Gabungan Soal
Gabungan Soal
AKUNTANSI PERSEDIAAN
Kasus pada
PT MULTI SEKAWAN SEJATI
INFORMASI UMUM
PT MULTI SEKAWAN SEJATI, adalah suatu perusahaan dagang yang mempunyai usaha
dalam bidang penjualan suku cadang kendaraan bermotor. Suku cadang tersebut dibeli dari
distributor besar yang berkedudukan di Jakarta. Pembelian barang dagangan selalu dilakukan
secara kredit dengan jangka waktu pembayaran 60 hari. Barang yang dibeli tersebut dikirim
oleh distributor besar atas dasar permintaan pembelian yang dikirim oleh perudahaan. Tempat
kedudukan perusahaan berada di jalan Veteran nomor 226 Yogyakarta.
Terdapat lima jenis barang yang diperjualbelikan oleh PT MULTI SEKAWAN, yaitu:
1. Barang jenis A
2. Barang Jenis B
3. Barang Jenis C
4. Barang Jenis D dan
5. Barang Jenis E
Dalam praktik yang sesungguhnya jenis barang yang diperjualbelikan sangat banyak dan selalu
disebutkan dengan nama barang yang sesungguhnya, tetapi dalam praktikum ini untuk
menyederhanakan masalah jenis barang hanya diberikan contoh lima jenis dan nama barang
diberikan nama A, B, C, D, dan E.
Penjualan barang dagang dilakukan secara kredit dengan syarat pembayaran 5/20, n/60. Untuk
meningkatkan volume penjualan, perusahaan membentuk divisi pemasaran yang diberi target
penjualan tertentu. Daerah operasi perusahaan adalah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Agar tidak
terjadi benturan antar salesmen, maka daerah operasi tersebut dibagi menjadi beberapa
wilayah. Setiap wilayah dipegang oleh satu salesmen. Masing-masing salesmen akan bertugas
keliling untuk menjual produk dan sekaligus menagih piutang yang telah jatuh tempo di
wilayah masing-masing pada setiap hari Senin sampa dengan hari Kamis. Hari Jum’at
digunakan untuk keliling dan menagih piutang untuk wilayah yang berada di dalam kota
Yogyakarta dan sekitarnya. Pada hari Sabtu digunakan untuk membuat laporan hasil penjualan
selama satu minggu,
baik penjualan yang berada di dalam Kota Yogyakarta maupun Jawa Tengah. Perusahaan juga
membuka sebuah toko pengecer untuk melayani penjualan secara tunai. Penjualan secara tunai
dilakukan dengan menggunakan mesin kas register. Setiap seminggu dua kali, mesin kas
register diperiksa dan dihiting jumlah uang dari hasil penjualan tunai.
Pad awal tahun 2011, Saudara telah diterima sebagai karyawan Bagian Akuntansi PT MULTI
SEKAWAN SWJATI untuk mengganti karyawan bagian akuntansi yang telah memasuki masa
purna tugar. Tugas pertama yang diberikan kepada Saudara untuk menyiapkan catatan yang
berhubungan dengan mutasi persediaan dan penyusunan laporan keuangan eksteren untuk
tahun 2010 adalah mempelajari dan meneliti saldo persediaan pada tanggan 31 Desember 2010.
Tugas berikutnya setelah tugas pertama Saudara lakukan adalah menangani transaksi yang
berhubungan dengan persediaan, seperti transaksi penjualan secara kredit, transaksi penjualan
tunai, transaksi pebelian secara kredi serta transaksi retur penjualan dan retur pembelian.
Dalam proses menangani transaksi yang berhubungan dengan persediaan, sebagia dasae untuk
menyusun laporan keuangan pada akhir tahun 2010, Saudara diminta untuk meneliti dan
mempelajari saldo persediaan pada tanggal 31 Desember 2010, serta informasi-informasi
penyesuaian pada akhir 2010. Berdasarkan informasi yang diperoleh pada akhir tahun 2010,
Saudara diharapkan dapat melakukan berbagai macam koreksi yang Saudara anggap perlu.
Seangkan, proses menangani transaksi yang berhubungan dengan persediaan, sebagai dasar
untuk menyusun laporan keuangan interen perusahaan pada akhir bulan Januari 2011, Saudara
diminta untuk mencatat transaksi ke dalam kartu persediaan dan buku jurnal secara kronologis.
INFORMASI UNTUK MENELITI DAN MEMPELAJARI SALDO PERSEDIAAN
PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2010 DAN UNFORMASI PENYESUAIAN PADA
AKHIR TAHUN 2010
Pada tanggal 31 Desember 2010, sesuai denga laporan keuangan interen saldo buku besar
persediaan barang dagangan adalah sebesar Rp 1.060.625.000,00. Rincian persediaan tersebut
dapat dilihat pada kartu-kartu persediaan yang disertakan dalam kertas kerja Saudara.
Informasi untuk meneliti dan mempelajari sado perseiaan yang diperoleh sebelum perusahaan
melakukan oerhitungan fisik barang dagangan adalah sebagai berikut:
1. Jumlah rincian persediaan pada kartu-kartu persediaan barang ternyata tidak sama dengan
saldo rekening persediaan, penyebab perbedaan ini antara lain:
a. Pada tanggal 21 Desember 2010, perusahaan membeli barang dagangan jenis barang
D sebanyak 5.400 unit dengan harga beli per unit @ Rp 22.500,00, telah dicatat dalam
buku jurnal sebesar Rp 121.500.000,00. Pemebelian tersebut dicatat dalam kartu
persediaan barang D dengan jumlah sebesar Rp 101.250.000,00 ( 4.500 unit x @ Rp
22.500,00). Pencatatan ke dalam buku jurnal dan kartu persediaan dilakukan
berdasarkan laporan penerimaan barang, sedangkan informasi harga pokok per unit
diperoleh dari Bagian Pembelian. Beberapa hari setelah dilakukan pencatatan,
diterima faktur tagihan dari suplier. Laporan penerimaan barang dan faktur tagihan
dari suplier dapat diliat pada lampiran 1.
b. Pada tanggal 23 Desember 2010, perusahaan telah menjual barang dagangan dengan
jenis barang B sebanyak 1.150 pasang dengan harga pokok per unit @ R 95.000,00.
Penjualan tersebut telah dicatat dalam kartu persediaan barang B dan buku jurnal
dengan jumlah sebesar Rp 103.500.000,00. Sedangkan saldo persediaan pada kartu
persediaan barang B tanggal 23 Desember 2010 tidak mengalami perubahan, yaitu
sebanyak 3.725 pasang, terdiri atas 1.225 pasang dengan harga pokok per unit @ Rp
95.000,00 dan 2.500 pasang dengan harga pokok per unit @ Rp 97.000,00.
2. Hasil perhitungan fisik yang dilakukan mulai tanggal 24 Desember dan berakhir tanggal
29 Desember 2010, diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Barang A sebanyak 2.800 unit
b. Barang B sebanyak 3.700 pasang
c. Barang C sebanyak 294 dos
d. Barang D sebanyak 2.985 unit
e. Barang E sebanyak 2.290 unit
3. Barang dagangan yang dijual (dikirimkan) tanggal 23 Desember untuk jenis barang D
sebanyak 2.700 unit dengan harga jual per unit Rp 27.500,00 tujuan kota Bali dijual dengan
syarat fob desination. Pada tanggal 31 Desember 2010, dieroleh informasi bahwa barang
tersebut masih tertahan di pelabuhan Ketapang Banyuwangi untuk menunggu antrean naik
ke feri penyeberangan.
4. Pada tanggal 23 Desember 2010 telah dikirimkan barang dagangan jenis D sebanyak 2.000
unit dan barang jenis E sebanyak 1.000 unit untuk dititipkan pada sebuah agen baru di kota
Madiun. Harga jual per unit untuk barang D sebesar Rp 28.000,00 (sudah termasuk komisi
untuk penjual sebesar Rp 2.000,00), sedangkan harga jual barang E sebesar Rp 85.000,00
(sudah termasuk komisi untuk penjual sebesar Rp 5.000,00). Sampai dengan tanggal 31
Desember 2010 diperoleh informasi bahwa jumlah barang yang tersisa adalah sebanyak
300 unit untuk barang jenis D dan 600 unit untuk barang jenis E. pengiriman barang untuk
dititipkan pada agen di kota Madiun tersebut tidak dicatat dalam catatan khusus kartu
barang-barang konsyinyasi.
5. Pada tanggal 23 Desember 2010, perusahaan menerima pesanan barang dengan jenis
barang D sebanyak 500 unit dengan harga per unit @ Rp 28.000,00. Syarat pengiriman
barang adalah fob shipping point . perusahaan baru mengirimkan barang pada tanggal 31
Desember 2010 melalui sebuah perusahaan angkutan. Barang tersebut telah disisihkan dari
perhitungan fisik, sehingga tidak termasuk dalam perhitungan fisik di atas.
6. Dalam perhitungan fisik yang dilakukan pada akhir tahun 2010 tersebut telah ikut dihitung
barang jenis A sebanyak 800 unti. Barang tersebut merupakan barang titipan dari suplier
Jakarta yang akan dikirimkan ke Surabaya. Kendaraan pengangkut dari suplier Jakarta
tersebut mengalami kerusakan di Yogyakarta, sehingga barang tersebut dititipkan pada
gudang perusahaan.
7. Pada tanggal 31 Desember 2010, perusahaan menerima barang kiriman dari suplier Jakarta
untuk jenis barang C sebanyak 1.500 dos dengan faktur per dos @ Rp 480.000,00. Syarat
pengiriman tersebut adalah fob destination. Barang jenis C tersebut tidak ikut dihitung
dalam perhitungan fisik barang dagangan yang dilakukan oleh perusahaan, karena saat
kedatangan barang perusahaan telah selesai melakukan perhitungan fisik.
8. Dalam perhitungan fisik akhir tahun dapat diketahui barang-barang yang kondisinya rusak
dan cacat. Barang-barang ini telah disishkan dari perhitungan fisik dan dicatata sebagai
barang rusak dan cacat. Informasi tentang barang-barang yang rusak dan cacat adalah
sebagai berikut:
a. Barang A sebanyak 20 unit
b. Barang B sebanyak 25 pasang
c. Barang C sebanyak 6 dos
d. Barang D sebanyak 15 unit
e. Barang E sebanyak 10 unit
9. Barang-barang rusak dan cacat akan dijual tersendiri dengan harga khusus. Total taksiran
harga jual barang rusak dan cacat ini diperkirakan sebesar Rp 3.000.000,00
10. Sehubungan dengan kondisi perekonomian nasional yang kurang menguntungkan bagi
perusahaan, pada akhir tahun perusahaan menilai persediannya menggunakkan metode
harga terendah antara harga pokok dengan nilai bersih yang dapat direalisasi (lower of cost
or net realizable value). Nilai bersih yang dapat direalisasi untuk setiap jenis barang
diperkirakan sebagai berikut:
Jenis Barang Taksiran Nilai Bersih Direalisasi
per Unit
Barang A Rp 80.000,00
Barang B 96.000,00
Barang C 480.000,00
Barang D 25.000,00
Barang E 60.000,00
Harga Jual
Tanggal Jenis Kuantitas Jumlah
per unit
Barang B 1.000 pasang 125.000,00 125.000.000,00
2011
Jan. 16 Barang D 500 unit 27.500,00 13.750.000,00
Jumlah 138.750.000,00
Barang A 500 unit 105.000,00 52.500.000,00
17
Jumlah 52.500.000,00
Barang C 2.000 dos 560.000,00 1.120.000.000,00
19 Barang B 600 pasang 130.000,00 78.000.000,00
Jumlah 1.198.000.000,00
Barang E 700 unit 82.000,00 57.400.000,00
20 Barang C 1.000 dos 560.000,00 560.000.000,00
Jumlah 617.400.000,00
Barang A 1.100 unit 110.000,00 121.000.000,00
24 Barang D 1.400 unit 27.500,00 38.500.000,00
Jumlah 159.500.000,00
Barang A 200 unit 110.000,00 22.000.000,00
Barang C 250 dos 560.000,00 140.000.000,00
30 Barang D 1.050 unit 27.500,00 28.875.000,00
Barang E 100 unit 82.000,00 8.200.000,00
Jumlah 199.075.000,00
Catatan
** Barang D telah dikirim ke Pulau Bali pada tanggal 23 Desember 2010 dengan syarat fob
destination, barang tersebut telah sampai di gudang pembeli tanggal 2 Januari 2011.
Tanggal
Tanggal Jenis Kuantitas Harga Beli per Unit
Pembelian
Tanggal
Tanggal Jenis Kuantitas Harga Jual per Unit
Penjualan
2011
Barang A 25 unit 6 Januari 110.000,00
Jan. 09
Barang B 30 pasang 13 Januari 120.000,00
14
Barang E 40 unit 13 Januari 80.000,00
TUGAS MAHASISWA
1. Menentukan jumlah persediaan barang dagangan yang benar pada tanggal 31 Desember
2010:
a. Cocokkan antara jumlah saldo semua kartu persediaan dengan sado rekening ku
besar.
b. Berdasarkan informasi tanggal 31 Desember 2010, buatlah koreksi pada kartu
persediaan dan buku jurnal (kalau ada)
c. Posting jurnal koreksi (kalau ada) ke dalam rekening buku besar persediaan
4. Mencatat transaksi pembelian kredit, penjualan kredit, penjualan tunai, retur pembelian
dan retur penjualan bulan Januari 2011 secara kronologis ke dalam buku jurnal
pembelian, buku jurnal penjualan, dan buku jurnal umum.
5. Posting jurnal pembelian, jurnal penjualan, dan jurnal umum ke dalam buku besar
rekening persediaan.
Lampiran 1
PT SUMBER UTAMA
Jl. Flores nomor 110
Jakarta 553442
Telpon (021) 8134158-8134162 (hunting)
Total 121.500.000,00
No.LPB : 16/LPB/XI/2010
Diterima dari Tanggal : 27 Nopember 2010
PT Sumber Utama Jakarta Surat Pesanan
No. 18, tanggal 25 Nopember 2010