Anda di halaman 1dari 44

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN


PRODUKSI LESTARI

BUKU
USER MANUAL/PANDUAN
PEMASUKAN DATA RPBBI DAN LAPORAN BULANAN REALISASI RPBBI
SECARA ELEKTRONIK

DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL HUTAN TAHUN


2017
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Langkah-Langkah Penggunaan Aplikasi ........................................................ 1

B. Persiapan Penggunaan Aplikasi e-RPBBI .................................................................................... 2

C. Halaman Awal Aplikasi ................................................................................................................ 3

D. Login Ke Aplikasi ......................................................................................................................... 3

E. Menu Aplikasi .............................................................................................................................. 5

II. DATA POKOK ............................................................................................................................... 6

A. Data Umum Perusahaan ............................................................................................................. 6

B. Izin Usaha Industri....................................................................................................................... 8

C. Jenis dan Kapasitas Izin Industri ................................................................................................. 9

D. Tahun Pelaksanaan ................................................................................................................... 12

III. RENCANA TAHUN BERJALAN .................................................................................................... 12

A. Persiapan Pengisian Rencana Tahun Berjalan ........................................................................... 14

B. Pelaksanaan Pengisian Rencana Tahun Berjalan ....................................................................... 19

C. Perubahan RPBBI (Revisi) .......................................................................................................... 40

IV. REALISASI BULANAN ................................................................................................................ 45

A. Realisasi Pemenuhan Bahan Baku............................................................................................. 45

B. Realisasi Pemanfaatan/Penggunaan Bahan Baku ..................................................................... 51

C. Sisa Bahan Baku Yang Belum Dimanfaatkan ............................................................................. 54

D. Realisasi Produksi ..................................................................................................................... 54

E. Realisasi PEmanfaatan/Penggunaan Bahan Baku ...................................................................... 56

F. Pengiriman Laporan Bulanan .................................................................................................... 58

G. Arsip Laporan Realisasi RPBBI di IPHHK .................................................................................... 59

H. Ralat Laporan Realisasi RPBBI (Revisi Laporan Bulanan) ........................................................... 59

DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

1. Contoh Cover Penyampaian RPBBI


2. Contoh Cover Penyampaian Perubahan RPBBI
3. Contoh Surat Pengantar Penyampaian RPBBI/Perubahan RPBBI
I. PENDAHULUAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 jo Nomor 3 Tahun 2008, Pasal
115 disebutkan bahwa setiap pemegang izin industri primer hasil hutan kayu (IUIPHHK)
wajib menyusun dan menyampaikan rencana pemenuhan bahan baku industri (RPBBI)
setiap tahun, menyusun dan menyampaikan laporan bulanan realisasi pemenuhan dan
penggunaan bahan baku serta produksi. Ketentuan lebih lanjut tentang RPBBI diatur
dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2012 tentang Rencana
Pemenuhan Bahan Baku Industri Primer Hasil Hutan Kayu.

Rencana Pemenuhan Bahan Baku Industri, yang selanjutnya disingkat RPBBI, bagi
Industri Primer Hasil Hutan Kayu (IPHHK) adalah rencana yang memuat kebutuhan bahan
baku dan pasokan bahan baku yang berasal dari sumber yang sah serta
pemanfaatan/penggunaan bahan baku sesuai kapasitas izin industri primer hasil hutan
dan ketersediaan jaminan pasokan bahan baku untuk jangka waktu satu tahun yang
merupakan sistem pengendalian pasokan bahan baku.

Penyampaian RPBBI untuk IPHHK dengan kapasitas izin diatas 2.000 m3 per tahun
dilakukan secara elektronik. Penyampaian RPBBI secara elektronik dilakukan dengan
melakukan pengisian data-data pemenuhan dan penggunaan bahan baku serta produksi
pada Aplikasi SI-RPBBI melalui website http://rpbbi.menlhk.go.id. Aplikasi SI-RPBBI ini
dibuat untuk memberikan kemudahan bagi pemegang IUIPHHK dalam rangka memenuhi
kewajiban menyusun dan menyampaikan RPBBI serta laporan bulanan Realisasi RPBBI.

Aplikasi SI-RPBBI dimaksud dibangun untuk tujuan efisiensi proses penyusunan dan
penyampaian RPBBI oleh pemegang IUIPHHK dan penerbitan tanda terima penyampaian
RPBBI untuk pemegang IUIPHHK.

Pada sisi lain data dan informasi yang disampaikan oleh pemegang izin usaha IPHHK
dipantau dan dievaluasi serta digunakan untuk penyusunan kebijakan oleh Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

A. Gambaran Umum Langkah-Langkah Penggunaan Aplikasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.9/Menhut-II/2012, setiap


pemegang IUIPHHK wajib menyusun dan menyampaikan Rencana Pemenuhan
Bahan Baku Industri (RPBBI) untuk tahun berjalan (1 Januari – 31 Desember) serta
Laporan Bulanan Realisasi RPBBI kepada pejabat yang berwenang. Untuk pemegang
IUIPHHK dengan kapasitas Produksi di atas 6.000 M3 per tahun, penyampaian RPBBI
dan laporan bulanan Realisasi RPBBI ditujukan kepada Direktur Pengolahan dan
Pemasaran Hasil HUtan, sedangkan untuk IUIPHHK Kapasitas s/d 6.000 m3 per
tahun ditujukan kepada Kepala Dinas Provinsi yang membidangi kehutanan.

Penyampaian RPBBI dan Realisasinya oleh Pemegang IUIPHHK dengan kapasitas


Produksi di atas 2.000 M3 per tahun dilakukan secara elektronik/online melalui aplikasi
SI-RPBBI, yaitu aplikasi berbasis web yang diakses dengan alamat
http://rpbbi.menlhk.go.id.

1
Penyampaian secara online ini menggantikan proses penyampaian secara manual
menggunakan surat biasa (cetakan pada kertas / hardcopy), dengan pengertian
bahwa pemegang IUIPHHK setelah menyampaikan data secara online tidak perlu lagi
mengirimkan melalui surat biasa, demikian juga tanda terima penyampaian RPBBI
diterbitkan oleh Pejabat yang berwenang secara elektronik.

B. Persiapan Penggunaan Aplikasi SI-RPBBI

Aplikasi SI-RPBBI merupakan aplikasi berbasis web yang dapat diakses melalui
internet oleh pemegang IUIPHHK yang telah terdaftar pada database SI-RPBBI. Untuk
mengakses aplikasi ini perangkat yang diperlukan meliputi :
1. Perangkat Komputer dengan koneksi internet.
Aplikasi SI-RPBBI dapat diakses pada komputer yang telah tersambung internet,
dengan browser seperti Microsoft Internet Exlporer, Chrome, Mozzila Firefox
maupun aplikasi sejenis lainnya.

2. Hak Akses ke SI-RPBBI.


Untuk dapat memasukkan dan menyampaikan data RPBBI dan laporan Realisasi
RPBBI secara online, pemegang IUIPHHK terlebih dahulu harus mempunyai kode
akses yang terdiri dari User ID dan Password. User ID dan Password ini diperoleh
melalui Surat Permohonan yang ditujukan kepada Direktur Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Hutan.
Untuk IUIPHHK kapasitas izin s/d 6.000 m3 per tahun, permohonan hak akses dari
pemegang IUIPHHK ditujukan kepada Kepala Dinas Provinsi, dan setelah
diverifikasi, selanjutnya diteruskan kepada Direktur Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Hutan.

3. Pengguna/User IPHHK, yaitu pegawai perusahaan yang diberi tugas dan


tanggung jawab melakukan pemasukan data dan penyampaian RPBBI dan
Laporan Bulanan Realisasi RPBBI secara elektronik. Untuk kelancaran pengisian
RPBBI, harus ditunjuk pegawai yang mampu mengoperasionalkan
computer/internet dan sebaiknya yang memahami data-data mutasi kayu (bahan
baku dan produksi) atau penatausahaan hasil hutan.

4. Data Pokok Perusahaan, Data RPBBI dan Data Bulanan Realisasi RPBBI

Untuk kelancaran pengisian dan penyampaian RPBBI secara elektronik, terlebih


dahulu perlu disiapkan data dan dokumen pendukung yang akan dimasukkan
melalui website RPBBI. Data yang diperlukan untuk pelaporan RPBBI secara
elektronik antara lain :
a. Data Umum Perusahaan. Data dan dokumen pendukung untuk pengisian data
ini antara lain, Surat Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan Kayu, data tenaga
kerja, data tenaga teknis pengukuran dan pengujian hasil hutan serta informasi
korespondensi perusahaan.
b. Data Rencana Tahuan Berjalan. Data dan dokumen pendukung untuk
pengisian rencana tahun berjalan antara lain, data persediaan bahan baku dan

2
produksi akhir tahun sebelumnya, daftar rencana pemenuhan bahan baku,
rencana penggunaan bahan baku, surat perjanjjian kontrak supplai bahan
baku, dokumen pendukung kontrak supplai (Copy SK RKT IUIPHHK-HA/HTI,
SK IPK/HGU/IPPKH dan lain-lain sebagaimana sebagaimana dipersyaratkan
pada Peratuan Menteri Kehutanan Nomor P.9/menhut-II/2012).
c. Data Realisasi Bulanan RPBBI. Data dan dokumen pendukung untuk
pengisian laporan bulanan antara lain, rekap penerimaan bahan baku per
sumber bahan baku (supplier), data penggunaan bahan baku per jenis
produksi, dan data realisasi produksi serta pemanfaatan produk kayu olahan.
Dokumen-dokumen pendukung disimpan sebagai arsip perusahaan untuk
pendukung laporan RPBBI.

C. Halaman Awal Aplikasi

Aplikasi SI-RPBBI diakses pada alamat http://rpbbi.menlhk.go.id . Tampilan awal yang


muncul dari aplikasi tersebut adalah sebagai berikut :

Pada tampilan awal ini pengguna hanya dapat melihat ringkasan berita, menu untuk
akses data yang disediakan untuk publik, dan link untuk login pengguna.

D. Login Ke Aplikasi

Untuk masuk ke aplikasi, klik menu Login, maka akan menuju ke halaman login.
Masukkan Nama Pengguna (User ID) dan Kata Sandi (Password).

3
Setelah memasukkan nama pengguna dan kata sandi dengan benar, maka akan
masuk ke halaman utama untuk pengguna Pemegang IUIPHHK.

1. Informasi Pengguna dan Tahun Aktif


Bagian ini menunjukkan informasi pengguna yang login. Apabila login sebagai
pengguna IPHHK, maka akan diinformasikan Nama Perusahaan, Kepemilikan
Sertifikat Legaltias Kayu, Tahun Aktif Pelaksanaan RPBBI. Untuk IPHHK yang
belum pernah mengisikan RPBBI atau mengisikan tahun pelaksanaan RPBBI,
maka informasi yang muncul adalah “Belum ada tahun aktif”. Informasi ini akan
berubah sesuai pengisian data yang dilakukan oleh operator perusahaan..

2. Menu Aplikasi
Daftar menu yang dapat diakses pengguna. Menu yang muncul sesuai dengan
status pengguna yang login, yaitu Pemegang IUIPHHK atau diretorat PPHH atau
BPHP atau Dinas atau pengguna lainnya.

3. Berita

4
Daftar ringkasan berita tentang RPBBI yang diterbitkan oleh Pengelola Sistem
RPBBI.

4. Ringkasan Data Bulanan


Ringkasan data bulanan sesuai dengan tahun RPBBI yang aktif, yang berisa
ringkasan bulanan penerimaan bahan baku, pemanfaatan bahan baku dan
produksi..

E. Menu Aplikasi

Menu yang ditampilkan pada halaman utama SI-RPBBI dibuat sesuai jenis pengguna
yang masuk. Untuk pengguna IPHHK, menu yang tersedia adalah sebagai berikut :

5
II. DATA POKOK PERUSAHAAN

A. Data Umum Perusahaan

Data umum perusahaan adalah data-data nama perusahaan, alamat kantor, lokasi
industri/pabrik, pemilik, jumlah tenaga kerja dan lain-lain. Untuk memasukkan data
umum, klik menu Data Umum, maka akan muncul halaman untuk memasukkan Data
Pokok. Isikan data-data sesuai data perusahaan :

Pada formulir Data Pokok Perusahaan, data Nama Perusahaan, Provinsi dan
Kabupaten lokasi industri telah diisi oleh Pengelola RPBBI/Administrator berdasarkan
data-data yang disampailkan pada saat pengajuan hak akses RPBBI. Data ini diisi
berdasarkan Surat Izin Usaha IPHHK Apabila ada perubahan nama perusahaan, atau
lokasi industri, pemegang IUIPHHK dapat mengajukan perubahan dengan
menyampaikan surat izin perubahannya (perubahan SK IUIPHHK).

Untuk data koordinat lokasi pabrik, diisi dalam bentuk desimal latitude dan longitude.
Data ini dapat diperoleh dengan cek data koordinat di lokasi pabrik menggunakan GPS
atau dengan Aplikasi Smartphone yang mendukung akses lokaasi gegografis, atau
mencari lokasi industri pada website yang menyediakan peta misal, http://latlong.net.

Misal, lokasi PT. Industri Kayu XYZ adalah 6o56’48,6312” LS, dan 110o30’40,5” BT,
maka pengisiannya adalah

Latitude : -6,946842 :
Longitude : 110,511250

Agar diperhatikan pengisian Latitude, apabila lokasi disebelah utara khatulistiwa,


maka nilainya positif, dan apabila disebelah selatan khatulistiwa (Lintang Selatan),
maka nilai negative. Untuk industri di Aceh, Sumatera Utara, Kalimantan Utara,
Gorontalo, Sulawesi Utara, maka nilanya latitude nya positif, sedangkan untuk Jambi,
Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Bangka Belitung, Pulau Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Tenggara, Maluku dan Papua, nilai latitudenya negative, sedangkan untuk daerah
lainnya dimungkinkan positif atau negatif.

Untuk data-data yang lain dapat langsung diketik pada tempat yang disediakan.

6
Setelah semua data diisi, klik tombol simpan

7
B. Izin Usaha Industri

Data isin usaha industri adalah data izin usaha industri primer hasil hutan kayu yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang. Untuk IPHHK kapsitas izin diatas 6.000 m3
per tahun, diterbitkan oleh pemerintah pusat, dan saat ini diterbitkan oleh Kepala
BKPM, sedangkan untuk kapasitas izin s/d 6.000 m3 per tahun, diterbitkan oleh
Pemerintah provinsi. Untuk melihat data Izin Usaha Industri, klik menu Izin Usaha
Industri, maka akan muncul daftar IUI. Apabila belum ada data yang dimasukkan,
maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

Untuk menambahkan data, klik tombol Tambah, dan lakuan pengisian data, misal
seperti berikut :

Untuk menyimpan data, klik tombol Simpan, maka Daftar Izin Usaha Industri akan
berisi data IUI/pembaharuan IUI, misal sebagai berikut :

8
Apabila akan melakukan perbaikan atau menghapus data yang sudah dientry, klik ikon
Edit pada kolom Edit, maka akan muncul form seperti berikut :

Untuk menghapus data, klik tombol Hapus.


Untuk melakukan perubahan, klik tombol Ubah, maka akan muncul Form Perubahan
Data. Lakukan perubahan data, dan untuk meny impan klik tombol Simpan.

C. Jenis dan Kapasitas Izin Industri

Untuk melihat dan memasukkan data Jenis dan Kapasitas Izin Industri, klik menu Jenis
dan Kapasitas Izin Industri, maka akan muncul Sub Menu Primer dan Sekunder. Klik
pada masing-masing Sub Menu untuk melihat atau memasukkan data kapasitas izin
produksi industri.
a. Industri Primer
Data kapasitas produksi primer IPHHK diinput oleh Administrator pada saat
proses pembuatan User ID dan Password sesuai dengan data kapasitas
produksi pada izin usah industri. User IPHHK hanya dapat melihat daftar
kapasitas izin produksi yang telah diinput Administrator, misalnya sebagai
berikut :

9
Untuk melakukan perubahan data kapasitas izin produksi ini, user IPHHK dapat
mengajukan perubahan data dengan melampirkan copy surat yang terkait
dengan perubahan kapasitas izin produksi.

b. Industri Sekunder

Untuk data jenis dan kapasitas izin industri sekunder, user IPHHK dapat
melakukan pemasukan data sesuai dengan perizinan yang dimilikinya pada
form seperti berikut :

10
Masukkan data kapasitas izin produksi sekunder dan lakukan pemilihan satuan
yang yang sesuai dengan yang tercantum pada SK IUI, melalui drop down,
kemudian tekan selesai. Pastikan untuk setiap jenis produk sekunder hanya
ada satu baris data. Untuk menghapus data yang sudah dientry, klik link Hapus
pada barus data yang sesuai. Pemasukan data pada form ini akan
berhubungan dengan proses pelaporan. IPHHK hanya dapat melaporkan
realisasi produksi sekunder apabila melakukan pengisian data kapasitas
izin industri sekunder.
Pemasukan data kapasitas produksi sekunder hanya satu kali kecuali ada
perubahan atau penambahan jenis produksi sesuai perubahan perizinan.

11
D. Tahun Pelaksanaan

Proses pemasukan data RPBBI diawali dengan setting tahun pelaksanaan. Setting ini
dilaksanakan 1 (satu) kali dalam satu tahun periode penyampaian RPBBI (bulan 1 s/d
bulan 12).
Untuk setting tahun pelaksanaan, klik pada menu Tahun Pelaksanaan hingga
muncul tampilan daftar tahun yang sudah di-"input" seperti berikut :

Pada gambar diatas, Belum ada data tahun pelaksanaan RPBBI yang diinput, dengan
pengertian bahwa industri baru pertama kali akan mengisikan RPBBI. Untuk mengisi
tahun pelaksanaan RPBBI, klik tombol “Aktifkan Tahun”, maka akan fromulir seperti
berikut :

Masukkan Tahun pelaksanaan yang akan ditambahkan (misal 2017), kemudian klik
tombol simpan. Apabila proses berhasil, maka akan menuju ke halaman daftar tahun
pelaksanaan, yaitu baru sattu tahun, yaitu tahun 2017:

Pengisian tahun pelaksanaan RPBBI tidak bisa melebih tahun kalender aktif, misal
diisikan tahun 2018 pada saat tanggal kalender adalah 20 November 2017, maka akan
ditolak dan ditampilkan seperti seperti berikut :

12
Apabila perusahaan sudah pernah melakukan pengisian RPBBI, maka pengisian
Tahun Pelaksanaan RPBBI yang baru dapat dilaksanakan apabila laporan bulanan
tahun sebelumnya sudah diisikan selesai sampai bulan 12.

13
III. RENCANA TAHUN BERJALAN

Rencana Tahun Berjalan atau RPBBI tahun berjalan adalah rencana yang memuat
rencana pemenuhan bahan baku dari sumber-sumber yang sah, rencana penggunaan
bahan baku, rencana produksi dan rencana pemanfaatan hasil hutan olahan untuk
periode 1 (satu) tahun.
RPBBI tahun berjalan disampaikan oleh pemegang IUIPHHK paling lambat tanggal 31
Januari tahun berjalan, dan dalam perkembangannya, pemegang IUIPHHK dapat
menyampaikan perubahan/revisi RPBBI sesuai kebutuhan. Untuk kelancaran
penyampaian RPBBI tahun berjalan, perlu disiapkan data-data secara manual, dan
berikutnya baru diisikan melalui formulir-formulir pada website RPBBI.

A. PERSIAPAN PENGISIAN RENCANA TAHUN BERJALAN


Untuk persiapan pengisian, perlu dipahami terlebih dahulu hal-hal berikut :
1. Kapasitas Izin Produksi
Kapasitas izin produksi adalah kapasitas izin produksi produk kayu olahan primer
yang diberikan sesuai izin usaha industri primer hasil hutan kayu yang diterbitkan
oleh perjabat yang berwenang. Produk kayu olahan primer antara lain Panel Kayu
terdiri dari kayu lapis, veneer, blockboard, particleboard; kayu gergajian, palet
kayu, serpih kayu, wood pellet, arang kayu dan produk lainnya yang berbahan
baku kayu bulat.
Pada satu Izin Usaha IPHHK, dapat terdiri dari beberapa jenis produksi, sebagai
contoh, satu unit industri diberikan izin produksi dengan total kapasitas izin
produksi sebesar 12.000 m3 per tahun yang terdiri dari :
a. Kayu Lapis : 6.000 m3 per tahun
b. Veneer : 3.000 m3 per tahun
c. Kayu Gergajian : 6.000 m3 per tahun

2. Target Produksi
Target Produksi adalah volume produksi kayu olahan primer yang ingin dicapai
oleh perusahaan untuk periode satu tahun, baik untuk keperluan penjualan
maupun untuk keperluan diolah lagi menjadi produk kayu olahan lanjutan.
Penentuan target produksi harus memperhatikan kapasitas izin produksi, dan
besarannya dapat ditentukan berdasarkan riwayat realisasi produksi tahun-tahun
sebelumnya atau atas dasar pertimbangan lain seperti perkembangan pasar dan
pasokan bahan baku terbaru.

Contoh berikut perusahaan menentukan target produksi sebagai berikut :


Jenis Produksi Kapasitas Izin Per Target Produksi Keterangan
Tahun 2017
Kayu Lapis 6.000 6.000 Untuk Ekspor
Veneer 3.000 1.000 Untuk Jual Dalam Negeri
Kayu Gergajian 6.000 4.000 Untuk Diolah Sendiri
Menjadi Furniture

14
3. Kebutuhan Bahan Baku
Kebutuhan bahan baku adalah volume bahan baku kayu bulat dan kayu olahan
setengah jadi yang diperlukan untuk mencapai volume produksi sesuai target
produksi. Kebutuhan bahan baku dihitung berdasarkan rendemen kayu olahan
untuk masing-masing jenis produksi dan jenis bahan bakunya. Referensi standar
rendemen kayu olahan merujuk pada Peraturan Dirjen Bina Usaha Kehutanan
Nomor P.12/VI-BPPHH/2014.
Pengelompokkan jenis bahan baku terdiri dari Kayu Alam, Kayu Tanaman serta
Kayu Perkebunan. Kayu Alam terdiri dari kayu bulat besar kelompok jenis meranti,
rimba campuran, kayu indah atau kelompok jenis lainnya, serta kayu bulat kecil.
Kayu Tanaman terdiri dari jenis-jenis yang umum pada hutan tanaman industri
seperti Akasia dan Eucaltipus, kayu dari tanaman pada hutan rakyat/hutan hak
dan perhutani seperti Albasia/sengon, Jati, Mahoni, Pinus, Jabon dll. Kayu
Perkebunan terdiri dari kayu tanaman pada budidaya perkebunan seperti kayu
karet, yang umumnya dipanen dalam rangka peremajaan tanaman.

Berikut ini contoh perhitungan kebutuhan bahan baku untuk perusahaan yang
menggunakan bahan baku jenis kayu alam dan kayu tanaman.

Jenis Produksi Target Produksi dan Jenis Rendemen Kebutuhan Bahan Baku
Bahan baku
Kayu Lapis 6.000 m3
3.000 m3 60 % 5.000 m3
(bahan baku kayu alam) (kayu alam)
3.000 m3 50 % 6.000 m3
(bahan baku kayu tanaman) (kayu tanaman)
Veneer 1.000 m3 80 % 1.250 m3
bahan baku kayu alam (kayu alam)
Kayu Gergajian 4.000 m3 45 % 8.800 m3
bahan baku kayu tanaman (kayu tanaman)
Kebutuhan Bahan Baku 20.050 m3, terdiri
kayu alam 6.250 m3
kayu tanaman 14.800 m3

Pada contoh di atas, produk kayu lapis menggunakan bahan baku kayu alam dan
kayu tanaman, sedangkan produksi veneer menggunakan bahan baku kayu alam
dan produk kayu gergajian menggunakan bahan baku kayu tanaman. Kebutuhan
bahan baku untuk mencapai target produksi adalah sebesar 20.050 m3, terdiri dari
kayu alam 6.250 m3 dan kayu tanaman 14.800 m3.

4. Rencana Pemenuhan Bahan Baku


Rencana pemenuhan bahan baku adalah rencana pengadaan bahan baku dari
sumber-sumber yang sah dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku untuk
mencapai target produksi. Bahan baku industri dapat dipenuhi dengan kayu dari
kawasan hutan baik hutan alam maupun hutan tanaman, namun dengan
keterbatasan pasokan dari hutan alam dan hutan tanaman, industri dapat
menggunakan bahan baku dari hutan hak, tanaman perkebunan berupa kayu dan
dari impor.

15
Sumber-sumber bahan baku untuk industri primer antara lain :
Sumber Keterangan
a) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan pada Hutan Alam (IUPHHK-HA) Kayu Alam
b) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan pada Hutan Tanaman Industri Kayu Tanaman
(IUPHHK-HT)
c) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan pada Hutan Tanaman Industri Kayu Alam
(IUPHHK-HT), pemanfaatan kayu dalam rangka penyiapan lahan
d) Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan pada perhutanan sosial (HTR, Kayu Tanaman
HKm, Hutan Desa)
e) Izin Pemanfaatan Kayu (IPK) Kayu Alam
f) Hutan Hak, baik tanaman budidaya maupun tanaman yang tumbuh Kayu Tanaman, Kayu
alami Alam, Kayu Perkebunan
g) Perusahaan Perkebunan Kayu Tanaman, Kayu
Perkebunan
h) Perum Perhutani Kayu Tanaman
i) Pemilik/Pedagang Hasil Hutan yang sah (TPT-KB) Kayu Alam dan Kayu
Tanaman
j) Industri Lain Kayu Alam dan Kayu
Tanaman
k) Impor Kayu Tanaman
l) Hasil Lelang Kayu Alam

Dalam rangka pengendalian bahan baku, deklarasi rencana pemenuhan bahan baku
harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung, antara lain :
- Kontrak Kerjasama Pengadaan Bahan Baku
- SK Rencana Kerja Tahunan (RKT) Pensuplai atau dokumen potensi/rencana
penebangan periode tahun berjalan dan atau LMKB 31 Desember Tahun
Sebelumnya
Untuk sumber bahan baku yang merupakan unit manajemen yang melakukan
penebangan pada area perizinan (IUPHHK-HA/HT, IPK, IPPKH, HGU), maka
industri harus membuat kontrak kerja sama suplai/pasokan bahan baku, dilengkapi
dengan dokumen yang menunjukkan adanya rencana tebang/target tebangan
pada periode tahun berjalan. Volume rencana tebang ini untuk membatasi volume
kontrak yang dapat diinput ke Sistem RPBBI.

Untuk sumber bahan baku hutan hak, jenis kayu tanaman, yang rencananya
berasal dari pembelian langsung pada masyarakat, apabila tidak memungkinkan
membuat kontrak supplai pasokan bahan baku, sumber bahan baku dapat diisi
dengan nama Kabupaten asal bahan baku.

16
Contoh Rencana Pemenuhan Bahan Baku adalah sebagai berikut :
No Sumber Bahan Volume Rincian Dokumen Pendukung
Baku (m3) (m3)
1 Stock Akhir Industri 438,25 Meranti : 145,30 LMKB 31 Desember 2016
per 31 Desember RC : 75,35
2016 Albazia : 217.60
2 IUPHHK-HA : PT. 4.000,00 Kayu Alam Kontrak No 01/IK-MS/2017, 28
Maluku Sentosa, Meranti : 2.500 Januari 2017
Maluku RC : 1.500 SK RKT 522.11/ SK/DISHUT-
MAL/18/2017, 27 Januari 2017
3 IPK : PT. Golden 500,00 Kayu Alam Kontrak No 02/IK-GAS/2017, 27
Agro Sejahtera, Meranti 500 Januari 2017
Kalimantan Tengah SK IPK No. RKT 522.11/
SK/177/DISHUT,
10 Januari 2017
4 Hutan Hak 5.000,00 Kayu Tanaman
Kab. Batang, Jateng Albazia 5.000
5 TPT-KB PT. Mandiri 1.000,00 Meranti : 1.000 Kontrak No 02/IK-MTP/2017, 15
Timber Pratama Januari 2017
Jateng
6 Hutan Hak 3.000,00 Kayu Tanaman
Kab. Semarang Albazia 3.000
Jateng
Jumlah 13.938,25 Meranti : 4.145,3
RC : 1.575,35
Albazia : 8.217,6

Pada tabel kebutuhan bahan baku, volume yang dibutuhkan untuk mencapai target
produksi adalah 20.050 m3, sedangkan rencana pemenuhan bahan baku hanya
sebesar 13.938,25 m3. Rencana pemenuhan bahan baku harus dilengkapi dengan
dokumen pendukung, sehingga apabila dokumen pendukung tidak tersedia,
rencana pemenuhan bahan baku menjadi lebih kecil dari kebutuhan bahan baku.

Data Rencana Pemenuhan Bahan Baku yang telah dilengkapi dengan dokumen
pendukung ini digunakan sebagai dasar untuk menyusun dan menyampaikan
RPBBI. Apabila pada waktu berikutnya terdapat rencana baru pengadaan bahan
baku dari sumber lain yang telah dilengkapi dengan dokumen pendukungnya atau
ada perubahan kontrak dari supplier yang telah terdaftar, maka dapat dilakukan
perubahan atau revisi RPBBI.

5. Rencana Pemanfaatan/Penggunaan Bahan Baku


Rencana pemanfaatan bahan baku adalah rencana pemanfaatan bahan baku
untuk keperluan proses produksi. Berdasarkan volume yang telah disusun pada
rencana pemenuhan bahan baku, dibuat pembagian peruntukan penggunaan
bahan baku per jenis produksinya.
Pada contoh sebelumnya, volume rencana pemenuhan bahan baku terdiri dari
kayu meranti sebesar 4.145,3 m3, rimba campuran 1.575,35 m3 dan albazia
8.217,6 m3. Bahan baku tersebut tidak mencapai kebutuhan bahan baku yang
diperlukan untuk mencapai volume peroduksi yang ditargetkan. Berdasarkan
ketersediaan bahan baku tersebut dilakukan pembagian alokasi pemanfaatan
bahan baku. Berikut ini contoh pembagian alokasi pemanfaatan bahan baku per
jenis produksi :

17
Jenis Produksi Bahan Baku Rendemen Rencana
(m3) Produksi
Kayu Lapis Meranti 3.500,00 60 % 2.100,00
R. Campuran 1.000,00 60 % 600,00
Albazia 4.000,00 50 % 2.000,00
Veneer Meranti 645,30 80 % 516.24
R. Campuran 575,35 460.28
Kayu Gergajian Albazia 4.217,60 45 % 1.897,92
Jumlah Total : KL 4.700,00
Meranti 4.145,30 Venner 976,52
R. Campuran 1.575,35 KG 1.897,92
Albazia 8.217,60

Penentuan rencana pemanfaatan bahan baku dapat dilakukan berdasarkan


prioritas produk yang akan diproduksi, dan rendemen kayu olahan dapat diisi
dengan angka rendemen perusahaan yang dapat diperoleh berdasarkan
rendemen tahun tahun sebelumnya.

6. Rencana Produksi
Rencana produksi kayu olahan dihitung berdasarkan angka rencana pemanfaatan
bahan baku dan angka rendemen kayu olahan. Pada contoh rencana
pemanfaatan bahan baku, berdasarkan pengisian angka rendemen setiap enis
produk dan bahan baku, diperoleh angka produksi kayu olahan sebagai berikut
a. Kayu Lapis 4.700,00 m3
b. Veneer 976,52 m3
c. Kayu Gergajian 1.897,92 m3

7. Rencana Pemanfaatan Produk Kayu Olahan


Rencana pemanfaatan produk kayu olahan terdiri dari rencana pemanfaatan untuk
penjualan dalam negeri (local) dan ekspor, serta pemanfaatan sendiri produk kayu
olahan primer diolah menjadi produk sekunder. Volume rencana pemanfaatan
diisikan sebesar volume rencana produksi dan ditambah dengan stok awal produk
kayu olahan primer.
Misal perusahaan mempunyai stok awal tahun
a. Kayu Lapis 125,56 m3,
b. Veneer 82,75 m3 dan
c. Kayu Gergajian 231,82 m3,
maka rincian pemanfaatan kayu olahan dapat dibuat sebagai beriikut :

Jenis Produksi Volume Rencana Keterangan


Pemanfaatan
Kayu Lapis 4.825,56 Ekspor ke Berdasarkan Volume
Jepang Rencana Produksi dan Stok
Veneer 1.059,27 Penjualan ke Awal Tahun
Jateng
Kayu Gergajian 2.129,74 Untuk Diolah
Sendiri

18
B. PELAKSANAAN PENGISIAN DATA RENCANA TAHUN BERJALAN

Untuk pemasukan data rencana tahun berjalan, lakukan klik Menu Rencana Tahun
Berjalan (5), maka akan muncul Menu Rencana Tahun Berjalan (Menu RTB), sebagai
berikut :

Menu RTB terdiri dari 6 (enam) menu (links) yang terdiri dari dua fungsi, yaitu lima menu
untuk pemasukan data dan satu menu untuk pengiriman data. Pada bagian kiri dari masing-
masing menu terdapat tanda CheckBox, yang menunjukkan status pemasukan data. Apabila
sudah dilakukan pemasukan data atau data sudah terisi secara otomasi sistem, maka pada
CheckBox tersebut akan muncul tanda aktif.

Menu Penyampaian RPBBI akan aktif (dapat diakses) apabila pemasukan data sudah
dilakukan secara benar dan lengkap (CheckBox pada kelima menu pengisian data
bertanda aktif).

Urutan pemasukan data Rencana Tahun Berjalan adalah seperti yang tersebut pada Petunjuk
Pemasukan Data pada Menu Rencana Tahun Berjalan, yaitu :
1. Memasukkan Data Rencana Kebutuhan Bahan Baku, (menu no 3).
2. Memasukkan Data Rencana Pemanfaatan Bahan Baku, (menu no 4).
3. Memasukkan Data Rencana Produksi, (menu no 2).
Data ini akan terisi secara otomasi sistem setelah pengisian Data Rencana
Pemanfaatan Bahan Baku.
4. Memasukkan Data Stok Produksi (menu no 1).
5. Memasukkan Data Rencana Pemanfaatan/Penggunaan Hasil Hutan Olahan, (menu
no 5).
6. Menyampaikan Rencana Tahun berjalan, (menu no 6).

19
Rencana Kebutuhan Bahan Baku , Produksi dan Pemanfaatan/Penggunaan Bahan
Baku

Pengisian Data Rencana Kebutuhan bahan Baku, Rencana Pemanfaatan Bahan Baku
dan Rencana Produksi saling berkaitan satu dengan lainnya. Data volume rencana
ketiganya harus saling berkeseuaian.

Berdasarkan contoh-contoh sebelumnya, rencana pemenuhan bahan baku, rencana


pemanfaatan bahan baku dan produksi dapat disusun seperti tabel berikut

Seluruh bahan baku pada rencana pemenuhan bahan baku harus dimanfaatkan untuk
rencana produksi, dan perhitungan rencana produksi dihitung berdasarkan pengisian
rincian rencana pemanfaatan bahan baku serta rendemen kayu olahan per jenis produksi.

Jumlah rencana produksi dari masing-masing jenis produksi primer tidak boleh melebihi
kapasitas izin primer.

1. Rencana Kebutuhan Bahan Baku

Untuk mengisi rencana Kebutuhan Bahan Baku, klik menu Kebutuhan Bahan Baku.
Maka akan muncul tampilan daftar rencana pemenuhan bahan baku :

20
Untuk menambahkan data, lakukan klik tombol Tambah , maka akan muncul pilihan
untuk memilih ‘Asal Bahan Baku’ :

a. Pemasukan Data Rencana Pemenuhan Bahan Baku Dari Sisa Stok Bahan
Baku di IPHHK

Asal Bahan Baku Sisa Stok digunakan untuk memasukkan rencana pemenuhan
bahan baku yang berasal dari Persediaan di IPHHK per 31 Desember tahun
sebelumnya. Apabila sudah pernah mengisikan laporan tahun sebelumnya, maka
data stock bahan baku ini akan terisi dengan data hasil perhitungan sisa bahan
baku tahun sebelumnya sesuai laporan Bulan Desember. Sedangkan untuk
industri yang baru pertama mengisi laporan RPBBI secara elektronik, dapat diisi
dengan data sesuai LMKB 31 Desember tahun sebelumnya.

21
Untuk memasukkan data persediaan kayu olahan setengah jadi, data yang
dimasukkan adalah sisa kayu olahan setengah jadi yang merupakan eks
perolehan dari pihak lain atau IPHHK lain sesuai dengan dokumen rekapitulasi
realisasi pembelian/perolehan kayu olahan setengah jadi dari pihak lain atau
IPHHK lain. Untuk kayu olahan setengah jadi hasil produksi IPHHK sendiri
(veneer produksi sendiri yang akan diproses jadi kayu lapis) tidak dilakukan
pemasukan data pada bagian ini.

Untuk menyimpan hasil pemasukan data, lakukan klik tombol Simpan.

22
Pemasukan data Sisa stock baik kayu bulat besar/kayu bulat sedang dan
/atau kayu bulat kecil serta kayu olahan setengah jadi, hanya dilakukan satu
kali pada tahun pertama IPHHK melaksanakan online, untuk tahun kedua dan
selanjutnya pemasukan data akan dilakukan secara otomasi sistem
berdasarkan laporan bulanan Realisasi RPBBI tahun sebelumnya.

Setelah pengisian Data maka akan kembali ke daftar pemenuhan bahan baku.

b. Pemasukan Data Rencana Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku Dari


Sumber Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dan IPK

Untuk memasukkan data rencana pemenuhan kebutuhan bahan baku dari sumber
izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu (IUPHHK-HA, HTR, HTI, HTHR, IPK/ISL,
Hutan Desa, Hutan Kemasyrakatan, dan Land Clearing Penyiapan Lahan HTI),
langkah-langkah umumnya adalah sebagai berikut :
- Pilih Jenis Sumber Bahan Baku
- Pilih Provinsi Asal Bahan Baku
- Pilih Nama Perusahaan Pensuplai.
Drop Down List Nama Perusahaan akan berisi nama-nama perusahaan sesuai
perizinan dan propinsi yang telah dipilih. Nama-nama perusahaan Pensuplai
ini telah diisikan ke database oleh pengelola system. Apabila User tidak
menemukan nama perusahaan yang dikehendaki, dan mempunyai data
pendukung untuk perusahaan tersebut (SK RKT/IPK/ILS), agar segera
melakukan konfirmasi ke pengelola system.
- Masukkan Data Nomor dan Tanggal Surat Perjanjian Kontrak.
- Masukkan Data Rincian volume Rencana Pemenuhan Bahan Baku.
- Masukkan data stock akhir berdasarkan LMKB/LMKBS/LMKBK tanggal 31
Desember tahun sebelumnya apabila menggunakan bahan baku stock tanggal
31 Desember tahun sebelumnya.
- Masukkan data target RKT/ILS atau IPK/Izin Penebangan atau Pemanfaatan
Tahun Berjalan, apabila menggunakan bahan baku tebangan tahun berjalan.
- Masukkan Data Tanggal LM-KB/LMKBS/LM-KBK dan Nomor dan Tanggal SK.
RKT/ILS atau IPK/Izin Penebangan atau Pemanfaatan tahun sebelumnya,
apabila menggunakan bahan baku stock tanggal 31 Desember tahun
sebelumnya.
- Masukkan data Nomor dan Tanggal SK. RKT/ILS atau IPK/Izin Penebangan
atau Pemanfaatan tahun berjalan, apabila menggunakan bahan baku
tebangan tahun berjalan.
- Untuk sumber bahan baku IUPHHK Pada Hutan Tanaman atau HTI, data stock
31 Desember tahun sebelumnya atau target RKT tahun berjalan, yang
dimasukkan hanya yang berasal dari tebangan kayu produksi hutan tanaman
tidak termasuk dari tebangan kayu produksi hutan alam hasil dalam rangka
penyiapan lahan penanaman HTI.
- Untuk sumber bahan baku kayu alam dari tebangan dalam rangka penyiapan
lahan penanaman HTI, data stock tanggal 31 Desember tahun sebelumnya
atau target RKT tahun berjalan, yang dimasukkan hanya yang berasal dari

23
tebangan kayu produksi hutan alam hasil tebangan dalam rangka penyiapan
lahan penanaman HTI.
- Masukkan penjelasan/informasi tambahan bilamana diperlukan pada Kolom
Keterangan, misalnya data stok tanggal 31 Desember tahun sebelumnya dan
data target RKT tahun berjalan, atau informasi lainnya.

Pilih Sumber Bahan Baku

Pilih Provinsi dan Perusahaan Pensuplai

24
Isikan Rincian Rencana Pemenuhan Bahan Baku

25
Pada contoh di atas, sumber bahan baku dari PT. Maluku Sentosa sudah pernah
digunakan oleh industri lainnya, rincian data pendukung berupa data stok akhir
tahun sebelunya, data target RKT dan data SK RKT sudah terisi, yaitu stock akhir
sebelumnya sebesar 9.281,23 m3 dan target tahun berjalan sebesar 9.893,23 m3.
Apabila menemukan ketidaksesuaian dengan data pendukung yang dimiliki
perusahaan, agar mengusulkan perbaikan kepada pengelola sistem dengan
menyampaikan data-data pendukung yang relevan (dokumen SK RKT dan atau
LMKB).

Simpan isian rencana pemenuhan bahan baku.


Pada saat dilakukan perintah simpan, sistem akan memeriksa ketersediaan sisa
bahan baku pada IUPHHK-HA PT. Maluku Sentosa. Apabila terdapat industri lain
yang telah mengisikan PT. Maluku Sentosa sebagai sumber bahan baku, maka
akan dilakukan pemeriksaan ketersediaan sisa bahan baku yang belum diisikan
oleh industri lain, apabila sisa bahan baku tidak mencukupi, maka akan ditampilkan
pesan bahan bahan baku tidak cukup, contohnya seperti berikut :

Pada contoh di atas, kapasitas suplai dari PT. Maluku Sentosa hanya sebesar
19.714,4 m3 (dari stok akhir tahun sebelumnya 9.281,23 m3 dan target tahun
berjalan 9.893,23 m3), dan sudah digunakan oleh industri-industri yang lain
sebesar 15.324,24 m3, sehingga hanya tersisa 3.390,22 m3. Pada saat
dimasukkan rencana pemenuhan bahan baku sebesar 4.000 m3 maka akan
ditolak karena sisa bahan baku sudah tidak cukup. Hal ini dapat terjadi mungkin
karena kesalahan pengisian data stock akhir tahun sebelumnya dan target tahun
berjalan yang pada sistem, dan operator perusahaan dapat mengajukan
perubahan dengan menyampaikan dokumen pendukugn yang relevan, namun
apabila ternyata data sudah benar, dan industri-industri yang lain benar sudah
mengisikan data kontrak dengan PT. Maluku Sentosa, maka data rencana
pemenuhan bahan baku harus dikurangi volumenya.

Apabila data sisa bahan baku PT. Maluku Sentosa masih mencukupi, data rencana
pemenuhan bahan baku dapat disimpan, dan akan kembali ke halaman Daftar
Pemenuhan Bahan Baku.

Untuk sumber bahan baku yang belum pernah digunakan oleh industri lain, maka
data stok akhir tahun sebelumnya dan data target RKT masih kosong, maka
operator perusahaan berkewajiban mengisi data-data tersebut sesuai dengan
dokumen pendukung yang relevan dan benar.

Sumber Bahan Baku yang belum terdaftar pada Database RPBBI


Sumber bahan baku yang belum terdaftar pada database RPBBI tidak akan
muncul pada daftar perusahaan.
Sebagai contoh, IPK PT. Golden Agro Sejahtera, belum pernah didaftarkan pada
database RPBBI, maka pada saat dipilih sumber bahan baku IPK, dan provinsi
Kalimantan Tengah, tidak akan muncul nama IPK tersebut :

26
Apabila sumber bahan baku belum terdaftar pada database RPBBI, operator
perusahaan agar menyampaikan dokumen pendukung berupa SK IPK kepada
pengelola sistem. Apabila dokumen pendukung dapat diverifikasi kebenarannya,
maka pengelola sistem akan mendaftarkan sumber bahan baku tersebut dan
dapat diakses oleh perusahaan.

27
Pada contoh di atas, setelah sumber bahan baku IPK PT. Golden Agro Sejahtera
ditambahkan, maka dapat diakses oleh operator perusahaan, dan karena PT.
Golden Agro Sejahtera belum pernah digunakan oleh industri lain, maka data
stock akhir tahun sebelumnya 0, target tebangan tahun berjalan 0, dan keterangan
penjelasannya juga masih kosong. Operator perusahaan berkewajiban mengisi
data-data tersebut dengan data yang benar.

Contoh pengisian data untuk IPK PT. Golden Agro Sejahtera, sesuai data rencana
pemenuhan sebelumnya adalah sebagai berikut :

c. Pemasukan Data Rencana Pemenuhan Kebutuhan Bahan Baku Dari


Sumber yang tidak dibatasi dengan target rencana tebangan.
Untuk pasokan bahan baku dari sumber bahan baku Hutan Hak, TPT-KB, Impor
Kayu, Perhutani, Hasil Lelang dan Perusahaan Perkebunan tidak dibatasi dengan
target rencana tebang tahunan. Pengisian sumber bahan baku dilakukan memilih
jenis sumber bahan baku, provinsi asal bahan baku dan sumber bahan baku.
Untuk sumber bahan baku dari Hutan Hak tanaman budidaya, data pensuplai
bahan baku diisi dengan nama-nama Kabupaten, dan apabila perusahaan

28
mempunyai kontrak kerjasama dengan kelompok tani, dapat mengajukan
penambahan nama pensuplai dengan menyampaikan kontrak kerjasama dan data
identitas kelompok tani sebagai pensuplai bahan baku kepada pengelola sistem.

Untuk sumber bahan baku dari Pedagang/TPT-KB/TPT-KO, apabila belum


tersedia pada sistem, perusahaan dapat mengajukan penambahan database
sumber bahan baku dengan menyampaikan dokumen pendukung berupa SK TPT-
KB/TPT-Ko yang masih berlaku.

Contoh pengisian dari Hutan Hak tanaman budidaya adalah sebagai berikut :

Pada contoh isian dari hutan hak, tidak terdapat tempat pengisian stock kayu bulat
dan target RKT. Data jenis kayu yang muncul pada sumber bahan baku dari hutan
hak tanaman budidaya hanya berupa kayu tanaman dan kayu perkebunan.

Contoh pengisian dari TPT-KB/TPT-KO/Pedagang adalah sebagai berikut :

29
Untuk sumber bahan baku dari Pedagang/TPT-KB/TPT-KO, jenis kayu yang
ditampilkan terdiri dari kayu bulat (kayu alam dan kayu tanaman) serta kayu olahan
dan limbah. Kayu alam pada sumber bahan baku ini berasal dari pemegang
IUPHKK-HA atau IPK yang dikirim ke pemlik TPT-KB.

Setelah memasukkan dan menyimpan data rencana pemenuhan bahan baku,


datadata akan masuk ke daftar rencana pemenuhan, misalnya seperti berikut :

30
Setelah selesai melakukan pemasukan data rencana pemenuhan Kebutuhan bahan
baku, maka Daftar Rencana Kebutuhan Bahan Baku akan berisi nama-nama
pensuplai dan jenis bahan baku, dan pada baris terakhir berisi penjumlahan rencana
kebutuhan bahan baku per jenis bahan baku.

2. Rencana Pemanfaatan Bahan Baku

Pengisian Rencana Pemanfaatan Bahan Baku harus memperhatikan ketersediaan


bahan baku yang sudah dimasukkan pada rencana Pemenuhan Bahan Baku.
Pada contoh perhitungan sebelumnya, rencana pemenuhan bahan baku adalah
sebagai berikut :

Jenis Produksi Bahan Baku Rendemen Rencana


(m3) Produksi
Kayu Lapis Meranti 3.500,00 60 % 2.100,00
R. Campuran 1.000,00 60 % 600,00
Albazia 4.000,00 50 % 2.000,00
Veneer Meranti 645,30 80 % 516.24
R. Campuran 575,35 460.28
Kayu Gergajian Albazia 4.217,60 45 % 1.897,92
Jumlah Total : KL 4.700,00
Meranti 4.145,30 Venner 976,52
R. Campuran 1.575,35 KG 1.897,92
Albazia 8.217,60

Untuk memasukkan data rencana pemanfaatan bahan baku, klik Menu


Pemanfaatan/Penggunaan Bahan Baku
Maka akan muncul Daftar Rencana Pemanfaatan Bahan Baku yang masih kosong
sebagai berikut :

31
Selanjutnya Klik Tombol Tambah, maka akan ditampilkan pengisian rencana
pemanfaatan bahan baku.

Pada halaman ini, maka operator perusahaan harus memilih jenis produksi, rincian
volume bahan baku per jenis kayu dan rendemen kayu olahan per jenis produksi dan
bahan bakunya. Contoh pengisian untuk pengisian jenis produksi kayu lapis adalah
sebagai berikut :

32
33
Pada contoh di atas, sistem melakukan penghitungan angka produksi kayu lapis
sebesar 4.700 m3 sesuai rincian volume per jenis kayu dan rendemen nya. Untuk
menyimpan data ini, klik tombol simpan. Perhitungan angka produksi juga akan
disimpan pada isian rencana produksi.

Setelah data dapat disimpan,maka akan kembali ke Daftar Rencana Pemanfaatan


Bahan Baku.

Selanjutnya isikan rencana pemanfaatan bahan baku untuk jenis produk lainnya.

Setelah dilanjutkan pengisian rencana pemanfaatan bahan baku untuk produksi


veneer dan kayu gergajian, maka Daftar Rencana Pemanfaatan Bahan Baku menjadi
seperti berikut :

Rincian rencana pemanfaatan bahan baku tidak boleh melebihi rincian rencana
pemenuhan bahan baku. Apabila pengisian rencana pemanfaatan bahan baku
melebihi rencana pemenuhan bahan baku, maka akan ditolak dan tidak dapat
disimpan.

Perhitungan hasil produksi pada rencana pemanfaatan bahan baku tidak boleh
melebihi kapasitas izin produksi. Apabila hasil perhitungan rencana produksi
melebihi kapasitas izin produksi, maka akan ditolak dan tidak dapat disimpan.

Apabila perhitungan rencana produksi melebihi kapasitas izin produksi,


dilakukan pengurangan dengan mengurangi rencana pemanfaatan bahan baku
atau penyesuaian angka rendemen kayu olahan.

Angka rendemen kayu olahan diatur batas bawah dan batas atas nya dengan
berpedoman pada peraturan tentang Standar Rendemen Kayu Olahan.

34
3. Rencana Produksi

Pengisian data rencana produksi dilakukan secara otomatis pada saat pengisian
rencana pemanfaatan bahan baku.
Setelah pengisian rencana pemanfaatan bahan baku, maka Menu Rencana Tahun
Berjalan menjadi seperti ini :

Chek Box rencana produksi telah aktif, yang berarti data rencana produksi telah
masuk. Untuk melihat data rencana produksi, klik Link Rencana Produksi, maka akan
muncul Daftar Rencana Produksi sebagai berikut :

Data rencana produksi berisi data yang sesuai dengan perhitungan produksi pada saat
pengisian rencana pemanfaatan bahan baku.
Untuk perubahan rencana produksi, dilakukan melalui perubahan rencana
pemanfaatan bahan baku.

4. Stok Produksi

Stok produksi adalah stok/persediaan produk industri pada akhir tahun periode
sebelumnya.
Untuk memasukkan data stok, lakukan klik menu Stok Produksi, maka akan muncul
daftar stok produksi.

35
Untuk menambahkan data, lakukan klik tombol Tambah, maka akan muncul Form
Pengisian Tambah Stok Produksi.

Pilih Jenis Produksi, kemudian masukkan angka nilai stok dan keterangan seperlunya.
Untuk menyimpan, lakukan klik tombol Simpan, maka akan kembali ke halaman Daftar
Stok Produksi. Setelah semua stok produk kayu olahan dimasukkan, maka Daftar Stok
Produksi menjadi seperti berikut :

Daftar Jenis Produk yang muncul disini jenisnya sesuai dengan data jenis produk saat
melakukan pengisian data kapasitas izin pada Bagian Data Pokok.

5. Rencana Pemanfaatan/Penggunaan Hasil Hutan Olahan

Pemanfaatan/Penggunaan Hasil Hutan Olahan adalah pemanfaatan hasil hutan


olahan primer, yang terdiri dari :
1. Pemasaran Ekspor;
2. Pemasaran Dalam Negeri;
3. Intake / Penggunaan Untuk Bahan Baku Industri Lanjutan.

Data yang dimasukkan pada bagian ini adalah data produk kayu olahan primer yang
tercantum dalam perizinan perusahaan. Apabila industri memproses lebih lanjut
produk kayu olahan primer menjadi produk lanjutan dan memasarkan produk
lanjutannya tersebut, maka data yang dimasukkan pada bagian ini adalah volume
produk kayu olahan primer yang diproses untuk bahan baku produk lanjutan, dan
diisikan pada bagian Intake.

36
User IPHHK dapat melaporkan data pemasaran produk sekunder atau lanjutan
apabila IPHHK melakukan pengisian data kapasitas izin industri sekunder dan mengisi
data rencana produksinya.

Untuk mengisi data Rencana Pemanfaatan/Penggunaan Hasil Hutan Olahan, lakukan


klik link Pemanfaatan/Penggunaan Hasil Hutan Olahan, maka akan masuk ke
halaman Daftar Pemanfaatan Hasil Hutan Olahan

kemudian klik tombol Tambah, maka akan masuk ke halaman pengisian rencana
pemanfaatan produk kayu olahan. Pilih jenis produksi dan isi rencana pemanfaatan
produk kayu olahannya (Ekspor, Dalam Negeri atau Intake)

- Jenis Produksi, untuk memasukkan data jenis produk yang akan dimanfaatkan.
- Rencana Eksport, Pilih Negara Tujuan, masukkan data volume yang akan
dieksport ke Negara tersebut, dan masukkan harga per M3 (dalam USD)
- Rencana Pemasaran dalam negeri, Pilih Propinsi Tujuan, masukkan data volume
yang akan dipasarkan ke Propinsi tersebut, dan masukkan harga per M3 (dalam
Rp)
- Rencana Intake/Lanjutan, untuk memasukkan data volume produk primer hasil
industri sendiri yang akan dipakai sendiri (diproses untuk menghasilkan produk
sekunder)
- Untuk menyimpan hasil pemasukan data, lakukan klik tombol simpan, maka akan
kembali ke Daftar Rencana Pemasaran Hasil Hutan Olahan.

37
Setelah semua rencana pemanfaatan kayu olahan diisikan, maka Daftar Rencana
Pemanfaatan Kayu Olahan akan menjadi seperti berikut :

Untuk melakukan Perubahan atau Menghapus data, lakukan klik tombol Edit atau
Hapus.

6. Mengirimkan/Menyampaikan RPBBI
Setelah selesai mengisi data Stok Produksi, Rencana Produksi, Rencana Kebutuhan
Bahan Baku dan Rencana Pemanfaatan Hasil Hutan Olahan, maka Menu Rencana
Tahun Berjalan akan menjadi seperti berikut :

Tanda pada Check Box pada menu 1 s/d 5 sudah aktif dan Links Penyampaian RPBBI
sudah aktif.
Untuk menyampaikan RPBBI Tahun Berjalan, klik links Penyampaian RPBBI .

Apabila masih ada kesalahan maka data tidak bisa dikirim, dan akan muncul pesan
pesan kesalahan yang perlu diperbaiki, misal sebagai berikut :

38
Pesan kesalahan di atas muncul karena Rincian Rencana Pemenuhan Bahan Baku
tidak sesuai dengan Rencana Pemanfaatan Bahan Baku.
- Rencana Kebutuhan Bahan Baku Kayu Hutan Alam sebesar 24.502,95 M3, namun
rencana pemanfaatannya hanya 24.002,95 M3 (tidak sesuai).
- Rencana Kebutuhan Bahan Baku Kayu Hutan Tanaman sebesar 6.000 M3, namun
rencana pemanfaatannya hanya 0 M3 (tidak sesuai).
- Rencana Kebutuhan Bahan Baku Kayu Perkebunan sebesar 4.500 M3, namun
rencana pemanfaatannya hanya 0 M3 (tidak sesuai).

Untuk memperbaiki kesalahan ini, lakukan perubahan data pada Rencana Kebutuhan
Bahan Baku atau Rencana Pemanfaatan Bahan Baku. Perbaikan data rencana
pemanfaatan bahan baku dilakukan melalui pengisian data rencana produksi.

Apabila pengisian data sudah benar, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

1. Klik tombol Buat Cover untuk membuat Cover Laporan RPBBI.


2. Klik tombol Buat Surat untuk membuat Surat Pengantar Laporan RPBBI.
3. Masukkan Nama Pengirim
4. Nomor Surat Pengantar
5. Lakukan klik tombol Simpan, untuk mengirimkan RPBBI atau klik tombol Batal
untuk membatalkan pengiriman.

39
Setelah dilakukan klik Simpan maka secara data RPBBI terkirim sesuai
peruntukannya. Data RPBBI dapat diakses oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan
Hutan Produksi, Dinas Kehutanan Provinsi dan Balai Pengelolaan HUtan Produksi
Lestari (sesuai wilayah kerja masing-masing)

Untuk melihat laporan yang sudah dikirim, dapat diakses melalui Menu :
Laporan UM > Bukti Penyampaian RPBBI dan Laporan Bulanan Realisasi RPBBI

Maka akan muncul daftar laporan yang sudah dikirim sebagai berikut :

Klik pada Ikon Laporan pada sebelah kanan, maka akan ditampilkan laporan RPBBI
yang sudah disampaikan.

C. Perubahan RPBBI (Revisi)

Dalam hal terjadi perubahan Rencana Pemenhuhan Bahan Baku, Rencana


Penggunaan Bahan Baku serta Rencana Produksi pada RPBBI yang telah
disampaikan sebelumnya, IPHHK melaporkan perubahan RPBBI.

Untuk melakukan revisi, lakukan klik Menu Perubahan Rencana Tahun


Berjalan/Revisi, makan akan muncul Menu Revisi RPBBI sebagai berikut :

40
Angka Revisi yang dimunculkan adalah sesuai dengan laporan RPBBI/Revisi terkahir
yang sudah dikirim oleh perusahaan. Pada contoh di atas, ditampikan Revisi ke-1,
berarti yang disampaikan terakhir adalah Rencana Tahun Berjalan, dan belum pernah
dilakukan perubahan.
Klik Link Lakukan Revisi ke-1 maka akan muncul pernyataan yang menginformasikan
status revisi keberapa yang akan dilaksanakan dan mengkonfirmasi kepada pengguna
apakah benar-benar akan melakukan revisi, seperti berikut :

Apabila akan melakukan revisi, klik tombol Ya, maka akan muncul menu Revisi
sebagai berikut :

Menu pada pemasukan data revisi sama dengan menu pada pemasukan data rencana
tahun berjalan. Pada menu revisi, tanda pada Check Box pada menu 1 s/d 5 sudah
aktif dan Menu/Links Penyampaian RPBBI (6) sudah aktif, hal ini menunjukkan bahwa
semua data rencana sudah terisi.
Data yang ada dalam revisi ini masih sama dengan data RPBBI yang sudah dikirimkan
sebelumnya.

Proses pengisian data pada revisi sama dengan proses pemasukan data pada rencana
tahun berjalan.

Apabila operator perusahaan akan membatalkan proses revisi, silakan klik Links
Batal Revisi, maka data RPBBI akan dikembalikan pada data yang sudah disampaikan
sebelumnya.

41

Anda mungkin juga menyukai