Anda di halaman 1dari 6

Lampiran 6.

Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan


Nomor : P.4/VI-BIKPHH/2014
Tanggal : 10 Juli 2014
Tentang : Pedoman Pelaksanaan Penatausaahaan Hasil Hutan
Kayu dari Hutan Tanaman pada Hutan Produksi

PEDOMAN DAN TATA CARA PELAPORAN

A. PENGERTIAN
1. Pemegang izin adalah Pemegang IUPHHK-HT/HTR/HTHR/HD/HKm.
2. Pengelola Hutan adalah Perum Perhutani atau Kesatuan Pengelolaan
Hutan (KPH) yang wilayah areal kerjanya di luar Perum Perhutani
termasuk di luar Pulau Jawa yang kegiatan meliputi tata hutan dan
penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan dan
penggunaan kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan; dan
perlindungan hutan dan konservasi alam sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
3. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman
Industri yang selanjutnya disebut IUPHHK-HTI adalah izin usaha yang
diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan kayu dalam hutan
tanaman pada hutan produksi melalui kegiatan penyiapan lahan,
pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan pemasaran.
4. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman
Rakyat yang selanjutnya disebut IUPHHK-HTR adalah hutan tanaman
pada hutan produksi yang dibangun oleh perorangan atau kelompok
masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi
dengan menerapkan silvikultur dalam rangka menjamin kelestarian
sumber daya hutan.
5. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Tanaman
Hasil Rehabilitasi yang selanjutnya disebut IUPHHK-HTHR adalah
hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun melalui kegiatan
merehabilitasi lahan dan hutan pada kawasan hutan produksi untuk
memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi lahan dan
hutan dalam rangka mempertahankan daya dukung, produktivitas dan
peranannya sebagai penyangga kehidupan.
6. Izin Usaha Pemanfaatan Kayu dalam Hutan Kemasyarakatan yang
selanjutnya disebut IUPHHK-HKm adalah izin usaha yang diberikan
untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam areal kerja
IUPHKm pada hutan produksi.
7. Izin Usaha Pemanfaatan Kayu dalam Hutan Desa yang selanjutnya
disebut IUPHHK-HD adalah izin usaha yang diberikan untuk
memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam hutan desa pada hutan
produksi melalui kegiatan penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan
pemasaran.
8. Industri primer hasil hutan kayu yang selanjutnya disebut industri
primer adalah industri untuk mengolah Kayu Bulat (KB) dan/atau
Kayu Bulat Sedang (KBS) dan/atau Kayu Bulat Kecil (KBK), menjadi
barang setengah jadi atau barang jadi.

L6-1
9. Industri pengolahan kayu lanjutan yang selanjutnya disebut industri
lanjutan adalah industri yang mengolah hasil hutan yang bahan
bakunya berasal dari produk industri primer hasil hutan kayu
dan/atau dari perusahaan Tempat Penampungan Terdaftar Kayu
Olahan (TPT-KO).
10. Industri pengolahan kayu terpadu yang selanjutnya disebut industri
terpadu adalah industri primer dan industri lanjutan yang berada
dalam satu lokasi industri dan dalam satu badan hukum.
11. Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (GANISPHPL) adalah
petugas perusahaan pemegang izin di bidang pengelolaan dan
pemanfaatan hutan produksi lestari yang memiliki kompetensi di
bidang pengelolaan hutan produksi lestari sesuai dengan kualifikasinya
yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Balai atas nama Direktur
Jenderal.
12. Pengawas Tenaga Teknis Pengelolaan Hutan Produksi Lestari
(WASGANISPHPL) adalah Pegawai Kehutanan yang memiliki
kompetensi di bidang pengawasan dan pemeriksaan pengelolaan hutan
produksi lestari sesuai dengan kualifikasinya yang diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala Balai atas nama Direktur Jenderal.
13. Petugas Timber Cruising adalah karyawan pemegang izin yang
mempunyai kualifikasi sebagai GANISPHPL TC atau GANISPHPL
CANHUT yang ditetapkan sebagai petugas timber cruising Pembuat
LHP adalah karyawan perusahaan/pemegang izin yang berkualifikasi
sebagai GANISPHPL PKB yang ditetapkan sebagai petugas pembuat
LHP.
14. Penerbit FA-KB/FA-KO adalah karyawan perusahaan yang bergerak di
bidang kehutanan yang mempunyai kualifikasi sebagai GANISPHPL
sesuai dengan komoditasnya atau hasil hutan yang diangkut dan diberi
wewenang untuk menerbitkan dokumen FA-KB/FA-KO.
15. Petugas Pengesah Laporan Hasil Produksi (P2LHP) adalah Pegawai
Kehutanan yang memenuhi kualifikasi sebagai WASGANISPHPL PKB
atau karyawan Pemegang Izin yang mempunyai kualifikasi sebagai
GANISPHPL PKB yang diberi tugas, tanggung jawab serta wewenang
untuk melakukan pengesahan laporan hasil produksi.
16. Petugas Pemeriksa Penerimaan kayu Bulat (P3KB) adalah Pegawai
Kehutanan yang mempunyai kualifikasi sebagai WASGANISPHPL PKB.
17. Petugas Penerbit Surat Keterangan Sah Kayu Bulat (P2SKSKB) adalah
Pegawai Kehutanan yang mempunyai kualifikasi sebagai WAS-
GANISPHPL PKB atau karyawan Pemegang Izin yang mempunyai
kualifikasi sebagai GANISPHPL PKB dan diberi wewenang untuk
menerbitkan SKSKB.
18. Laporan Hasil Produksi yang selanjutnya disebut LHP adalah dokumen
tentang realisasi hasil penebangan pohon berupa kayu bulat/kayu
bulat kecil pada petak/blok yang ditetapkan.
19. Laporan Mutasi Kayu Bulat adalah dokumen yang menggambarkan
penerimaan, pengeluaran dan sisa persediaan KB/KBS/KBK yang
dibuat di TPK Hutan, TPK Antara, TPT-KB dan TPK Industri.
20. Laporan Mutasi Kayu Olahan yang selanjutnya disebut LMKO adalah
dokumen yang menggambarkan penerimaan, pengeluaran dan sisa
persediaan kayu olahan yang dibuat di industri primer hasil hutan
kayu/industri terpadu dan TPT-KO.

L6-2
21. Aplikasi Pelaporan Penatausahaan Hasil Hutan adalah sebuah sistem
aplikasi pelaporan penatausahaan hasil hutan berbasis web untuk
pencatatan data dan informasi pelaksanaan penatausahaan hasil
hutan yang dapat diakses secara Online melalui internet.
22. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal yang diserahi tugas dan
tanggung jawab di bidang Bina Usaha Kehutanan.
23. Direktur adalah direktur yang diserahi tugas dan tanggung jawab di
bidang Bina Iuran Kehutanan dan Peredaran Hasil Hutan.
24. Dinas Provinsi adalah instansi yang diserahi tugas dan tanggung
jawab dibidang kehutanan di daerah Provinsi.
25. Dinas Kabupaten/Kota adalah instansi yang diserahi tugas dan
tanggung jawab di bidang kehutanan di daerah Kabupaten/Kota.
26. Balai adalah unit pelaksana teknis yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal

B. JENIS LAPORAN
1. Laporan pelaksanaan penatausahaan hasil hutan meliputi:
a. Laporan Produksi Kayu.
b. Laporan Angkutan Kayu.
c. Laporan Mutasi Kayu.
2. Pemegang izin dan pelaku usaha wajib menyampaikan rekapitulasi
laporan bulanan pelaksanaan penatausahaan hasil hutan kepada
Kepala Dinas Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada Kepala Balai.
3. Kepala Dinas Kabupaten/Kota wajib menyampaikan gabungan
rekapitulasi laporan bulanan pelaksanaan penatausahaan hasil hutan
kayu di wilayah kerjanya kepada Direktur Jenderal c.q. Direktur dengan
tembusan kepada Kepala Dinas Kehutanan Provinsi dan Kepala Balai.
4. Rekapitulasi laporan bulanan pelaksanaan penatausahaan hasil hutan
pada Pemegang izin dan pelaku usaha sebagaimana dimaksud pada
angka 2 berupa :
a. Di TPK Hutan pada pemegang IUPHHK dan izin lainnya yang sah :
1) Laporan Hasil Produksi KHP.
2) Laporan Angkutan KHP.
3) Laporan Mutasi KHP.
b. Di TPK Antara pemegang IUPHHK dan izin lainnya yang sah :
1) Laporan Angkutan KHP.
2) Laporan Mutasi KHP.
c. Di TPK TPT-KB :
1) Laporan Angkutan KHP.
2) Laporan Mutasi KHP.
d. Di TPK Industri Primer/Terpadu :
1) Laporan Angkutan KHP.
2) Laporan Mutasi KHP.

L6-3
3) Laporan Produksi Kayu Olahan.
4) Laporan Angkutan Kayu Olahan.
5) Laporan Mutasi Kayu Olahan.
e. Di TPK TPT-KO :
1) Laporan Angkutan Kayu Olahan.
2) Laporan Mutasi Kayu Olahan.
5. Gabungan rekapitulasi laporan bulanan pelaksanaan penatausahaan
hasil hutan pada Dinas Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada
angka 3 berupa :
a. Laporan Produksi KHP.
b. Laporan Angkutan KHP.
c. Laporan Mutasi KHP.
d. Laporan Produksi Kayu Olahan.
e. Laporan Angkutan Kayu Olahan.
f. Laporan Mutasi Kayu Olahan.

C. MEKANISME PELAPORAN
Pelaporan penatausahaan dikelola melalui sistem informasi pelaporan
penatausahaan hasil hutan yang terintegrasi dengan SI-PUHH Online
dengan mekanisme :

1. INPUT DATA
a. Produksi KHP
1) P2LP-KHP menyampaikan LP-KHP sah yang sudah ditandatangani
kepada pemegang izin dan arsipnya disimpan oleh P2LP-KHP.
2) P2LP-KHP setelah mengesahkan LP-KHP sebagaimana dimaksud
pada angka 2) segera mengunggah/upload data rekapitulasi LP-
KHP sah ke dalam aplikasi pelaporan PUHH.
3) Dalam hal pengesahan LP-KHP dilakukan oleh GANISPHPL, LP-
KHP sah yang ditandatangani oleh GANISPHPL disampaikan
kepada P2LP-KHP dan selanjutnya diunggah/upload oleh P2LP-
KHP ke dalam aplikasi pelaporan PUHH.

b. Angkutan Kayu
1) Penerbitan Dokumen Angkutan
a) Penerbit FA-KB dan Penerbit FA-KO setelah menerbitkan FA-
KB/FA-KO segera mengunggah/upload data penerbitan FA-
KB/FA-KO ke dalam aplikasi pelaporan PUHH.
b) Pemegang izin dan pelaku usaha pada setiap akhir bulan
mencetak daftar penerbitan FA-KB/FA-KO dari aplikasi
pelaporan PUHH.

L6-4
2) Penerimaan KHP/Olahan
a) P3KB di Industri primer setelah melaksanakan pemeriksaan
penerimaan KHP segera mengunggah/upload data penerimaan
FA-KB ke dalam aplikasi pelaporan PUHH.
b) GANISPHPL Pemeriksa Penerimaan KHP di TPK Antara/TPT-
KB setelah melaksanakan pemeriksaan penerimaan KHP segera
mengunggah/upload data penerimaan FA-KB ke dalam aplikasi
pelaporan PUHH.
c) GANISPHPL penerima KO di Industri Lanjutan/TPT-KO setelah
melaksanakan penerimaan kayu olahan segera
mengunggah/upload data penerimaan FA-KO ke dalam aplikasi
pelaporan PUHH.
d) Pemegang izin dan pelaku usaha pada setiap akhir bulan
mencetak daftar penerimaan FA-KB/FA-KO dari aplikasi
pelaporan penatausahaan hasil hutan.
c. Penggunaan Kayu
1) GANISPHPL pada industri primer/terpadu setiap akhir bulan
mengunggah/upload data rekapitulasi penggunaan KHP dan
produksi kayu olahan ke dalam aplikasi pelaporan PUHH.
2) Pemegang industri primer/terpadu pada setiap akhir bulan
mencetak Daftar Penggunaan KHP dan Daftar Produksi Kayu
Olahan dari aplikasi pelaporan penatausahaan hasil hutan.

2. DISTRIBUSI LAPORAN
a. Berdasarkan input data sebagaimana mekanisme pada angka 1,
aplikasi pelaporan PUHH mengintegrasikan dengan data pada SI-
PUHH Online sebagai bahan laporan pelaksanaan pentausahaan hasil
hutan.
b. Laporan pelaksanaan PUHH sebagaimana dimaksud pada huruf a
secara otomatis didistribusikan melalui aplikasi pelaporan PUHH
kepada pemegang izin/pelaku usaha, Dinas Kabupaten/Kota, Dinas
Provinsi, Balai dan Direktorat BIKPHH.
c. Tiap akhir bulan, pemegang izin/pelaku usaha Dinas
Kabupaten/Kota, Dinas Provinsi, Balai dan Direktorat BIKPHH
mencetak dan mengarsipkan rekapitulasi laporan pelaksanaan PUHH
sesuai ruang lingkup wilayah kerjanya.

L6-5
d. Dalam hal terdapat perbedaan data antara rekapitulasi laporan
pelaksanaan PUHH yang dihasilkan melalui aplikasi pelaporan PUHH
dengan data pada pemegang izin/pelaku usaha, pemegang
izin/pelaku usaha melaporkan kepada Direktur untuk dilakukan
koreksi data dengan melampirkan bukti pendukung.

DIREKTUR JENDERAL
BINA USAHA KEHUTANAN,

ttd.

BAMBANG HENDROYONO

Salinan sesuai dengan aslinya


KEPALA BAGIAN HUKUM DAN KERJASAMA TEKNIK,

ttd.

IMAM SETIOHARGO

L6-6

Anda mungkin juga menyukai