Anda di halaman 1dari 30

TUGAS DASAR MANAJEMEN KONSTRUKSI

1. Definisi Manajemen

Manajemen dapat dikatakan sebagai seni. Manajemen merupakan seni dalam


menyelesaikan pekerjaan melalui kerja sama dengan orang lain. Seni manajemen terdiri
dari kemampuan untuk melihat totalitas di bagian-bagian yang terpisah dari suatu
kesatuan gambaran tentang visi. Seni manajemen mencakup kemampuan komunikasi visi
tersebut. Aspek-aspek perencanaan kepemimpinan, komunikasi dan pengambilan
keputusan mengenai unsur manusia tentang cara menggunakan pendekatan manajemen
seni.

2. Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli


Manajemen sebagai suatu ilmu pengetahuan yang secara sistematis untuk memahami
mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang
bermanfaat bagi kemanusiaan. Berikut beberapa definisi manajemen yang dikemukakan
oleh para ahli yaitu sebagai berikut...
a) Manullang: Pengertian manajemen menurut Manullang adalah seni dan ilmu
pencatatan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, pengawasan terhadap
sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b) John D. Millet:Menurut John. D. Millet yang berpendapat dalam bukunya yang
berjudul Managemen in the public service bahwa pengertian manajemen adalah
proses dalam memberikan arahan pekerjaan kepada orang-orang dalam suatu
organisasi guna mencapai tujuan.
c) Harold Koontz dan Cyrill O' Donnel: Pengertian manajemen menurut Harold
Koontz dan Cyrill O'Donnel dalam bukunya The Principles of Management yang
mendefinisikan pengertian manajemen bahwa manajemen adalah cara untuk
mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan yang lain.
d) George R. Terry: Pengertian manajemen menurut George R. Terry bahwa dalam
bukunya ThePrinciples of Management yang mengemukakan bahwa pengertian
manajemen adalah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
menggunakan kegiatan orang lain.
e) Henry Fayol: Menurut Henry Fayol, bahwa pengertian manajemen dalam
bukunya General Industrial Management bahwa manajemen adalah proses tertentu
yang terdiri dari kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan
sumber daya manusia dan menggandakan pengendalian dalam rangka mencapai
tujuan.
f) Selain itu, ada pula yang memberikan pengertian bahwa manajemen adalah suatu
proses, sehingga dapat digali hal – hal yang lebih rumit. Proses tersebut dapat
digambarkan seperti pada gambar 1.1 dibawah ini.

Peramalan

Perencanaan

Manajemen Pengorganisasian
Manajemen Tujuan

Pengarahan Organisasi

Koordinasi

Pengendalian

Gambar 1.1 Proses Manajemen

3. Proses Manajemen

adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk meramalkan, merencanakan,


mengorganisasi, memotivasi, mengkordinasi, dan mengendalikan
Tingkatan Manajemen
Tingkatan Manajemen - Tingkatan manajemen dalam organisasi dibedakan dari tiga golongan yaitu
sebagai berikut...
1. Top Management
Top Managemen merupakan jenjang tertinggi dan biasa disebut dengan manajer senior, eksekutif kunci.
Top manajer bertanggung jawab atas kebijakan-kebijakan dan strategi-strategi perusahaan yang
kemudian diterjemahkan secara lebih spesifik oleh manajer dibawahnya.
2. Middle Management
Middle Managemen bertugas mengawasi beberapa unit kerja dan menerapkan rencana yang sesuai
dengan tujuan dan tingkatan yang lebih tinggi dan melaporkannya kepada top management
3. Lower Management
Lower Management adalah tingkatan yang paling bawah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
mengawasi tenaga-tenaga operasional. Lower management dikenal sebagai istilah operasional (Mandor,
Supervisior, dan kepala seksi.

Fungsi Manajemen
Fungsi Manajemen - Dari berbagai fungsi manajemen tersebut, fungsi manajemen yang paling mendasar
yaitu sebagai berikut....
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan mencakup hal-hal pemilihan/penetaan tujuan organisasi dan penetuan strategi, kebijakan,
proyeksi, program, metode, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Tahap-Tahap Proses Perencanaan - Ada empat tahap yang harus dilalui dalam proses perencanaan
adalah sebagai berikut...
a. Menetapkan Tujuan, perencanaan dimulai dengan keputusan tentang keinginan kebutuhan
organisasi/kelompok kerja.
b. Merumuskan Keadaan Saat Ini, pemahaman akan posisi perusahaan, maka dapat diperkirakan untuk
masa depan.
c. Mengidentifikasi Kemudahan dan Hambatan, kemudahan, hambatan, kekuatan, dan pelemahan dari
organisasi perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan.
d. Mengembangkan Rencana untuk Pencapaian Tujuan, Tahap terakhir dari proses perencanaan meliputi
pengembangan berbagai alternatif untuk mencapai tujuan, penilaian alternatif, dan pengambilan keputusan
untuk menentukan pilihan yang terbaik diantara berbagai alternatif yang ada.

Manfaat Perencanaan - Perencanaan untuk sebuah organisasi saat menentukan. Tanpa perencanaan
yang baik, maka operasi organisasi mengalami hambatan. Perencanaan yang baik memberikan manfaat.
Manfaat perencanaan adalah sebagai berikut....
 Mengidentifikasi peluang masa depan
 Mengembangkan langkah-langkah yang strategis
 Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
 Mengidentifikasi dan menghindarkan permasalahan yang timbul di masa yang akan datang.
 Dengan mudah melakukan pengawasan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan, sumber
daya organisasi, dan lingkungan tempat organisasi berada. Pengorganisasian bertujuan membagi suatu
kegiatan yang besar menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Selain dari itu, mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-
tugasnya yang telah dibagi-bagi tersebut.
Fungsi Manajemen Pengorganisasian - Ada tiga aspek dari fungsi manajemen mengenai pengorganisasian
yaitu sebagai berikut...
 Menetapkan struktur organisasi
 Mendelegasikan wewenang
 Memantapkan hubungan
Bentu-Bentuk Organisasi - Ada beberapa bentuk organisasi, antara lain sebagai berikut...
a. Organisasi Garis
Organisasi garis mempunyai struktur organisasi yang wewenang pimpinan langsung ditujukan kepada
bawahan. Bawahan yang bertanggung jawab langsung pada atasan. Contohnya adalah garis komando
yang dilaksanakan kesatuan militer.
Kebaikan Organisasi Garis - Ada beberapa kebaikan dari organisasi garis antara lain sebagai berikut...
 Kesatuan komando terjamin berada pada satu tangan
 Proses pengambilan keputusan cepat
 Jumlah karyawan sedikit dan rasa solidaritas tinggi
 Pembagian kerja jelas dan mudah dilaksanakan
Kelemahan Organisasi Garis - Sedangkan kelemahan dari organisasi garis adalah sebagai berikut...
 Maju mundurnya organisasi berada di tangan satu orang
 Kecenderungan pimpinan bertindak otoriter
 Sistem kerja pada tiap individual bersifat individual
 Kesematan kerja untuk berkembang terbatas
b. Organisasi Garis dan Staf
Organisasi garis dan staf memberikan wewenang pada pimpinan untuk memberikan komando pada
bawahan. Pimpinan dibantu oleh staf dalam pelaksanaan tugas. Bentuk organisasi tersebut banyak
ditemukan diberbagai instansi atau perusahaan.
Kebaikan Organisasi Garis dan Staf - Kebaikan dari organisasi garis dan staf adalah sebagai berikut....
 Cocok diterapkan dalam organisasi yang sifatnya kompleks
 Memungkinkan adanya spesialisasi dengan berpedoman pada prinsip the right man in the right place.
 Keputusan yang diambil lebih rasional karena dipikirkan lebih dari satu orang.
 Adanya pembagian tugas secara lebih tegas antara pimpinan, staf, dan bawahan.
 Koordinasi dapat berjalan dengan baik karena setiap bidang telah memiliki tugas masing-masing.
Kelemahan Organisasi Garis dan Staf - Sedangkan kelemahan dari struktur organisasi garis dan staf
adalah sebagai berikut...
 Pelaksanaan tugas sering bingung karena dimungkinkan terjadinya perintah lebih dari satu orang
 Karyawan cenderung tidak mengenal tanggung jawab
 Jumlah tenaga kerja yang diperlukan cukup banyak
 Solidaritas karyawan kurang
c. Organisasi Fungsional
Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan macam fungsi yang harus dilaksanakan. Adapun
kebaikan dan kelemahan dari struktur organisasi fungsional adalah sebagai berikut...
Kebaikan Organisasi Fungsional - Kebaikan organisasi fungsional adalah sebagai berikut...
 Kesimpangsiuran perintah dari atasan dapat dihindari karena ada pembagian tugas yang ada
 Penggunaan tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan fungsinya
 Produktivitas relatif tinggi karena adanya spesialisasi pekerjaan
 Mudah dalam melakukan organisasi.
Kelemahan Organisasi Fungsional - Sementara kelemahan adalah sebagai berikut...
 Sulit mengadakan mutasi kerja tanpa terlebih dahulu mengadakan latihan
 Koordinasi secara menyeluruh sulit dilakukan
 Terjadi pengkotak-kotakan karyawan karena bidang tugas yang berlainan
 Kesimpangsiuran tugas masih mungkin terjadi karena perintah bisa datang lebih dari satu orang
3. Penyusunan Personalia (Staffing)
Staffing merupakan penarikan, pelatihan, dan pengembangan serta penempatan dan pemberian orientasi
pada karyawan dalam lingkungan kerja yang menguntungkan dan produktif. Fungsi staffing mencakup
kegiatan berikut...
a. Perencanaan sumber daya manusia
b. Rekruitmen karyawan
c. Seleksi
d. Pengenalan dan orientasi
e. Penilaian dalam pelaksanaan kerja
f. Pemberian balas jasa dan penghargaan
g. Perencanaan dan pengembangan karier.

4. Pengarahan (Leading/Directing)
Fungsi pengarahan adalah membuat karyawan melakukan apa yang diinginkan dan harus dilakukan.
Fungsi yang melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan pemimpin. Kegiatan kepemimpinan misalnya
komunikasi, motivasi, dan disiplin perlu diintensifkan oleh atasan.

5. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan merupakan tindakan seorang manajer untuk menilai dan mengendalikan jalannya suatu
kegiatan demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, tujuan pengawasan adalah
memperbaiki kesalahan, penyimpangan, penyelewengan dan kegiatan lainnya yang tidak sesuai dengan
rencana.
Langkah-Langkah Proses Pengawasan - Ada beberapa langkah dalam proses pengawasan, antara lain
sebagai berikut...
a. Menetapkan standar dan metode untuk mengukur prestasi
b. Mengukur prestasi kerja
c. Menentukan apakah prestasi kerja sudah sesuai dengan standar atau belum
d. Pengambilan tindakan koreksi bila pelaksanaannya menyimpang dari standar.

Prinsip-Prinsip Manajemen
Prinsip Manajemen - Menurut Henry Fayol yang mengemukkaan 14 prinsip manajemen antara lain sebagai
berikut...
a. Pembagian Kerja (Division of Labour)
Pembagian kerja harus disesuaikan dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja akan
berjalan efektif. Oleh karena itu, pembagian kerja harus didasarkan dari prinsip the right man in the right
place dan bukan atas dasar like and dislike. Pembagian kerja ini akan meningkatkan efisiensi pelaksanaan
kerja seseorang dalam suatu organisasi/instansi/perusahaan.
b. Wewenang dan Tanggung Jawab (Authority and Responsibility)
Wewenang mencakup hak untuk memberi perintah dan dipatuhi, biasanya dari atasan ke bawahan.
Wewenang ini harus diikuti dengan pertanggungjawaban kepada pihak yang memberikan perintah.
c. Disiplin (Dicipline)
Disiplin mencakup mengenai rasa hormat dan taat kepada peranan dan tujuan organisasi.
d. Kesatuan Perintah (Unity of Command)
Setiap karyawan hanya menerima instruksi tentang kegiatan tertentu hanya dari satu alasan
e. Kesatuan Arah (Art of Direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan tanggung jawabnya, karyawan harus diarahkan oleh seorang
manajemer dengan penggunaan satu rencana.
f. Meletakkan kepentingan Organisasi dari pada kepentingan sendiri (Sub Ordination of Individual Interest
to General Interest)
g. Balas Jasa/Pemberian Upah (Remuneration)
Kompensasi untuk pekerjaan yang dilakukan haruslah adil, baik bagi karyawan maupun dengan pemilik.
h. Sentralisasi/Pemusatan (Centralization)
Dalam pengambilan keputusan harus ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi desentralisasi
i. Hierarki
Adanya hierarki akan menentukan batas kewenangan yang harus dimiliki oleh masing-masing karyawan
dalam perusahaan. Dengan adanya hierarki, setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus
bertanggung jawab dan dari siapa ia mendapatkan perintah.
j.Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan pekerjaan merupakan syarat utama bagi kelangsungan dan kenyamanan
orang bekerja dalam perusahaan.
k. Keadilan dan Kejujuran (Equity)
Keadilan dan kejujuran merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam
hal ini, harus ada perlakuan yang sama dalam sebuah organisasi.
l. Stabilitas Kondisi Karyawan
Kestabilan karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan lancar.
Kestabilan dapat terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan adanya ketertiban dalam kegiatan
m. Inisiatif (Initiative)
Bawahan harus diberi kebebasan untuk menjalankan dan menyelesaikan rencana pekerjaan meskipun
beberapa kesalahan mungkin terjadi.
n. Semangat Kesatuan, Semangat Korps
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan,yaitu rasa senasip dan sepanggungan sehingga
menimbulkan semangat kerja sama yang baik. Manajer yang baik akan mampu melahirkan semangat
kesatuan (esprit de corps ) sehingga karyawan akan memiliki kebanggaan, kesetiaan, dan rasa memiliki
fungsi terhadap perusahaan.

Bidang-Bidang Manajemen
a. Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan kegiatan untuk mengoordinasikan penggunaan sumber daya (sumber
daya, alat, sumber daya manusia, sumber daya dana) secara efesien dan efektif untuk menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Tujuan utama dari manajemen produksi adalah menciptakan nilai tambah
pada perusahaan demi kepuasaan konsumen. Kegiatan manajemen produksi adalah sebagai berikut..
1). Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal sebelum memproduksi suatu barang perencanaan produksi
meliputi keputusan yang mencakup jenis barang yang diproduksi, jumlah barang yang akan diproduksi,
desain produksi, bahan baku yang dibutuhkan dan cara pengolahan.
2). Pengendalian Produksi
Pengendalian produksi merupakan rangkaian prosedur yang diarahkan pada semua elemen dalam proses
produksi (pekerja, materi, peralatan, dan material) sehingga memberikan hasil dengan ongkos terendah
dalam waktu tercepat
3). Pengawasan Produksi
Fungsi yang digunakan untuk menjamin terlaksananya kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu
memproduksi dengan cara yang terbaik dan biaya serendah-rendahnya, serta tepat waktu.

b. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran mencakup kegiatan perpindahan barang atau jasa dari produsen ke konsumen
atau semua kegiatan yang berhubungan dengan arus barang dan atau jasa dari produsen ke konsumen.
Ada delapan fungsi pemasaran, yaitu penjualan, pembelian, pengangkutan, penyimpanan, pembelanjaan,
penanggungan resiko, standardisasi, dan grading serta pengumpulan informasi pasar. Kegiatan
manajemen pemasaran yang mencakup sebagai berikut...
1). Riset Pasar
Merupakan penelitian yang dilakukan perusahaan untuk mengindentifikasi kehendak dan keinginan dari
konsumen, sehingga perusahaan dapat menentukan produk yang dapat memenuhi kebutuhannya.
2). Segmen Pasar
Segmen pasar merupakan kegiatan membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda,
dan masing-masing kelompok terdiri dari kelompok yang mempunyai ciri atau sifat yang hampir sama.
Dengan melaksanakan segmentasi pasar, kegiatan pemasaran dapat lebih terarah, efektif, dan efisien.
3). Mempromosikan Produk
Ada beberapa langkah kegiatan promosi yang dapat dilakukan, yaitu periklanan (promosi melalui media
massa, reklame, atau billboard), personal selling (promosi secara lisan oleh perusahaan), promosi
penjualan (kegiatan pemasaran yang merangsang pembelian produk oleh konsumen), dan publisitas
(merupakan rangsangan untuk meningkatkan permintaan terhadap suatu produk melalui media publisitas
seperti radio, televisi,dan pertunjukan).

c. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan pengelolaan aspek keuangan yang digunakan untuk berbagai
penggunaan bisnis, dan berhubungan dengan kombinasi jenis-jenis pembiayaan yang terbaik agar dicapai
efisiensi dalam perusahaan. Aspek-aspek termasuk kegiatan manajemen keuangan adalah sebagai
berikut..
1). Merencanakan dan melaksanakan kerja sama dengan pihak terkait dalam mencari dana
2). Mengoordinasikan keputusan keuangan menyangkut investasi baik sumber maupun penggunaan
3). Berintegrasi dengan pihak lain agar perusahaan lebih efektif dan efisien dalam beroperasi
4). Mengawasi keuangan dengan membuat laporan perusahaan.

d. Manajemen Personalia
Manajemen personalia merupakan suatu ilmu dan seni perencanaan, pengorganisasian, dan pengawasan
terhadap personalia sehingga efektivitas dan efisien personalia dapat ditingkatkan secara maksimal.
Kegiatan manajemen personalia adalah sebagai berikut...
1). Pengadaan tenaga kerja (penentuan jumlah dan kualifikasi tenaga kerja, penarikan tenaga kerja dan
penempatan tenaga kerja)
2). Pengembangan tenaga kerja (pendidikan dan pelatihan, mutasi jabatan, dan promosi jabatan)
3). Pemanfaatan tenaga kerja (pemberhentian dan pemberian motivasi)

e. Manajemen Perkantoran
Kegiatan manajemen perkantoran adalah mengumpulkan, mencatat, menganalisis, dan melaporkan
keuangan perusahaan sebagai bahan pengambilan keputusan. Tahapan dalam manajemen perkantoran
adalah sebagai berikut...
1). Pengumpulan data
2). Pencatatan data
3). Pengelompokan data
4). Pelaporan
5). Penafsiran data untuk memprediksi keadaan yang akan datang serta mengambil langkah yang perlu
ditempuh.

Unsur-Unsur Manajemen
Unsur-Unsur Manajemen - Ada beberapa unsur manajemen yang disingkat dengan 6M. Unsur-unsur
manajemen adalah sebagai berikut....
a. Manusia (Man)
Sarana utama bagi setiap manajer untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu adalah
manusia. Tanda adanya manusia, manajer tidak akan mungkin dapat mencapai tujuannya. Manusia adalah
orang yang mencapai hasil melalui kegiatan orang-orang lain.
b. Uang (Money)
Untuk melakukan berbagai aktivitas perusahaan diperlukan uang. Uang yang digunakan untuk membayar
upah atau gaji, membeli bahan-bahan, dan peralatan. Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan
seefektif agar tujuan tercapai dengan biaya yang serendah mungkin.
c. Bahan-Bahan (Material)
Material merupakan faktor pendukung utama dalam proses produksi, dan sangat berpengaruh terhadap
kelancaran proses produksi, tanpa adanya bahan maka proses produksi tidak akan berjalan. Bahan-bahan
tersebut misalnya bahan baku dan bahan pembantu lainnya untuk menunjang proses produksi.
d. Mesin (Machines)
Dengan kemajuan teknologi, penggunaan mesin-mesin sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan
perusahaan.
e. Metode (Methods)
Untuk melakukan kegiatan-kegiatan agar berdaya guna dan berhasil guna, manusia dihadapkan pada
berbagai alternatif metode atau cara melakukan pekerjaan. Oleh karena itu, metode merupakan sarana
manajemen untuk mencapai tujuan.
f. Pasar (Markets)
Pasar merupakan sarana yang tidak kalah penting dalam manajemen, karena tanda adanya pasar, hasil
produksi tidak akan ada artinya sehingga tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Demikianlah informasi mengenai Pengertian Manajemen Secara umum serta Fungsi, Unsur, Prinsip &
Bidang manajeman. Semoga teman-teman dapat menerima dan bermanfaat bagi kita semua baik itu
pengertian manajemen, fungsi manajemen, unsur-unsur manajemen, prinsip-prinsip manajemen, dan
bidang-bidang manajemen atau macam-macam manajemen. Sekian dan Terima Kasih.
Proses manajemen berkaitan dengan fungsi dasar manajemen. Masing-masing seperti pada
gambar 1: perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian. Semua manajer yang bekerja pada berbagai macam organisasi bertanggung
jawab atas keempat fungsi tersebut. Berikut penjelasan dari proses manajemen, yaitu:

1. Planning atau Perencanaan

Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah-langkah
yang harus diambil untuk mencapainya. Melalui perencanaan, seorang manajer
mengidentifikasi hasil kerja yang diinginkan serta mengidentifikasi cara-cara untuk
mencapainya. Kemudian dari tujuan tersebut maka orang-orang di dalamnya mesti membuat
strategi dalam mencapai tujuan tersebut dan dapat mengembangkan suatu rencana aktivitas
suatu kerja organisasi. Perencanaan dalam manajemen sangat penting karena inilah awalan
dalam melakukan sesuatu.

Dalam merencanakan, ada tindakan yang mesti dilakukan menetapkan seperti apa tujuan dan
target yang dicapai, merumuskan taktik dan strategi agar tujuan dan target dapat tercapai,
menetapkan sumber daya atau peralatan apa yang diperlukan, dan menentukan indikator atau
standar keberhasilan dalam mencapai tujuan dan target.

2. Organizing atau Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah proses pemberian tugas, pengalokasian sumber daya serta


pengaturan kegiatan secara terkoordinir kepada setiap individu dan kelompok untuk
menerapkan rencana. Dengan pengorganisasian, manajer mewujudkan rencana menjadi
tindakan nyata melalui penentuan tugas, penunjukan personel, dan melengkapi mereka dengan
teknologi dan sumber daya yang lain.

3. Actuating atau Pengarahan/Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah proses untuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya bekerja
giat serta membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan. Dengan
kepemimpinan, manajer menciptakan komitmen, mendorong usaha-usaha yang mendukung
tercapainya tujuan serta mempengaruhi para karyawan supaya melakukan yang terbaik untuk
kepentingan organisasi. Proses implementasi program supaya bisa dijalankan kepada setiap
pihak yang berada dalam organisasi serta dapat termotivasi agar semua pihak dapat
menjalankan tanggung jawabnya dengan sangat penuh kesadaran dan produktivitas yang
sangat tinggi. Adapun fungsi pengarahan dan implementasi yaitu menginplementasikan proses
kepemimpinan, pembimbingan, dan pemberian sebuah motivasi untuk tenaga kerja supaya
mau tetap bekerja dengan efisien dan efektif untuk mencapai tujuan; Memberikan tugas dan
penjelasan yang teratur mengenai pekerjaan; dan menjelaskan kebijakan yang telah ditetapkan.

4. Controling atau Pengawasan/Pengendalian

Pengendalian adalah proses pengukuran kinerja, membandingkan antara hasil sesungguhnya


dengan rencana serta mengambil tindakan pembetulan yang diperlukan. Melalui pengendalian,
manajer melakukan kontak secara aktif dengan apa yang dilakukan oleh karyawan,
mendapatkan serta menginterprestasikan laporan tentang kinerja serta menggunakan informasi
tersebut untuk merencanakan tindakan yang bersifat membangun serta perubahan.
(Schermerhorn, 1996)
3 Peran Manajer
Manajer adalah seorang yang pengalaman, pengetahuan, dan keterampilannya diakui oleh
organisasi untuk memimpin, mengatur, mengelola, mengendalikan dan mengembangkan
kegiatan organisasi dalam rangka mencapai tujuan.

Henry Mintzberg mengatakan bahwa tugas manajer sehari-hari mencakup beberapa peran
yang harus dilakukan dengan baik. Berikut menunjukkan 10 peran manajer yang
dikelompokkan menjadi tiga kategori:

Gambar 2 Sepuluh Peran Manajer di susun oleh Henry Mintzberg


Peran interpersonal (interpersonal roles) seorang manajer menyangkut interaksi dengan pihak
dalam maupun luar perusahaan. Peran informasional (informational roles) melibatkan
pemberian, penerimaan, dan penganalisisan informasi. Peran pengambilan keputusan
(decisional roles) menyangkut pemanfaatan informasi untuk membuat keputusan dalam
memecahkan permasalahan atau melihat kesempatan yang ada.

4 Ketrampilan Manajemen
Ketrampilan (skill) adalah suatu kemampuan untuk menterjemahkan pengetahuan ke dalam
praktek sehingga tercapai hasil kerja yang diinginkan. Manajer tentu saja membutuhkan banyak
sekali ketrampilan. Ketrampilan yang paling penting adalah ketrampilan yang memungkinkan
manajer bisa membantu orang lain sehingga menjadi lebih produktif di tempat kerja. Robert L.
Katz menggolongkan keterampilan dasar manajer tersebut menjadi tiga kategori: Teknis
(technical), Kemanusiaan (human), dan Konseptual (conceptual).

a. Keterampilan Teknis (Technical Skill)

Keterampilan teknis adalah kemampuan untuk menggunakan keahlian khusus dalam


melakukan tugas tertentu contohnya adalah akuntan, insinyur, peneliti pasar, ahli komputer, dll.
Pada awalnya, keterampilan semacam itu umumnya diperoleh melalui pendidikan formal dan
kemudian dikembangkan lebih lanjut melalui pelatihan dan pengalaman kerja. Keterampilan
teknis merupakan keterampilan yang terpenting bagi manajemen pada tingkat yang lebih
rendah.

b. Keterampilan Kemanusiaan (Human Skill)


Kemampuan kemanusiaan adalah kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain.
Keterampilan tersebut muncul dalam bentuk rasa percaya, antusias, keterlibatan secara tulus
dalam hubungan interpesonal. Seorang manajer dengan human skill yang baik akan
mempunyai tingkat kewaspadaan diri yang tinggi serta kemampuan untuk dapat memahami
perasaan orang lain. Mengingat dalam kerja manajerial sifat hubungan antar manusia sangat
dominan, maka keterampilan ini sangat penting bagi manajer. Keterampilan tersebut sama
pentingnya bagi semua manajer di berbagai tingkatan.

c. Keterampilan Konsepsual (Conceptual Skill)

Keterampilan konsepsual adalah kemampuan untuk berpikir secara analitis. Semua manajer
harus mempunyai kemampuan untuk melihat suatu situasi secara luas serta mampu
memecahkan permasalahan yang akan memberikan manfaat bagi mereka yang perlu
diperhatikan. Keterampilan tersebut mencakup kemampuan untuk merinci permasalahan
menjadi beberapa bagian yang lebih spesifik sehingga dapat dilihat kaitan antar masing-masing
bagian tersebut, serta mengetahui dampak dari setiap permasalahan itu bagi orang lain.
Semakin tinggi tingkatan tanggung jawab manajer dalam organisasi maka semakin banyak
permasalahan rumit yang mempunyai implikasi jangka panjang yang akan mereka hadapi.

Daftar Pustaka
Griffin, R. W. (2004). Manajemen edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Schermerhorn, John R. Jr. 1996. Manajemen – Buku 1. Yogyakarta: Andi.

Suhardana, K.M. 2008. Pengantar Manajemen Bernuansa Hindu. Surabaya: Paramita.


BAB 1
Pengertian dan Ruang Lingkup Manajemen
1.1 Pengertian Manajemen
Management is what a manager do. Manajemen adalah hal yang dilakukan oleh seorang manajer.
Manajemen berasal dari bahasa Inggris yaitu management dengan kata dasar to manage yang berarti
mengelola.

Management is the process of deciding how best to use a business’s resources to produce goods or
provide service (Rue & Byars, 2005). Manajemen adalah proses yang menentukan pengambilan
keputusan terbaik mengenai bentuk sumber daya bisnis yang akan digunakan untuk memproduksi
barang atau layanan jasa. Termasuk di dalam sumber daya bisnis antara lain pekerja, lahan, dan dana
produksi. Manajemen juga merupakan suatu bentuk kerja yang mengikutsertakan pengkoordinasian
sumber daya organisasi untuk memenuhi tujuan organisasional.

Management is the attainment of organizational goals is an effective and efficient manner through
planning, organizing, leading, and controlling organizational spruces’ (Daft, 2000). Tidak jauh berbeda
dengan pengertian sebelumnya, manajemen berarti sebuah proses pencapaian berbagai sasaran
organisasi dengan seefektif dan seefisien mungkin melalui perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi. Di sini manajemen dianggap menyeluruh,
karena manggunakan sumber daya organisasi untuk berhasil mencapai kinerja yang tinggi.

Management is the art of getting things done through prople (Follett, n. d.) yang berarti manajemen
sebagai seni membereskan segala hal melalui orang lain. Selain seperti pada pengertian yang
diungkapkan L.W. Rue & L.L. Byars dan Richard L. Daft bahwa manajemen adalah sebuah proses,
dari pengertian ini didapati manajemen juga merupakan ‘personal’ atau orang. Karena aspek penting
dalam manajemen adalah mengenali peranan dan pentingnya peranan orang lain. Manajer yang baik
tahu bahwa cara untuk mencapai apapun hanya dengan melalui orang dalam organisasi.

To speak of ‘professional obligation’ of individuals such as CEOs and other executives is to imply that
business management itself is a profession (Khurana, Nohria, & Penrice, n. d.). Profesi sendiri adalah
jabatan yang membutuhkan pengetahuan dan pendidikan khusus yang diatur oleh sebuah badan
majelis rendah. Manajemen merupakan sebuah profesi atau jabatan karena proses pencapaian tujuan
organisasi dilakukan oleh mereka yang berada pada jabatan manajerial tertentu. Kegiatan manajerial
sendiri juga harus dilakukan dengan profesional.

Manager give direction to their organization, provide leadership, and decide how to use organizational
resources to accomplish goals (Drucker, 2007). Hal ini berarti bahwa manajer berkewenangan untuk
memimpin juga mengarahkan arah organisasi yang akan dijalankan. Termasuk didalamnya
menentukan cara pemanfaatan segala sumberdaya yang dimiliki organisasi untuk mencapai tujuan.

Manajemen bukan hanya merupakan ilmu atau seni tetapi kombinasi dari keduanya dengan proporsi
yang beragam. Pendekatan yang bersifat keilmuan terjadi dalam hal perencanaan, pembuatan
keputusan, perancangan struktur organisasi, pembuatan kebijakan, dan sebagainya. Pada konteks
manajemen, seni digambarkan diantaranya melalui proses keterampilan memimpin, mengelola,
pengarahan, komunikasi pada komponen organisasi.

Dari berbagai pemahaman yang dipaparkan oleh berbagai ahli tersebut, dapat ditentukan beberapa
aspek penting mengenai pengertian dari manajemen, yang antara lain adalah:

 Manajemen merupakan proses pencapaian sasaran organisasi


 Manajemen juga mencakup orang yang menjalankan kegiatan manajerial
 Manajemen merupakan jabatan
 Manajemen merupakan perpaduan dari ilmu dan seni
Jadi, manajemen yang secara universal dikenal sebagai sebuah proses untuk mencapai tujuan dari
organisasi, juga bisa didefinisikan sebagai orang dan profesi atau jabatan. Manajemen bukan ilmu
juga bukan seni, tetapi perpaduan dari keduanya.

1.2 Ruang Lingkup


Ruang lingkup manajemen terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Manajemen stratejik
Berkaitan dengan proses menyeleksi strategi dan aturan yang menyangkut pemaksimalan tujuan
organisasi. Termasuk di dalamnya aktivitas yang mengarah pada tujuan, strategi, dan pengembangan
rencana, aksi, dan aturan organisasi untuk menyempurnakan tujuan organisasi secara keseluruhan.
Fokus manajemen stratejik pada lingkungan luar dan operasi yang akan datang. Manajemen stratejik
menentukan arah jangkauan organisasi dan berkonsentrasi pada memanfaatkan sumber daya yang
ada untuk menganbil kesempatan yang lebih besar (Harvey, 1982).

2. Manajemen operasi
Manajemen operasi terbagi menjadi 6 cabang:

 Manajemen sumber daya manusia


 Manajemen produksi
 Manajemen pemasaran
 Manajemen keuangan
 Manajemen mutu
 Manajemen logistik

Disini akan dijelaskan secara umum mengenai setiap cabang ruang lingkup manajemen operasi:
a. Manajemen sumber daya manusia
Manusia adalah titik sentral dalam pembahasan manajemen. Oleh karena itu, pengelolaan sumber
daya manusia haruslah dilakukan dengan baik. Manusialah yang menentukan kegagalan atau
keberhasilan organisasi. Secanggih apapun mesin, sistem, perangkat komputer, akan menjadi tidak
berguna ketika tidak ditopang oleh kehandalan manusia. Oleh karenanya, manusia adalah jiwa atau
ruh dari suatu organisasi. Kewajiban manajemen sumber daya manusia saat ini adalah mengikuti
paradigma “sistem sosial” dimana karyawan diperlakukan sebagaimana layaknya seorang manusia
yang bermartabat. Sebagai cabang ilmu manajemen, manajemen sumber daya manusia juga
mempunyai empat fungsi manajemen yaitu, POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

b. Manajemen produksi
Pemakaian istilah manajemen operasi adalah untuk mengakomodasi kegiatan penciptaan nilai
tambah atas inputan yang terjadi di sektor jasa. Pada hakikatnya, manajemen operasi adalah upaya
pengelolaan manusia menciptakan nilai tambah atas input berupa berbagai sumber daya atau yang
sering disebut faktor produksi seperti tenaga kerja, mesin dan peralatan, bahan mentah, (5M = Man,
Money, Machine, Material, and Method) dan sebagainya. Proses penciptaan nilai tambah (added
value) di dunia industri (manufacturing) sering disebut sebagai produksi. Sedangkan proses
penciptaan nilai tambah (added value) di dunia jasa (services) sering disebut sebagai operasi.

c. Manajemen pemasaran
Pada dasarnya manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari
perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang, jasa dan gagasan. Dimaksudkan
untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan
organisasi. Hal ini berarti, dalam manajemen pemasaran tercakup serangkaian kegiatan analisis,
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atas barang, jasa dan gagasan dengan tujuan utama pihak
yang terlibat.

d. Manajemen keuangan
Pengertian manajemen keuangan adalah semua aktivitas perusahaan untuk mendapatkan dana yang
dibutuhkan dan menggunakannya seefisien mungkin. Mengingat pengertian itu maka seorang
manajer keuangan haruslah mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perbankan, pasar modal,
dan perekonomian secara luas. Pasar uang untuk mendapatkan dana yang murah serta mempunyai
pengetahuan yang cukup untuk menginvestasikan baik dalam bentuk investasi surat berharga
(deposito, saham, obligasi, reksadana) maupun investasi fixed assets.

e. Manajemen mutu
Tidak hanya berfokus pada kualitas produk, tapi juga cara untuk mencapainya. Termasuk di dalamnya
menetapkan kebijakan mutu, tujuan dan tanggung jawab perusahaan dan tanggung jawab
perusahaan serta melaksanakannya dengan cara seperti perencanaan mutu, pengendalian mutu,
pemastian mutu, dan peningkatan mutu dalam sistem mutu.

f. Manajemen logistik
Menangani pemanfaatan dari material secara efisien dan efektif sehingga modal yang digunakan
seminimal mungkin dan agar produk ataupun jasa yang dihasilkan berharga seminim mungkin tetapi
tetap berkualitas tinggi.

Keenam cabang fungsional manajemen tersebut merupakan satu kesatuan yang dibutuhkan oleh
organisasi, kesemuanya saling terkait dan tergantung. Keberhasilan manajemen juga ditentukan oleh
keberhasilan keenam cabang fungsional tersebut. Artinya keberhasilan organisasi berasal dari salah
satu, salah dua, salah tiga atau kesemua cabang fungsional manajemen tersebut secara kumulatif.

Bisa jadi keberhasilan manajemen keuangan bisa menutup ketidakberhasilan kelima manajemen
yang lain atau sebaliknya. Secara kumulatif keberhasilan satu, dua atau tiga cabang manajemen akan
mempengaruhi keberhasilan manajemen organisasi secara keseluruhan. Meski demikian, dalam
praktek, tidak ada satu organisasipun yang mampu mempertahankan kesuksesan dalam jangka
panjang hanya dengan keberhasilan salah satu cabang fungsional tersebut.

Jadi, untuk mencapai kesuksesan pencapaian tujuan manajemen perlu keberhasilan dari 2 cabang
ruang lingkup, yaitu manajemen stratejik dan manajemen operasional (manajemen sumber daya
manusia, manajemen produksi, manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen mutu
dan manajemen logistik).

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen yang secara universal dikenal sebagai sebuah
proses untuk mencapai tujuan dari organisasi, juga bisa didefinisikan sebagai orang dan profesi atau
jabatan. Manajemen bukan ilmu juga bukan seni, tetapi perpaduan dari keduanya. Untuk mencapai
kesuksesan tujuan manajemen perlu keberhasilan dari 2 cabang ruang lingkup, yaitu manajemen
stratejik dan manajemen operasional (manajemen sumber daya manusia, manajemen produksi,
manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen mutu dan manajemen logistik).

BAB 2
Fungsi Manajemen dan Proses Manajemen
2.1 Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah:
a. Planning
Merupakan suatu usaha atau upaya untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan ini biasanya dituangkan dalam bentuk konsep
atau suatu program kerja.

b. Organizing
Kegiatan yang meliputi penetapan struktur, tugas dan kewajiban, fungsi pekerjaan dan hubungan
antar fungsi.
c. Staffing
Termasuk perekrutan karyawan, pemanfaatan, pelatihan, pendidikan, dan pengembangan sumber
daya karyawan tersebut dengan efektif. Tujuan dari staffing adalah untuk mengusahakan tersedianya
sumber daya karyawan yang terbaik untuk organisasi tersebut.

d. Directing
Yaitu fungsi memberikan perintah atau arahan. Selain itu juga termasuk kegiatan kepemimpinan,
bimbingan, motivasi, dan pengarahan, sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih efektif.

e. Coordinating
Yaitu fungsi mengkoordinir seluruh pekerjaan dalam satu totalitas organisasi pekerjaan.

f. Reccording and Reporting


Mencatat dan melaporkan secara terinci dengan tujuan evaluasi terhadap yang telah diperoleh dan
yang masih perlu dikembangkan untuk mencapai tujuan.

g. Budgeting
Meliputi penyediaan dana ataupun sarana dan prasarana serta penetapan anggaran sebagai strategi
untuk pelaksanaan program yang akan berlangsung.

h. Evaluating
Menilai kinerja karyawan secara keseluruhan dalam menyelesaikan tugas dan kewajibannya untuk
mencapai tujuan organisasi.
Ketujuh fungsi tersebut dikenal dengan POSDCORB (Gullick n. d.).

2.2 Proses Manajemen


Adapun proses manajemen yaitu : POLC (Planning, Organizing, Leading, Controlling). Dalam hal ini
ada dua ide penting dalam definisi:

 Empat fungsi manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan


pengendalian
 Pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.

Empat tahap dalam proses manajemen, yakni:


a. Perencanaan
Perencanaan merupakan definisi mengenai organisasi di masa depan dan cara mencapai tujuannya.
Perencanaan berarti penentuan sasaran sebagai pedoman kinerja organisasi di masa depan,
ditambah dengan penetapan tugas serta alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai
sasaran organisasi.

Ketiadaan rencana atau perencanaan yang buruk dapat menjatuhkan kinerja organisasi. Dalam
proses manajemen, rencana jangka panjang untuk kelangsungan organisasi (usaha) sangat
diperlukan. Perkembangan organisasi sangat bergantung salah satunya oleh perencanaan yang baik
dan tepat sasaran untuk organisasi, tanpa perencanaan, kelangsungan organisasi kedepannya tidak
terjamin.

b. Pengorganisasian
Pengorganisasian biasanya mengikuti perencanaan dan mencerminkan organisasi yang mencoba
untuk menyelesaikan rencana itu. Pengorganisasian melibatkan penetapan dan pengelompokan
tugas ke departemen, dan alokasi berbagai sumber daya ke berbagai departemen. Melalui
pengorganisasian diharapkan organisasi bersifat lebih sistematik dan tim lebih mempunyai tanggung
jawab. Hal itu berguna untuk manajemen pribadi menempati posisi yang seharusnya.
c. Kepemimpinan
Dalam organisasi memberikan kepemimpinan menjadi fungsi manajemen yang semakin penting.
Kepemimpinan (leading) adalah penggunaan pengaruh untuk memotivasi karyawan agar mencapai
sasaran organisasi. Memimpin berarti menciptakan budaya dan nilai bersama, mengkomunikasikan
sasaran kepada karyawan, dan memberikan inspirasi agar karyawan berprestasi. Memimpin termasuk
memotivasi seluruh departemen, divisi, dan juga orang yang bekerja langsung dengan manajer.

Kompetisi internasional, dan keragaman yang meningkat dalam tenaga kerja, kemampuan untuk
membentuk budaya, mengkomunikasikan sasaran, dan memotivasi karyawan merupakan hal penting
bagi kesuksesan bisnis. Selain itu, anjuran untuk setiap karyawan memiliki tanggung jawab
kepimpinan, memecahkan masalah, dan membantu memotivasi orang lain akan membuat para
karyawan merasa dihargai. Kepemimpinan yang buruk akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap
sebuah organisasi.

d. Pengendalian
Pengendalian adalah fungsi keempat dalam proses manajemen dan yang terakhir dalam proses
manajemen. Pengendalian (controlling) artinya memantau aktivitas karyawan, menjaga organisasi
agar tetap berjalan ke arah pencapaian sasaran, dan membuat koreksi bila diperlukan. Para manajer
juga harus memastikan bahwa organisasi yang mereka atur bergerak menuju tujuannya.

Pelimpahan wewenang dan kepercayaan terhadap karyawan telah membuat banyak perusahaan
lebih menekankan pada pelatihan karyawan untuk memantau dan mengoreksi diri sendiri. Terutama
para karyawan pada lini depan dilatih dengan menanamkan nilai inti dan standar kinerja yang
diharapkan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memberikan kebebasan yang besar tanpa
harus membahayakan standar perusahaan yang tinggi. Namun, para manajer harus menyadari
bahwa keberhasilan dalam sebuah perusahaan atau situasi mungkin tidak sama terhadap yang
lainnya.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya fungsi manajemen meliputi planning, organizing,
staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting. Proses manajemen meliputi perencanaan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian. Proses manajemen memiliki dua ide penting
yakni:

1. empat fungsi manajemen.


2. pencapaian sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien.

BAB 3
Perbedaan dan Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen
Fungsi adalah suatu bagian dari program yang dipergunakan untuk mengerjakan tugas tertentu dan
letaknya dipisahkan dari bagian program yang menggunakannya. Proses adalah serangkaian langkah
sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat ditempuh berulangkali, untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Jika ditempuh, setiap tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.

3.1 Perbedaan Fungsi dan Proses Manajemen


Fungsi manajemen merupakan peran dalam mencapai tujuan tertentu yang akan dikerjakan,
sedangkan proses manajemen merupakan sebuah aktifitas yang harus dilakukan dengan
memperhatikan fungsi yang akan dikerjakan. Perbedaan fungsi dan proses manajemen

3.2 Persamaan Fungsi dan Proses Manajemen


Fungsi dan proses manajemen keduanya selalu memiliki suatu perencanaan, pengendalian,
pengorganisasian, dan kepemimpinan. Sebuah keputusan yang diambil oleh seorang manajer harus
sinkron dengan fungsi dan tujuan yang melalui suatu proses
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dan proses menunjukan perbedaan yang mendasar
dan memiliki tujuan yang tidak sama dalam pengembangan ilmu manajemen. Misalnya, dalam
perencanaan dan pengembangan manajemen yang melalui proses akan berbeda tujuan
pencapaiannya dalam mengaplikasikannya. Persamaan fungsi dan proses manajemen yang
merupakan pengendalian dalam sistem perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian menuju pada peran manajer dalam melakukan kerjanya, keduanya mengorganisir untuk
mencapai tujuan organisasi.

BAB 4
Siklus Manajemen
Manajemen adalah pencapaian berbagai sasaran organisasi dengan cara yang efektif dan efisien
melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian sumber daya organisasi
(Daft, 2000). Siklus manajemen adalah proses pencapaian berbagai sasaran organisasi dengan cara
yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian
sumber daya organisasi yang digambarkan pada suatu bagan. Berikut adalah siklus manajemen.

Menetapkan sesuatu yang harus dilakukan anggota organisasi untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Perencanaan juga memerlukan adanya peran manajer dalam mengarahkan pekerjaan yang harus
dilakukan.

b. Organizing (Pengorganisasian)
Mendistribusikan atau mengalokasikan tugas pada semua anggota organisasi, membagi kekuasaan
dan menetapkan hubungan kerja antar anggota organisasi.

c. Actuating (Pelaksanaan)
Menggerakkan organisasi secara efektif dan efisien ke arah pencapaian tujuan. Proses ini diperlukan
adanya sarana komunikasi, kepemimpinan, perundingan, serta pemberian instruksi.

d. Controlling (Pengawasan)
Manajer mengadakan pengawasan atau pengendalian agar jalannya organisasi sesuai rencana yang
ditetapkan. Pengawasan atau pengendalian ini juga dapat dilakukan agar mendapatkan hasil yang
lebih baik.

Tujuan dari siklus manajemen ini adalah untuk menunjukan proses dari manajemen yang
digambarkan dalam sebuah bagan. Proses ini di mulai dari pembuatan perencanaan mengenai apa
yang akan dilakukan, hingga terakhir melakukan pengendalian.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siklus manajemen ini terdiri dari 4 proses yang antara 1
proses dengan yang lain sangat berkaitan. Setelah melakukan perencanaan mengenai apa yang
harus dilakukan, kemudian mengorganisir dengan membagi tugas. Pelaksanaan dilakukan setelah
mengorganisir, dengan menggerakan organisasi ke arah tujuan. Agar jalannya organisasi tetap
berada rencana yang di buat, maka manajer melakukan pengendalian.

BAB 5
Tingkat dan Kompetensi Manajerial
Sebuah organisasi pasti membutuhkan manajer, yaitu anggota organisasi yang mengintegrasikan dan
mengkoordinasikan pekerjaan dalam sebuah organisasi (Robbins & Stephen, 1999). Organisasi yang
baik membutuhkan lebih dari satu manajer untuk mengkoordinasikan sumber daya mereka. Menurut
Daft (2000), perusahaan besar umumnya memiliki banyak manajer pada tiga tingkat yang berbeda.
Setiap tingkat memiliki porsi kompetensi tersendiri.

a. Manajer puncak (Top manager)


Manajer puncak (top manager) memiliki tanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Manajer puncak
bertanggung jawab untuk menyusun tujuan organisasi, mendefinisikan strategi untuk mencapai
tujuan, memonitor dan menginterpretasikan lingkungan eksternal, serta membuat keputusan yang
mempengaruhi keseluruhan organisasi. Mereka memandang masa depan dalam jangka panjang dan
memperhatikan berbagai tren lingkungan umum serta kesuksesan menyeluruh dari organisasi.

Di antara tanggung jawab yang terpenting bagi para manajer puncak adalah mengkomunikasikan visi
bersama bagi organisasi, membentuk budaya perusahaan, dan memelihara semangat usaha yang
dapat membuat perusahaan sejalan dengan perubahan yang cepat. Para manajer puncak harus
melibatkan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang unik dari setiap karyawan. Mereka
mempunyai jabatan seperti presiden, ketua, direktur eksekutif, chief executive officer (CEO), dan
executive vice president. Dalam bidang kesehatan, manajer puncak contohnya direktur rumah sakit
dan wakil direktur rumah sakit.

Agar suatu organisasi dapat berjalan efektif dan efisien dibutuhkan seseorang yang mempunyai
kompetensi manajer untuk mengelolanya. Keahlian yang sangat dibutuhkan dalam mendukukng
kompetensi manajer puncak ialah keahlian konseptual (conceptual skill). Keahlian konseptual
merupakan kemampuan kognitif untuk melihat organisasi secara keseluruhan dan keterlibatan di
antara berbagai bagiannya (Daft, 2000). Keahlian konseptual melibatkan pemikiran manajerial,
pengolahan informasi, dan kemampuan perencanaan.

Keahlian konseptual ini melibatkan pengetahuan yang sesuai dengan organisasi secara keseluruhan
dan bagaimana organisasi sesuai dengan industri, masyarakat, lingkungan bisnis, dan sosial yang
lebih luas. Ini berarti kemampuan untuk berpikir strategis dengan mengambil pandangan yang luas
dan jangka panjang. Manajer puncak harus memandang elemen-elemen signifikan dalam sebuah
situasi dan pola konseptual yang luas. Banyak tanggung jawab manajer puncak, seperti pengambilan
keputusan, pengalokasian sumber daya dan inovasi, memerlukan pandangan yang lebih luas.

Seorang manajer puncak harus memiliki pengetahuan yang meluas dalam berbagai aspek di
masyarakat. Pengetahuan yang dimiliki tidaklah terbatas pada satu aspek, melainkan berkembang
dan merinci. Menjadi manajer puncak harus selalu mengasah pengetahuannya yang disesuaikan
dengan fenomena di masyarakat. Selain itu, manajer puncak layak memliki inspirasi untuk
menentukan strategi dan kebijakan yang tepat sehingga pada penerapannya suatu organisasi lebih
terarah dan jelas.

Untuk mewujudkan itu, dibutuhkan pula kreatifitas seorang manajer puncak dalam menilai
kemampuan setiap karyawan. Dengan mengetahui keunikan karyawannya, akan mendukung
keberhasilan strategi dan kebijakan yang diterapkan pada organisasi. Seluruh kompetensi di atas juga
harus disertai dengan legalitas kebijakan yang tinggi, sehingga kinerja manajer puncak menjadi fokus
dan tujuan organisasi dapat dicapai.

b. Manajer menengah (Middle manager)


Manajer menengah (middle manager) bekerja pada tingkat menengah organisai dan bertanggung
jawab atas unit bisnis dan departemen utama. Contoh manajer menengah adalah kepala departemen,
kepala divisi, manajer pengendalian kualitas, dan direktur laboratorium riset. Pada bidang kesehatan
contohnya bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, dan bidang farmasi.

Manajer menengah bertanggung jawab mengimplementasikan strategi dan kebijakan keseluruhan


yang didefinisikan manajer puncak. Umumnya manajer menengah berkutat dengan masalah
operasional dan diharapkan membangun hubungan yang baik dengan rekan di sekeliling organisasi,
mendorong kerja tim, dan memecahkan konflik.
Manajer menengah juga memposisikan diri sebagai manajer proyek (project manager) yang
bertanggung jawab atas proyek pekerjaan temporer yang melibatkan partisipasi banyak orang dari
berbagai fungsi dan level dalam organisasi, dan mungkin juga dari luar perusahaan.

Menjadi seorang manajer menengah yang berperan sebagai tingkatan yang menunjang manajer
puncak juga harus mempunyai kompetensi manajer yaitu keahlian komunikasi (communication skill).
Keahlian komunikasi adalah kemampuan manajer untuk bekerja dengan dan melalui orang lain, serta
secara efektif sebagai anggota kelompok (Daft, 2000). Keahlian ini diperihatkan dengan cara seorang
manajer berhubungan dengan orang lain, termasuk kemampuan untuk memotivasi, memfasilitasi,
mengkoordinasi, memimpin, berkomunikasi, dan menyelesaikan konflik.

Seorang manajer dengan keahlian manusia akan memungkinkan bawahannya untuk


mengekspresikan diri mereka sendiri tanpa merasa dipermalukan dan mendorong partisipasi.
Keahlian ini sangat dibutuhkan manajer menengah untuk memerhatikan kebutuhan emosional para
karyawan mereka dan tidak hanya kebutuhan fisik yang berkaitan dengan tugas pekerjaan. Namun
pada tingkat manajer menengah, kompetensi yang dimiliki juga meliputi kompetensi manajer puncak
dan lini depan. Karena menjadi manajer menengah berhubungan dengan tingkat di atasnya (manajer
puncak) dan juga di bawahnya (manajer lini depan).

Kompetensi manajer diantaranya pengetahuan yang memadai untuk mendukung kinerja manajer
puncak. Ketrampilan menjalin hubungan yang baik juga dibutuhkan. Ketrampilan untuk berhubungan
dengan rekan di sekeliling organisasi sehingga akan tercapai hubungan yang kondusif bagi kerjasama
dalam organisasi. Manajer menengah juga harus mampu memotivasi rekan kerjanya sehingga
mendorong kerja tim dalam suatu organisasi.

Menjadi manajer menengah layak memiliki kemampuan dalam memecahkan konflik. Sikap berhati-
hati serta kemampuan pengelolaan perubahan yang terjadi pada organisasi sangat diperlukan. Hal
tersebut akan mendukung keberhasilan proses negosiasi dengan berbagai pihak agar konflik dapat
teratasi.

c. Manajer lini depan (First-line manager)


Manajer Lini Depan (first-line manager) bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa. Mereka
berada pada level manajemen pertama atau kedua dan mempunyai jabatan seperti manajer lini,
kepala seksi, dan manajer kantor. Mereka bertanggung jawab atas kelompok karyawan non-
manajerial.

Perhatian utama mereka adalah aplikasi peraturan dan prosedur untuk mencapai produksi yang
efisien, memberikan bantuan teknis, dan memotivasi bawahan. Tenggat waktu pada tingkatan ini
adalah singkat, dengan tekanan pada pencapaian tujuan setiap hari. Manajer tingkat bawah ini
kebanyakan melakukan pengawasan para karyawan dan memastikan strategi, kebijakan dan
keputusan yang telah diambil oleh manajer puncak dan menengah telah dijalankan dengan baik.

Manajer lini depan juga memiliki andil dan turut serta dalam proses pengimplementasian strategi yang
telah ditetapkan. Pada manajer lini depan, lebih tertuju pada hubungan langsung dengan masyarakat.
Dalam bidang kesehatan, contoh manajer lini depan seperti dokter, dokter gigi, apoteker, perawat.

Manajer lini depan membutuhkan kompetensi manajer berupa keahlian teknis (technical skill).
Keahlian teknis merupakan pemahaman dan kefasihan dalam melakukan tugas tertentu. Keahlian
teknis meliputi penguasaan metode, teknik, dan peralatan yang digunakan di dalam fungsi tertentu
(Daft, 2000). Misalnya rekayasa, manufaktur, atau keuangan. Keahlian teknis juga mencakup
pengetahuan khusus, kemampuan analisis, dan penggunaan alat dan teknik yang tepat untuk
menyelesaikan masalah dalam bidang disiplin ilmu tertentu. Dalam pelaksanaannya termasuk dalam
pengaturan waktu untuk melaksanakan tugas pada bidang tertentu.
Manajer lini depan harus mampu menerapkan dengan jelas dan tepat tentang pengaplikasian program
organisasi. Maka dari itu manajer lini depan harusnya memiliki kemampuan koordinasi. Dalam
mengkoordinasi kerjasama baik dengan sesama rekan dalam organisasi, luar organisasi, maupun
dengan masyarakat. Koordinasi yang baik akan menghasilkan kinerja yang berhasil pada
pengaplikasian segala program organisasi.

Pengetahuan juga menjadi kompetensi yang sebaiknya dimiliki manajer lini depan, pengetahuan
secara ilmu yang menjadi dasar bidangnya, juga seni bila berhadapan dengan masyarakat.
Memposisikan diri dengan baik dalam menangani dan menerapkan program pada masyarakat, agar
tujuan organisasi dapat tercapai dan berhasil. Berkaitan dengan pengaplikasian program, manajer lini
depan berperan penting dalam output dari sebuah organisasi, menghasilkan produk baik barang
maupun jasa sebagai hasil pencapaian tujuan organisasi.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manajerial dibagi menjadi 3 tingkat yaitu manajer puncak (top
manager), manajer menengah (middle manager), manajer lini depan (first-line manager). Dalam
sebuah organisasi, ketiga tingkatan tersebut saling berkaitan agar organisasi dapat berjalan lancar.
Dalam prosesnya, dibutuhkan kompetensi berdasar tingkatan, diantaranya keahlian konseptual
(conceptual skill), keahlian komunikasi (communication skill), dan keahlian teknik (technical skill).
Kesesuaian kompetensi pada tiap tingkatan akan mewujudkan kinerja organisasi efektif dan efisien.

BAB 6
Peran, Tugas, dan Tanggung Jawab Manajer
6.1 Peran dan Tugas Manajer
Suatu peran (role) adalah serangkaian perkiraan dan perilaku seorang manajer (Daft, 2000). Peran
dibagi kedalam tiga kategori yakni peran informasional, peran interpersonal, dan peran mengambil
keputusan. Setiap peran mencerminkan aktivitas yang diambil manajer untuk menyelesaikan tugas
manajer yakni memecahkan masalah, menggerakkan orang, dan mengambil keputusan. Setiap
menajalankan perannya manajer tidak dapat mengerjakan seorang diri dan seorang manajer pasti
sangat membutuhkan orang lain untuk dapat membantunya dalam menyelesaikan segala tugasnya.

Dalam Daft (2000), Mintzberg menyatakan bahwa manajer yang hanya berkomunikasi atau hanya
merancang saja tak akan pernah menyelesaikan apapun, sementara manajer yang hanya melakukan
akhirnya melakukan segala sesuatunya sendiri. Maksudnya adalah segala hal yang terjadi pada suatu
organisasi penyelesaian akhir berada ditangan seorang manajer. Menurut Mintzberg, terdapat
sepuluh peran manajer yang dibagi menjadi tiga, yakni:

a. Peran informasional (Informational roles)


Peran informasional menggambarkan berbagai aktivitas yang digunakan untuk menjaga dan
mengembangkan sebuah jaringan informasi. Pengembangan jaringan informasi dapat dilakukan
dengan cara memperbanyak kerjasama dengan berbagai pihak di luar organisasi. Berbagai hal yang
harus dilakukan seorang manajer untuk meningkatkan peran informasionalnya sebagai seorang
manajer, yakni:
1) Monitor
Monitor meliputi pencarian informasi terbaru dari berbagai sumber. Manajer memperoleh dan mencari
informasi dari orang dan membaca cepat materi tertulis agar dapat mengikuti perkembangan dengan
baik, memantau kontak interpersonal individu di dalam organisasi tersebut. Tugas manajer sebagai
monitor adalah mengawasi setiap kegiatan yang terjadi suatu organisasi. Contohnya seorang manajer
keuangan pada suatu organisasi bertugas memantau keuangan dan keuntungan organisasi,
mengamati perubahan inflasi dan deflasi.

2) Penyebar informasi (Disseminator)


Penyebar berita meliputi penerimaan informasi dari luar organisasi yang dilanjutkan dengan
memberikan informasi kepada anggota di dalam organisasi. Tugas manajer pada kompetensi
penyebar informasi adalah menyampaikan informasi kepada para anggota organisasi lainnya melalui
memo dan laporan serta aktivitas telepon. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan mempermudah
proses komunikasi. Contohnya seorang manajer keuangan akan memberitahukan seluruh jajaran
direksi apabila terjadi inflasi dan deflasi yang dapat mempengaruhi kegiatan perekonomian organisasi
tersebut.

3) Juru bicara (Spokesperson/Spokesman)


Juru bicara meliputi pemberian informasi mengenai berbagai kegiatan organisasi kepada pihak luar
melalui kegiatan pidato, seminar, dan pertemuan. Seorang manajer yang baik harus mampu berbicara
di depan orang banyak supaya maksud dan tujuan manajer dapat terlaksana sesuai harapan. Tugas
manajer sebagai juru bicara adalah sebagai pembicara kepada pihak luar organisasi mengenai
berbagai kegiatan yang sedang dikelola oleh organisasi tersebut. Contohnya seorang manajer sumber
daya hanya memiliki kewenangan berbicara mengenai kompetensi pekerja saja dan tidak berhak
berbicara mengenai perekonomian maupun logistik pada suatu forum.

b. Peran interpersonal (Interpersonal role)


Peran interpersonal meliputi hubungan dengan orang lain dan berkaitan dengan ketrampilan
interpersonal. Seorang manajer yang baik harus memiliki ketrampilan dalam menjaga hubungan
komunikasi dengan orang lain supaya segala sesuatu yang direncanakan manajer dapat terwujud.
Berbagai hal yang dapat dilakukan seorang manajer untuk dapat meningkatkan peran komunikasi
dengan orang lain antara lain:
1) Simbol kepemimpinan (Figurehead)
Simbol kepemimpinan meliputi penanganan aktivitas upacara dan simbolis untuk departemen atau
organisasi. Manajer mewakili organisasi dalam kapasitas manajerial formalnya sebagai kepala unit.
Salah satu tugas manajer seperti menyambut tamu seperti tamu di luar organisasi yang datang
dengan tujuan untuk menjalin kerjasama. Tugas manajer yang lainnya adalah menandatangani
berbagai dokumen legal untuk keberlangsungan organisasi. Dokumen legal dalam sebuah organisasi
merupakan hal yang sangat vital, sehingga sangat membutuhkan manajer untuk menguatkan legalitas
dokumen tersebut. Contohnya kerjasama dua organisasi dapat terjalin apabila kontrak kerjasama
telah ditandatangani oleh pimpinan kedua organisasi tersebut.

2) Pemimpin (Leader)
Pemimpin mencakup hubungan dengan bawahan, termasuk mengarahkan dan memotivasi bawahan,
melatih, menasehati, dan berkomunikasi dengan bawahan. Seorang manajer yang baik adalah
seorang manajer yang peduli terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang di dalam
organisasi yang dipimpinnya, apabila bawahannya melakukan kesalahan, sebagai manajer yang baik
harus mengingatkan kemudian mengarahkan agar tidak mengulang kesalahan lagi. Tugas manajer
sebagai pemimpin adalah bertanggung jawab kepada setiap kegiatan di dalam organisasi. Contohnya
pimpinan rumah sakit menjalankan aktivitasnya yakni memimpin rumah sakit agar dapat terkelola
dengan baik.

3) Penghubung (Liaision)
Penghubung berkenaan untuk memelihara jaringan informasi baik di dalam maupun di luar organisasi
melalui surat, telepon, pertemuan, dan alat komunikasi elektronik lainnya. Manajer beperan sebagai
penghubung maksudnya adalah peran manajer yang berhubungan dengan orang di luar organisasi
kemudian menghubungkan orang tersebut dengan setiap orang yang berada di dalam organisasi,
begitu pula sebaliknya. Tugas manajer sebagai penghubung adalah menjaga hubungan dengan pihak
luar organisasi supaya kerjasama tetap terjalin dengan baik. Contohnya pimpinan rumah sakit yang
menginginkan pelayanan rumah sakit ditingkatkan kemudian pimpinan tersebut menyampaikan
kepada Wakil Direktur Pelayanan supaya dapat disampaikan kepada manajer pelaksana untuk dapat
segera terlaksana.
c. Peran pengambilan keputusan (Decisional role
Peran pengambilan keputusan berhubungan dengan berbagai peristiwa dimana manajer harus
membuat sebuah pilihan dan mengambil tindakan. Peranan ini sering menutut ketrampilan konseptual
dan kemanusiaan. Para manajer terus memikirkan masa depan dan cara mencapainya. Para manajer
sadar akan masalah dan mencari solusi yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Peran manajer
sebagai pengambil keputusan dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, yakni:

1) Penanganan gangguan (Disturbance handler)


Penanganan gangguan mencakup pemecahan konflik antar bawahan atau antar manajer departemen
dengan departemen lainnya melalui tindakan korektif selama perselisihan atau krisis, beradaptasi
dengan krisis di lingkungan organisasi. Tugas manajer sebagai penanganan gangguan adalah
meredam permasalahan dan memberikan penyelesaian atas permasalahan tersebut. Contohnya saat
terjadi musim paceklik bahan baku sehingga bahan baku sukar didapat, manajer logistik harus pandai
dalam mengelola persediaan bahan baku hingga cukup untuk beberapa saat ke depan.

2) Pembagi sumber daya (Resource allocator)


Pembagi sumber daya berhubungan dengan keputusan mengenai bagaimana membagi orang, waktu,
peralatan, anggaran, dan sumber daya lainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan. Manajer harus
memutuskan pengalokasian anggaran proyek penentuan prioritas penanganan keluhan pelanggan.
Seorang manajer harus mampu menganalisis setiap kemampuan orang yang bekerja di dalam
organisasi tersebut sesuai dengan bidangnya. Apabila seorang manajer tidak mampu menganalisis
kemampuan setiap orang yang bekerja di organisasinya, maka kesalahan dalam bekerja tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu, seorang manajer harus peka terhadap kemampuan setiap orang di
sekelilingnya. Tugas manajer sebagai pembagi sumber daya adalah seorang manajer sumber daya
harus mampu menempatkan pekerjanya sesuai dengan kompetensi setiap individu. Contohnya
lulusan sarjana ekonomi ditempatkan pada bagian keuangan sedangkan lulusan hukum ditempatkan
pada bagian legalitas di dalam organisasi.

3) Perunding (Negotiator)
Perunding meliputi negosiasi formal dan penawaran untuk mencapai hasil bagi unit yang menjadi
tanggung jawab manajer yang bersangkutan, seperti mewakili kepentingan departemen selama
negosiasi kontrak, penjual, pembelian, dan anggaran. Seorang manajer harus mampu melakukan
perundingan supaya organisasi yang dipimpinnya tidak merugi. Kehandalan seorang manajer
dipertaruhkan apabila tidak mampu melakukan perundingan dengan organisasi lain yang dapat
berdampak kerugian organisasinya. Tugas manajer sebagai perunding adalah mengajukan
persyaratan yang dapat menguntungkan organisasi. Contohnya seorang manajer logistik melakukan
tawar-menawar harga dengan perusahaan yang menjual bahan baku supaya perusahaan yang
dikelolan manajer tersebut tidak mengalami kerugian.

4) Enterpreneurship
Enterpreneurship berhubungan dengan mencari peluang dalam kegiatan untuk memajukan
organisasi dengan cara mencari perubahan, menanggapi perubahan, dan memanfaatkan
kesempatan yang ada. Seorang manajer harus mampu mencari celah usaha supaya organisasinya
tetap berjalan. Usaha yang dapat dilakukan oleh manajer supaya organisasinya tetap berjalan adalah
melalui berbagai kegiatan seperti mengajukan proyek yang memiliki nilai bisnis, mengidentifikasi ide
baru, mendelegasikan tanggung jawab ide kepada organisasi lain yang dapat memberi peluang
usaha. Tugas manajer sebagai Enterpreneurship adalah mencari strategi untuk memajukan
organisasi yang dikelola, utamanya dalam bidang ekonomi. Contohnya seorang manajer pelayanan
rumah sakit memberikan fasilitas pelayanan kepada pasien dan keluarga seperti cafeteria, warung
telekomunikasi (wartel), toko obat di dalam gedung rumah sakit yang memiliki peluang bisnis bagi
pihak rumah sakit.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menurut Mintzber terdapat sepuluh peran yang digolongkan
menjadi tiga peran utama yakni peran informasional, peran interpersonal dan peran mengambil
keputusan. Tiap peran utama memiliki rincian peran.

6.2 Tanggung Jawab Manajer


Di dalam organisasi, tidak semua orang membuat keputusan yang sama. Beberapa jenis keputusan
ditangani oleh manajer puncak. Berbagai jenis keputusan tersedia untuk individu pada berbagai
tingkatan dan wilayah yang berbeda. Tipe tanggung jawab manajer berupa keputusan sesuai dengan
tingkatan manajer dibagi menjadi tiga yakni:

a. Manajer puncak
Pada manajemen puncak memiliki tanggung jawab berupa keputusan yang tidak terprogram dan
keputusan yang pasti pada keadaan yang tidak pasti. Keputusan yang tidak terprogram adalah
keputusan yang tidak terlalu sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi (Barney & Griffin,
1992). Program ini bukan sebuah pedoman atau standar operasional. Keputusan ini dibuat tidak
berdasarkan pengalaman melainkan melalui suaru hati. Contohnya sebuah dua orang pekerja
perusahaan sistem data elektronik (EDS) di Iran yang ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara
karena korupsi dan berakibat EDS bangkrut. Ross Perot sebagai pendiri EDS harus berani
memutuskan untuk menyelamatkan para pekerjanya, meskipun hal tersebut tidak wajib dilakukannya.

Keputusan yang pasti pada keadaan yang tidak pasti adalah keputusan yang tingkat keberhasilannya
tidak diketahui pada saat dibuat. Contohnya Ross Perot memutuskan untuk menyelamatkan para
pekerjanya dari pemecatan, hingga Ross Perot tidak dapat memperkirakan tingkat keberhasilan
usahanya tersebut.

b. Manajer tengah
Pada manajemen tengah memiliki tanggung jawab berupa keputusan tidak terprogram, keputusan
yang terprogram, keputusan beresiko dan keputusan yang pasti. Keputusan yang tidak terprogram
adalah keputusan yang tidak terlalu sering terjadi di dalam organisasi yang terstandarisasi. Program
ini bukan sebuah pedoman atau standar operasional. Keputusan ini dibuat tidak berdasarkan
pengalaman melainkan melalui suara hati.

Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi yang
terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya Wakil Direktur Pelayanan rumah sakit Dr.
Soetomo yang memutuskan untuk memberikan layanan jasa seperti antar jemput pasien dan fasilitas
kamar dengan berbagai tipe.

Keputusan yang beresiko adalah keputusan yang memiliki beberapa alternatif kemungkinan tingkat
keberhasilan pada saat dibuat (Barney & Griffin, 1992). Contohnya sebuah perusahaan alat musik
seperti Hewlett-Packard menghabiskan uang untuk penelitian dan pengembangan (R&D), hal tersebut
mengandung resiko. Apabila penelitian tidak memiliki hasil, maka hanya kerugian yang didapat.

Keputusan yang pasti adalah keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada saat dibuat
(Barney & Griffin, 1992). Tingkat keberhasilan keputusan ini sangat tinggi. Contohnya perusahaan
pena BIC yang hanya menjual bolpoin dan pena yang relatif murah mampu menghasilkan tiga juta
pena per hari dan meraih keuntungan jutaan dolar per tahun.

c. Manajer lini depan


Pada manajer lini depan memiliki tanggung jawab berupa keputusan yang terprogram dan keputusan
yang pasti. Keputusan yang terprogram adalah keputusan yang cukup sering terjadi pada organisasi
yang terstandarisasi (Barney & Griffin, 1992). Contohnya mekanik mobil balap mengerti sekali
terhadap tindakan yang harus dilakukan ketika mobil balap berhenti pada pit.
Keputusan yang pasti adalah keputusan yang tingkat keberhasilannya diketahui pada saat dibuat
(Barney & Griffin, 1992). Tingkat keberhasilan keputusan ini sangat tinggi. Contohnya ketika
seseorang sedang dioperasi maka anestesiolog (orang yang memberikan suntik bius) akan
memberikan obat bius kepada pasien sesuai takaran yang telah ditentukan apabila hal tersebut sesuai
dengan aturan maka pasien tidak akan merasakan sakit pada saat dioperasi.

Maka dari uraian di atas, menurut Barney & Griffin (1992), tanggung jawab manajer digolongkan
berdasarkan tingakatan manajer yakni manajer atas, manajer tengah dan manajer lini depan.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seorang manajer harus mampu memahami berbagai peran
manajer bersama segala tugasnya ketika menjalankan aktivitasnya. Pada pembagian peran tersebut
terdapat sepuluh peran yang dilengkapi dengan tugas dari tiap peran. Seorang manajer harus
melengkapi tanggung jawab tiap menjalankan peran dan tugasnya, supaya organisasi dapat berjalan
sesuai dengan harapan.

BAB 7
How to be a good manager
Bidang manajemen adalah profesi yang dinamis, menarik, dan menyegarkan, tetapi hal ini juga
membutuhkan pengetahuan individu dan keterampilan. Inilah yang membuat pekerjaan manajer yang
begitu meyenangkan, namun begitu mengintimidasi. Berdasarkan penelitian dan pengalaman
seorang manajer, ada sepuluh atribut utama bahwa seseorang harus bisa menguasai seni
manajemen dan secara umum dapat dipandang sebagai manajer yang baik, mampu, layak, dan
terhormat (Gualco, 2010). Berikut ini kesepuluh atribut utama:

a. Pengetahuan
Akumulasi dan pemanfaatan pengetahuan adalah ciri khas manajer yang baik. Hal ini dikarenakan
tanpa pengetahuan seperti itu akan sulit untuk unggul pada tanggung jawab sentral dari manajer yakni
untuk membuat keputusan yang tepat pada waktu yang tepat dan untuk alasan yang tepat. Manajer
tahu pekerjaan mereka, perusahaan mereka, dan industri mereka, serta mengerti misi dan budaya
organisasi mereka. Mereka berpendidikan tinggi serta memiliki informasi tentang masa depan industri
yang baik.

b. Keterampilan organisasi yang luar biasa


Manajer yang baik melakukan berbagai tugas dan bertanggung jawab dalam rangka memenuhi
harapan. Mereka memerlukan tiga keterampilan organisasi yang luas yaitu, kemampuan untuk
merencanakan berbagai hal, kemampuan untuk mendelegasikan atau menetapkan yang sudah
direncanakan, dan kemampuan untuk mengatur waktu. Ketiga keterampilan tersebut dapat membantu
dalam menyelesaikan pekerjaan seorang manajer, dan dapat menjadi suatu kunci untuk menjadi
manajer yang baik.

c. Kerja keras
Hampir semua “orang hebat” yang kita temui dalam hidup yaitu mereka yang mencapai sukses
spektakuler dan mencapai ambisi fenomenal, adalah mereka yang memiliki bakat besar di bidang
mereka. Mereka bekerja keras serta bertanggung jawab dengan tugasnya untuk suatu bakat
sempurna yang mereka miliki. Manajer yang baik memiliki tujuan dan tekad serta bersedia untuk
berkorban dalam menjalankan tugasnya sebagai manajer.

d. Membuat pekerjaan menyenangkan


Kesenangan adalah emosi dasar dan kebutuhan manusia untuk melakukan sesuatu yang mereka
anggap menyenangkan bagi mereka. Seorang manajer harus menjadikan pekerjaanya sebagai
aktivitas yang sangat digemari, supaya pekerjaan mereka tidak menjadi sesuatu yang membosankan.
Segala sesuatu jika didasari oleh rasa senang, pasti akan menghasilkan sesuatu yang baik.
e. Orang yang baik
Seorang manajer akan mengalami kegagalan dalam hidupnya dan pekerjaannya apabila tidak
mengatasi masalah ini. Sesuatu yang terwujud dalam perasaan iri hati, keserakahan, egoisme,
penghinaan, dan benci. Seorang manajer harus peduli dan saling menghormati dengan karyawannya
supaya mereka merasa nyaman dalam bekerja.

f. Menampung informasi dengan baik


Seorang manajer yang baik tidak menutup diri dari segala informasi yang ada, namun justru terbuka
dan selektif pada berbagai informasi yang diterima. Begitu juga dalam proses pengambilan keputusan,
sebaiknya menimbang segala aspek dalam pengambilan keputusan. Saran atau aspirasi dari
bawahan tidak secara langsung ditolak, tetapi menampung dengan olahan yang baik, sehingga
keputusan yang diambil adalah sebuah keputusan yang profesional.

g. Memfokuskan waktu dan energi


Seorang manajer harus berkonsentrasi pada sejumlah isu yang signifikan, tidak hanya seberapa
terampil manajer, namun penting juga dalam memfokuskan energi dan peluang. Dengan berbagai
macam masalah yang dihadapi, seorang manajer haruslah mampu membuat prioritas yaitu fokus
pada hal yang memiliki prioritas tertinggi dibanding lainnya. Dengan begitu dalam penyelesaian
masalah akan mempunyai energi yang memadai, disesuaikan dengan prioritas yang dibuat. Hal
tersebut merupakan efisiensi waktu dari peran manajer yang baik.

h. Mengidentifikasi masalah dengan kompetensi


Manajer bukanlah seseorang yang melakukan suatu keputusan hanya dari organisasi yang dibawahi.
Namun ide dan kreatifitas seorang manajer sangatlah diperlukan. Dengan adanya arahan dari
pemikiran seorang manajer itu sendiri, maka kebijakan yang diambil adalah hasil dari proses
pematangan penyelesaian masalah. Hal tersebut menghasilkan keputusan yang akurat seorang
manajer yang baik.

i. Memberikan arah perbaikan yang terbuka


Menjadi manajer yang baik dapat dijadikan acuan bagi bawahan untuk dapat meningkatkan kualitas
pekerja. Seorang manajer diharapkan mampu menjadi pendorong, dalam arti memberikan motivasi
positif bagi bawahan untuk lebih belajar dan berlatih mengembangkan diri. Manajer senantiasa tidak
tertutup untuk mentransfer ilmu yang patut dimiliki, sehingga berdampak baik juga pada koordinasi
kerja, serta dapat tercipta pekerja yang memiliki kompetensi baik dan terus berkembang.

j. Pengaruh
Kemampuan menggunakan berbagai bentuk kekuasaan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan
dengan berbagai cara. Manajer yang baik harus bisa mempengaruhi karyawan untuk melakukan
pengorbanan pribadi demi kebaikan perusahaan.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hal yang perlu diketahui oleh seorang manajer adalah tugas,
peran, tanggung jawab, dan kewenangannya sebagai manajer. Selain itu, seorang manajer harus bisa
menjadi panutan atau contoh yang baik untuk para karyawan atau bawahannya. Serta memiliki sifat
diatas yang telah dijelaskan, seperti diantaranya berpengetahuan yang luas dan mempunyai
keterampilan organisasi yang baik.

BAB 8
Berbagai Bidang Kajian Manajemen
Bidang kajian manajemen yang dimaksudkan pada bab ini merupakan pembahasan secara rinci dan
spesifik dari ruang lingkup manajemen yang telah disinggung ringkas pada bab satu. Bidang kajian
manajemen meliputi:
a. Manajemen sumber daya manusia
Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu yang mengatur hubungan dan peranan sumber
daya yang dimiliki oleh individu (tenaga kerja) secara efisien dan efektif sehingga tujuan bersama
perusahaan, karyawan, dan masyarakat dapat tercapai dengan maksimal. Manajemen sumber daya
manusia didasari pada suatu konsep bahwa setiap karyawan adalah manusia bukan mesin, dan
bukan semata menjadi sumber daya bisnis. Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut
desain dan implementasi sistem perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan,
pengelolaan karir, evaluasi kinerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.

Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktek manajemen yang
mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya. Tujuan dari manajemen sumber daya
manusia adalah memberikan kepada organisasi satuan kerja yang efektif. Untuk mencapai tujuan ini,
studi tentang manajemen personalia akan menunjukkan langkah yang harus dilakukan perusahaan
untuk mendapatkan, mengembangkan, menggunakan, mengevaluasi, dan memelihara karyawan
dalam jumlah (kuantitas) dan tipe (kualitas).

Manajemen sumber daya manusia sekaligus merupakan seni untuk merencanakan,


mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi kegiatan sumber daya atau karyawan dalam rangka
mencapai tujuan individu maupun organisasi. Manajemen sumber daya manusia merupakan proses
yang terdiri dari:

1. Pengadaan
2. Pengembangan
3. Kompensasi
4. Intregrasi
5. Pemeliharaan
6. Pensiun

Manajemen sumber daya manusia ini mempunyai kekhususan dibandingkan dengan manajemen
secara umum atau manajemen sumber daya lain. Karena yang di-manage adalah manusia, sehingga
keberhasilan atau kegagalan manajemen sumber daya ini akan mempunyai dampak yang sangat
luas.

Manajemen sumber daya manusia atau manajemen personalia adalah pentingnya sumber daya
manusia atau tenaga kerja dalam organisasi dan pemanfaatannya dalam berbagai fungsi dan
kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen sumber daya manusia diperlukan untuk
meningkatkan daya guna dan hasil guna sumber daya manusia dalam organisasi, dengan tujuan
memberikan kepada organisasi suatu satuan kerja yang efektif.

b. Manajemen pemasaran
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu manajemen dan pemasaran. Manajemen
Pemasaran adalah sebagai analisis, perencanaan, penerapan, dan pengendalian program yang
dirancang untuk menciptakan, membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan
dengan pasar sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi. Ada beberapa definisi
mengenai pemasaran diantaranya adalah:

1. Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan melalui proses pertukaran (Kotler, 1997).
2. Pemasaran adalah sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran
timbal balik produk dan nilai dengan orang lain (Kotler & Amstrong, 1994).

Konsep inti pemasaran meliputi: kebutuhan, keinginan, permintaan, dan kepuasan. Kebutuhan adalah
suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang
kuat akan pemuas yang spesifik terhadap kebutuhan yang lebih mendalam. Permintaan adalah
keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan kesediaan untuk
membelinya.

Kepuasan atau tercapainya keinginan konsumen menjadi tolak ukur dalam inti pemasaran untuk
proses evaluasi keberhasilan suatu pemasaran. Penelitian dan pengembangan dalam manajemen
pemasaran digunakan sebagai alat utama untuk mengendalikan pemasaran agar dapat berjalan
dengan baik.

Manajemen pemasaran memiliki prinsip yang meliputi analisis pasar, perencanaan pasar,
implementasi, dan kontrol pasar. Dalam perusahaan besar, manajemen pemasaran biasanya
ditangani oleh seorang manajer pemasaran, sedangkan di perusahaan kecil, pemilik perusahaan
memimpin dalam kegiatan pemasaran. Berikut adalah penjelasan mengenai prinsip manajemen
pemasaran:

1) Analisis pasar
Analisis pasar meliputi pengamatan aktivitas perusahaan di masa lalu, sekarang dan masa depan.
Manajer pemasaran menggunakan analisis S.W.O.T. untuk menentukan kekuatan dan kelemahan,
serta peluang dan ancaman di dalam pasar. Mereka juga mengevaluasi tren, pertumbuhan, ukuran
pasar, saluran distribusi dan bahkan biaya. Semua aspek ini mempengaruhi konsumen untuk membeli
produk, sehingga penting untuk menyertakannya ke dalam pertimbangan.

2) Perencanaan pasar
Setelah menganalisis pasar, manajer pemasaran membuat rencana pemasaran, dengan rincian
strategi mereka untuk mencapai target pasar perusahaan. Aspek manajemen pemasaran mengambil
rincian seperti produk, penempatan, harga, kemasan, posisi, orang dan promosi ke rekening.

3) Implementasi pasar
Ketika manajer pemasaran menempatkan penelitian dan perencanaan pasar menjadi tindakan, itu
disebut sebagai aspek pelaksanaan pasar atau pengelolaan pasar. Manajer pemasaran memberikan
perhatian khusus pada setiap aktivitas dan membuat penyesuaian yang diperlukan.

4) Kontrol pasar
Setelah implementasi, manajer pemasaran meninjau hasil setiap kegiatan pemasaran untuk
mengetahui keberhasilan dan kegagalan. Kontrol pasar dapat mencakup survei pelanggan, evaluasi
penjualan dan pemberian umpan balik, dan mengulangi pelacakan.

c. Manajemen produksi dan operasi


Manajemen produksi dan operasi adalah sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif
menggunakan fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien
dalam rangka mencapai tujuan (Fogarty, 1989). Kegiatan produksi dan operasi ada pada tiga hal,
yaitu pengelolaan fungsi organisasi dalam menghasilkan barang dan jasa, adanya sistem transformasi
yang menghasilkan barang dan jasa, serta adanya pengambilan keputusan sebagai elemen dari
manajemen operasi (Schoeder, 1994).

1) Manajemen operas
Penggunaan fungsi manajemen (Planing, Organizing, Actuating, and Controling) dalam proses
transformasi berbagai sumber daya perusahaan, guna menambah dan menghasilkan output yang
lebih baik dan optimal. Istilah manajemen operasi muncul untuk memperluas pemahaman tentang
proses produksi, proses produksi yang dibahas tidak hanya yang menghasilkan barang dan
menimbulkan keuntungan saja. Manajemen operasi juga membahas proses produksi yang
menghasilkan jasa dan atau tidak menghasilkan keuntungan. Manajemen operasi penting antara lain
karena:
1. Sebagian besar aktivasi perusahaan umumnya tertanam dalam aktivitas
2. Operasi dan atau produksi, khususnya persediaan
3. Sebagian besar SDM, berada dalam departemen operasi dan atau produksi
4. Kegiatan operasional perusahaan merupakan kegiatan utama perusahaan

2) Penelitian produksi
Pada dasarnya semua manajemen pasti mengadakan penelitian untuk memastikan langkah apa yang
akan diambil kedepan. Penelitian ini ditujukan untuk memastikan produksi dapat berjalan dengan baik.
Penelitian produksi lebih tertuju pada produk yang disukai konsumen. Pengembangan produksi
adalah penelitian terhadap produk yang telah ada untuk dikembangkan lebih lanjut agar mempunyai
kegunaan yang lebih tinggi dan lebih disukai konsumen.

Linear Programming adalah salah satu cara atau metode untuk menentukan kombinasi produksi yang
paling optimal. Problem yang dapat diselesaikan terbatas pada problem yang mempunyai batasan
linear, serta mempunyai fungsi yang lancar. Luas produksi adalah jumlah atau volume output yang
seharusnya diproduksi oleh suatu perusahaan dalam suatu periode. Tujuan manajemen produksi
adalah memproduksi atau mengatur produksi barang dan jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu
serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.

d. Manajemen keuangan
Manajemen keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi keuangan, fungsi keuangan tersebut
meliputi cara memperoleh dana (raising of fund) dan menggunakan dana tersebut (allocation of fund).
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak dari investasi pada
berbagai aktiva dan pemilihan sumber dana untuk membelanjai aktivas tersebut. Tujuan adanya
manajer keuangan adalah untuk mengelola dana perusahaan secara umum dan untuk
memaksimalkan nilai perusahaan. Tugas dan tanggung jawab manajer keuangan antara lain meliputi
keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan,
dengan demikian tugas manajer keuangan adalah merencanakan untuk memaksimalkan nilai
perusahaan.

e. Manajemen mutu
Manajemen mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta
komitmen manajemen untuk bekerja dalam berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figur
pemimpin yang mampu memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan
konstribusi semaksimal mungkin kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui
pemahaman dan penjiwaan secara sadar bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi
tanggung jawab pimpinan, tetapi juga seluruh anggota dalam organisasi.

Mutu adalah dugaan dan penafsiran yang sering timbul sebagai sesuatu yang unggul, mahal
harganya, kelas, tingkat atau bernilai tinggi. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan mendefinisikan
mutu dengan cara membandingkan satu produk dengan produk lainnya. Ketiga pengertian mutu
tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat diramalkan dan diandalkan,
disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh pelanggan. Secara singkat mutu dapat
diartikan kesesuaian penggunaan, kesesuaian tujuan, kepuasan pelanggan atau pemenuhan
terhadap persyaratan.

f. Manajemen logistik
Merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang, energi, informasi, dan sumber daya
lainnya (produk, jasa, dan manusia) dari sumber produksi ke pasar. Manufaktur dan marketing akan
sulit dilakukan tanpa dukungan logistik karena perencanaan dan distribusi dari majemen logistik ini
memberikan ukuran yang pas. Logistik juga mencakup integrasi, informasi, transportasi, inventori,
pergudangan, dan pendistribusian.
“... a process of strategically managing the procurement, movement and storage of materials, parts
and finished inventory (and the related information flows) through the organization and its marketing
channels in such a way that current and future profitability are maximized through the cost-effective
fulfillment of orders” (Martin Christopher,1968).

Manajemen logistik merupakan bagian dari proses supply chain yang berfungsi untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengendalikan efisiensi dan efektifitas penyimpanan serta aliran barang,fungsi
ini termasuk pelayanan dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik konsumsi
(point of consumption). Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan dan meningkatkan
perencanaan dalam mengontrol aliran barang.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bidang kajian manajemen yang terdiri dari manajemen
sumber daya manusia, pemasaran, produksi dan operasi, keuangan, mutu, dan logistik secara garis
besar memberikan pengertian yang diarahkan kepada suatu role yang di dalamnya tersusun dari
pengertian manajemen itu sendiri yaitu untuk mencapai tujuan bersama.

Conclusion

1. Management is an attainment of target by a manager through planning, organizing, leadership,


and operation of organizational resource, and conducive of cooperation between systematic
human being. Management’s scope include to Human Resource Management, Marketing
Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality
Management, and Logistic Management.
2. Generally management’s functions include planning, organizing, staffing, directing,
coordinating, reporting, budgeting, and evaluating. While the management’s process include
planning, organizing, leadership, and control. In the management process has two important
ideas that the four.
3. Process and function show basic differences and have unequal target in development of
management science, for example planning in development of management and through
difference process will have different target in the application. Equation between process and
function of management which is an operation in planning system, organizational, leadership
and controlling, and influence the role of manager in his or her activity.
4. George R. Terry divides into 4 management’s cycle, they are: Planning, Organizing, Actuating,
and Controlling (POAC). The purpose of this management cycle is to show the process of
management that is describer in a chart. Planning is the first time to plan what to do, then
organize by dividing the task. The implementation is done after organizing, by moving the
organization towards the goal. In order to remain in the running of the organization that created
the plan, then the manager must exercise control or supervision.
5. There are three levels of managerial known as top manager, middle manager, and first line
manager. While the competence of managerial cover ability, knowledge, skill, and legality
which must have by a manager. Manager must have conceptual skill, communication skill, and
technical skill according to the managerial level, through the manager competency,
organization’s performance will be effective and efficient to reach the organization target and
objective.
6. Manager must able to understand the managerial role with all duties when running activities.
Managerial role include into three aspect, they are: informational role, interpersonal role and
decision-making role. A manager must complete the responsibilities of each role and tasks.
The responsibility of manager in the form of a decision that is distinguished by the level
managers those are top management, middle management and first-line management. The
decisions were program decision, unprogram decision, certain decision, uncertain decision,
and risky decision.
7. A good manager not only posses a good skills and wide knowledge on organization, but also
good attitude in leading a company and carry well with his employees. A good manager can
expose him/herself; he/she should have the kindness to accommodate other people idea,
aspiration, and mind of his employees. A manager also ought to earn to become motivator for
these employees.
8. Management’s areas of study consist of Human Resource Management, Marketing
Management, Operational (Production) Management, Financial Management, Quality
Management, and Logistics Management. These management’s areas of study is instructing
to a role which refers to management’s objective itself: to reach the target.

Daftar Pustaka;

 Barney & Griffin, 1992. The Management of Organizations, Houghton Mifflin Company, United
States of America.
 Daft, R 2000, Management, 5thedn, Vanderbilt University, Harcourt Inc.
 Drucker, P 2007, People and Performance: The Best of Peter Drucker on Management,
Harvard Business School Press, Boston.
 Gualco, D 2010, The Good Manager a Guide for the Twenty-First Century Manager, Universe:
USA.
 Koontz, O’Donnell, & Weihrich, 1980, Management, 7thedn. Mc-Graw-Hill, Kogahusha.
 Leslie, R & Byars, L, 2005, Management: Skills and Aplication, 11thedn, Mc Graw- Hill
Companies Inc., New York, USA.
 Quick, J et all, Managing Drug Supplay, Management Science for Health, Connecticut
 Robbins, S & Coulter, M, 1999, Management, 7thedn. United States of America, Prentice-Hall,
Inc.
 Umiker, W 1998, Management Skills for the New Health Care Supervisor, An Aspen
Publication.Maryland.
 Zimmerman, D, Zimmerman, P, & Lund, C, 1996, The Health Care Customer Service
Revolution, Irwin, Singapore.
 European Commision 2004, Project Cycle Management Guidance Note 5, viewed 18 March
2011,

Lampiran: Pertanyaan dan Jawaban


Pertanyaan : Dalam manajemen operasional jika salah sati dari sub manajemen itu tidak berjalan atau
mendapatkan hambatan apakah organisasi itu dapat berjalan? Bisakah sub bagian manajemen lain
meng-handle untuk sementara demi mencapai tujuan yaitu sukses?

Jawaban : Secara teoritis jika pada manajemen operasional tersebut hambatan terdapat pada sub
bagian manajemen keuangan, organisasi tersesebut dapat tetap berjalan. Akan tetapi dalam
prakteknya tidak ada organisasi yang berhasil sukses dalam pencapaian tujuannya apabila terdapat
salah satu saja sub manajemen yang terhambat. Karena dalam sub manajemen itu saling menunjang
untuk pencapaian tujuan yang efektif dan efisien.

Pertanyaan : Dalam siklus manajemen apakah tidak diperlukan leading untuk menjalankan actuating?
Jika tidak, mengapa?

Jawaban : Dalam siklus manajemen juga diperlukan leading, tetapi leading tersebut sudah termasuk
pada tahap actuating.

Pertanyaan : Siklus POAC dan POLC apakah harus berjalan secara bersama agar organisasi bisa
berjalan atau hanya salah satu saja sudah cukup? Jelaskan!

Jawaban : Fungsi POLC dan siklus POAC saling berkesinambungan tidak ada perbedaan diantara
keduanya, sehingga harus berjalan seimbang.
Pertanyaan : Di kehidupan nyata, contoh yang real untuk top manager, middle manager, first line
manager itu seperti apa? Karena selama ini yang saya tau hanya ada manajer, tidak ada pembagian
seperti itu.

Jawaban : Contoh real untuk tiap tingkatan manajer:

Top Manager: Presiden, direktur rumah sakit, chief executive officer (CEO), executive vice president.

Middle Manager: Kepala departemen, kepala divisi, manajer pengendalian kualitas, direktur
laboratorium riset, bidang pelayanan medis, sarana, kepegawaian, bidang farmasi.

Pertanyaan : Dengan penjelasan mengenai tingkat & kompetensi manajer, saya mememiliki
pertanyaan. Apakah suatu perusahaan “harus” memiliki 3 manajer, seperti top manager, middle
manager, first-line manager tadi? Karena memang dilihat perannya juga penting. Tolong dijelaskan.

Jawaban : Sebuah organisasi yang baik, termasuk didalamnya perusahaan, jelas memiliki 3 tingkat
manajer tersebut. Sehingga dapat dikatakan adanya 3 tingkat manajer itu sudah otomatis ada. Jadi
bukan harus memiliki, melainkan sudah pasti terdapat 3 tingkat manajer agar organisasi tersebut
berjalan efektif dan efisien.

Pertanyaan : Apakah top management bisa memberikan suatu perintah kepada first-line management
tanpa melalui middle management? Jelaskan!

Jawaban : Tidak dapat. Dikarenakan middle management merupakan penghubung antara top
management dan first-line management. Jadi konsep yang sudah diputuskan oleh top management
dapat diaplikasikan pada teknis pelaksanaan yang nantinya dilaksanakan first-line management,
harus diimplementasikan terlebih dahulu oleh middle management. Karena tingkat pemahaman
middle management mengenai konsep dari top management lebih baik dan menyeluruh dibandingkan
dengan first-line management. Hal ini berkaitan dengan spesifikasi tanggung jawab, sehingga dapat
terwujud keberhasilan tujuan organisasi.

Pertanyaan : Apabila satu dari beberapa fungsi / peran manajemen tidak dilaksanakan apakah masih
bisa disebut manajemen yang baik? Dan apakah tujuan organisasi bisa tercapai?

Jawaban : Belum bisa dikatakan manjemen yang baik dan tujuan tidak tercapai, karena organisasi
yang baik adalah organisasi yang dapat menjalankan perannya dengan baik. Contohnya seorang
karyawan berhubungan dengan teknis. Dia hanya melaksanakan keputusan dari top manager. Dia
tidak boleh mengambil keputusan, karena keputusan diambil oleh top manager.

Pertanyaan : Bagaimana jika ada karyawan yang pasif dalam kinerjanya? Apakah hal itu
mempengaruhi hasil / tujuan dari organisasi tersebut? Bagaimana peran seorang manajer yang baik
dalam menanggapi hal tersebut?

Jawaban : Iya mempengaruhi tujuannya, karena karyawan juga sebagai manajer lini depan yang
berhubungan dengan tekhnis. Peran seorang manajer yang baik yaitu mengidentifikasi masalah
dengan kompetensi. Maksudnya adalah dengan adanya arahan dari pemikiran seorang manajer,
maka kebijakan yang diambil adalah hasil dari proses pematangan penyelesaian masalah.

Anda mungkin juga menyukai