,18 𝑥
365

Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 4


Jika S kita notasikan untuk nilai akhir atau jumlah dari nilai pokok dan bunga,
maka:
S = P + SI
S=P+Prt
S = P (1 + rt )
Jika S, r, dan t yang diberikan dan P yang dicari, maka :
𝑺
𝑷=
(𝟏 + 𝒓𝒕)
P = S (1+rt)-1
Faktor (1+rt)-1 dalam persamaan di atas disebut juga faktor diskon (discount
factor) dengan menggunakan bunga sederhana, dan proses menghitung P diatas banyak
digunakan dalam wesel (promissory notes), Certificate of Deposit, SBI (Sertifikat Bank
Indonesia) dan disebut pendiskontoan dengan bunga sederhana.
Contoh :
1. Bilal menabung Rp. 3.000.000 dan mendapat bunga sederhana 12% p.a. Berapa saldo
tabungannya setelah 3 bulan?

Jawab :
P = Rp. 3.000.000
r = 12%
3
𝑡= = 0,25
12
S = P (1 + rt )
S = Rp. 3.000.000(1+(0,12 x 0,25))
S = Rp. 3.090.000

1.4 Menghitung Jumlah Hari


Ada dua metode yang dapat dipergunakan dalam menghitung jumlah hari antara
dua tanggal kalender. Metode pertama adalah dengan menghitung jumlah hari per bulan
dan kemudian menjumlahkan seluruhnya.

Contoh :
1. Hitunglah jumlah hari antara tanggal 11 Juni dan 3 November.
Jawab:
Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 5
Hari tersisa pada bulan Juni = 19 hari (30 – 11)
Juli = 31 hari
Agustus = 31 hari
September = 30 hari
Oktober = 31 hari
Nopember = 3 hari
Jumlah = 145 hari

2. Sebuah wesel berjangka waktu 90 hari dikeluarkan pada tanggal 1 Maret 2004.
Tanggal tersebut jatuh tempo?
Jawab :
Hari tersisa di bulan Maret = 30 (31 – 1)
April = 30 hari
Mei = 30 hari
Jumlah = 90 hari
Jadi tanggal jatuh tempo adalah 30 Mei 2004

Metode kedua adalah dengan menggunakan tabel nomor urut hari seperti yang
tampak pada Tabel di bawah ini. Untuk tahun kabisat, jangan lupa untuk menambahkan 1
untuk semua tanggal dari 1 Maret hingga 31 Desember karena pada tahun kabisat terdapat
tanggal 29 Februari dan bernomor urut 60 sehingga 1 Maret akan menjadi hari ke-61, 2
Maret menjadi hari ke-62, dan seterusnya hingga 3 Desember akan menjadi hari ke-366

Tabel Nomor Urut Hari


Tgl Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ag Sep Okt Nov Des Tgl
1 1 32 60 91 121 152 182 213 244 274 305 335 1
2 2 33 61 92 122 153 183 214 245 275 306 336 2
3 3 34 62 93 123 154 184 215 246 276 307 337 3
4 4 35 63 94 124 155 185 216 247 277 308 338 4
5 5 36 64 95 125 156 186 217 248 278 309 339 5
6 6 37 65 96 126 157 187 218 249 279 310 340 6
7 7 38 66 97 127 158 188 219 250 280 311 341 7

Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 6


8 8 39 67 98 128 159 189 220 251 281 312 342 8
9 9 40 68 99 129 160 190 221 252 282 313 343 9
10 10 41 69 100 130 161 191 222 253 283 314 344 10
11 11 42 70 101 131 162 192 223 254 284 315 345 11
12 12 43 71 102 132 163 193 224 255 285 316 346 12
13 13 44 72 103 133 164 194 225 256 286 317 347 13
14 14 45 73 104 134 165 195 226 257 287 318 348 14
15 15 46 74 105 135 166 196 227 258 288 319 349 15
16 16 47 75 106 136 167 197 228 259 289 320 350 16
17 17 48 76 107 137 168 198 229 260 290 321 351 17
18 18 49 77 108 138 169 199 230 261 291 322 352 18
19 19 50 78 109 139 170 200 231 262 292 323 353 19
20 20 51 79 110 140 171 201 232 263 293 324 354 20
21 21 52 80 111 141 172 202 233 264 294 325 355 21
22 22 53 81 112 142 173 203 234 265 295 326 356 22
23 23 54 82 113 143 174 204 235 266 296 327 357 23
24 24 55 83 114 144 175 205 236 267 297 328 358 24
25 25 56 84 115 145 176 206 237 268 298 329 359 25
26 26 57 85 116 146 177 207 238 269 299 330 360 26
27 27 58 86 117 147 178 208 239 270 300 331 361 27
28 28 59 87 118 148 179 209 240 271 301 332 362 28
29 29 * 88 119 149 180 210 241 272 302 333 363 29
30 30 -- 89 120 150 181 211 242 273 303 334 364 30
31 31 -- 90 -- 151 -- 212 243 -- 304 -- 365 31
*Untuk tahun kabisat menjadi hari ke-60

Contoh :
1. Hitunglah jumlah hari 11 Juni 2004 dan 3 Nopember 2004
Jawab :
3 November 2004 bernomor urut 308 (307+1)
11 Juni 2004 bernomor urut 163 _ (162+1)
145 hari
Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 7
2. Hitunglah jumlah hari antara 15 Januari 2004 dan 22 Juni 2004
Jawab :
22 Juni 2004 bernomor urut 174 (173+1)
15 Januari 2004 bernomor urut 15 _ _
159 hari
* Tahun 2004 adalah tahun kabisat sehingga harus ditambah 1

1.5 Pembayaran dengan Angsuran


Pembayaran secara angsuran atau cicilan sering ditawarkan oleh pemberi kredit
(pedagang atau lembaga keuangan) untuk membantu pelanggan yang tidak memiliki uang
yang cukup untuk membayar barang yang dibelinya (misalnya,rumah, televisi, lemari
pendingin, laptop dan lain-lain). Pihak pemberi kredit setuju menerima uang muka pada
awal perjanjian dan memperbolehkan pelanggannya untuk melunasi sisanya dengan
dikenakan biaya bunga untuk jangka waktu yang telah disepakati bersama dengan
membayarnya secara cicilan atau angsuran (installment).
Pada praktiknya,tingkat bunga yang digunakan untuk menghitung besar angsuran
dengan cara ini disebut tingkat bunga flat.

Contoh :
1. Seorang pedagang menjual televisi seharga Rp. 10.000.000 kepada Ibu Erlina. Sebagai
tanda jadi, Ibu Erlina membayar uang muka sebesar Rp. 2.000.000 dan berjanji akan
mengangsur sisanya dalam 5 kali angsuran yang sama besar setiap akhir bulan dengan
bunga sederhana 10% p.a. Hitunglah besarnya angsuran Ibu Erlina?
Jawab :
P = Rp. 10.000.000 – Rp. 2.000.000 = Rp. 8.000.000
r = 10% = 0,1
5
𝑡=
12

S = P (1+ rt)
5
𝑆 = 𝑅𝑝. 8.000.000 [1 + (0,1 𝑥 )]
12
S = Rp 8.333.333,33

Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 8


Jumlah angsuran setiap bulannya adalah :
𝑆 𝑅𝑝. 8.333.333,33
=
5 5
S = Rp 1.666.666,67

Bahan Ajar Matematika Keuangan (Keti Purnamasari) Page 9

Anda mungkin juga menyukai