Partus Osce
Partus Osce
• Persalinan Normal
• Kala I : proses membukanya serviks
– Fase laten : bukaan < 3cm (selama 8 jam)
– Fase aktif : bukaan 4 - 10 cm (lengkap) selama kira-kira 6 jam (1 cm/jam)
• Kala II: proses melahirkan bayi
– Dimulai sejak bukaan serviks lengkap hingga lahirnya bayi
– Batas waktu 60 menit pada nullipara dan 30 menit pada multipara
• Kala III: proses melahirkan plasenta
– Dimulai sejak lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta
– Batas waktu 30 menit
• Kala IV: pemantauan keadaan ibu
– Dimulai sejak lahirnya plasenta sampai 2 jam setelahnya
– Oksitosin 10 IU/cc
• Kontrasepsi
• Pos Kontrasepsi (IUD)
1. Tanyakan ke pasien dan pasangan sudah mengetahui metode-metode kontrasepsi?
2. Perlu diterangkan/dijelaskan terlebih dahulu atau sudah mantap pada suatu pilihan?
3. WAJIB menjelaskan perihal kontrasepsi yang dipilih
4. Inform consent akhir untuk persetujuan dan di TTD
5. Melakukan pemeriksaan pra-pemasangan IUD (pemeriksaan gynecology) dan
pemasangan IUD dengan baik
• Kontrasepsi
• Alamiah (KB tambahan saja, jangan jadikan utama): metode amenorea laktasi (MAL) 6
bulan awal & harus ASI eksklusif; koitus interuptus; pantang senggama (metode
kalender tengah siklus haid, lendir servix lebih kental, dan peningkatan suhu basal)
• Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (5-8 tahun). IUD Cu-T dengan reaksi peradangan
menghambat fertilisasi dan implantasi ke endometrium
• Hormonal: pil, suntik, implan, patch (belum ada di Indonesia) bisa progresteron saja,
bisa kombinasi progresteron dengan estrogen. Saat ini sudah ada IUD hormonal berisi
estrogen & progresteron, bertahan 3-5 tahun.
• Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi (untuk usia wanita >35 tahun)
• PENGGUNAAN KONTRASEPSI BERDASARKAN TUJUAN
• AKDR/IUD (Harus Dijelaskan ke Pasien untuk Inform Consent)
• Indikasi: kontrasepsi jangka panjang (bertahan 5-8 tahun, bahkan bisa s.d 10 th untuk
Cu-T)
• Kontraindikasi: pasien dengan pelvic inflammatory disease (PID), meno-metroragia,
dismenorea berat, dan adanya infeksi lokal (tatalaksana terlebih dahulu agar klinis
tenang)
• Cara Kerja: dengan reaksi peradangan dari tembaga/Cu membuat suasana agar
sperma sulit masuk ke dalam rahim dan bertemu dengan ovum. Melalui peradangan
juga membuat zigot (hasil pembuahan) sulit nidasi/implantasi ke endometrium untuk
berkembang biak
• Teknik pemasangan: HARUS STERIL! Untuk mencegah terjadinya infeksi. Prinsip KB
dan pemasangan IUD adalah HARUS tidak sedang hamil, jadi waktu terbaik: saat
menstruasi hari terakhir, atau di luar masa subur dnegan sebelumnya melakukantest
pack atau USG
• AKDR/IUD (Harus Dijelaskan ke Pasien untuk Inform Consent)
• Efek Samping Fisiologis: spotting/flek/bercak darah sedikit sekitar 1 minggu post
pemasangan
• Efek Samping Patologis: demam, radang panggul, nyeri pinggang, nyeri haid lebih
parah dari biasanya, perdarahan yang lebih banyak saat haid/di luar siklus
(menometroragia), keputihan yang banyak
• Edukasi: kontrol 1 bulan sesudah pemasangan jika tidak terdapat efek samping
patologis. Segera kembali ke dokter jika terdapat efek samping patologis
• Efektivitas & Reversibilitas: 99% (1 dari 100 ibu yang menggunakan IUD dapat hamil),
reversibilitas dapat langsung kembali sesudah pencopotan IUD secara spontan
• AKDR/IUD Lainnya
• IUD atau AKDR dapat bertahan 5-8 tahun dan mudah untuk kembali ingin mempunyai
anak (hanya dengan mengeluarkan AKDR dari rahim) sehingga perencanaan kehamilan
dapat diprediksi
• Pasien dengan obesitas , hipertensi, dislipidemia merupakan kontraindikasi
penggunaan kontrasepsi hormonal karena terdapat estogren.
• Pasien yang sedang ASI eksklusif juga tidak boleh diberikan estrogen karena inhibisi
terhadap hormon prolaktin untuk ASI
• Tubektomi merupakan kontrasepsi mantap dan akan sulit lagi dilakukan reanastomosis
tuba kembali apabila masih ingin memiliki anak
• Kondom dapat terjadi kegagalan seperti karet yang bocor dan pemakaian yang tidak
tepat sehingga pencegahan kehamilan tidak dapat diprediksi
• Sonde & Tenaculum
• PEMASANGAN IMPLAN
• Kontrasepsi
• Alamiah (KB tambahan saja, jangan jadikan utama): metode amenorea laktasi (MAL) 6
bulan awal & harus ASI eksklusif; koitus interuptus; pantang senggama (metode
kalender tengah siklus haid, lendir servix lebih kental, dan peningkatan suhu basal)
• Mekanik: kondom (wanita, pria), IUD (5-8 tahun). IUD Cu-T dengan reaksi peradangan
menghambat fertilisasi dan implantasi ke endometrium
• Hormonal: pil, suntik, implan, patch (belum ada di Indonesia) bisa progresteron saja,
bisa kombinasi progresteron dengan estrogen. Saat ini sudah ada IUD hormonal berisi
estrogen & progresteron, bertahan 3-5 tahun.
• Kontap (KB mantap): tubektomi, vasektomi (untuk usia wanita >35 tahun)
• PENGGUNAAN KONTRASEPSI BERDASARKAN TUJUAN
• Alat Pemasangan Implan
• Manekin Tangan
• Sarung tangan steril dan APD lainnya
• Betadine+baskom kecil
• Duk bolong steril
• Lidoqain+spuit 3cc
• Epinefrin (obat emergency)
• Pisau bisturi (blade/skalpel dan pemegang blade)
• Trochar dan Implan set
• Hecting set
• Implan (Harus Dijelaskan ke Pasien untuk Inform Consent)
• Indikasi: kontrasepsi hormonal jangka panjang (bertahan 3-5 tahun), usia reproduksi,
telah memiliki anak atau belum, menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi
dan pencegahan kehamilan jangka panjang, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi,
pasca persalinan dan tidak menyusui, pasca keguguran, tidak boleh menggunakan
kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen
• Kontraindikasi: 1. Hamil atau diduga hamil 2. Tidak dapat menerima pola haid yang
terjadi 3. Hipertensi ( > 160/90 mmHg ) 4. Diabetes mellitus 5. Riwayat hati atau ikterus
6. Obesitas 7. Perdarahan pervaginam yang belum diketahui penyebabnya 8. Stroke 9.
Kanker payudara
• Cara Kerja: 1. Lendir serviks menjadi lebih kental. 2. Mengganggu proses
pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi. 3. Mengurangi transportasi
sperma. 4. Menekan ovulasi
• Edukasi: kontrol 1 bulan sesudah pemasangan jika tidak terdapat efek samping
patologis. Segera kembali ke dokter jika terdapat efek samping patologis/ingin mencabut
implant. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implant dipasang bila ditemukan hal-
hal sebagai berikut : 1. Amenorrhea yang disertai nyeri perut bagian bawah 2.
Perdarahan yang banyak dari kemaluan 3. Rasa nyeri pada lengan 4. Luka bekas insisi
mengeluarkan darah atau nanah 5. Ekspulsi dari batang implant 6. Sakit hebat atau
penglihatannya menjadi kabur 7. Nyeri dada hebat 8. Dugaan ada kehamilan
• Implan (subkutan)
• Dahuluà menggunakan trokar dan dengan 6 kapsul/tabung
• Saat ini (direkomendasikan)à menggunakan 2 kapsul/tabung dengan masa kerja 3
tahun (bkkbn), sudah terdapat trokar dan pendorongnya
• Terbaruà menggunakan 1 kapsul/tabung saja
• Langkah
• Perkenalan diri
• Menanyakan Identitas
• Anamnesis: alasan datang ke dokter, indikasi pemasangan implan, kontraindikasi
pemasangan implan, anamnesis khas obgyn (riw. Pernikahan, persalinan, menstruasi,
KB)
• Konseling mengenai efek samping implan dan hal medis yang berhubungan dengan
implan
• Informed consent pemasangan implant
• Dispossable 1 paket, semua sekali pakai, trokar lebih lunak dari trokar stainless
• Meminta pasien untuk mencuci tangan yang tidak dominan dengan bersih
menggunakan sabun dan air mengalir
• Langkah (2)
• Asepsis & antisepsis
• Tangan kiri/non-dominan lebih baik, medial tangan, 8 cm atau 4 jari di atas fossa cubiti
• Anestesi tempat masuk dan sepanjang 2 tabung implan, jarak sekitar 15-30 derajat,
"V"
• Pemasangan implan dengan sterilà 2 buah kapsul membentuk "V" sudut 30° (jangan
terlalu berdekatan), subkutan
• Tekan bagian ujung implan pertama agar tidak bergeser/ikut kembali/terlalu masuk.
Usahakan bentuk "V"
• Pastikan implan yang sudah terpasang teraba di bawah kulit
• Balut dengan kassa+plester (tanpa jahitan)
• Masukkan alat-alat ke larutan klorin 0,5% dan bersihkan sampah medis/non-medis
• Edukasi mengenai waktu kontrol dan efek samping
• Menanyakan adakah yang ingin ditanyakan?
• Info Tambahan
• Pemasangan dilaksanakan pada bagian tubuh yang jarang bergerak. Berdasarkan
penelitian, lengan kiri merupakan tempat terbaik untuk pemasangan, yang sebelumnya
dilakukan anaestesi lokal
• Tahap pasca tindakan:
• Pasien menjaga agar daerah sayatan tetap kering minimal selama 3 hari untuk
mempercepat penyembuhan dan mengurangi kemungkinan infeksi
• Lengan akseptor kadang-kadang terasa membengkak dan berwarna kebiru-biruan. Hal
tersebut biasanya akibat tindakan suntikan atau pemasangan implant dan akan
menghilang dalam 3-5 hari
• Aff/lepas implan sesudah 3 tahun
• Efek Pasca Tindakan (Segera Konsultasi ke Dokter)
• Gangguan haid
• Jerawat
• Perubahan libido
• Keputihan
• Perubahan berat badan, dll
• Bila terjadi hal-hal tersebut diatas konsultasikan kepada dokter untuk
memperoleh konseling dan tatalaksana lebih lanjut