Anda di halaman 1dari 10

Analisis Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik

Novel “Ayat-Ayat Cinta 1”

Anggota Kelompok

Adelia Choirunnissa

Harry Wijanarko

Putri Ayu Puspita R

Salmia Rahmawati

Tubagus M Reza

XI MIPA 4

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT


SMA NEGERI 3 CIBINONG
Perumahan Bogor Asri Kelurahan Nanggewer Kecamatan Cibinong

Kabupaten Bogor

2018
Adapun unsur intrinsik sinopsis novel ayat-ayat cinta adalah sebagai berikut :

A. Tema

Tema yang diangkat dalam novel ayat-ayat cinta ini adalah mengisahkan tentang kehidupan
sosial Mahasiswa di Al – Azhar serta pendidikan dakwah, yakni perjuangan Fahri dalam
menuntut ilmu di Al – Azhar, Kairo, Mesir.

a. Tokoh dan Penokohan/watak tokoh ayat-ayat cinta

1.Fahri : “hei Fahri, panas-panas gini kamu mau kemana?” – hal.22

Peduli : “Aku merasa Noura seperti adik kandungku sendiri.. Tapi aku merasakan apa yang
Noura rasakan” – hal. 136

2.Maria : “Maria adalah gadis yang unik. Ia seorang kristen koptik…..” – hal.23

Kritis : “Fahri, aku geli sekali mendengar perkataan doktor Sorbonne itu. Dia adalah orang Arab,
juga Muslim. Tapi bagaimana bisa mengatakan hal stupid begitu. Aku saja yang koptik dapat
merasakan betapa indahnya Al-qur’an dengan alif laam miiim -hal.26

3. Noura : “..Namanya Noura, nama yang indah dan cantik ..” – hal.73

Penakut : “ ‘.. Mereka menanyakan padaku siapa yang telah menghamiliku aku tak mau berterus
terang bahwa Bahadur lah yang menghamiliki dengan memperkosaku ..’ ‘akhirnya aku
berbohong pada mereka bahwa yang menghamiliki adalah Fahri. Sebab aku sangat mencintai
Fahri dengan harapan Fahri nanti mau menikahiku..’ “

4. Aisha : “Aisha melihat jam tangannya ..” – hal.94

Penurut : “ ‘ Aisha, temani maria dan ceritakan padanya semua yang sedang aku alami ..’ ‘insya
Allah aku akan melakukan tugasku dengan baik ..” hal.382

5. Tuan Boutros :”..agar aku mengetahui bagaimana perasaan Maria terhadapmu yang
sebenarnya” – hal.369

Kalem : “Tuan Boutros menggerutu giginya.. Tapi mukanya tetap tenang memandang ke depan
..” – hal.125

6. Mademe Nahed : “..nyawa Maria berada di tanganmu” – hal.375

Penyayang : “Tolonglah aku, aku tidak mau kehilangan Maria “ – hal.366

7. Syaikh Ahmad : “Usai shalat, aku melayani Syaikh Ahmad ..” – hal. 30

8. Rudi : “..Rudi keluar dari kamarnya dengan ceria ..” – hal.59


9. Saiful : “kalau ini usul yang sulit utntuk ditolak”’ – hal.70

10 Hamdi : “..Beli juga tamar hindi ya?? “

11. Syaikh Utsman :” pertanyaan Syaikh Utsman..’ Maksud Syaikh bagaimana??”

12 Nurul : “Nurul sendiri bagaimana??” – hal.228

13. Yousef : “.. dia tidak dapat lepas untuk memikirkanmu, .. sampai akhirnya jatuh sakit’
Yousef meneteskan air mata” – hal.342

14. Magdi : “Insya Allah” Jawab Magdi – hal.348

Paman Eqbal : “ ‘Bagaimana Amru??’ Tanya paman Eqbal” – hal.348

B. Sudut pandang

Sudut pandang yang terdapat dalam novel ayat ayat cinta ini yang digunakan pengarang adalah
sudut pandang orang pertama, pelaku utama. Hal itu dapat dibuktikan dari bagaimana cara
pengisahannya yang menggunakan kata “Aku” dalam novel tersebut.

C.Latar Tempat dan Latar Waktu

Latar tempat dan latar waktu yang terlukiskan dalam novel ini antara lain sebagai
berikut:

Siang hari di Al – Azhar, Kairo, Mesir

“Tengah hari, kota Kairo seakan membara. Matahari bersinar di tengah petala langit. Sumpama
lidah api yang menjulang dan menjialat bumi. Tanah dan pasir seakan menguapkan bau neraka.
Hembusan angin sahara disertai dengan debu yang bergulung-gulung menambah panas suhu
udara semakin tinggi dari detik ke detik.

Penduduknya, banyak yang berlindung dalam flat, yang ada dalam apartemen-apartemen
berbentuk kotak dengan pintu, jendela, dan tirai yang tertutup rapat.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:15

Siang hari di Flat

“Memang. Istirahat dalam flat sambil menghidupkan ac ruangan jauh lebih nyaman daripada
berjalan keluar rumah, walau sekedar untuk shalat berjamaah di masjid. Panggilan adzan dzuhur
dari ribuan menara yang bertebaran di seantero kota hanya mampu menggugah dan
menggerakkan hati mereka yang benar-benar kuat imannya.
Mereka yang mempunyai tekad beribadah sesempurna mungkin dalam segala cuaca dan musim,
seperti karang yang tegak berdiri dalam terjangan ombak, terpaan badai, serta sengatan matahari.
Ia tiada kenal dengan sesah, tetap teguh berdiri seperti yang dititahkan tuhan bertasbih siang dan
malam” – Ayat Ayat Cinta, 2005:15

Masjid

“Panggilan iqamah terdengar bersahut-sahutan. Panggilan mulai terdengar sangat menentramkan


hati. Pintu-pintu meraih kebahagiaan serta kesejahteraan masih terbuka lebar. Kupercepat
langkah. 30 Meter di depan adalah Masjid Al-Fath Al-Islami” – (Ayat Ayat Cinta, 2005:29

Sore hari di Rumah sakit

“ Menjelang maghrib dokter Ramzi Shakir memberi tahu usai melihat hasil foto CT scan
kepalaku, aku harus menjalani operasi. Ada segumpalan darah beku yang harus dikeluarkan.” –
Ayat Ayat Cinta, 2005:45

Restoran

“Pada akhirnya Boutros memarkirkan mobilnya di halaman sebuah restoran megah.


Namanya “Cleopatra restaurant” yang terletak tepat di pinggir sungai Nil. Bersebelahan dengan
Good Shot dan Maadi Yacht Club.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:285

Slan Stefano, Alexandaria

“Selesai dari pelatihan kami mempersiapkan segala sesuatu untuk pergi ke Alexandra. Dengan
begitu cermat Aisha mendata semua keperluan yang harus dibawa.” – Ayat Ayat Cinta, 2005:293

Penjara

“Aku dibawa ke marka polisi Abbasca. Diseret seperti anjing kurap. Kemudian diinterogasi
habis-habisan, dibentak-bentak, dimaki-maki serta disumpah seraphi dengan kata-kata yang
kotor.”

Malam hari di sebuah gang

diamana terdapat seorang muslimah yang dipukuli oleh seorang laki-laki bertubuh besar di suatu
gang saat malam hari. Ternyata muslimah tersebut adalah Noura, dia kerap kali dipukuli oleh
sang ayah yang bernama Bahadur.
D. Latar suasana

Adapun suasana yang digambarkan dalam novel ayat ayat cinta antara lain adalah sebagai
berikut :

Menyedihkan

“ ia tetap tersenyum, menatapku tidada berkedip. Perlahan pandangan matanya menutup. Tak
lama kedua matanya yang bening itu tertutup rapat, kuperiksa nafasnya telah tiada. Nadinya pula
tak ada lagi denutnya, dan jantungnya tiada lagi terdengar detaknya. Aku tak kuasa menahan
derasnya lelehan airmata. Aisah pun begitu. Innalillahi wa innailaihi rajiun” – Ayat Ayat Cinta,
2005:402

Suasana yang terlukis dalam kisah itu adalah menyedihkan sekali. Ketika Maria harus tidur
untuk selama-lamanya menghadap pada sang Illahi. Waktu itu yang ada tepat di sampingnya
adalah Fahri dan Aisha. Mereka berdua merasa sangat kehilangan sekali.

Menyenangkan

“Tepat pada waktu adzan berkumandang mereka sampai di masjid tempat akad pernikahan akan
dilangsungkan. Telah banyak kawan-kawan mahasiswa Indonesia dan mahasiswa Turki yang
berada di sana.

Aisha dan kedua bibinya langsung menuju lantai dua tempat jamaah wanita. Acara
dilangsungkan di depan mihrab masjid. Syaikh Utsman, Syakh prof.Dr. Abdul Ghafur ja’far.
Bapak Atdikbud, Eqbal Hakan Erbakan, Akbar Ali dan beberapa Syaikh mesir lainnya, Syaikh
Utsman duduk dengan khidmat tepat di depan mihrab menghadap ke arah jamaah dan hadirin
yang memenuhi masjid” – Ayat Ayat Cinta, 2005:375

Suasana menjadi sangat menyenangkan ketika Aisha dan Fahri melangsungkan pernikahan
mereka di sebuah masjid. Betapa senangnya mereka berdua beserta para keluarga teman serta
kerabat mereka.

Menegangkan

“Persidangan kedua sangat menegangkan. Tuan Boutros hadir memberikan kesaksiannya. Beliau
membantah keterangan Noura” – Ayat Ayat Cinta, 2005:343

Dari penggalan cerita di atas terbukti bahwa hak yang menegangkan sedang terjadi dalam ruang
sidang. Persidangan yang akan menentukan nasib Fahri untuk kedepannya.

E. Alur

Alur yang digambarkan dalam novel ayat ayat cinta adalah maju dan mundur dimana ada
pingback ke masa lalu dan kemasa yang akan datang.
Tahap perkenalan

Pada waktu Fahri memulai berpendidikan di Universitas Al-Azhar dan tingal di flat bersama
dengan rekan mahasiswa dari Indonesia. Lalu kenal dengan tetangga dekatnya yakni Maria
sekeluarga. Dan menjalankan perkuliahan sebagamimana mestisnya dan mengenal orang-orang
Mesir diantaranya Syeikh Utsman, Syaikh Ahmad dan tak lupa kawan-kawan aktivis dari Mesir
juga teman seperjuangan Fahri pada saat main bola.

Tahap konflik

Diawali pada saat malam hari disana ada wanita yang sedang di hajar, wanita itu adalah Noura,
ia dihajar dibawah dekat flat Fahri dan kedengeran oleh Fahri, ia hendak menolong, namun
enggan, karena dia seorang perempuan.

Lalu ia meminta tolong pada Maria untuk menolong Noura, meski Maria takut oleh Bahadur
ayah Noura, ia terpaksa dan akhirnya Noura tertolong kemudian Noura menginap di rumah
Nurul.

Adapun konflik pada saat pertikaian Fahri pada waktu ia pulang dari Alexsandria berbulan madu,
ia ditangkap oleh polisi karena dituduh memperkosa Noura dan Fahri tidak sempat menjelaskan
pada istrinya yakni Aisha. Pada waktu itu ada juga tetangga sengit kepada Fahri sedang diadili
dan pengakuan Noura bahwa telah diperkosa oleh Fahri, sedangkan Fahri tak melakukan hal
tersebut.

Didukung oleh pengakuan seorang masyarakat yang bertempat tinggal di flat bawah dekat
dengan flat Fahri, hal tersebut membuat Fahri merasa kecewa atas perlakuan Noura yang telah
menuduh Fahri.

Tahap Puncak

Pada saat Fahri berada dalam penjara di tuduh serta di siksa habis-habisan serta tempat
penjaranyapun di bawah tanah, karena telah dituduh menghamili Noura yakni wanita yang di
tolong Fahri dari kekejaman Bahadur, disana Fahri mengalami kesedihan yang luar biasa karena
:

Pertama di penjara dalam tanah dan disiksa, sedangkan Aisha sedang berada pada masa
kehamilan untuk pertama kalinya, Kedua pada bulan tersebut adalah bulan Ramadhan yang mana
Fahri dengan Aisha telah merencanakan jauh hari untuk Umroh pada bulan tersebut, tapi semua
tak seperti yang diharapkan justru yang terjadi malah sebaliknya mereka mengalami cobaan yang
perih.

Ketihga pada waktu persidangan Fahri dituduh habis-habisan oleh pengaduan Noura dan salah
satu orang sebagai saksi yang melihat kejadian itu, yang memperkuat bahwa Fahri bersalah dan
akan dihukum mati.
Keempat Fahri tidak memiliki bukti bahwa ia tidak bersalah, kecuali salah satu kunci utama
dalam memecahkan kasus ini yakni Maria sebagai saksi yang dapat membebaskan Fahri dari
hukumannya, sedangkan Maria sendiri sedang dan terbaring tak berdaya.

Tahap Peleraian Konflik

Pada akhirnya jalan satu-satunya adalah Fahri terpaksa menikahi Maria yang terbaring koma,
dengan alasan Maria akan sembuh jika di sentuh/dinikahi oleh Fahri, dan Fahri tertekan akan
beberapa hal yang menimpanya termasuk Aisha dan orang tua Maria.

Pertama kunci dalam kasus ini adalah Maria. Kedua Fahri cemas dan harus bertanggung jawab
atas kehamilan Aisha (Istri Fahri), ia ingin Fahri segera bebas dari kasus tersebut dan Aisha juga
ingin bahwa saat kelahirannya Fahri harus berada di sisinya, Serta Aisah mengijinkan Fahri
untuk menikahi Fahri secepatnya.

Pada akhirnya mereka menikah dengan Maria dan Maria sembuh setelah pernikahannya dengan
Fahri, walaupun dia masih duduk dengan bantuan kursi roda, kemudian ia bisa menjadi saksi
sekaligus membebaskan kasus antara Fahri dengan Noura.

Dan alhamdulillah itu kebenaran selalu menang, akhirnya Fahri bebas dengan kesaksian Maria,
serta kejujuran Noura kenapa dia melakukan hal sehina itu karena dia sangat mencintai Fahri,
dan saksi yang melihat adalah saksi palsu.

Tahap penyelesaian

Pada akhirnya Fahri mempunyai dua orang istri yang menyayanginya yaitu istri pertama Aisha
dan yang kedua Maria yang masih sakit-sakitan dan akhirnya Maria harus dirawat kembali di
rumah sakit, saat di rawat di rumah sakit terdapat keajaiban yang terjadi pada Maria, yaitu Maria
tertidur dan bermimpi tiba di 7 pintu surga kemudian ia akan masuk karena kenikmatannya.

Ternyata ia tidak diperbolehkan masuk ia tidak diperbolehkan masuk hingga pinti keenam dan
pintu terakhir di boleh masuk namun dengan syarat yaitu pertama ia harus memiliki wudhu dan
syahadat, kemudian ia kembali pulang dan seseorang menunggu kembalinya Maria. Maria
terbangun dan dihadapannya ada Fahri dan Aisha yang menunggunya.

Maria meminta tolong pada Fahri dan Aisha untuk mengajari wudhu dan syahadat kemudian
Fahri membantunya lalu ia menceritakan tentang kejadian dalam mimpinya, kemudian ia ingin
sholat bersamanya selesai sholat Fahri dan Aisha melihat Maria yang terdiam dan ternyata Maria
telah meninggal dalam sholatnya. Terdapat pesan ketika ngobrol dengan Fahri dan Aisha, Maria
akan menunggu Fahri di Surga Firdaus untuk memadu cinta dan kasih.

F. Amanat

Dalam kisah novel ayat ayat cinta ini dapat diambil amanat atau hikmah yaitu :
Dalam merencanakan sesuatu pasti akan ada halangan dan rintangan yang menghadang, suatu
tujuan yang hendak dicapai di depan mata belum tentu akan berjalan dengan mulus.

Semakin banyak ilmu yang ada dalam diri manusia, maka semakin banyak pula hambatan dan
godaan yang harus di lewati dan dipecahkan, namun dengan inilah derajat seseorang akan
diangkat Allah Swt setinggi – tingginya.

Menghadapi suatu masalah dengan sabar dan ikhlas dan kita harus yakin bahwa pasti ada hikmah
dalam suatu masalah tersebut. Serta kita juga harus yakin bawasannya jodoh ada di tangan Allah
dan tugas manusia adalah berusaha, berikhtiar menemukan dan menjemput jodoh tersebut.

Semua rencana yang dijalankan manusia tida akan berdaya apa – apa terhadap rencana Tuhan

Hendaknya dapat saling tolong menolong dalam kebaikan terhadap sesama umat manusia baik
muslim maupun non muslim

Bersabarlah dalam menghadapi semua cobaan itu dan yakinlah bahwa cobaan itu datangnya dari
Allah, jadi kamu harus selalu ingat pada-Nya

Ketika kita di hadapkan pada situasi memilih, berserah diri lah kepada Tuhan

Takdir tuhan berada dalam ujung usaha manusia.

G. Nilai-nilai yang terkandung dalam novel ayat ayat cinta

Nilai Sosial

Hidup dalam negeri orang harus saling menolong dan melengkapi.. – hal.65

Nilai Keagamaan

Tidakkah kalian dengar sabda Nabi Saw. “barang siapa menyakiti ahli zhimmi. Maka aku akan
..” – hal.50

Nilai Pendidikan

“Kita mengamalkan hadist Nabi, tahaadu tahaabbu seringlah kalian memberi hadiah .. – hal.112

Nilai Kemanusiaan

“Aku paling tidak tahan mendengar suara perempuan menangis. – hal.74

Nilai kebudayaan

“Orang Mesir memang suka banyak bicara, kalau sudah bicara ia merasa benar sendiri. – hal.36

Unsur Ekstrinsik Novel Ayat ayat Cinta


Biografi Pengarang

Habiburahman El Shirazy. Berkelahiran di Semarang jawa timur, pada hari kamis. 30 september
1976. Memulai pendidikannya di Mts Futuhiyyah 1 Mranggen sambil belajar di pondok
pesantren Al-Anwar.

Kemudian melanjutkan ke Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) di Demak pada tahun
1999. Karya beliau banyak menghiasi majalah dan koran, lokal maupun Nasional. Adapun
karyanya yaitu Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Ketika Cinta Bertasbih (2005), Ayat-ayat
cinta (2004), dan masih banyak lagi karya-karya lainnya yang beliau buat.

Keadaan Sosial Budaya

Latar sosial budaya yang dilukiskan dalam novel ayat ayat cinta tersebut adalah latar budaya
Mesir. Hal ini sebab latar yang beliau buat dari novel tersebut berada di Mesir sehingga budaya
yang tergambarpun budaya Mesir, seperti bangsa Mesir yang ramah dan tamah.

Kelebihan Novel Ayat ayat cinta

1. Ceritanya sangat menyentuh dan mengalir seakan pembaca juga mengalami berbagai
problema yang dialami sang tokoh
2. Penulis mengajak pembaca untuk belajar serta mendalami Islam dengan bahasa yang
menyejukkan
3. Kisah-kisah hubungan antar manusia satu dengan yang lain (kisah cinta) digambarkan
secara menarik dan utuh tanpa harus terasa vulgar/

Kekurangan Novel Ayat ayat cinta

1. Seorang lelaki dicintai oleh empat orang wanita muslim. Mungkinkah ? apabila di
hubungkan dengan kehidupan sehari-hari, rasanya aneh jika ada lelaki yang di gilai oleh
empat orang wanita muslim lagi walau yang satu awalnya tidak muslim namun pada
akhirnya ia juga muslim.

Baik Aisha, Maria, Noura dan Nurul mencintai Fahri dan menginginkan untuk menjadi
suaminya. Beruntung sekali tokoh Fahri ! mungkinkah hal yang demikian ada dalam
kehidupan nyata, dan jika ada itu adalah hal yang sangat minim sekali mengetahui
menemukan wanita muslim zaman sekarang ini tidak mudah.
2. Noura Frustasi karena tak mendapat cinta Fahri. Ia lantas memfitnah dengan tuduhan
yang sangat kejam. Benarkah ada seorang perempuan muslim seperti Noura ada dalam
kehidupan nyata? Cinta tetaplah citna. Tak akan berubah menjadi pisau yang bisa
menusuk dari belakang

Manfaat novel Ayat ayat cinta

1. Merupakan media penyaluran dakwah pad siap saja yang bekeinginan untuk mengetahui
lebih banyak tentang islam
2. Dengan membaca novel, khusunya novel ayat ayat cinta ini dapat mengetahui geografi
kota mesir serta sosialisasi budaya Timur Tengah tanpa harus hijrah kesana
3. Memberikan contoh pada kita tentang agungnya sebuah pernikahan yang baik dan sesuai
syariat islam

Anda mungkin juga menyukai